BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan allah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 1. lembaga Amil Zakat (LAZ). Kedua keduanya telah

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA. Al Ba ly, Abdul Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan. Syari ah. Terjemahan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kejayaan Islam dimulai pada masa Rasulullah SAW hingga masa khulafa arrasyidin

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH PSAK 109 PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NURUL HAYAT CABANG MALANG SKRIPSI

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dan tanggung jawab moral umat Islam dalam upaya menghapus

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Islam, sehingga bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat tertentu wajib

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. posisi sangat penting, strategis dan menentukan bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN ZAKAT DI DOMPET PEDULI UMMAT-DAARUT TAUHIID (DPU-DT) CABANG SEMARANG

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB I PENDAHULUAN. Islam berguna untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi yang lebih

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

ANALISIS IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE DARI ASPEK AKUNTABILITAS PADA BADAN AMIL ZAKAT (Studi Kasus pada BAZNAS Kabupaten Jepara) SKRIPSI

SKRIPSI PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH STUDY KASUS DI BADAN AMIL ZAKAT KECAMATAN PEDURUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hal

BAB I PENDAHULUAN. berusaha mencari harta, hanya sekali saja ketika seseorang berhasil

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

Imelda D. Rahmawati Firman Aulia P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

RELASI ZAKAT DAN PAJAK PASCA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA GORONTALO. Imran Danial Akuntansi/S1 Akuntansi

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Studi kasus di Desa Mijen Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak)

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak 1. Sebagaimana Firman Allah #$%&'(!! 234 1./'0 +,- )# * 8 ; 8 9 5!6./ DEFG+ ABC/'0?? 9 <=)> ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 2 (Q.S. At-Taubah: 103) Agar zakat yang dikeluarkan oleh seseorang dapat mencapai sasaran penerima yang berhak, maka diperlukan lembaga yang khusus menangani zakat. Di Indonesia, pengelolaan zakat diatur berdasarkan Undang- UndangNomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Keputusan Menteri Agama no. 581 tahun 1999 dan keputusan Deriktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji no. D/29 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat.dalam Undang-Undang No. 38 tahun 1999 bab III pasal 6 dan pasal 7 menyatakan bahwa lembaga pengelolaan zakat di 1 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2006. hal.34 2 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahannya, Surabaya: Duta Ilmu Surabaya, 2005, hal. 273

2 Indonesia terdiri dua macam yakni Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). 3 Tujuan pengelolaan zakat, antara lain, meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. 4 Lembaga zakat merupakan organisasi yang mendapat tanggungjawab (amanah) dari para muzaki untuk menyalurkan zakat yang telah mereka bayarkan kepada masyarakat yang membutuhkan secara efektif dan efisien. Penyaluran secara efektif adalah penyaluran zakat yang sampai pada sasaran masyarakat dan mencapai tujuan. Sementara itu, penyaluran zakat yang efisien adalah terdistribusikannya zakat dengan baik. Sebagai lembaga pemegang amanah, lembaga zakat berkewajiban untuk mencatat setiap setoran zakat dari muzaki baik kuantitas maupun jenis zakat, kemudian melaporkan pengelolaan zakat tersebut kepada masyarakat. Untuk melaksanakan fungsi ini diperlukan akuntansi. Jadi secara sederhana akuntansi zakat berfungsi untuk melakukan pencatatan dan pelaporan atas penerimaan dan pengalokasian zakat. Akuntansi zakat terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi zakat merupakan alat informasi antara lembaga pengelola zakat sebagai manajemen dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Bagi 3 Mansur, Seluk Beluk Ekonomi Islam, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2009, hal. 151 4 Muhammad Hasan, Manajemen Zakat, Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2011, hal 38-39

3 manajemen, informasi akuntansi zakat digunakan dalam proses pengendalian manajemen mulai dari perencanaan, pembuatan program, alokasi anggaran, evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. Informasi akuntansi bermanfaat untuk pengambilan keputusan, terutama untuk membantu manajer dalam melakukan alokasi zakat. Selain itu, informasi akuntansi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan program yang efektif dan tepat sasaran. Pemilihan program yang tepat sasaran, efektif, dan ekonomis akan sangat membantu dalam proses alokasi dana zakat, infak, sedekah, hibah, dan wakaf yang diterima. Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak merupakan lembaga yang mendapakan tanggung jawab (amanah) dari para muzaki untuk menyalurkan zakat yang telah mereka bayarkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Setoran setiap bulan yang terkumpul di Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demakmencapai ratusan juta rupiah lebih. Dana yang terhimpun sebegitu banyaknya harus ada pencatatan akuntansi yang benar supaya dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan undang-undang yang ada, dan sesuai dengan kebutuhan informasi akuntansi saat ini. Demak sebagai kota religiussecara kuantitas dana yang telah dihimpun setiap bulannya mencapai kurang lebih 1 milyar. dana yang terhimpun begitu banyaknya harus ada pelaporan keaungan yang benar sebagai bentuk dtransparansi dan tanggung jawab kepada muzaki dan para pihak yang membutuhkan informasi laporan keuangan tersebut.

