PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MOTIVASI CETEMAT DASAHIL PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SDN 1 KENDALREJO

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS V SDN 3 TLOGOSARI SEMESTER II TAHUN

Oleh : Darsih Windarwanti Guru SMP Negeri 1 Paron ABSTRAK

RAHYANTI YUDIATI, S.Pd.

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat 14. mencapai hasil belajar yang meksimal.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Volume 6 Nomor 2-Juli 2015 ISSN:

PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD NEGERI DERU KECAMATAN SUMBERREJO BOJONEGORO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hubungan Metode Demonstrasi dengan Ketuntasan Belajar

Minarlin Listiani 12. Guru SDN 2 Tamansari Situbondo

Ahmad Yasin 5. Kata Kunci: metode kooperatif model group investigation, hasil belajar. Guru SDN 03 Tlogosari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Jus Sulastri SDN 009 Tanjung Palas

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri

Volume 07, Nomor 02, desember 2016

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

Setyagung Budi Cahyono 4

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD PADA SISWA SD

Kata Kunci: Pengembangan Pembelajaran dan Pemberian Balikan.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 5 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Seting dalam penelitian ini meliputi: Materi yang diteliti, tempat dan waktu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Ratna Juita

Oleh: Unik Maryani SD Negeri 3 Ngantru, Trenggalek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA SD

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui Metode Kooperatif Model TAPPS

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN

ISSN No Media Bina Ilmiah 71

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Suminem dan Siti Khaeriyah MAN 2 Kota Pontianak, Dinas Pendidikan Kota Pontianak

BAB III METODE PENELITIAN

Suyono 20. Kata kunci : Media Pembelajaran, Media Gambar, IPA, Hasil Belajar. Guru SDN 3 Tlogosari Situbondo

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

Lince Sibuea Guru SDN Bojong Rawalumbu VIII, Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU KELAS V PADA SEKOLAH BINAAN

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa SMP

Fadhli Nirwansyah SMA Negeri 4 Tanah Jambo Ayee Aceh Utara ABSTRAK

Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Kooperatif

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Yasin Priyadi 13, Agustiningsih 14

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK adalah suatu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEJARAH. Tri Hartoto

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV SDN 01 LUHAK NAN DUO

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 di

Transkripsi:

Agus Susilo, Peningkatan Motivasi Belajar Matematika... PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MOTIVASI CETEMAT DASAHIL PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN 06/07 SDN KENDALREJO Oleh: Agus Susilo SD Negeri Kendalrejo, Talun, Blitar Abstrak. Cara agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas. Tujuan dalam peneliltian ini adalah () meningkatkan motivasi belajar Mataematika dengan menggunakan motivasi Cetemat Dasahil pada siswa kelas V SDN SDN Kendalrejo Tahun pelajaran 06/07, () meningkatkan aktivitas belajar Mataematika dengan menggunakan motivasi Cetemat Dasahil pada siswa kelas V SDN SDN Kendalrejo Tahun pelajaran 06/07. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan/ tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kendalrejo Tahun pelajaran 06/07. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa pembelajaran dengan motivasi Cetemat Dasahil memiliki dampak positif dalam meningkatkan Motivasi belajar siswa kelas V SDN KendalrejoTahun pelajaran 06/07 yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%) dan siklus II (77,78%). Kata Kunci: Matematika, Motivasi, Peningkatan Permasalahan motivasi belajar merupakan salah satu akar permasalahan keberhasilan proses belajar-mengajar. Bagaimanapun hebatnya guru dan lengkapnya fasilias, kalau tidak dapat membangkitkan motivasi belajar, maka akan sia-sia. Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategis untuk membangkitkan motivasi belajar. Salah satu kendala yang dihadapi guru kelas adalah ketika akan menyampaikan materi pelajaran matematika dan memotivasi siswa belajar matematika. Ada kesan dalam pikiran anak-anak, bahwa matematika merupakan pelajaran yangg sulit dan menakutkan. Pelajaran matematika sering menghantui para siswa, apalagi penyampaiannya terasa kaku dan mencekam. Hal tersebut akan terkikis habis dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang menyenangkan. Siswa tidak akan selalu merasa salah, berat, kesulitan, bahkan frustasi. Semua proses seharusnya dilalui dengan suasana yang enjoy, tidak terasa mengikat. Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap akhir dari rangkaian proses belajar mengajar adalah tes akhir suatu mata pelajaran yang dilakukan melalui tes formatif, tes akhir cawu, tes akhir semester atau tes ujian kenaikan kelas bagi siswa kelas enam sekolah dasar. Di dalam menghadapi tes ujian kenaikan kelas bagi siswa Kelas V sekolah dasar perlu adanya penyegaran terhadap materi ajar yang telah diterima oleh siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan. Bagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar siswa

