BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observational analitik dengan desain penelitian cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2010), desain penelitian cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Garment bagian menjahit CV. Maju Abadi Garment, Kecamatan Ngrungkem, Kabupaten Sukoharjo pada bulan September 2015 sampai Januari 2016. C. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian adalah tenaga kerja di bagian menjahit di CV. Maju Abadi Garment yang berjumlah 180 orang. Selanjutnya dilakukan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu : 1. Kriteri Inklusi a. Tenaga kerja wanita b. Usia produktif 18-50 tahun. c. Masa kerja 2-5 tahun. 30
31 d. Tidak mempunyai gangguan mekanis pada tulang hingga kelainan pada tulang seperti cacat hingga patah tulang. e. Bersedia menjadi responden penelitian. 2. Kiteria Eksklusi a. Durasi kerja > 8 jam b. Memiliki riwayat patah tulang. c. Tidak bersedia menjadi responden. Setelah di inklusi dan eksklusi yang masuk ke dalam kriteria inklusi dan eksklusi ada 83 orang. D. Teknik Sampling Teknik untuk pengambilan sampel, dimana pada penelitian ini menggunakan simple random sampling, pada teknik ini diambil dari populasi yang sudah termasuk inklusi dan eksklusi (Notoatmodjo, 2010). E. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja menjahit di CV. Maju Abadi Garment dengan perhitungan besar sampel minimal dengan rumus : n = NZ (1-α/2) 2 P(1-P) Nd 2 +Z (1-α/2) 2 P(1-P) n = (83)(1,96) 2 0,5(1-0,5) (83)(0,1) 2 +(1,96) 2 0,5(1-0,5)
32 n = 79,7132 1,7904 n = 45 Keterangan : n N Z (1-α/2) 2 = besar sampel = besar populasi = tingkat kepercayaan 95% = 1,96 P = proporsi kejadian 0,5 d = besar penyimpangan 0,1 (Riyanto, 2011) Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan besar sampel minimal sebanyak 45 responden. Dalam penelitian hubungan postur kerja duduk dan gerakan berulang terhadap keluhan cumulative truma disorder (CTD) secara simple random sampling akan diambil sebanyak 50 tenaga kerja menjahit di CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo.
33 F. Desain Penelitian Populasi Simple Random Sampling Sampel Uji Spearman Postur Kerja Duduk Gerakan Berulang Ya Sebaran Data Normal Uji Pearson Tidak Uji Spearman Keluhan Cumulative Trauma Disorder (CTD) Keluhan Cumulative Trauma Disorder (CTD) Uji Regresi Gambar 9. Desain Penelitian G. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang saling berkaitan, yaitu variabel bebas akan mempengaruhi terhadap variabel terikatnya. Identifikasi variabel penelitian berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah postur kerja duduk dan gerakan berulang.
34 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keluhan cumulatif trauma disorder (CTD). 3. Variabel Pengganggu Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu : b. Variabel terkendali : jenis kelamin, usia, kesegaran jasmani, masa kerja dan riwayat klinis. c. Variabel pengganggu tidak terkendali : pekerjaan monoton. H. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Postur Kerja Duduk Postur kerja duduk yang dilakukan pekerja saat menjahit dengan posisi meja dan kursi yang ukurannya sama setiap orang yang diukur dengan menggunakan metode penilaian postur tubuh. Alat Ukur : Lembar Kerja Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Hasil Pengukuran : Skor 1-2 (tingkat risiko rendah) : tidak ada masalah dengan postur kerja Skor 3-4 (tingkat risiko sedang) : adanya perubahan postur kerja diperlukan investigasi lebih lanjut Skor 5-6 (tingkat risiko tinggi) : diperlukan adanya
35 investigasi dan perbaikan segera Skor + 7 (tingkat risiko sangat tinggi) : diperlukan adanya investigasi dan perbaikan secepat mungkin Skala Pengukuran : Ordinal 2. Gerakan Berulang Gerakan pada anggota tubuh bagian atas yang dihitung selama satu menit selama pekerjaan menjahit. Alat Ukur : Stopwatch Skala Pengukuran : Rasio 3. Keluhan Cumulatif Trauma Disorder (CTD) Keluhan yang dirasakan pekerja pada bagian otot dari tingkat keluhan pegal-pegal sampai rasa nyeri berdasarkan pembagian pada lembar kerja. Alat Ukur : Lembar Kerja Kuisioner Skala Pengukuran : Kategorik I. Instrumen Penelitian a. Lembar Kerja Penilaian Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Sebuah lembar kerja penilaian yang digunakan untuk menilai postur kerja duduk tenaga kerja. Cara Kerja :
36 1) Memilih postur tubuh yang akan dinilai 2) Menilai kedua sisi anggota tubuh 3) Menentukan skor tubuh dan menganalisis hasil skor b. Kuisioner Nordic Body Map (NBM) Kuisioner Nordic Body Map terdiri dari penilaian skala likert dengan 28 pertanyaan, 4 alternatif jawaban yang terdiri dari tingkat keluhan tidak sakit, tingkat keluhan agak sakit, tingkat keluhan sakit dan tingkat keluhan sangat sakit. Cara Kerja : 1) Menyiapkan kuisioner 2) Melakukan wawancara pekerja 3) Pengisian kuisioner untuk pekerja 4) Perhitungan skor dan menganalisis skor pada kuisioner. c. Alat Tulis Alat tulis (bolpoin dan kertas) yaitu alat yang digunakan untuk mencatat hasil dari pengukuran postur kerja berdiri dan keluhan nyeri bahu. d. Busur Derajat e. Kamera dan kamera video Dua alat tersebut digunakan untuk mengambil dokumentasi serta mengambil rekaman aktivitas pekerja sebagai penilaian dan perhitungan dengan metode RULA dan juga digunakan sebagai bukti pelaksanaan penelitian.