4 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang "Penerapan Akuntansi Zakat pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah Bagaimana PenerapanPernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) Nomor 109 pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi zakat pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak? 2. Manfaat penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagaiberikut: a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan danpengetahuan tentang zakat dan infaq/sedekah, akuntansi zakat daninfak/sedekah dan penerapannya, khususnya pada Organisasi PengelolaZakat. b. Bagi Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak dan Organisasi Pengelola Zakat lainnya, Memberikan gambaran penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 109.

5 c. menberikan kontribusi kepada masyarakat atau penulis lain untuk dapat digunaka sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya. D. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penulis bukanlah yang pertama membahas materi ini, pembahasan mengenai lembaga pengelolaan zakat telah banyak ditulis oleh banyak ulama dan pakar dibidang zakat di Indonesia. Termasuk dalam pembahasan konsep akuntansi zakat yang telah dijelaskan oleh: 1. Arif Mufraini dalam bukunya yang berjudul Akuntansi dan Manajemen Zakat, bahwa terdapat seperangkat prinsip-prinsip hal. 21 akuntansi yang dapat dijadikan alat pendekatan kesempurnaan ibadah untuk menentukan dan menghitung kewajiban zakat malnya dengan tingkat kepatutan dan kehati-hatian. 5 2. Mahmudi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh organisasi pengelola zakat harus didukung dengan bukti transaksi yang valid dan sah. Selain terdapat bukti transaksi yang valid dan sah, transaksi tersebut harusdicatat dalam dalam buku catatan akuntansi. Kelengkapan formulir dan dokumen transaksi serta catatan akuntansi sangat penting dalam. 6 3. HertantoWidodo, Ak dan Teten Kustiawan, AK, Akuntansi & Manajemen Keuangan untuk Organisasi Zakat, menyebutkan bahwa Organisasi pengelola zakat adalah institusi yang bergerak dibidang 5 M. Arif Mufraini,Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: kencana, 2006, hlm. 17 6 Mahmudi, Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, Yogyakarta: P3EI Press, 2009,

6 pengelolaan dana zakat, infak/sedekah. Sedangkan definisi pengelolaan zakat menurut Undang-Undang nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan. 7 Dikalangan mahasiswa sendiri Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan menjadi tema dalam skripsi. 4. Siti Muniroh yang merupakan mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, dengan judul Persepsi Masyarakat terhadap Badan Amil Zakat (Studi Kasus di Desa Sambung Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus). Menyatakan terdapat perbedaan pendapat diantara muzakki mengenai persepsi terhadap Badan Amil Zakat yaitu ada yang setuju membayar zakat melalui Badan Amil Zakat karena membayar zakat melalui Badan Amil Zakat itu tidak terasa mengeluarkan zakat karena tinggal memotong gaji dan kita ikut menyukseskan gerakan pengentasan kemiskinan. Bagi yang tidak setuju membayar zakat melalui Badan Amil Zakat hal ini dikarenakan kurang percaya dengan Badan Amil Zakat karena belum tentu disalurkan sesuai dengan criteria yang ditentukan, kalau menyalurkan zakat secara langsungitu lebih cepat dan 7 Hertanto Widodo et al., Akuntansi & Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat, Bandung: Institut Manajemen Zakat, 2001, hal. 6

7 mudah, lebih yakin disalurkan secara langsung karena penyalurannya akan tepat sasaran. 8 5. Skripsi oleh Alfiatun Najah yang merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul Analisis Perlakuan Akuntansi Zakat pada Organisasi Pengelola Zakat (Studi Kasus Badan Amil Zakat Daerah Wonogiri). Menyatakan bahwa penerapan akuntansi zakat pada Badan Amil Zakat Wonogiri menggunakan metode cash basic, sedangkan laporan keuangan yang sebaiknya diterapkan oleh para pengelola organisasi zakat diharapkan mengacu kepada Exposure Draft PSAK No. 109 tentang akuntansi zakat dan infak / sedekah. 9 6. Skripsi Umi Khoirul Umah mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, dengan judul, Penerapan Akuntansi Zakat pada Lembaga Amil Zakat (studi pada LAZ DPU DT Cabang Semarang). Dalam skripsi tersebut Umi Khoirul Umah membahas mengenai pengelolaan zakat namun akan lebih fokus pada penerapan akuntansi zakat di Lembaga Amil Zakat DPUT DT cabang Semarang. 10 Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, permasalahan dalam penelitian yang peneliti akan lakukan memiliki persamaan dan perbedaan. Perbedaannya 8 Siti Muniroh, PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BADAN AMIL ZAKAT (Studi Kasus Di Desa Sambung Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus), skripsi strata 1 Ekonomi Islam, Semarang, perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2008. 9 Alfiatun Najah, ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ZAKAT PADA ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT (Studi Kasus Badan Amil Zakat Daerah Wonogiri) skripsi strata 1 dalam Ilmu Ekonomi Islam, Yogyakarta, perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2010. 10 Umi Khoirul Umah, PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi pada LAZ DPU DT Cabang Semarang), skripsi strata 1 Ekonomi Islam, Semarang, perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2011.