JUPEDASMEN, Volume, Nomor, April 07 5 nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas, yang siap atau tidak siap, mau tidak mau, harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar tidak terlupakan oleh anak didik. Dalam hal ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan segala memori di benak siswa yang telah mereka terima. Guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu. Salah satu metode pengajaran yang bisa membuat anak bisa dan harus mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka terima adalah cara belajar aktif model pembelajaran meninjau kembali kesulitan pada materi pelajaran (Ahmad, 00). Menurut Zaini (00) Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar. Motivasi merupakan aspek mental dalam diri siswa. Guru perlu menyadari bahwa, belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal hanya dengan kegiatan belajar aktif seara individual. Agar belajar manjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, daya nalar, analogi, prediksi, dan sejumlah kerja otak serta intuisi untuk mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menggunakan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, lincah, ceria, leluasa, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras. Pembangkitan kembali kesemangatan anak sangat diperlukan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Salah satu bentuk motivasi yang dapat diterapkan adalah motivasi Cetemat Desahil. Siswa perlu dipandu secara sehat agar tidak mengalami titik jenuh atau kebuntuan yang berkibat pada hilangnya motivasi belajar. Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan tersebut di atas maka dalam penelitian ini penulis merumuskan judul sebagai berikut:

6 Agus Susilo, Peningkatan Motivasi Belajar Matematika... Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Dengan Menggunakan Motivasi Cetemat Dasahil pada Siswa Kelas V SDN Kendalrejo Tahun Pelajaran 06/07. Penelitian ini bertujuan untuk: () meningkatkan motivasi belajar Matematika dengan menggunakan motivasi Cetemat Dasahil pada siswa Kelas V SDN Kendalrejo Tahun Pelajaran 06/07; () meningkatkan aktivitas belajar Matematika dengan motivasi Cetemat Dasahil pada siswa Kelas V SDN Kendalrejo Tahun Pelajaran 06/07 Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: () Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan Motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika; () Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi dan manfaat bagi siswa. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) simultan terintegratif, dan (d) administrasi sosial ekperimental. Dalam penelitian tindakan ini guru bertindak sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalai penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif Action Research Classroom atau Penelitian Tindakan Kelas (PT- K). PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. (Mukhlis, 000: 5) Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan (Mukhlis, 000: ). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning

JUPEDASMEN, Volume, Nomor, April 07 7 (rencana), acting (tindakan), observing (pengamatan), dan reflecting (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dapat lakukan melalui tahapantahapan yang secara sistyematis dapat dilihat pada gambar berikut. Penjelasan alur di atas adalah: () rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran; () kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran aktif model meninjau ulang kesulitan materi belajar; () refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat; () rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran, dan, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. Identifikasi Masalah Perencanaan Refleksi Aksi Observasi Perencanaan Ulang Refleksi Observasi Aksi Gambar Alur PTK

8 Agus Susilo, Peningkatan Motivasi Belajar Matematika... Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: () Silabus; () Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); () Lembar Kegiatan Siswa; () Tes formatif. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pembelajaran aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran, dan tes formatif. Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Motivasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh ratarata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan : X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunju pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 99 (Depdikbud, 99), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: Siswa. yang. tuntasbelajar. P x00% Siswa. Untuk lembar observasi a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model Meninjau Ulang. Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model Meninjau Ulang digunakan rumus sebagai berikut. P P X = b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru-dan siswa digunakan rumus sebagai berikut. % = X = x x 00 % dengan x Jumahhasil.. pengamatan Jumlah. pengamatan Dimana : % = Presentase pengamatan X = Rata-rata x = Jumlah rata-rata = P P

