Implementation of Edu-tourism Program in Museum Asia Afrika Library. Implementasi Program Edu-tourism di Perpustakaan Museum Asia Afrika

dokumen-dokumen yang mirip
2016 IMPLENTASI PROGRAM EDU-TOURISM DI PERPUSTAKAAN

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Toto Fathoni. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH (Studi Deskriptif tentang kepemimpinan Kepala Sekolah di SMAN 10 Bandung)

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isnanda, 2014

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP TINGKAT KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN ISNSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

Oleh Resti Damayanti. Rudi Susilana

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

THE ASSESSMENT OF LIBRARIAN TOWARDS THE RECREATIONAL FUNCTION OF THE LIBRARY IN FULFILLING THE NEED OF INFORMATION

KETERSEDIAAN KOLEKSI TERCETAK DALAM MEMENUHI KEPUASAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN ITB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurbaiti Rahmah, 2015

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERMASALAHAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH. Oleh Tyas Aningrum

BAB I PENDAHULUAN. Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa/Kelurahan, hlm. 7.

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

BAB IV ANALISIS DATA. pendekatan analisis kuantitatif, diperlukan suatu prediksi mengenai. perumusan pertanyaan penelitian. 1

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

Laksmi Dewi. Vol. 2, No. 1, Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kegiatan manusia untuk memperoleh hiburan setelah lelah

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR. Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP. Oleh : Leny Nurhanifah PGSD/ 7A

commit to user BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP FUNGSI PELAYANAN REFERENS DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

PERAN PERPUSTAKAAN YAYASAN MITRA NETRA BAGI TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN Fera Meliza Lestari, 2015

RANCANGAN BUKU PANDUAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UIN IMAM BONJOL PADANG TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada Fakultas Adab Dan Humaniora

BAB I PENDAHULUAN. menganggap hanya sebagai tempat penyimpanan buku. Pada dasarnya menurut

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN REFERENSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR YANG PENTING. Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

PEMANFAATAN SITUS UNTUK KEBUTUHAN INFORMASI AKADEMIK OLEH MAHASISWA FIKOM UNPAD

KETERKAITAN ANTARA KETERSEDIAAN KOLEKSI E-BOOKS 3D DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

PERAN PUSTAKAWAN DALAM UPAYA PROMOSI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN MANGGARAI

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

KONTRIBUSI PELAYANAN TERBITAN BERSERI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI BAGI MAHASISWA DI UPT PERPUSTAKAAN UNIMA

EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA SISWA. Saroni

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OTOMASI PERPUSTAKAAN

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

KARAKTERISTIK PENGGUNA YANG MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN UMUM KOTA SURABAYA

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG BAGI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Monika, 2013

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN OLEH MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2011 DI KAMPUS WATES

PELAKSANAAN FUNGSI REKREATIF PADA LAYANAN RUANG BELAJAR MODERN DALAM MENINGKATKAN MINAT KUNJUNG PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

FAKTOR PENGHAMBAT MINAT PEMUSTAKA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN REFERENSI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PENGEMBANGAN KOLEKSI DI UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN, DI PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN BANGLI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jika kebutuhan dan keinginannya tersebut dapat terpenuhi. Dan sebaliknya mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

Oleh Hada Hidayat Margana Irvan Amir Central Library Universitas Pendidikan Indonesia

PELAYANAN SIRKULASI DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUJIPTO YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

Oleh Rahmatia Karim Stevi S. Sumendap F.V.I.A Koagouw

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen terletak di Jl. Raya

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN MASJID: PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN MASJID BERDASARKAN STANDARDIASASI PERPUSTAKAAN NASIONAL

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO

Pengaruh Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Minat Membaca Siswa. Oleh: Darwyan Syah Imroatun Tatu Uzlifatul Jannah

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

Cooperation Between Teachers with Librarian Service of in Hikmah Teladan Elementary School

FUNGSI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DAN KOLEKSINYA UNTUK KEPUASAN PEMUSTAKA. Oleh Aries Hamidah

