Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21

dokumen-dokumen yang mirip
PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai?

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

Gereja Memberitakan Firman

M1 (Menerima) Bacalah Injil Yohanes 11: 1-44 dengan hati yang haus sambil berdoa.

KEBEBASAN DARI KEKUATIRAN DAN KEGELISAHAN Bagian ke-2

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus Menampakkan Diri kepada Tujuh Murid Yesus dan Petrus Yesus dan Murid yang Lain Kata Penutup

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Tujuan langsung dari penatalyanan adalah untuk memenuhi misi Allah dan menebus dunia. Allah ingin membuat prinsip penatalayanan menjadi suatu

Kuasa Persekutuan Kecil

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

Gereja Menyediakan Persekutuan

KARUNIA TUHAN UNTUK KESELAMATAN

KUALIFIKASI ROHANI GURU AGAMA KRISTEN. Maria Nervita Acdriani

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

Yohanes 1. Buku Pembimbing: Injil Yohanes

TRAINING BERTEMPAT DI GEREJA SESI 1 - Model Untuk Training Pelayanan

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Gereja Melayani Orang

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Sukacita

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON BELAJAR ALKITAB DAN BERDOA (Ada Surat untuk Anda) 13 Oktober 2012

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2

MENDENGAR SUARA TUHAN

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

SAMPLE. Yesus Kristus. Kisah tentang

MEMBERITAKAN INJIL DENGAN UTUH. Pembinaan Calon Pemimpin Kelompok Kecil UPEMKIP

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa

Gereja Membaptis Orang Percaya

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

KESEMBUHAN. 2. Apakah yang dijanjikan Tuhan bila mereka memenuhi syarat-syarat ini? 3. Bagaimana Ia menyebut diri-nya?

Apa yang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Dirinya Sendiri

BERDOA MENGGUNAKAN BAHASA ROH

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Mengikuti Teladan Kristus Memperkembangkan Karunia Saudara

Perjamuan Kudus. Memperingati Kematian Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan

KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

FAMILY TRANSFORMATION #2 - TRANSFORMASI KELUARGA #2 ROLES WITHIN THE FAMILY - PERAN DALAM KELUARGA

PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN YESUS KRISTUS

Buku buku Perjanjian Baru

Jika Allah hanya peduli pada kegiatan keagamaan,

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

27 AGUSTUS 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat 2 Yohanes (Bagian 102) Wednesday, September 21, 2016

Mencari Keterangan Tentang Yesus

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson

10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

Pembaptisan Air. Pengenalan

Minggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain?

Pengamatan. - Di hadapan Allah perbuatan kita yang terbaik masih rendah mutunya dan tidak memenuhi norma-norma kekudusan-nya.

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

MENJADI PEMIMPIN SEL Sesi 1: DASAR ALKITAB

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda.

Yesus Kristus. David C Cook. All Rights Reserved. Kisah tentang

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Rencana Allah Kehidupan Kristus Teladan Orang-orang Kristen yang Mula-mula

Yesus Adalah Gembala Yang Baik. Kejadian fasal 4,ayat 2, tertulis, " Habel menjadi gembala kambing domba, Kain

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

IKUTLAH AKU. Melayani dunia, Bagian 5. Dr. David Platt

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017.

Karunia. Karunia Pelayanan Lainnya:2 Memberi, Memimpin" Menunjukkan Kemurahan,

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara

Seri Iman Kristen (6/10)

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

SAUDARA BELAJAR BERJALAN

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 89) Friday, November 13, 2015

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

Transkripsi:

Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21 Bunga Rampai Penyunting: Ev. I Putu Ayub Darmawan, M.Pd Sekolah Tinggi Teologi SIMPSON 2017

Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21: Bunga Rampai Penyunting: Ev. I Putu Ayub Darmawan, M.Pd Copy Editing: Kiki Priskila Cover: Maria Benedetta Mustika 136 hlm., Times New Roman 11pt. 15 x 23 cm ISBN: 978-602-60350-5-9 Terbitan I: Agustus 2017. Penerbit: Sekolah Tinggi Teologi Simpson Jl. Agung No. 66, Krajan, Kel. Susukan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang, Jawa Tengah (50526) Telp. (024) 6924853 Email: penerbitan_publikasi@sttsimpson.ac.id Katalog Dalam Terbitan (KDT) Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21: Bunga Rampai/ penyunting: I Putu Ayub Darmawan -- Ungaran: Sekolah Tinggi Teologi Simpson, 2017. vi, 136 hlm.; 23 cm ISBN: 978-602-60350-5-9 1. Teologi 2. Pendidikan Kristen I. Darmawan, I Putu Ayub II. Judul. ii Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21

