BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SPINNING DI PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGAYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan. Dalam jangka panjang bunyibunyian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KINERJA PADA KARYAWAN PT. PLN PERSERO SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

BAB I PENDAHULUAN. NIDCD (2010) menyatakan bahwa kejadian gangguan pendengaran akibat bising

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber. Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg

PENGARUH PROSES PEMESINAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA INDUSTRI OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

asuhan keperawatan Tinnitus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB I PENDAHULUAN I-1

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan industri menghasilkan banyak manfaat dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industri dapat berproduksi. yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan, tahun 1988 terdapat 8-12% penduduk dunia menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk (Nanny, 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi, gangguan keseimbangan dan gangguan terhadap pendengaran (ketulian) (Buchari, 2007). Kesehatan merupakan hak dasar (asasi) manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Kesehatan dan keselamatan bagi masyarakat pekerja terbukti memiliki kolerasi langsung dan nyata terhadap kesejahteraan tenaga kerja. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerjaan yang terganggu kesehatannya. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta praktiknya yang bertujuan agar masyarakat atau pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik maupun mental, sosial dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum (Budiono. 2003). 1

Manusia adalah makhluk kompleks, manusia dalam bekerja senantiasa disertai dengan perasaan, emosi, pikiran dan kehidupan sosialnya. Manusia mempunyaidorongan hidup, pemikiran, pertimbangan yang menentukan sikap, perilaku, dan pendiriannya, selain itu manusia mempunyai pergaulan hidup, baik di rumahnya, di tempat kerja maupun di masyarakat. Kondisi kehidupan keluarga tenaga kerja sangat mempengaruhi pekerjaan (Suma mur, 2014). Kemajuan industri serta bertambahnya kegiatan indutri yang di lakukan oleh manusia banyak menimbulkan manfaat untuk kehidupan, akan tetapi di lain sisi banyak juga mudarat yang di akibatkan oleh indutrialisasi kepada lingkungan maupun kepada manusianya sendiri. Kegiatan industrialisasi ini dapat di lihat mulai dari industri rumahan, industri besar (pabrik) baik itu milik swasta ataupun milik negara (BUMN), baik sektor formal maupun sektor informal. Seiring dengan ini maka penggunaan mesin-mesin untuk mempermudah kegiatan industri sangat di perlukan, mulai dari mempercepat proses sampai dengan meningkatkan produktivitas. Meskipun sangat banyak manfaatnya bukan berarti mesin yang di gunakan tidak memiliki dampak buruk, salah satunya adalah sebagai sumber bising, baik dalam intensitas rendah,maupun dalam intensitas yang tinggi. Oleh karena itu kebisingan tidak dapat di pisahkan oleh semua kegiatan industri terutama yang berkaitan dengan mesin. PT. Kereta Api (Persero) bertanggung jawab menjaga keselamatan dan kenyamanan bukan hanya tenaga kerjanya sendiri tetapi juga masyarakat luas yakni penggunaan jasa kereta api, untuk itu diperlukan tenaga kerja yang sehat 2

dan selamat. Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan PT. KAI Dipo Kereta Solobalapan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pemeliharaan lokomotif yaitu perawatan mesin lokomotif secara berkala. Di dalam Dipo memiliki potensial bahaya yang disebabkan oleh mesin atau peralatan kerja, misalnya: terjepit, terpotong, terjatuh dan lain sebagainya. Juga adanya resiko gangguan pernafasan akibat terpapar debu, asap dan gangguan pendengaran akibat suara mesin Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan perusahaan. Sumber daya manusia adalah unsur yang sangat menentukan dalam aktivitas suatu perusahaan. Manajemen harus memberi perhatian penting terhadap sumber daya manusia karena tanpa adanya sumber daya manusia pihak manajemen tidak dapatmelakukan usaha dalam meningkatkan produktivitas (Wuisan, 2007). Daya dengar Seseorang dalam menangkap suara sangat dipengaruhioleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi umur, kondisi kesehatan maupun riwayat penyakit yang pernah diderita, obat-obatan dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal dapat meliputi masa kerja, tingkat intensitas suara di sekitarnya, lamanya terpajan dengan kebisingan, karakteristik kebisingan serta frekuensi suara yang ditimbulkan. Dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi ambang dengar tersebut, yang paling menonjol adalah faktor umur dan lamanya pemajanan terhadap kebisingan (masa kerja di tempat tersebut) (Tarwaka, 2004). 3