BAB I PENDAHULUAN. penulis memilih Perpustakaan Pengadilan Negeri Sukoharjo karena

Transkripsi:

P-ISSN : 2089-6549 E-ISSN : 2582-2182 Tahun 6, Volume 6 No. 1 Mei 2016 Implementation of Edu-tourism Program in Museum Asia Afrika Library Implementasi Program Edu-tourism di Perpustakaan Museum Asia Afrika Oleh : Luqman Fauzi Laksmi Dewi Angga Hadiapurwa Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia luqmanfauzi23@gmail.com Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan pemustaka akan informasi. Permasalahan umum yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi program edu-tourism di perpustakaan Museum konperensi Asia Afrika. Edu-tourism merupakan program yang di terapkan di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA) sebagai salah satu upaya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pemustaka yang berkunjung di perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika yang berjumlah 815 orang pada tahun 2015 dengan jumlah sampel 73 pemustaka yang mengunjungi Perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika. Hasil penelitian menunjukan program edu-tourism mampu memberikan kontribusi yang positif dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Kata Kunci : Edu-tourism, Kebutuhan informasi, implementasi Abstract. This research was based on the information needs of the library users. Issues being the topic of discussion is how implementation of edu-tourism programs in museum of the Asian African Conference library. Edu-tourism is a program implemented in museum library Asia African Conference as part of efforts to meet te information needs of the users library. The method used in this research is descriptive method with quantitative approach. The results of the study show that edu-tourism program is able to provide a positive contribution in meeting the information needs users. Keywords: Edu-tourism, information requirements, implementation 105 Implementasi Program Edu-tourism di Perpustakaan Museum Asia Afrika

PENDAHULUAN Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan saat ini bukan hanya sekedar tempat penyimpanan buku akan tetapi sebagai sumber informasi, tempat penelitian, pendidikan, bahkan sebagai sarana rekreasi. Perpustakaan saat ini sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah yakni dengan adanya Undang-undang mengenai perpustakaan. Di dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan, pada pasal 1 disebutkan bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Selain dari para ahli yang b e r p e n d a p a t m e n g e n a i d e f i n i s i perpustakaan International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) (dalam Sulistyo-Basuki, 1991, hlm. 4) mendefinisikan perpustakaan sebagai kumpulan materi tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai. Dengan demikian perpustakaan merupakan suatu tempat yang menyimpan koleksi-koleksi karya tulis dan karya rekam yang berisikan informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi individu. Perpustakaan memiliki fungsi edukatif, informatif, penelitian dan rekreasi. Dalam studi mengenai fungsi perpustakaan oleh Santi (2014, hlm. 170), menyatakan fungsi perpustakaan saat ini telah bertransformasi menuju layanan yang berkualitas, dimana perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Selajan dengan h a l t e r s e b u t m e n g e n a i f u n g s i perpustakaan dalam studi oleh Riani (2013, hlm. 61) menyatakan bahwa fungsi-fungsi perpustakaan telah di terapkan dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan pemustaka baik secara edukatif, informatif, publikasi, penelitian, dan rekreasi. Perpustakaan menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 pasal 3 yang menyatakan bahwa Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdaskan dan keberdayaan bangsa. Agar dapat memaksimalkan fungsi perpustakaan di masyarakat, maka terdapat beberapa jenis perpustakaan yang ada untuk memenuhi kebutuhan informasi yang beragam. Salah satunya yaitu perpustakaan khusus. Undangundang Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, pada pasal 1 ayat 7 disebutkan bahwa Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka Edulib - Luqman Fauzi, Lakmsi Dewi, Angga Hadiapurwa 106

dilingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan khusus adalah Perpustakaan yang didirikan oleh lembaga/instansi (pemerintah/swasta) yang mempunyai misi dan tujuan tertentu dalam memenuhi kebutuhan pemustaka untuk mengembangkan lembaga/intansi bersangkutan. Perpustakaan khusus berperan menyimpan, mengelola serta menyebarluaskan informasi guna memenuhi kebutuhan pemustaka. Perpustakaan khusus tidak hanya sebagai tempat untuk mengelola informasi saja akan tetapi didirikannya perpustakaan khusus memiliki beberapa tujuan. Sutarno (2006, hlm. 52-53) menjelaskan tujuan perpustakaan khusus diantaranya : 1) Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca masyarakat. 2) Memberikan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka. 3) Mengusahakan agar semua anggota masyarakat dapat mengakses segala macam informasi yang tersedia. 4) Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam meningkatkan i l m u p e n g e t a h u a n d a n keterampilan. E d u - t o u r i s m m e r u p a k a n penggabungan antara konsep pariwisata dengan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman serta keterampilan. Sedangkan pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa sangsakerta yaitu pari dan wisata. Pari mempunyai arti berkali-kali, berputarputar, dan lengkap. Wisata mempunyai arti perjalanan, berpergian. Dengan demikian pariwisata merupakan suatu perjalanan ke suatu tempat yang dilakukan secara individu ataupun berkelompok yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individu atau kelompok tersebut. Kebutuhan merupakan rasa kekurangan individu yang belum terpenuhi. Sejalan dengan hal tersebut Sastradipoera (2006, hlm. 92) menjelaskan kebutuhan adalah setiap kekurangan atau difensiensi yang dirasakan seseorang yang berlawanan dengan kesejahteraannya. Kebutuhan individu berbeda-beda sesuai dengan tujuan individu tersebut memenuhi kebutuhannya. Salah satu kebutuhan individu adalah kebutuhan akan informasi. Kebutuhan informasi merupakan kebutuhan individu akan informasi yang bertujuan untuk menambah serta mengembangkan informasi yang di butuhkannya. Kebutuhan informasi pengguna perpustakaan mencakup pengembangan pengetahuan untuk kepentingan pengembangan wawasan secara individual, kepentingan pendidikan, rekreatif, maupun sosial. Berdasarkan definisi di atas Perpustakaan sebagai 107 Implementasi Program Edu-tourism di Perpustakaan Museum Asia Afrika

sumber informasi di tuntut untuk memenuhi kebutuhan pemustakaanya dalam memenuhi informasi yang di butuhkannya.setiap kegiatan yang dilakukan di perpustakaan umum idealnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan baik dari segi pendidikan, informasi, kebudayan, rekreasi dan lainlain. Maka dengan demikian dengan adanya perpustakaan pemustaka dapat memperoleh informasi yang di butuhkan. Keberagaman kebutuhan informasi yang dibutuhkan diantaranya kebutuhan akan pengetahuan untuk meningkatkan individu atau pemustaka dalam pengetahuanya dan sebagainya. Sejalan dengan hal tersebut Kebutuhan akan informasi individu khususnya yang berkaitan dengan individu yang dihadapkan dengan berbagai media penampung informasi, maka muncul berbagai jenis kebutuhan informasi yang diungkapkan Katz, Gurevitch dan Haas (dalam Yusup, 2009, hlm. 206) menyatakan ada 5 jenis kebutuhan informasi diantaranya : 1. Kebutuhan kognitif Kebutuhan kognitif merupakan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, serta pemahaman akan lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Hal ini memang benar bahwa seseorang menurut pandangan psikologi kognitif mempunyai kecenderungan untuk mengerti dan menguasai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan informasi kognitif ini dapat memberikan kepuasan atas hastarat keingintahuan dan penyelidikan seseorang. 2. Kebutuhan afektif Kebutahan afektif merupakan kebutuhan untuk penguatan estesi, hal dapat menyenangkan dan pengalaman emosional. Berbagai media baik dalam bentuk cetakan maupun dalam bentuk rekaman elektronik juga sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. 3. Kebutuhan integrasi personal Kebutuhan integrasi personal merupakan kebutuhan untuk p e n g u a t a n k r e d i b i l i t a s, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan ini berasal dari hastrat individu untuk mencari harga diri. 4. Kebutuhan integrasi sosial Kebutuhan integrasi sosial merupakan kebutuhan untuk penguatan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini di dasari oleh hastrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain. 5. Kebutuhan imajinasi Kebutuhan imajinasi merupakan Edulib - Luqman Fauzi, Lakmsi Dewi, Angga Hadiapurwa 108

kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiiburan atau pengalihan. Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pemustaka yang berkunjung di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika yang berjumlah 815 orang pada tahun 2015 dengan jumlah sampel 73 p e m u s t a k a y a n g m e n g u n j u n g i Perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian dimaksud untuk menjawab rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus. Rumusan masalah umum pada penelitian ini adalah Bagaimana implementasi program edu-tourism di perpustakaan Museum konperensi Asia Afrika Rumusan masalah khusus pada penelitian ini yaitu (1) Bagaiamana implementasi program edu-tourism dalam aspek kognitif pemustaka?(2) Bagaiamana implementasi program edutourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek afektif pemustaka?(3) Bagaimana implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek integrasi personal p e m u s t a k a? ( 4 ) B a g a i a m a n a implementasi program edu-tourism dalam aspek integrasi sosial pemustaka?(5) Bagaiamana implementasi program edutourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek imajinasi pemustaka? Adapun pembahasannya sebagai berikut: 1. Rumusan Masalah Umum Berlandaskan pada hasil penelitian yang dilaksanakan, diperoleh gambaran mengenai program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka menunjukan tanda positif. mempunyai dampak positif pada perpustakaan program edu-tourism mempunyai potensi dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka baik pada aspek kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial, dan imajinasi. Dengan demikian Perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika sebagai tempat wisata yang bersifat pendidikan harus mengembangkan program edutourism baik dalam metode dan penggunaan media dalam pelaksanaan program edu-tourism. Pengembangan metode dalam program edu-tourism diantaranya metode ceramah, story telling, dan diskusi. Selain pengembangan metode penggunaan media audio visual sangat mendukung keberhasilan program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan 109 Implementasi Program Edu-tourism di Perpustakaan Museum Asia Afrika

informasi pemustaka di perpustakaan dikarenakan program ini mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pemustka baik secara kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial, maupun kebutuhan imajinasi yang dikemukaan oleh Katz, Gurevitch dan Haas (dalam Yusup, 2009, hlm. 206) pemustaka sebagai salah satu tujuan perpustakaan sebagai sumber informasi. 2. Rumusan Masalah Khusus a. Aspek Kognitif Berlandaskan hasil angket yang telah diuraikan sebelumnya mengenai implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek kognitif menunjukan hasil yang sangat baik. Dengan demikian program edu-tourism mempunyai m e m p u n y a i k o n t r u b u s d a l a m aspek kognitif pemustaka. Dengan demikian program edu-tourism di perpustakaan mampu memberikan kontribusi yang positif kepada p e m u s t a k a d a l a m m e m e n u h i kognitif pemustaka. b. Aspek Afektif Berlandaskan hasil perhitungan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek afektif pemustaka mennunjukan hasil yang sangat baik. Dengan demikian program edutourism mempunyai kontribusi dalam aspek afektif pemustaka. Program edutourism di perpustakaan mampu memberikan kontribusi yang positif kepada pemustaka dalam memenuhi afektif pemustaka. c. Aspek integrasi personal pemustaka Berlandaskan hasil perhitungan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai pengaruh program edu-tourism dalam aspek integrasi personal pemustaka menunjukan hasil yang sangat baik. Dengan demikian program edutourism mempunyai kontribusi dalam aspek integrasi personal pemustaka. Program edu-tourism di perpustakaan mampu memberikan kontribusi yang positif kepada pemustaka dalam aspek integrasi personal pemustaka. d. Aspek integrasi sosial pemustaka Berlandaskan hasil perhitungan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai pengaruh program edu-tourism dalam aspek integrasi sosial pemustaka menunjukan hasil yang sangat baik. Dengan demikian program edutourism mempunyai kontribusi dalam aspek integrasi sosial pemustaka. Edulib - Luqman Fauzi, Lakmsi Dewi, Angga Hadiapurwa 110