Daftar Isi Kata Pengantar... iii Daftar Isi... vi 1. Negeri Pancasila: Panggilan Inklusif Gereja di Indonesia Oleh Dr. Sahat M. Sinaga, M.Th... 1 2. Mengapa Mengabarkan Injil? Oleh Pdt. Samuel Sumule, M.Div... 23 3. Murid Yang Memuridkan Oleh Ev. I Putu Ayub Darmawan, M.Pd... 33 4. Model Pengembangan Pelayanan Anak Oleh Edi Sujoko, M.Pd... 47 5. Janji Manis Teknologi Oleh Ev. Sundoro Tanuwidjaja, M.Th... 65 6. Profesionalisme Hamba Tuhan Oleh Pdt. Jamin Tanhidy, M.Th... 75 7. Pemimpin yang Sukses dari Perspektif Kepemimpinan Kristen Oleh Pdt. Dr. Krido Siswanto, MA... 91 Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21 v

8. Makna Gembala Dalam Alkitab Hingga Fungsi Jabatannya Dalam Gerejawi Oleh Pdt. Dr. Priyantoro Widodo, M.Th... 103 9. The Contextual Church Leadership Oleh Pdt. Dr. Enggar Objantoro... 123 Profil Penulis... 135 vi Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21

3 Murid Yang Memuridkan Ev. I Putu Ayub Darmawan, M.Pd A. PENDAHULUAN Dalam pelayanan yang Tuhan Yesus lakukan untuk melaksanakan rencana-nya, Ia berkeliling ke semua kota dan desa. Dalam setiap perjalanan-nya, Tuhan Yesus mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga. Pengajaran yang disampaikan-nya diteguhkan oleh berbagai mujizat, dengan kuasa-nya, Ia melenyapkan segala penyakit dan kelemahan (Mat. 9:35). Dalam perjalanan pelayanan dari satu desa ke desa yang lain Yesus Kristus melihat banyak orang, mulai dari yang kulit hitam maupun putih, rambut lurus maupun keriting, dewasa maupun anak-anak, kaya maupun miskin, dan lain sebagainya. Ketika Ia melihat mereka maka tergeraklah hati Yesus Kristus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang keletihan, cemas, terlantar, atau terbaring tak berdaya karena kelelahan dan pengabaian (Mat. 9:36). Mereka merindukan gembala yang membaringkan mereka di padang yang berumput hijau, yang membimbing ke air yang tenang sehingga jiwa mereka disegarkan (Mzm. 23:2-3). Mereka juga merindukan gembala yang menuntun mereka di jalan yang benar (Mzm. 23:3-4), sebab mereka hidup diantara serigala-serigala yang berbulu domba dan di tepian jurang yang dalam serta terjal, mereka hidup dalam bahaya maut. Orang-orang itu seperti domba yang merindukan gembala yang memberi kepastian jalan hidup yang benar dan menyertai mereka dengan gada dan tongkatnya (Mzm. 23:4). Mungkin saja orang-orang tersebut Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21 33

seperti domba yang tersangkut dalam semak dan dapat lepas oleh karena gembala yang baik, yang membantu untuk melepaskannya dari semak itu. Semak itu sama seperti, dosa yang membelenggu kehidupan manusia dan manusia tidak dapat melepaskan dirinya sendiri selain oleh pertolongan Yesus Sang Gembala Agung. Melihat orang-orang tersebut tergeraklah hati Yesus Kristus dengan hati yang penuh belas kasihan. Hati Yesus sangat mengasihi semua orang yang terlantar, tak tergembala, dan hidup dalam belenggu dosa. Lalu Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-nya, Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. (Mat. 9:37-38). Hal tersebut merupakan sebuah kritik bagi murid-murid-nya. Para murid telah hidup dalam lingkaran masyarakat yang kehausan akan firman dan telah menerima panggilan-nya untuk memberitakan rahmat Tuhan (Yes. 61:2), tetapi tidak memiliki hati yang mengasihi mereka. Dalam bagian lain, Matius menunjukkan bagaimana Tuhan Yesus memanggil para murid dan menangkap apa yang menjadi isi hati Tuhan Yesus. Pada masa kini, ada kecenderungan kita menjadi abai terhadap orang-orang disekitar kita yang terlantar dan tidak mengenal Sang Gembala Agung. Tuhan memanggil setiap orang percaya tidak hanya panggilan untuk menjadi percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat manusia, sama seperti para murid, Tuhan Yesus juga memanggil orang percaya untuk menjadi penjala manusia dan memuridkan. Matius 28:19-20 memberi gambaran Amanat Agung Allah pada kita untuk melakukan pemuridan. Tenibemas menuliskan bahwa Tuhan Yesus memberi kita amanat untuk menjadikan segala bangsa sebagai murid Kristus dan inti dalam amanat itu adalah pemuridan. 1 Oleh sebab itu pemuridan merupakan komponen penting dalam kemajuan rohani seorang percaya dan perluasan Kerajaan Allah. Seorang murid adalah seorang percaya yang mempunyai prioritas utama yaitu untuk menjadi pembelajar seumur hidup dan pengikut Kristus. 2 Hutabarat mengungkapkan bahwa permuridan merupakan, 1 Purnawan Tenibemas, Amanat Pemuridan, Menjadi Hamba Yang Setia, Cendekia, dan Berhati Mulia (Bandung: Terang Hidup, 2016), 191. 2 e3 Partners Ministry, Langkah-langkah Pertama, Memobilisasi Gereja Anda (Texas: e3 Partners Ministry, 2009), 70. 34 Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21

