BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten. Berdiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

EKSTRAKURIKULER. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah.

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROPOSAL PERMOHONAN PENGURUKAN HALAMAN SEKOLAH TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

Pengembangan Sekolah Berkarakter

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Guna mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

PENYUSU S NA N N KTSP

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

VALIDASI. DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013 ) Tahun Pelajaran 2014 / 2015 INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN PESANTREN KILAT PAI SD NOMOR: DT.I.II/2/HM.01/ 675 /2014

PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

Transkripsi:

BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2 A. Gambaran Umum SDN Samparwadi 2 SDN Samparwadi 2 merupakan sekolah dasar berstatus negeri, terlatak di Kp. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten. Berdiri sejak tahun 1977 dengan luas tanah 1073 M dan memiliki 6 ruang kelas. Berakreditasi B pada tahun 2010. Jumlah siswa siswi secara keseluruhan pada tahun ajaran pelajaran 2016/2017 sebanyak 226 siswa terdiri dari laki-laki sebanyak 114 siswa dan perempuan sebanyak 112 siswi. Tenaga pengajar secara keseluruhan berjumlah 9 orang, terdiri dari 1 kepala sekolah dan 8 tenaga pengajar, guru yang mengajar merupakan berbagai macam latar belakang pendidikan. 1 Seperti terlihat dalam tabel dibawah ini: Tabel II. 1 Data Guru SDN Samparwadi 2 Kec. Tirtayasa No Nama Pendidikan Terakhir/ Jabatan Universitas 1 Neng Encu Sugiharti, S.Pd S1/UT UPBJJ Jakarta Kepala Sekolah 2 Hayati, S.Pd S1/UT UPBJJ Jakarta Guru Kelas 1 3 Elis Yuniati, S.Pd S1/UT UPBJJ Jakarta Guru Kelas 3 4 Tati Ru yati S1/UPI Serang Guru Kelas 4 1 Profil SDN Samparwadi 2 Kec. Tirtayasa, Tahun ajaran (2016-2017). 20

21 5 Hj. Jumaroh S1/IAIB Guru Kelas 5 a 6 Naufal S1/ UIN Bandung Guru Kelas 6 7 Mukhlis S1/IAIN SMH Banten Guru Penjaskes 8 Maria Ulfah S1/UT UPBJJ Jakarta Guru Kelas 5 b 9 Fadilah S1/Ar-Rahmaniyah Guru Kelas 2 10 Solihun S1/STKIP Banten Operator Tabel II. 2 Data Siswa Tahun ajaran 2016/2017 KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH Kelas 1 16 15 31 Kelas 2 20 16 36 Kelas 3 14 16 30 Kelas 4 24 16 40 Kelas 5 19 22 41 Kelas 6 21 27 48 Jumlah 114 112 226

22 Siswa SDN Samparwadi 2 Kec. Tirtayasa secara keseluruhan merupakan penduduk asli, berdasarkan data siswa terlihat berdomisili dan asli penduduk setempat tidak ada pendatang dari daerah lain. Tidak adanya siswa pendatang dari daerah lain maka suasana kelas terlihat sangat kental dengan budaya masyarakat setempat, terlihat dari bahasa yang digunakan. Walaupun SDN Samparwadi 2 berada pada daerah pedesaan, tetapi untuk cara berpakaian menunjukkan kedisiplinan dan kerapian pada setiap siswasiswinya, karena pihak sekolah menekankan kerapian. 2 B. Tujuan, Visi dan Misi 1. Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang : beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan SDN Samparwadi 2 Kec. Tirtayasa Kab. Serang adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran yang maksimal, melalui keteladanan dan pembiasaan akhlak. b. Melaksanakan KBM tepat waktu. c. Mengadakan remedial dan pengayaan. 2 Format Daftar 1 SDN Samparwadi 2, tahun 2016.

23 d. Melaksanakan kegiatan kelompok kerja guru, pelatihan dan tutorial. e. Mengadakan kegiatan bakti sosial. 2. Visi SDN Samparwadi 2 Terciptanya generasi yang aktif, kreatif, inofatif, disiplin dan berbudi luhur dalam menyongsong era globalisasi 3. Misi SDN Samparwadi 2 a. Membentuk manusia yang berdaya guna, handal dan mampu bersaing. b. Menciptakan generasi yang produktif dan inofatif sebagai bekal hidup dimasa depan. c. Membentuk manusia yang berakhlak mulia dan berbudi luhur. 3 C. Pengembangan Diri, Muatan Lokal dan Pengaturan Beban Belajar 1. Pengembangan Diri Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesemptan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan diri terdiri atas 2 bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan tidak terprogram. 3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Samparwadi 2, tahun 2015-2016. p. 8-10.

24 a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram, dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok dan klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut: Kegiatan Pelaksanaan Layanan dan kegiatan pendukung konseling Individual Kelompok: tatap muka guru BK masuk ke kelas Ekstrakurikuler Kepramukaan UKS/PMR Olahraga Kerohanian Seni Budaya b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut: Kegiatan Contoh Nilai-nilai Pendidikan/Karakter Rutin, yaitu kegiatan Piket kelas Tanggung jawab yang dilakukan Ibadah Sikap religius

25 terjadwal Berdoa sebelum Toleransi dan sesudah Bersahabat pembelajaran di kelas Cinta damai Bakti sosial Kegiatan Contoh Nilai-nilai Pendidikan/Karakter Spontan, adalah Memberi dan Tanggung jawb kegiatan tidak menjawab salam Religius terjadwal dalam Meminta maaf Toleransi kejadian khusus Berterimakasih Cinta tanah air Melerai Bersahabat pertengkaran Cinta damai Peduli lingkungan Peduli sosial Program bimbingan dan konseling di SDN Samparwadi 2 mempunyai tujuan untuk membnatu siswa dalam usaha pengembangan kehidupan pribadi, belajar dan