Program edu-tourism di perpustakaan mampu memberikan kontribusi yang positif kepada pemustaka dalam aspek integrasi sosial pemustaka. e. Aspek imajinasi pemustaka Berlandaskan hasil perhitungan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai implementasi program edu-tourism dalam memenuhi kebutuhan informasi pada aspek imajinasi pemustaka menunjukan hasil yang sangat baik. Dengan demikian program edutourism mempunyai pengaruh dalam a s p e k i m a j i n a s i p e m u s t a k a. Pengembangan metode ini dalam program edu-tourism di perpustakaan mampu memberikan kontribusi yang positif kepada pemustaka dalam aspek imajinasi pemustaka. SIMPULAN Berlandaskan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa implementasi program edu-tourism mempunyai kontribusi yang positif dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika. Kebutuhan informasi pemustaka meliputi kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial dan imajinasi pemustaka. Akan tetapi pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka pengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pelayanan, fasilitas, lingkungan dan lain-lain. 1. Simpulan Khusus a. Program edu-tourism mempunyai kognitif pemustaka di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika. Hal tersebut menunjukan program edu-tourism di perpustakaan harus pemustaka. Semakin baik program edu-tourism di perpustakaan maka semakin terpenuhi kebutuhan kognitif pemustaka. b. Program edu-tourism mempunyai afektif pemustaka di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika. Hal tersebut menunjukan program edu-tourism di perpustakaan harus pemustaka. Semakin baik program edu-tourism di perpustakaan maka semakin terpenuhi kebutuhan afektif pemustaka. c. Program edu-tourism mempunyai integrasi personal pemustaka di perpustakaan Museum Konperensi 111 Implementasi Program Edu-tourism di Perpustakaan Museum Asia Afrika

Asia Afrika. Hal tersebut menunjukan program edu-tourism d i p e r p u s t a k a a n h a r u s pemustaka. Semakin baik program edu-tourism di perpustakaan maka semakin terpenuhi kebutuhan integrasi personal pemustaka d. Program edu-tourism mempunyai integrasi sosial pemustaka di perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika. Hal tersebut menunjukan program edu-tourism d i p e r p u s t a k a a n h a r u s pemustaka. Semakin baik program edu-tourism di perpustakaan maka semakin terpenuhi kebutuhan integrasi sosial pemustaka e. Program edu-tourism mempunyai i m a j i n a s i p e m u s t a k a d i perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika. Hal tersebut menunjukan program edu-tourism d i p e r p u s t a k a a n h a r u s pemustaka. DAFTAR PUSTAKA Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sutarno, NS. (2003). Perpustakaan dan masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.. (2006). Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktis. Jakarta: Sagung Seto. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Riani, N. (2013) Implementasi fungsi perpustakaan di perpustakaan Annaif SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. [Online] Tersedia pada d i g i l i b. u i n - suka.ac.id/14876/.../10140076_bab -i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf Diakses 20 Agustus 2015. S a n t i, T. ( 2 0 1 4 ) Tr a n s f o r m a s i perpustakaan Uin SU menuju layanan yang berkualitas [Online] T e r s e d i a p a d a http://library.iainsu.ac.id/journal/in dex.php/iqra/article/view/2 Diakses pada 10 Agustus 2015. Yusuf, PM. (2009). Ilmu informasi, komunikasi dan kepustakaan. Jakarta: Bumi Aksara. Sastradipoera, K. (2006). Pengembangan dan pelatihan. Bandung: Kappa- Sinaga. Edulib - Luqman Fauzi, Lakmsi Dewi, Angga Hadiapurwa 112