Suatu proses hubungan antara seorang pengikut Kristus yang lebih dewasa serta berpengalaman dan beberapa orang yang baru percaya, lalu ia membagikan kehidupannya (prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan, keyakinan, komitmen, waktu, tenaga, perhatian, serta hal lain yang diperlukan) demi menolong orang-orang tersebut untuk mengenal Kristus dan pada suatu saat mereka pun akan memperkenalkan Kristus kepada orang lain. 3 Tahap penting yang Yesus Kristus lakukan dalam pemuridan adalah memilih murid-murid. Untuk memuridkan, Tuhan Yesus memilih murid-murid yang tepat. Hal ini tampak dari peristiwa sebelum pemilihan murid yaitu Yesus Kristus menghabiskan waktu untuk berdoa semalam-malaman (Luk. 6:12-13). Murid yang dipilih-nya kemudian diajar sehingga bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. B. KERANGKA KONSEPTUAL PELAYANAN PEMURIDAN Sebelum membahas kerangka konseptual pelayanan pemuridan, permasalahan yang tampaknya ada di sekitar kita adalah pendefinisian tentang anggota gereja. Ada kecenderungan pemisahan, baik disadari atau tidak, antara anggota jemaat dengan pelayan Tuhan atau dengan menyebut orang awam dan hamba Tuhan. Padahal bila mencermati Matius 28:19 maka jelas setiap anggota gereja adalah murid. Setiap murid memiliki kewajiban untuk menjadikan orang lain menjadi murid-nya. Mark Dever mengungkapkan bahwa ada masalah pada pemahaman alkitabiah tentang keanggotaan gereja. Pemahaman alkitabiah tentang anggota gereja dapat menolong untuk terjadinya pertumbuhan dan proses pemuridan yang baik. 4 Harus diingat bahwa dalam Alkitab tidak menekankan pada konsep kasta, sehingga tidak boleh ada sikap menomorduakan dan lain sebagainya yang serupa dengan itu pada anggota gereja lainnya. Sebab unsur pertama dalam pemuridan menurut Robertson adalah pribadi. 5 Setiap murid adalah pribadi yang dapat diibaratkan sebagai anak yang perlu pengasuhan 3 Herdy N. Hutabarat, Mentoring & Pemuridan (Bandung: Kalam Hidup, 2011), 75. 4 Mark Dever, 9 Tanda Gereja Yang Sehat (Surabaya: Penerbit Momentum, 2010), 262. 5 Roy Robertson, Pemuridan Dengan Prinsip Timotius (Yogyakarta: Penerbit Andi, 1996), 104. Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21 35