Tenaga kerja adalah masyarakat yang harus mendapat perhatian, khususnya masalah kesehataan yang diakibatkan dari lingkungan kerja. Untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif, tujuan demikian mungkin dicapai oleh karena terdapatnya korelasi diaantara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja atau perusahaan (Suma mur P.1996). Kesehatan tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitas yang ditentukan oleh beberapa faktor seperti kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja. Tenaga kerja dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan kerja merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kualitas sumber daya manusia dengan memperhatikan kariawan terutama segala kebutuhanya dalam pencapaian hasil atau output yang maksimal dan berkualitas. Seperti masalah-masalah yang muncul baik secara internal maupun eksternal, karena hal ini akan mempengaruhi cara karyawan dalam bekerja. Masalah yang sangat berkaitan dalam mengurangi tekanan yang di alami karyawan, pemenuhan persepsi atau penilaian rasa puas karyawan yang dapat menyebabkan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan di suatu organisasi. Kebisingan merupakan salah satu penyebab dari penyakit lingkungan yang penting dan termasuk golongan pencemar udara (Putri, 2004). Kebisingan yang ditimbulkan oleh proses industri dapat menyebabkan berbagai kerugian baik bagi para pekerja maupun industri tersebut, bukan tetapi ini tidak dapat disiasati karena kita dapat memanaj baik dari sumber bisingnya langsung ataupun pada pekerjanya sendiri.kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha 4

atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (Kepmen LH No 48. Tahun 1996). Menurut Suma mur (2009), bunyi atau suara di dengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengaran dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat melalui mediaudara atau penghantar lainya, dan manakala bunyi atau suara tersebut tidak di kehendaki maka akan mengganggu system pendengaran. Kebisingan merupakan salah satu faktor fisik lingkungan kerja yang dapat menimbulkan dampak pada gangguan pendengaran (audiotory) dan extra audiotory seperti stress kerja/psikologik, hipertensi,kelelahan kerja dan perasaan tidak senang (annoyance) (Tana, 2002).Faktor tersebut juga menyebabkan stress kerja ataupun gangguan kesehatan jika melebihi nilai ambang batas dan ketentuan yang berlaku. Salah satu kondisi lingkungan yang berpengaruh adalah kebisingan yaitu bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak dikehendaki karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebutdapat mengganggu ketenangan kerja (Sritomo Wignjosoebroto, 2003). Kebisingan dapat bersumber dari mesin produksi yang beroperasi, suara tenaga kerja yang berteriak karena lingkungan bising. Kebisingan dapat menyebabkan instruktur atau tenaga kerja harus berteriak-teriak agar pembicaraannya dapat terdengar sehingga memerlukan tenaga ekstra yang dapat mempercepat timbulnya kelelahan, selain itu kebisingan juga dapat menyebabkan 5

sulit berkonsentrasi, berfikir, lelah berbicara, tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa (Depkes RI, 2003). Dalam lingkungan kerja terdapat beban kerja, yaitu aktivitas yang dibebankan kepada tenaga kerja baik berupa fisik, mental ataupun soaial dan menjadi tanggung jawabnya. Beban kerja fisik dapat berupa kegiatan memikul, mengangkat, berlari, mencangkul, sedangkan beban mental dapat berupa rasa tertekan, adanya masalah pekerjaan baik dengan teman atau atasan, adanya masalah pribadi, pekerjaan yang belum terselesaikan, pekerjaan yang monoton, gangguan kesehatan penyakit kronis. Adapun faktor yang mempengaruhi beban kerja seperti berat beban yang diangkut atau dibawa, jarak angkut dan intensitas pembebanan (Depkes RI, 2003). Faktor tersebut juga menyebabkan stress kerja ataupun gangguan kesehatan jika melebihi nilai ambang batas dan ketentuan yang berlaku. Salah satu kondisi lingkungan yang berpengaruh adalah kebisingan yaitu bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak dikehendaki karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan kerja (Sritomo Wignjosoebroto, 2003), kebisingan dapat bersumber dari mesin produksi yang beroperasi, suara tenaga kerja yang berteriak karena lingkungan bising. Kebisingan dapat menyebabkan instruktur atau tenaga kerja harus berteriak-teriak agar pembicaraannya dapat terdengar sehingga memerlukan tenaga ekstra yang dapat mempercepat timbulnya kelelahan, selain itu kebisingan 6