26 sosial. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling siswa diharapkan mampu mencapai pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal. 4 Bimbingan dan konseling merupakan salah satu pengembangan diri di SDN Samparwadi 2, hanya saja di SDN samparwadi 2 tidak terdapat guru BK. Jadi peran guru BK di SDN Samparwadi 2 dilakasanakan oleh masing-masing wali kelas dan kepala sekolah, sedangkan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SDN Samparwadi 2 dilakukan dengan beberapa cara tergantung pada permasalahan, kebutuhan siswa dan jumlah siswa. Keberadaan Bimbingan dan Konseling dirasakan sangat perlu di lembagalembaga pendidikan, karena bimbingan merupakan kegitan bantuan yang dilakukan kepada individu secara terus menerus dalam menghadapi kecemasan saat anak mengalami suatu masalah dalam hidupnya. 5 Selain itu Bimbingan dan Konseling juga sebagai aktifitas yang bersifat membantu, dikatakan membantu karena pada hakikatnya konselor hanya mengarahkan dalam proses penyelesaian masalah dan siswa-siswi sendirilah yang berusaha memecahkan permasalahan dan segera bangkit dari permasalahan tersebut. 6 Program layanan BK di sekolah ini memang tidak seperti sekolah negeri lainnya, tetapi untuk layanan konseling individu, bimbingan kelompok atau konseling kelompok masih tetap berjalan, meskipun dalam pelaksanaannya tidak ditangani oleh guru BK. 4 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Samparwadi 2, tahun 2015-2016. p. 22 5 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Koseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), p. 44. 6 Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islam (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), p. 22.

27 Kepala sekolah dan wali kelas berkontribusi langsung dalam proses penanganan atau membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami siswa-siswi. Peran serta siswa dan seluruh unsur-unsur yang ada di sekolah agar mereka dapat memahami dan menempatkan fungsi bimbingan dan konseling yang diterapkan di sekolah. 7 Hal tersebut juga dipertegas bahwa untuk mencapai layanan Bimbingan dan Konseling sesuai dengan amanat sistem pendidikan nasional ( UU No. 22 Tahun 2003 ), maka dalam pelaksanaan layanan tersebut merupakan tanggung jawab seluruh personel pendidikan. Artinya, layanan Bimbingan dan Konseling bukan hanya tanggung jawab konselor tetapi juga tanggung jawab pimpinan sekolah, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, wali kelas, guru bidang, tenaga administrasi sampai dengan orang tua dan masyarakat bertanggung jawab atas keberhasilan layanan Bimbingan dan Konseling sesuai dengan kemampuan dan kewenangan masing-masing. 8 Peran bimbingan itu secara khusus tersurat dalam pernyataan: Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Ini berarti keberadaan Bimbingan dan Konseling di lingkungan pendidikan baik formal, non formal maupun informal merupakan konsekuensi logis yang dikuatkan dengan landasan hukum sebagaimana aspek pendidikan lain. Seperti kurikulum pendidikan dan manajemen pendidikan. Dengan kata lain, kedudukan atau posisi Bimbingan dan 7 Hasil wawancara dengan Ibu Neng Encu Sugiharti, selaku Kepala Sekolah SDN Samparwadi 2, Samparwadi, Kamis 04 Agustus 2016. 8 Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), p. 7.

28 Konseling merupakan bagian integral (tidak terpisahkan) dari keseluruhan program pendidikan. 9 2. Pengaturan Beban Belajar Beban belajar ditentukan mengacu pada ketentuan standar pengelolaan pendidikan yang berlaku disatuan pendidikan. Pengaturan beban belajar di SDN Samparwadi 2 ini dengan sistem paket yang didasrkan pada struktur dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu sebagai berikut Tabel II. 3 KELAS Satu Jam Jumlah Pembelajaran Jampel/Minggu tatap muka Minggu efektif pertahun Waktu pembelajaran pertahun (Jampel) I 35 34 35 1050 II III IV V VI 35 35 35 1085 35 36 35 1120 35 36 35 1260 35 36 35 1260 35 36 31 1116 Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya maksimal lima puluh persen (50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan p. 1-2. 9 Umam Suherman, Manajemen Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Madani Production, 2007),

29 terstruktur diantaranya pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan. Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik. 3. Muatan Lokal Muatan lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan cirri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berfikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain sikap religius, toleransi, cinta tanah air, bersahabat/komunikatif, cinta damai dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan didalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Muatan lokal meruapakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap muatan lokal yang diselenggarakan. Muatan lokal yang diselenggarakan di SDN Samparwadi 2, adalah sebagi berikut: a. Muatan lokal wajib adalah Bahasa Jawa Serang.

30 b. Muatan lokal pilihan satu adalah Bahasa Sunda. c. Muatan lokal pilihan dua adalah Baca Tulis Al-qur an. Secara rinci dapat dijelaskan dalam tabel berikut 10 Tabel II. 4 No Bidang Pengajaran Muatan Lokal Alokasi Waktu/ Kelas I II III IV V VI 1 Bahasa Jawa Serang 2 2 2 2 2 2 2 Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2 3 Baca Tulis Al-qur an 2 2 2 2 2 2 10 KTSP SDN Samparwadi 2, tahun 2015-2016, p. 30-31.