dengan baik sehingga bertumbuh dengan baik. Tetapi tidak berarti bahwa murid-murid adalah orang yang terdidik dan kedudukannya lebih tinggi dari yang lain. 6 Murid adalah setiap pribadi yang percaya pada Kristus Yesus yang membuktikan statusnya sebagai murid dengan tetap tinggal dalam firman-nya (Yoh. 8:34-36). 1. Proses Awal Proses pemuridan dimulai dari pemberitaan bahwa Kristus Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kepada orang lain, kemudian orang yang mendengar kabar itu dan menjadi percaya adalah orang Kristen baru. Dalam pengalaman yang dimiliki oleh Robertson, dalam pelayannya di Cina ia mulai memuridkan Hans, seorang anak berusia 18 tahun. Dalam memuridkan Hans, Robertson memulai dari mengenalkan Kristus kepada Hans. Walau Hans adalah seorang pemimpin pemuda dan telah menghafal Surat Filipi, tampaknya Hans masih belum benar-benar yakin akan keselamatannya. Itu sebabnya proses awal yang amat penting adalah memastikan keyakinan keselamatan. 7 Demikian halnya yang dilakukan oleh Pdt. Samuel Sumule, M.Div (alm.), seorang dosen dan salah satu orang yang berperan dalam pendirian serta pengembangan STT Simpson. Dari diskusi dengan beberapa rekan, tampak dengan jelas bahwa Pak Samuel, demikian ia biasa dipanggil, dalam awal semester ia mengambil waktu untuk berbicara dengan mahasiswa baru dan memastikan keyakinan keselamatan para mahasiswa baru. Ini merupakan langkah penting sebelum masuk dalam langkah selanjutnya. Kepastian keselamatan menjadi awal penting sebab tanpa keyakinan keselamatan di dalam Kristus Yesus, seorang murid tidak dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus dan melayani-nya. Alasan lainnya adalah setiap murid, termasuk murid baru, memiliki kewajiban untuk memberitakan Injil Yesus Kristus kepada orang lain sehingga ia harus memiliki keyakinan akan keselamatan dalam Kristus Yesus. 6 David A. Servant, Pelayanan Pemuridan: Prinsip-Prinsip Alkitabiah untuk Berbuah dan Bertumbuh (n.p.: Ethnos Press, 2004), 17. 7 Robertson, Pemuridan Dengan Prinsip Timotius, 95-96. 36 Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21

Gambar 1. Proses Pemuridan8 2. Melatih Seorang Murid Setiap orang Kristen baru berkewajiban untuk memberitakan Injil dan memiliki hak untuk dirawat serta dilatih dengan dasar-dasar kehidupan Kristen sehingga menjadi seorang murid yang terlatih. a. Menjadi Teladan Dalam memuridkan para murid Tuhan Yesus hidup bersamasama dengan para murid. Dalam Markus 3:14 dituliskan bahwa Tuhan Yesus menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-nya memberitakan Injil. Setelah memilih para murid, Tuhan Yesus membawa para murid dalam setiap pelayanan dan mereka hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Yesus ada bersama-sama dengan para murid. Hamba Tuhan hidup seperti dalam sebuah aquarium yang dapat di lihat dari segala aspek kehidupan. Begitu pula dengan Yesus hidup bersama-sama dengan para murid, sehingga para murid dapat melihat dan belajar dari segala aspek kehidupan Yesus. Ia meluangkan seluruh waktu yang dimiliki-nya untuk memperlengkapi 8 Faisal (Penerjemah), Buku Catatan Pemuridan dan Pertumbuhan Eksplosif (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 34. Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21 37

dan membuat para murid melayani. Ia pula meluangkan waktu-nya guna melatih para murid untuk melayani dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan para murid. Yesus Kristus tidak hanya mengevaluasi bagaimana mereka melakukan, melainkan apa yang menjadi motif mereka melakukan seperti yang terjadi dalam Matius 26:6-13. Robertson mengungkapkan bahwa seorang pemberi teladan diibaratkan seperti seorang pelari yang menolong pelari lain agar memantapkan langkahnya. Pemberi teladan berada didekat mereka yang diberi teladan untuk memantapkan langkahnya. Prinsip teladan menurut Robertson hampir mewarnai Alkitab. Yesus Kristus berkata pada para murid Mari ikutlah Aku, kamu akan kujadikan penjala manusia (Mat. 4:19) dan rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1 Kor. 11:1). Dari apa yang diuraikan oleh Robertson jelas dalam Alkitab ada contoh tentang teladan. Robertson juga menjelaskan bahwa rasul Paulus mengajar kepada Timotius untuk menjadi teladan bagi orang percaya lainnya sehingga mereka dapat bertumbuh dalam Kristus dan melayani-nya dengan sepenuh hati. 9 Dalam melatih murid, kita perlu mendemonstrasikan contoh pelayanan seperti yang Yesus Kristus lakukan kepada murid-murid- Nya. Kepada para murid, Ia memberikan contoh dan ilustrasi dari diri- Nya sendiri. Tuhan Yesus mengajar para murid dengan mendemonstrasikan pelayanan. Dalam Injil Yohanes 13:2-15 dicatat bahwa Tuhan Yesus memberi contoh sebagai seorang hamba yang bersikap rendah hati. Peristiwa pembasuhan kaki menjadi peristiwa dimana Tuhan Yesus mendemonstrasikan pelayanannya, hal ini dipertegas oleh pernyataan Tuhan Yesus sendiri dalam Yohanes 13:13-15. Dalam ayat tersebut Tuhan Yesus mengungkapkan bahwa, Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. (Yoh. 13:13-15). 9 Robertson, Pemuridan Dengan Prinsip Timotius, 109-110. 38 Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21