juga dapat menyebabkan sulit berkonsentrasi, berfikir, lelah berbicara, tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa (Depkes RI, 2003). Kebisingan dan beban kerja yang melebihi ketentuan atau ambang batas di lingkungan kerja perlu dikendalikan karena dapat mengganggu daya kerja terutama kebisingan bernada tinggi, terputus-putus, tiba-tiba dan tak terduga serta tak terkontrol. Faktor kebisingan jika tidak ditangani dengan baik dapat mempengaruhi gerak tubuh seperti gangguan psikomotor dan saraf otonom. Efek pada saraf otonom terlihat sebagai bertambahnya metabolisme dan dapat menyebabkan kelelahan otot yang berupa tremor atau rasa nyeri. Selain itu untuk desain peralatan atau produk dimana tenaga kerja sebagai operator maupun pemakai produk tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan, kebolehan, batasan, kemauan serta sifat tenaga kerja. Harapan dari kemampuan dan kebolehan tenaga kerja seperti kemampuan berkembang, belajar, berpikir, berkreasi maupun beradaptasi dipacu agar lebih baik, sedangkan keterbatasannya seperti batasan fisik, mental, rasa lelah, rasa bosan, cepat lupa, kurang konsentrasi bisa diminimalkan (Sutjana, 2006). Stres kerja adalah kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan serta di karakteristikan oleh perubahan manusia yang memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka berbagai situasi dan tuntuna kerja yang di alami dapat menjadi sumber potensial terjadinya stress.sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan perusahaan. Sumber daya manusia adalah unsur yang sangat 7

menentukan dalam aktifitas suatu petusahaan. Manajemen harus memberi perhatian penting terhadap sumber daya manusia karena tanpa adanya sumber daya manusia pihak manajemen tidak dapat melakukan usaha dalam meningkatkan produktifitas (Wuisan, 2007). Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Solo Balapan, peneliti melakukan pengukuran tingkat kebingan menggunakan alat sound level meter PT KAI DAOP VI Yogyakarta Dipo Solo Balapan merupakan industri perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan kereta api, dalam proses perbaikan Dipo Solo Balapan menggunakan alat-alat atau mesin yang dapat menimbulkan tingkat kebisingan cukup tinggi. Adapun resiko penyakit akibat kerja yang bersumber dari suara mesin, salah satunya adalah gangguan pendengaran. Hal ini disebabkan karena tingkat kebisingan yang melebihi nilai ambang batas yaitu 85 db sampai 85,73 db. Untuk beban kerja di bagian perbaikan diketahui dari hasil pengukuran denyut nadi pada 15 tenaga kerja dan didapatkan hasil rata-rata pengukuran denyut nadi tertinggi 112 denyut per menit dan pengukuran denyut nadi terendah 61 per menit. Sedangkan pada tingkat stres kerja di bagian perbaikan diketahui pekerja yang merasakan stres akibat pekerjaan berjumlah 17 orang sementara sisanya tidak merasakan stres kerja sejumlah 31 orang. 8

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian ringkas di atas, memberi dasar bagi peneliti apakah ada hubungan antara kebisingan dan beban kerja dengan stres kerja pada pekerja unit perbaikan PT. KAI DAOP VI Yogyakarta di DIPO Solo Balapan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara kebisingan dan beban kerja dengan stres kerja pada pekerja unit perbaikan PT.KAI DAOP VI Yogyakrta di DIPO Solo Balapan 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara kebisingan dengan stres kerja pada pekerja unit perbaikan PT. KAI DAOP VI Yogyakarta di DIPO Solo Balapan. b. Untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada pekerja unit perbaikan PT. KAI DAOP VI Yogyakarta di DIPO Solo Balapan. 9

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber informasi, menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan sekaligus sebagai bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber informasi yang bisa di gunakan dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan program penanganan stres kerja agar produktivitas perusahaan tidak menurun khususnya di PT. KAI DAOP VI Yogyakarta DIPO Solo Balapan. 3. Bagi Peneliti Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai isu-isu psikologi industri khususnya menyangkut stres kerja, serta hubungan antara kebisingan dan beban kerja dengan stres di tempat kerja. 4. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan data, sebagai bahan tambahan kajian dan memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka guna pengembangan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja. 10