DAMPAK ZONA INDUSTRI "TRHABAP ASPEK SOSlAE EKONOMl MAS'IARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK ZONA INDUSTRI "TRHABAP ASPEK SOSlAE EKONOMl MAS'IARAKAT

DAMPAK KAWASAN INDUSTRI TERHADAP ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Kasus Desa Karang Asem Timur dan Sentul, Kec. Citeureup, Kab.

DAMPAK KAWASAN INDUSTRI TERHADAP ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Kasus Desa Karang Asem Timur dan Sentul, Kec. Citeureup, Kab.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

KAJIAN FENOMENA URBANISME PADA MASYARAKAT KOTA UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. Sumawinata, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan salah satu pemikir besar ekonomi kerakyatan Indonesia.

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

4. KARAKTERISTIK DESA. Pertemuan 5

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan, akan tetapi perubahan antara kelompok dengan kelompok

(Kasus Dua Kabupaten di Propinsi Jawa Timur)

(Kasus Dua Kabupaten di Propinsi Jawa Timur)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PEMBANG TERHADAP PERGESERAN MAYA P.E WARGA DESA BARENGKOK KECAMATAN CIKAND PATEN SERANG

PENGARUH PEMBANG TERHADAP PERGESERAN MAYA P.E WARGA DESA BARENGKOK KECAMATAN CIKAND PATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang penelitian ini dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama

PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN KELEBIHAN TENAGA KERJA

Oleh : Sumiawati A

PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN. Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya

IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang bersuku Gayo dan daerahnya terletak di Dataran Tinggi tepatnya

Perubahan Regional (Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah)

Oleh AMIA LUTHFIA A JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EXONOMI PERTANIAN IFAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAM BOGOR

Oleh AMIA LUTHFIA A JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EXONOMI PERTANIAN IFAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAM BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. arah perubahan struktural desa-kota diharapkan dapat berlangsung secara seimbang

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah trofis dengan luas

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

BAB I PENGANTAR. masa yang akan datang. Selain sebagai sumber bahan pangan utama, sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan

(2) aparat desa; (3) pemilik lahan; dan (4) bumh tani, sedangkan sesudah ~emban~unan real

PROFIL DESA Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kompetisi yang ketat. Pengaruh budaya asing juga sangat membentuk kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perguruan tinggi disuatu daerah seringkali akan mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC (Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. sektor terutama sektor transportasi. Luasnya wilayah jasa pelayanan angkutan darat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah 02/04/2013 7:59

Pemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

SOSIOLOGI PERKOTAAN (Lanjutan)

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

1 ty:/f- ANALISIS BASIS PERTANIAN DALAM RANGKA PEMBANGUNAN WILAYAH

1 ty:/f- ANALISIS BASIS PERTANIAN DALAM RANGKA PEMBANGUNAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

INDUSTRIALISASI DAN MIGRASI TENAGA KERJA SEKTOR DI KOTA CILACAP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. karena manusia melangsungkan hidupnya dengan cara berinteraksi di. Kondisi sosial ekonomi menunjukkan tingkat kesejahteraan

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA Dl KALlMAAiTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan dan pertumbuhan kota-kota besar di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memacu pertumbuhan di berbagai sendi kehidupan seperti bidang ekonomi,

ANALISIS KELEMBAGAAN IRIGASI DALAM RANGKA PROYEK REHABILITASI SISTEM DAN BANGUNAN IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

TUGAS AKHIR RUMAH SUSUN SEWA DI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun

IDENTIFIKASI SEKTOR BASIS DAN KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH DI PROVINSI PAPUA OLEH BAMBANG WAHYU PONCO AJI H

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(Kasus lindustri Kecil Batako, di Desa Cigombong Kecamatan Gijeruk, ten Bogor,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dalam negeri telah mengalami pergeseran, semula didominasi

IDENTIFIKASI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT AKIBAT KEBERADAAN INDUSTRI DI KECAMATAN KALIWUNGU TUGAS AKHIR. Oleh: YOWALDI L2D

A. Gambaran Umum Lokasi KKN

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA Dl KALlMAAiTAN TIMUR

PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Persyaratan Ujian Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Transkripsi:

DAMPAK ZONA INDUSTRI "TRHABAP ASPEK SOSlAE EKONOMl MAS'IARAKAT (Studi Kasus Desa Karang Asern Timur dan Bojong Koneng. Kec. Citeureup, Kab. Bogor) Oleh DWIYATI HANDAYANI A 24 0122 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMl PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANlAN BOGOR 1992

rntcyx&y. i. $,@,., j.... DWIYATI HA.NDAYAN1. DAMPAK ZONA INDUSTRI TERHADAP ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT. Studi Kasus Desa Karang Asem Timur dan Bojong Koneng, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. (Dibawah bimbingan soeryo Adiwibowo dan Lala M. Kolopaking). Pembangunan.. sektor indu'stri merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena pembangunan industri akan menciptakan berbagai lapangan kerja baru. Perubahan akibat pembangunan indus- tri, selain mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat juga memberi pengaruh terhadap komponen fisik, sosial ekonomi dan sosial budaya. Penelitian ini bertujuan menelaah dampak zona industri terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat, khususnya aspek perekonomian, kependudukan, interaksi sosial dan keiembagaan tradisional. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode survei dengan iokasi sebagai desain eksperimen. Penelitian ini dilakukan di Desa Karang Asem Timur dan Bojong Koneng, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Desa Karang Asem Timur merupakan desa yang dipandang -- banyak mengalami perubahan sebagai akibat hadirnya berbagai industri berat dan menengah di Zona Industri Citeureup. Untuk meneliti "besar" dampak yang timbul dan arah perubahan yang dialami Desa Karang Asem Timur,

digunakan desa kontrol, yaitu Desa Bojong Koneng. Desa Bojong Koneng dipilih sebagai desa kontrol karena memiliki kondisi lingkungan yang serupa dengan Desa Karang Asem Timur sebelum ada Zona Industri Citeureup. Dampak terhadap struktur perekonomian di Desa Karang Asem Timur ditandai oleh berubahnya secara mendasar pola penggunaan lahan dari sektor pertanian ke sektor industri, mata pencaharian penduduk, peluang berusaha dan prasarana serta sarana perekonomian. Perubahan-perubahan tersebut menunjukkan bahwa Desa Karang Asem Timur mengalami perubahan struktur perekonomian, dari yang semula bercorak pertanian ke corak industri. Dampak Zona Industri Citeureup terhadap kependudukan di Desa Karang Asem Timur terlihat dari tingginya tingkat migrasi masuk. Migrasi masuk yang tinggi ini mendorong tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk di Desa Karang Asem Timur meningkat pesat dibandingkan Desa Kcneng. Bojong Masyarakat Desa Xarang Asem Timur mempunyai tingkat interaksi sosial relatif rendah. Hal ini diakibatkan beragamnya mata pencaharian penduduk desa tersebut Selain itu muncul kecenderungan ikatan berdasarkan tempat --- tinggal mulai bergeser ke ikatan berdasarkan keluarga inti, tempat kerja dan daerah asal. Tingkat kebutuhan masyarakat-desa Karang Asem Timur terhadap kelembagaan tradisional (pengajian, gotong-royong

dan arisan) relatif rendah. Hal ini diakibatkan munculnya rasa individualisme di kalangan masyarakat Desa Karang Asem Timur sebagai akibat beragamnya mata pencaharian, beragamnya asal daerah penduduknya serta rendahnya tingkat interaksi sosial di kalangan masyarakat desa tersebut. Perubahan-perubahan akibat adanya Zona Industri Citeureup tersebut telah merubah Desa Karang Asem Timur yang semula "desa ruraltt menjadi "desa urban". tersebut dicirikan oleh perubahan fungsi Perubahan kelembagaan tradisional di Desa Karang Asem Timur, ditandai dengan kecenderungan fungsi yang terspesialisasi dan banyak dipengaruhi oleh media massa sebagai sumber informasi. Munculnya komersialisasi dan rasionalisasi banyak mempengaruhi kelembagaan yang ada serta gejala memudarnya ikatan berdasarkan tempat tinggal yang digantikan oleh ikatan berdasarkan keluarga inti, tempat kerja dan daerah asal mulai tampak di dalam kehidupan masyarakat

DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA LAPORAN KARYA ILMIAH IN1 BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor Maret 1992 'A DWI v