Tuhan Yesus mengajar para murid dengan berbagai cara dan yang paling menarik adalah Ia memberikan contoh dan ilustrasi dari diri-nya sendiri. Kapan saja, dimana saja dan dalam keadaan apa saja Ia memberikan contoh pelayanan. Tuhan Yesus selalu mengingatkan para murid di mulai dari diri-nya sendiri. Sebagai contoh, Ia mengajar para murid tentang bedoa dengan cara Ia sendiri berdoa (Mat. 5:15). Demikian pula dalam peristiwa sebelum masa penderitaan salib, Yesus Kristus mengajak para murid ke taman Getsemani. Sementara Ia berdoa, Yesus Kristus meminta pada Petrus dan kedua anak Zebedeus untuk ikut beserta-nya (Mat. 26:36-46). Contoh lain ialah Yesus Kristus juga mengajar para murid untuk memberitakan Injil kerajaan Allah dengan berkeliling untuk memberitakan Injil (Mat. 4:23; 9:35; Luk. 8:1). Ia membawa para murid untuk ikut beserta-nya melayani berbagai macam orang mulai dari orang miskin, sakit, hingga orang kaya seperti Zakeus, para pemungut cukai dan lain sebagainya. Ia membawa para murid ikut beserta-nya untuk mendemonstrasikan contoh pelayanan kepada para murid. Contoh merupakan sebuah cara untuk mengajar orang lain bagaimana melayani dan Yesus Kristus melakukan hal itu. Ia memberikan contoh bagaimana melayani kepada para murid sehingga mereka dapat memahami rencana dan kuasa Allah serta dapat melihat bagaimana Kristus Sang Guru melayani manusia. b. Mendelegasikan Pelayanan Kemudian sebagai mentor kita perlu membiasakan diri mendelegasikan pelayanan kepada para murid. Contoh ini diberikan oleh Yesus Kristus kepada para murid maupun rasul Paulus kepada Timotius dan Titus. Lukas menceritakan bahwa Tuhan Yesus mengutus tujuh puluh murid. Tuhan Yesus mengutus mereka berdua-dua untuk mendahului-nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi- Nya. Dalam peristiwa tersebut, Tuhan Yesus mendelegasikan pelayanan kepada para murid. Dalam pendelegasian itu Tuhan Yesus mengingatkan kepada para murid bahwa mereka diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala. (Luk. 10:1-3). Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21 39

Tuhan Yesus juga memberikan sebuah arahan bagaimana mereka melakukan tugas pelayanannya (Luk. 10:4-7). Dalam ayat tersebut diceritakan demikian, Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Yesus berani memberi perintah kepada para murid tanpa memberi bekal, tetapi selalu di sertai oleh kuasa. Para murid pergi tanpa membawa bekal jasmani, tetapi Yesus Kristus membekali mereka dengan perlengkapan pengetahuan bagaimana melayani. Dalam ayat tersebut paling tidak dapat dilihat bahwa Yesus Kristus membekali mereka dengan strategi pelayanan. Pendelegasian merupakan permasalahan pelayanan yang mungkin terjadi di beberapa tempat pada masa kini. Gembala senior cenderung enggan memberikan kepercayaan pada gembala muda atau mahasiswa praktik untuk melayani. Mungkin ada yang berpandangan bahwa orang muda tersebut belum bisa apa-apa. Padahal dalam situasi tersebut, gembala senior perlu memberi kesempatan belajar dan mengembangkan diri pada orang yang lebih muda dengan melakukan pendelegasian pelayanan. Pengalaman pelayanan penulis di Kalimantan Tengah menjadi sebuah pengalaman berharga akan hal ini. Pdt. Esra Idrus, S.Th yang menjadi supervisor penulis memberi kesempatan untuk melayani secara penuh waktu selama satu tahun di GKII pos PI KM 23 dan GKII pos PI KM 32 selama satu tahun. Pak Esra, demikian ia dipanggil, melakukan pendelegasian pelayanan kepada penulis dengan tetap melakukan pengawasan dan evaluasi. Kesempatan tersebut rupanya menjadi sebuah pengalaman berharga untuk mengembangkan pelayanan di kedua pos PI tersebut. Pendelegasian pelayanan memerlukan cara pikiran dan cara pandang yang positif sehingga ada sikap percaya untuk melakukan 40 Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21