JUPEDASMEN, Volume, Nomor, April 07 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betulbetul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran dalam meningkatkan Motivasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan Motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran. Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi. Validitas Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 6 soal diperoleh 6 soal tidak valid dan 0 soal valid. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini. Tabel Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa Soal Valid,,, 7, 9, 0,,,,, 7, 9,,, 5, 6, 7, 8, 9, 0,, 6, 7, 8, 9,,,,, 5 Reliabilitas Soal Tidak Valid, 5, 6, 8, 5, 6, 8, 0,,,,,, 5, 0, 6 Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r sebesar 0, 7. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 8) dengan r (95%) = 0,68. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas. Taraf Kesukaran (P) Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 6 soal yang diuji terdapat: - soal mudah - 5 soal sedang - 0 soal sukar Daya Pembeda Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek sebanyak sebanyak 6 soal, berkriteria cukup 0 soal, berkriteria baik 0 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

0 Agus Susilo, Peningkatan Motivasi Belajar Matematika... Siklus I Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut. Tabel Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I No I Aspek yang diamati Pengamatan KBM A. Pendahuluan. Memotivasi siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya. Mengatur siswa dalam kelompokkelompok belajar B. Kegiatan inti. Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif. Membimbing siswa melakukan kegiatan. Melatih keterampilan kooperatif. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan C. Penutup. Membimbing siswa membuat rangkuman. Memberikan evaluasi Penilaian P P Ratarata II Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas III. Siswa antusias. Guru antisias Jumlah Keterangan : Nilai Kriteria Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II. Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut. Tabel Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I No Aktivitas Guru yang diamati Presentase 5,0 8, 5 6 7 8 9 Menyampaikan tujuan Memotivasi siswa Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya Menyampaikan materi/langkahlangkah/strategi Menjelaskan materi yang sulit Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik Membimbing siswa merangkum pelajaran 8, 6,7,,7 0,0 8, 8, No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 5 6 7 8 9 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru Membaca buku Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran Menyajikan/menanggapi pertanyaan/ide Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum pembelajaran Mengerjakan tes evaluasi,5,5 8,7,,9 5, 8,9 6,9 8,9 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu,7 %. Aktivitas lain yang presentasi-

JUPEDASMEN, Volume, Nomor, April 07 nya cukup besar adalah memberi umpan balik/evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar, %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu,5 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa/antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 8,7 %, dan,5 %. Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif model Meninjau Ulang sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Tabel Nilai Tes Formatif Pada Siklus I No. Keterangan Keterangan Skor No.Urut Skor Urut T TT T TT 00 5 80 60 6 50 80 7 70 60 8 70 5 70 9 80 6 80 0 70 7 70 50 8 50 60 9 70 00 0 70 90 70 5 80 70 6 80 70 7 80 70 8 70 60 6 60 6 Jumlah Skor Maksimal ideal 800 Jumlah Skor Tercapai 70 Rata-Rata Skor Tercapai 70,56 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : Jumlah siswa yang belum tuntas : 6 Klasikal : Belum tuntas Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I No Uraian Hasil Siklus I Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 70,56 66,67 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran diperoleh nilai rata-rata Motivasi belajar siswa adalah 70,56dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada siswa dari 8 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa banyak yang lupa dengan materi pelajaran yang telah diajarkan selama hampir satu semester ini. Siklus II Data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 6 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II No I Aspek yang diamati Pengamatan KBM Pendahuluan. Memotivasi siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar Kegiatan inti. Mempresentasikan langkahlangkah metode pembelajaran kooperatif. Membimbing siswa melakukan kegiatan. Melatih keterampilan kooperatif Penilaian P P Ratarata,5,5

