BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

A. Latar Belakang Masalah

BAB I. kedewasaan. Purwanto (2007: 10) menyatakan pendidikan ialah pimpinan yang

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Dengan pendidikan dapat membantu mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rupert Evan merumuskan tujuan Pendidikan Kejuruan (SMK) : 1) memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah yang diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang dihadapi. Dalam proses pembelajaran, guru maupun siswa juga

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU Nomor 20 Tahun 2003). Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Dari sisi spiritual keagamaan, masa depan mencakup kehidupan di dunia dan pandangan tentang kehidupan hari kemudian yang bahagia. Saat ini dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena itu ditandai dengan masih rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, atau cenderung tambal sulam, bahkan lebih berorientasi pada proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat 1

2 dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya (Rosyada, 2008: 6). Tujuan relevansi tersebut belum terealisasikan secara optimal sehingga sampai saat ini mutu pendidikan Indonesia tergolong rendah dalam konteks nasional, regional maupun internasional. Untuk itulah kemudian pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, antara lain UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan beberapa Permendiknas sebagai pelaksanaan dari SNP seperti Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Peningkatan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia Indonesia merupakan kebutuhan mutlak, terutama dalam menghadapi perubahan dan perkembangan yang demikian pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan tersebut akan lebih terasa lagi dalam memasuki era pasar bebas. Pada era pasar bebas semua aspek kehidupan mempersyaratkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Kenyataan menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia relatif jauh tertinggal dibanding dengan Malaysia, Philipina, Thailand dan Singapura. Dalam suatu penelitian oleh suatu badan

3 internasional yang dipublikasikan oleh UNDP (United Nation Development Programme) tahun 2000 menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 109 dari 174 negara. Dalam hal indeks pembangunan SDM (Human Development Index) seperti yang dilaporkan oleh UNDP dalam Human Development Report 2003 menempatkan Indonesia diurutan ke 112 dari 174 negara. Laporan yang sama pada tahun 2005 melorot ke urutan 117 dari 177 negara. Di sisi lain dari laporan WEF (World Economy Forum) tahun 2000 Indonesia hanya berada diurutan 44 dari 59 negara dalam daya saing ekonomi (Rosyada, 2004: 3). Adapun penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus yang dihadapi dalam dunia pendidikan yaitu: rendahnya ketersediaan sarana fisik, masih rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan (Fuady, 2011: 2). Mutu pendidikan dicerminkan oleh kompetensi lulusan yang dipengaruhi oleh kualitas proses dan isi pendidikan. Pencapaian kompetensi lulusan yang memenuhi standar harus didukung oleh isi dan proses pendidikan yang juga memenuhi standar. Perwujudan proses pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh kinerja pendidik dan tenaga kependidikan,

4 kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana, kualitas pengelolaan, ketersediaan dana, dan system penilaian yang valid, obyektif, dan tegas. Oleh karena itu perwujudan pendidikan nasional yang bermutu harus didukung oleh isi dan proses pendidikan yang memenuhi standar, pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi agar berkinerja optimal, serta sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan yang memenuhi standar (Rosdiana, 2008: 15). Mutu pendidikan terkait erat dengan mutu pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa. Mutu pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peranan dan kompetensi guru selaku pendidik. Terkait dengan masalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Mangkoesaputro (http://www.google.com/searchengine/pembelajaran PKN SLTA/model pembelajaran portopolio), berpendapat bahwa masalah utama dalam pembelajaran PKn adalah penggunaan model pembelajaran secara tepat belum memenuhi harapan yang diinginkan. Dalam pembelajaran PKn, kemampuan menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki guru. Metode atau strategi yang dipilih dalam pembelajaran PKn harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran PKn, karakteristik materi pembelajaran PKn, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat

5 perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu yang tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman pribadi peneliti sebagai guru mata pelajaran PKn, selama ini siswa cenderung kurang aktif dan fokus dalam kegiatan pembelajaran. Siswa memaknai PKn sebagai mata pelajaran hafalan sehingga cenderung menjenuhkan dan membosankan. Siswa kurang mempunyai minat dan motivasi yang kuat dalam pembelajaran PKn sehingga hasil belajar siswa cenderung rendah. Di sisi lain, berdasarkan dari hasil wawancara peneliti terhadap beberapa siswa, ditemukan fakta bahwa siswa mengalami kendala dan kesulitan dalam pembelajaran PKn disebabkan karena metode yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran adalah metode ceramah yang menyebabkan pembelajaran lebih berfokus pada guru sehingga siswa menjadi pasif, siswa tidak memiliki ruang dan waktu untuk berkreasi, berpartisipasi dan berpikiran kritis, akibatnya siswa kurang antusias dan kurang termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran, bahkan ada beberapa diantara siswa yang mengantuk. Selain itu, mata pelajaran PKn dipandang oleh siswa hanya sebagai mata pelajaran kedua atau non utama karena tidak di-unas-kan, sehingga siswa kurang bersungguhsungguh dalam mengikuti proses pembelajaran. Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn di kelas ditambah