pendelegasian pelayanan. Pendelegasian pelayanan juga dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan para murid. Yesus Kristus mendelegasikan pelayanan kepada para murid dengan melihat kemampuan para murid dan melakukan evaluasi sesudahnya. c. Melakukan Supervisi Pelayanan Supervisi merupakan hal yang penting dalam pelayanan. Tidak hanya dalam pelayanan, supervisi telah lama digunakan dalam dunia bisnis maupun pendidikan. Supervisi merupakan sebuah usaha pengawasan, pengontrolan maupun pendampingan dengan tujuan meningkatnya kinerja yang disupervisi. Secara umum supervisi berfungsi untuk mengembangkan kompetensi orang yang disupervisi. Dalam pelayanan pemuridan, dengan supervisi ada berbagai pelayanan yang telah dan sedang dilakukan dapat diawasi dengan baik sehingga pelayanan dilaksanakan dengan baik. Dalam pemuridan yang Yesus Kristus lakukan Ia melakukan supervisi terhadap para murid yang telah kembali dan melaporkan pelayanan mereka (Luk. 10:17-20). Dalam laporan mereka, para murid bersukacita karena apa yang terjadi dalam pelayanan mereka. Hal tersebut dapat membuat para murid menjadi sombong sehingga Tuhan Yesus mengingatkan bahwa sukacita mereka seharusnya didasarkan pada fakta bahwa Allah memilih mereka untuk menjadi milik-nya. 10 Dalam hal tersebut, Tuhan Yesus mensupervisi para murid agar mereka tidak menyimpang dan mereka dapat melakukan pekerjaan pelayanan dengan lebih baik. Yesus melakukan koreksi dan evaluasi agar para murid melakukan pelayanan dengan baik. Oleh sebab itu, dalam pemuridan supervisi merupakan komponen penting untuk tercapainya apa yang diharapkan. Pemurid melakukan supervisi kepada para murid, sehingga terjadi peningkatan kompetensi untuk melayani. Penulis mencermati hal ini terjadi di GKII Malang yang digembalakan oleh Pdt. Dedi Sutiadi, M.Th. Pak Dedi, demikian ia biasa dipanggil, dalam pelayanannya di gereja yang anggotanya didominasi oleh pemuda melakukan supervisi terhadap pemuda yang dimuridkannya. Ia melakukan pengawasan dan pendam- 10 e3 Partners Ministry, Langkah-langkah Pertama Memobilisasi, 74. Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21 41

pingan pada setiap pemuda yang ia muridkan hingga terjadi peningkatan kompetensi untuk melayani. d. Memberi Makanan Rohani Tuhan Yesus mengingatkan para murid-nya bahwa manusia tidak hidup hanya karena roti saja. Manusia hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4; Luk. 4:4). Makanan merupakan sesuatu yang penting bagi pertumbuhan. Seperti sebuah pohon yang akan terus bertumbuh dengan baik ketika memperoleh asupan makanan yang cukup. Surat Ibrani 5:11-14 menyatakan bahwa makanan rohani penting bagi kehidupan Kristen dan bagi para murid seharusnya sudah dewasa, serta dapat memakan makanan keras. Murid yang masih baru bisa diberi susu tetapi seorang murid yang dewasa harus dapat makan makanan keras. Tuhan Yesus memberi makanan keras kepada para murid, karena Ia tahu para murid-nya telah dewasa, begitu pula dengan perjumpaan Tuhan Yesus dengan para ahli Taurat, Yesus memberi makan keras kepada mereka. Peranan pemurid dalam hal ini adalah melakukan pelayanan pengajaran kepada setiap murid. Servant mengungkapkan bahwa pendeta tidak dapat menganggap bahwa tanggung jawab pelayanannya hanya memberikan kuliah umum setiap minggu. Servant mengungkapkan bahwa Yesus Kristus dalam pelayanan-nya justru memulai dengan menjawab pertanyaan para murid yang banyak bertanya. 11 Komunitas menjadi ruang untuk menikmati makanan rohani sehingga terjadi pertumbuhan dalam pengenalan akan Kristus serta hidup memberi buah. Dalam komunitas dapat terjadi diskusi yang saling membangun dan mendalam terutama mendiskusikan firman Tuhan. 3. Menjadikan Orang Lain Murid (Mat. 28:19-20) Murid yang terlatih memiliki kewajiban untuk memberitakan Injil dan berhak untuk diperlengkapi untuk menjadi murid yang bereproduksi sehingga menjadi pemurid yang memuridkan orang lain. Pemurid yang memuridkan orang lain tetap memiliki kewajiban untuk 11 Servant, Pelayanan Pemuridan, 31. 42 Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21