Agus Susilo, Peningkatan Motivasi Belajar Matematika.... Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan Penutup. Membimbing siswa membuat rangkuman. Memberikan evaluasi,5 II Pengelolaan Waktu III Antusiasme Kelas. Siswa antusias. Guru antisias,5 Jumlah Keterangan : Nilai Kriteria Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru dengan menggunakan metode pembelajarn kooperatif model meninjau ulang mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu. Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan metode pembelajarn kooperatif model Meninjau Ulang diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan. Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa. Tabel 7 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II No Aktivitas Guru yang diamati Presentase Menyampaikan tujuan 6,7 Memotivasi siswa 6,7 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 6,7 Menyampaikan materi/langkahlangkah/strategi,7 Menjelaskan materi yang sulit,7 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 5,0 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 8, Memberikan umpan balik 6,6 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7 5 6 7 8 9 No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 5 6 7 8 9 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru Membaca buku Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ide Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum pembelajaran Mengerjakan tes evaluasi 7,9,,0,8,6 5, 7,7 6,7 0,8 Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep yaitu 5%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab (6,6%), mnjelaskan materi yang sulit (,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (8,%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%). Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu

JUPEDASMEN, Volume, Nomor, April 07 (%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan. Aktifitas siswa yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (7,9%). Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru (,8%), menulis yang relevan dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (,%), menyajikan hasil pembelajaran (,6%), menanggapi/ mengajukan pertanyaan/ide (5,%), dan mengerjakan tes evaluasi (0,8%). Tabel 8 Nilai Tes Formatif Pada Siklus II No. Keterangan Keterangan Skor No.Urut Skor Urut T TT T TT 00 5 80 80 6 50 80 7 70 60 8 70 5 70 9 80 6 80 0 70 7 70 70 8 50 60 9 70 00 0 70 90 70 5 80 70 6 80 70 7 80 70 8 70 60 6 60 6 Jumlah Skor Maksimal ideal 800 Jumlah Skor Tercapai 70 Rata-Rata Skor Tercapai 70,56 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : Jumlah siswa yang belum tuntas : Klasikal : Belum tuntas Tabel 9 Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 77, Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 77,78 Dari tabel di atas diperoleh nilai ratarata Motivasi belajar siswa adalah 77, dan ketuntasan belajar mencapai 77,78% atau ada siswa dari 8 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa-siswa telah mulai mengulang pelajaran yang sudah diterimanya selama ini sehingga para siswa sebagian sudah mengingat meteri yang telah diajarkan oleh guru.. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan Motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru untuk menghadapi ujian kenaikan kelas (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I dan II) yaitu masing-masing 66,67% dan 77,78 %. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap Motivasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Agus Susilo, Peningkatan Motivasi Belajar Matematika... Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/ media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode belajar aktif model meninjau kesulitan pada materi pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana persentase untuk aktivitas di atas cukup besar. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: () Pembelajaran dengan motivasi Cetemat Dasahil memiliki dampak positif dalam meningkatkan Motivasi belajar siswa kelas V SDN Kendalrejo yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu DAFTAR RUJUKAN Ahmas, Kamaludin. 00. Teori Pembelajaran Aktif. Malaysia: MPTI. siklus I (66,67%) dan siklus II (77,78%); () Penerapan motivasi Cetemat Dasahil mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan rmotivasi tersebut untuk belajar matematika. () Penerapan motivasi Cetemat Dasahil telah dapat diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang segera akan dilaksanakan. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut: () Untuk melaksanakan motivasi Cetemat Dasahil memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benarbenar bisa diterapkan dengan motivasi tersebut, sehingga diperoleh hasil yang optimal. () Dalam rangka meningkatkan Motivasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagi metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat lebih bersemangat dalam belajar. () Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas V SDN Kendalrejo Tahun Pelajaran 06/07. Depdikbud. 997. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit. Dirjen Dikdasmen: Jakarta Mukhlis, Abdul. 000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitian Pelatihan Pe-

JUPEDASMEN, Volume, Nomor, April 07 5 nulisan Karya Ilmiah untuk Guru se- Kabupaten Tuban. Sugiati, Titik. 997. Motivasi Belajar. Jakarta: Cerdas Pustaka. Zaini, Hisyam. 00. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD Center for Teaching Staff Development, Cet.