8 adalah permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini lebih dititik beratkan pada penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 109 pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak. E. Metodologi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penyusunan menguunakan metode penelitian kualitatif yang meliputi: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu kegiatan yang dilakukan di lingkungan tertentu baik di lapangan organisasi masyarakat/sosial maupun lembaga pemerintah.penelitian ini dilakukan di Badan Amil Zakat Daerah Demak. 2. Sumber Data a. Data Primer Adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun perseorangan. Data tersebut diperoleh langsung dari objek atau sumber utama, 11 yaitu dari Badan Amil Zakat Daerah Demak, dan data tersebut didapatkan melalui wawancara dan laporan keuangan Badan Amil Zakat Daerah KabupatenDemak. b. Data Sekunder Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak yang lainnya.adapun data sekunder ini meliputi buku atau dokumentasi 11 Azwar Saefudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, hal. 91

9 yang berkaitan dengan masalah, pendapat para ahli hukum dan laporan-laporan hasil penelitian. 12 Data sekunder didapatkan melalui arsip-arsip, dan buku harian yang dibuat oleh pengurus Badan Amil Zakat Daerah Demak. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data, yaitu: 1) Wawancara (Interview) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.percakapan dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 13 Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu wawancara dengan bendahara Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak untuk mengetahui tentang akuntansi yang dipakai oleh Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak, serta wawancara dengan pengurus Badan Amil Zakat Daerah Demak untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak. 2) Dokumentasi Dokumen adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. 14 Penelitian ini juga diperkaya dengan dokumen-dokumen yang menginformasikan proses penelitian, seperti buku-buku tentang zakat, buku tentang akuntansi, dan 12 Ibid, hal. 91 13 Moleong.Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda, 2009, hlm. 186 14 Ibid, hal. 217.

10 buku-buku laporan administratif tentang program kerja dan data lainnya tentang Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak. 3. Metode Analisi Data Data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode yang akan memberikan intepretasi atas hasi-hasil analisis. Analisis data ini dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan hasil olahan data sehingga mudah untuk dibaca atau diinterpretasikan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan penyajian datadatayang selanjutnya akan dianalisis dengan cara memberikan penjelasan agar dapat dibaca serta diinterpretasikan, sehingga akan dapat menggambarkan, menjelaskan dan menguraikan keadaan yang sebenarnya. F. Sistematika Penulisan 1. Bagian awal Terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, Halaman kata pengantar, dan halaman daftar isi. 2. Bagian isi Bagian ini terdiri dari beberapa bab antara lain: BAB I PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang menguraikan latarbelakang penelitiantentang Penerapan Akuntansi Zakat pada Badan Amil Zakat

11 Daerah Kabupaten Demak,kemudian berisi rumusan masalah, tujuandan manfaat penelitian secara sistematik penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulis akan menjelaskan landasan teori yang menjadi dasar penulisan skripsi yang meliputi, kajian ontologis dan epistimologis permasalahan. Obyek kajian yang dibahas adalah Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 109 pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak, yang terdiri dari pengertian,serta segala sesuatu yang berkaitan denganpernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 109. BAB III GAMBARAN PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK Bab ini membahas menegenai jenis penelitian, objek dan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK Dalam bab adalah Analisis Data. Analisis data ini mendiskusikan lebih lanjut data yang yang telah disampaikan sebelumnya tentang pemaparan data yang telah diperoleh serta mengintrepretasikannya. Analisis, diskusi, serta intrepretasi ini disesuaikan dengan permasalahan dan hasil kajian teoritis yang telah diperoleh (pada panyajian data) untuk

12 mendapatkan titik temu antara data lapangan dengan teori yang telah ada, terutama berbagai teori yang mengarah pada akuntansi zakat, sehingga dapat ditemukan penyelesaian atau jawaban yang ingin dicapai oleh peneliti. Analisis dilakukan dengan mengembangkan hasil pengumpulan data yang sejalan dengan permasalahan yang sedang dikaji, yaitu penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 109 pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dari hasil analisi penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 109 pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak yang merupakan jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini serta saran-saran atas permasalahan yang ada untuk penelitian selanjutnya dan penutup.