memberitakan Injil dan dipersiapkan untuk masuk dalam pengembangan serta penempatan pemimpin sehingga menjadi pemimpin yang mengembangkan pelayanan. Proses menjadikan orang lain sebagai murid dapat disebut sebagai proses multiplikasi. Multiplikasi merupakan hal utama yang Tuhan Yesus harapkan dari para murid. Kata kunci dari multiplikasi adalah mereproduksi. Multiplikasi bukanlah multilevel. Multiplikasi pelayanan pemuridan fokus pada perluasan kerajaan Allah. Multilevel berfokus pada meningkatkan posisi dan status diri kita, bukan perluasan pelayanan. Amanat Agung dalam Matius 28:19-20 menunjukkan bahwa Tuhan Yesus menginginkan para murid terus bertumbuh kemudian memuridkan lebih banyak lagi. Tuhan Yesus menginginkan agar para murid melakukan multiplikasi, dimana setiap murid memuridkan orang lain untuk melakukan Rencana Agung Allah. Gambaran konsep multiplikasi dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2. Konsep Multiplikasi 12 Paulus Timotius Orangorang yang setia Orang lain Saya Murid saya Murid dari Murid saya Orang lain Putu Ayub Beliam Murid dari beliam Orang Lain Konsep multiplikasi tergambar dalam pola pelayanan Rasul Paulus. Menjelang mengakhiri pelayanannya, rasul Paulus menempatkan Timotius dalam sebuah pelayanan penggembalaan di Efesus. Jauh sebelum itu, rasul Paulus telah memperlengkapi Timotius sehingga Timotius dapat melakukan tugas pelayanannya untuk memperlengkapi orang-orang percaya yang setia. Kemudian Timotius juga melakukan proses tersebut dengan mengajar orang-orang Efesus se- 12 Faisal (Penerjemah), Pemuridan Yang Dinamis: Pribadi ke Pribadi (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 180. Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21 43

hingga mereka dapat menjadi orang Kristen yang mampu menghadapi ajaran palsu. Selain itu, Timotius juga harus mengajar orang Efesus agar mereka dapat melayani sebagai penilik jemaat dan diaken (1 Tim. 3:1-13; 4). Proses multiplikasi terus terjadi ketika pemuridan terus dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan konsep pemuridan yang tergambar dalam Matius 28:18-20 dimana para murid harus pergi menjadikan segala bangsa/suku sebagai murid Kristus, kemudian mengajar mereka untuk melakukan tugas yang sama seperti para murid sebagai seorang murid Kristus. 4. Mengembangkan Pelayanan Sama seperti bagian sebelumnya, pemimpin yang mengembangkan pelayanan tetap memiliki kewajiban untuk memberitakan Injil sehingga terus menghasilkan murid-murid baru. Dengan demikian, jelas bahwa dalam pelayanan pemuridan, kita semua melakukan tugas pelayanan yang sama yaitu pemberitaan Injil kepada orang lain. Harus disadari bahwa setiap murid memiliki karakteristik masing-masing dan dapat membuat pemurid menjadi undur karena menghadapi masalah dalam proses pemuridan. Yang harus diingat bahwa, masalah dalam proses pemuridan ada begitu banyak tetapi janji Yesus Kristus dalam Amanat Agung dan pertolongan kuasa Roh Kudus akan memampukan pemurid melakukan proses pemuridan dengan baik, walau tingkat kecepatan tercapainya hasil berbeda dengan yang lain. Oleh sebab itu, pemuridan merupakan bagian penting dalam meluaskan kerajaan Allah. Dengan pelaksanaan pemuridan, maka pemberitaan Injil akan terlaksana dan semakin banyak orang yang mengenal Kristus (menjadi murid baru). Pemuridan membuat Injil diberitakan, kerajaan Allah diluaskan. C. PEMURIDAN & TEKNOLOGI Berkembangnya teknologi dan era serba teknologi dapat menjadi tantangan sekaligus menjadi peluang pelayanan Kristen. Dalam kaitan dengan pemuridan maka peluang yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi menjadi perhatian dalam bagian ini. Perkembangan teknologi yang menjadikan semakin mudahnya akses, jejaring dan komunikasi maka menjadi peluang untuk pelaksanaan pemuridan. Perkembangan teknologi yang melahirkan media sosial dan media daring lainnya dimanfaatkan untuk melakukan pemuridan, sehingga 44 Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21