37 f. Stopwatch Alat yang digunakan untuk mengukur waktu seorang tenaga kerja dalam bekerja pada pengukuran jumlah gerakan berulang per menit yang dilakukan oleh tenaga kerja. Cara kerja : 1) Reset alat terlebih dahulu sehingga display menunjukkan angka 000. 2) Tekan start untuk memulai perhitungan waktu. 3) Apabila perhitungan sudah mencapai satu menit, matikan alat dengan menekan tombol stop. J. Cara Kerja Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan a. Peneliti membuat survei pengantar untuk melakukan survei awal penelitian. b. Peneliti mengajukan surat pengantar ke CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo. c. Peneliti melakukan survei awal, yaitu melihat kondisi tempat kerja, proses kerja serta kondisi tenaga kerja. d. Peneliti menerangkan Inform Concent Penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut :
38 a. Peneliti membagikan lembar pertanyaan data responden dan wawancara satu persatu tenaga kerja yang bekerja di bagian menjahit tersebut mengenai identitas diri serta hal-hal yang berhubungan dengan postur kerja duduk, gerakan berulang dan keluhan cumulative trauma disorder (CTD). b. Melakukan pengukuran postur kerja duduk dengan menggunakan lembar data Rapid Upper Limb Assessment (RULA). c. Melakukan pengukuran gerakan berulang dengan menggunakan alat ukur stopwatch. d. Melakukan pengukuran keluhan cumulative trauma disorder (CTD) dengan menggunakan kuisioner Nordic Body Map (NBM). e. Merekap data perolehan hasil penelitian. 3. Tahap penyelesaian Mengumpulkan semua data yang telah diperoleh, mengolah data, mengumpulkan data menggunakan SPSS dan menarik simpulan dari analisis data. K. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sebagai berikut : 1. Analisis Bivariat Penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearmen untuk mengetahui hubungan antara postur kerja duduk dengan keluhan cumulatif trauma
39 disorder (CTD) dan untuk hubungan gerakan berulang dengan keluhan cumulatif trauma disorder (CTD). 2. Analisis Multivariat Penelitian ini menggunakan uji Regresi Logistik untuk mengetahui hubungan antara ketiga variabel yaitu postur kerja duduk dan gerakan berulang dengan keluhan cumulatif trauma disorder (CTD) yang berskala data kategorik (Dahlan, 2013). Hasil analisis data bivariat dengan interprestasi hasil sebagai berikut : 1. Jika p (value) < 0,05 maka dinyatakan signifikan. 2. Jika p (value) > 0,05 maka dinyatakan tidak signifikan. 3. Jika r value 0,2 sd < 0,4 maka hasil uji dinyatakan korelasi lemah. 4. Jika r value 0,4 sd < 0,6 maka hasil uji dinyatakan korelasi sedang. 5. Jika r value 0,6 sd < 0,8 maka hasil uji dinyatakan korelasi kuat. 6. Jika r value 0,8 sd 1 maka hasil uji dinyatakan korelasi sangat kuat (Dahlan, 2013). Jika analisis data bivariat tidak berhubungan (korelasi lemah) maka dibutuhkan transformasi data berupa metode log10, akar kuadrat, akar tiga. Setelah data terdistribusi normal dilanjutkan menggunakan analisis bivariat kemudian dilanjutkan menggunakan uji regresi logistik (Dahlan, 2013).