6 dengan sering tidak sinkronnya metode atau pendekatan strategi yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran, menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan memaknai materi pelajaran PKn. Sehubungan dengan hal itu, maka perlu diterapkan suatu pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan model pembelajaran aktif (active learning). Sebagai alternatif, peneliti memilih penerapan strategi kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Dengan strategi CTL diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa mempunyai kebebasan berpikir, bertindak, berpartisipasi, aktif dan kreatif. Terkait dengan strategi CTL, Dirjen Dikdasmen dan Depdiknas menjalin kerjasama dalam Indonesian Teacher Training Project dengan College of Education University of Washington yang melahirkan suatu strategi pembelajaran Contextual Teaching and learning (Legawa: http://www.malang.ac.id/jurnal/fs/sej/2001a.htm). Pembelajaran berbasis CTL berkaitan dengan prinsip-prinsip inquiry, contructivism, learning community, questioning, authentic assessment, reflection, dan modelling. Melalui CTL diharapkan proses pembelajaran mampu meminimalisir kesulitan setiap siswanya (Johnson, 2002: 178).

7 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang upaya peningkatan mutu pembelajaran PKn melalui implementasi strategi CTL dengan melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Pembelajaran PKn Dengan CTL Di SMA Negeri 1 Karangdowo Klaten. Alasan mendasar mengapa penelitian dengan menggunakan strategi kontekstual atau CTL ini penting dilakukan dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran, adalah sebagai berikut: 1) Siswa sering memaknai PKn hanya sebagai mata pelajaran hafalan sehingga cenderung menjenuhkan dan membosankan; 2) Siswa kurang memiliki minat dan motivasi yang kuat dalam pembelajaran PKn sehingga hasil belajar siswa cenderung rendah; 3) Siswa masih bersifat individual kurang bisa bekerjasama dalam kelompok; 4) Siswa cenderung bersikap 4 D (datang, duduk, dengar, diam). B. Fokus Penelitian Berdasar pada latar belakang di atas, maka fokus dalam penelitian ini adalah implementasi strategi kontekstual atau CTL untuk meningkatkan mutu pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Karangdowo Kabupaten Klaten, fokus penelitian tersebut dapat dibagi dalam 3 (tiga) sub fokus sebagai berikut. 1. Mengapa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran materi PKn?

8 2. Bagaimanakah cara menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran PKn? 3. Apakah implementasi strategi CTL dapat meningkatkan mutu pembelajaran PKn? C. Tujuan Penelitian Berdasar pada fokus penelitian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui masalah mendasar yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran PKn. 2. Untuk mendeskripsikan cara menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran PKn. 3. Untuk mengetahui upaya meningkatkan mutu pembelajaran PKn melalui implementasi strategi CTL. D. Manfaat Penelitian berikut. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan masukan dan kontribusi akademis bagi ilmu penelitian pendidikan.

9 b. Sebagai kontribusi akademis yang berguna untuk menambah pengetahuan dan ragam teori dalam penerapan metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar khususnya untuk mata pelajaran PKn. c. Memperoleh teori baru khususnya mengenai implementasi strategi CTL dalam pembelajaran PKn. d. Sebagai dasar dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran PKn sehingga siswa bisa lebih aktif, kreatif, partisipatif, percaya diri dan berpikiran kritis, yang pada gilirannya mampu meningkatkan hasil belajar siswa. b. Bagi Guru Sebagai bahan masukan dan kajian bagi guru mengenai pentingnya implementasi berbagai strategi pembelajaran dalam meningkatkan mutu pembelajaran PKn di sekolah, khususnya implementasi strategi kontekstual atau CTL. c. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah guna meningkatkan mutu sekolah yang

10 akan dapat berpengaruh secara signifikan pada peningkatan mutu pendidikan. E. Definisi Istilah Terdapat beberapa istilah penting yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. 1. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah konsep strategi pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. 2. Belajar adalah perubahan tingkah laku dari pribadi seseorang/siswa yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Belajar merupakan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik menjadi lebih baik. Mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar secara optimal. Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

11 3. Mutu proses pembelajaran adalah pembelajaran yang menggambarkan peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran serta mampu membangkitkan motivasi belajar, mengembangkan kecenderungan intelektual dan emosional serta mampu meningkatkan daya aplikasi. 4. Pendidikan Kewarganegaraan/PKn (Civic Education) adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi bangsa Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.