proses pemuridan menjadi efektif dan efisien. Memang secara keseluruhan efisiensi yang lebih dominan dibanding efektifitas. Sebab ada kalanya murid yang dimuridkan akan merasa dikuatkan oleh kehadiran pemurid. Penulis menilai hal tersebut sejalan dengan apa yang rasul Paulus lakukan. Ia menggunakan segala macam cara agar Injil dapat dipahami orang Kristen mula-mula. Sebagai contoh ia menggunakan kertas, teknologi masa itu, untuk menyampaikan pengajarannya. Ia memanfaatkan teknologi dengan menulis surat kepada jemaat-jemaat sehingga jemaat-jemaat dan pribadi-pribadi yang menjadi tujuan suratnya dapat dikuatkan dalam iman serta bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Dalam suratnya ia menyadari bahwa perlu jika Paulus datang dan hadir di tengah-tengah jemaat. Oleh sebab itu pemurid perlu untuk meluangkan waktu hadir dan bertemu langsung dengan muridnya. Rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan teknologi dalam pemuridan adalah: (1) Inti Injil tidak terganti oleh teknologi; (2) Pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh murid maupun pemurid; (3) Interaksi antara murid dengan pemurid tetap berjalan dengan baik, sehingga dapat saling menguatkan dan mendorong untuk tercapainya pertumbuhan iman. Dalam hal ini perlu adanya pertemuan tatap muka sehingga dapat berdoa bersama. D. PENUTUP Pemuridan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan dan diabaikan dalam kehidupan kekristenan. Kristus sendiri memberi teladan dalam melakukan pemuridan sehingga semakin banyak orang yang dijadikan murid. Pemuridan merupakan suatu proses hubungan antara seorang murid yang lebih dewasa dengan orang yang percaya. Dalam pemuridan, seorang pemurid membagikan kebenaran firman Tuhan, keyakinan, komitmen, waktu, tenaga, perhatian, serta hal lain yang diperlukan dengan tujuan agar orang-orang tersebut mengenal Kristus yang kemudian memperkenalkan Kristus kepada orang lain. Hal penting yang menjadi cara Tuhan Yesus untuk memuridkan para murid adalah Ia menginvestasikan waktu-nya untuk membuat murid-murid-nya melayani, kemudian Ia mendemonstrasikan Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21 45

contoh pelayanan. Setelah para murid melihat contoh dari-nya, Yesus Kristus mendelegasikan pelayanan kepada para murid. Seperti tercatat dalam Alkitab, Ia melakukan supervisi pelayanan yang telah dan sedang dilakukan dapat diawasi dengan baik sehingga akan dapat melakukan pelayanan dengan baik (Luk. 10:17-20). Kristus juga memberikan kepada para murid makanan rohani (Ibr. 5:12) dan mengingatkan para murid-nya bahwa manusia tidak hidup hanya karena roti saja. Manusia hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4; Luk. 4:4). Proses selanjutnya dari pemuridan Yesus Kristus adalah multiplikasi (Mat. 28:19-20) Amanat Agung dalam Matius 28:19-20 menunjukkan bahwa Tuhan Yesus menginginkan para murid terus bertumbuh kemudian memuridkan lebih banyak lagi. Tuhan Yesus menginginkan agar para murid melakukan multiplikasi, dimana setiap murid memuridkan orang lain untuk melakukan rencana agung Allah. DAFTAR PUSTAKA Dever, Mark. 9 Tanda Gereja Yang Sehat. Surabaya: Penerbit Momentum, 2010. e3 Partners Ministry. Langkah-langkah Pertama, Memobilisasi Gereja Anda. Terjemahan. Texas: e3 Partners Ministry, 2009. Faisal (Penerjemah). Buku Catatan Pemuridan dan Pertumbuhan Eksplosif. Bandung: Kalam Hidup, 2014. Faisal (Penerjemah). Pemuridan Yang Dinamis: Pribadi ke Pribadi. Bandung: Kalam Hidup, 2014. Hutabarat, Herdy N. Mentoring & Pemuridan. Bandung: Kalam Hidup, 2011. Robertson, Roy. Pemuridan Dengan Prinsip Timotius. Yogyakarta: Penerbit Andi, 1996. Servant, David A. Pelayanan Pemuridan: Prinsip-Prinsip Alkitabiah untuk Berbuah dan Bertumbuh. n.p.: Ethnos Press, 2004. Tenibemas, Purnawan. Amanat Pemuridan, Menjadi Hamba Yang Setia, Cendekia, dan Berhati Mulia. Bandung: Terang Hidup, 2016. 46 Melaksanakan Amanat Agung di Abad 21