dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

HUBUNGAN LAMA BERKENDARA DENGAN TIMBULNYA KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerja, serta pekerja dengan pekerjaannya (International Labour Organization, 1985).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi (Windi, Rasmidar Samad 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional di Indonesia selama ini telah dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan kerja, yang merupakan perlindungan tenaga kerja terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. unsur penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Ratusan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Work-related musculoskeletal disorders (WMSD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang industri dan perdagangan, globalisasi menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi dengan kawasan yang berfokus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

HUBUNGAN POSTUR TUBUH MENJAHIT DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PENJAHIT DI PASAR SENTRAL KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di segala

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan fenomena yang seringkali dikeluhkan dari orang usia lanjut, namun tidak tertutup kemungkinan dialamioleh orang usia muda. 1 Fenomena ini sering dijumpai pada setiap pekerjaan. Insidensi dan beratnya gangguan LBP lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. 1 LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. 2 LBP dapat disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah. Kurang lebih tiga kwartal terakhir mengenai kasus sakit akibat kerja berdasarkan The Labour Force Survey (LFS) U.K. adalah musculoskeletal disorders (MSDs) dengan prevalensi kasus sebesar 1.144.000 dengan menyerang bagian punggung sebesar 493.000 kasus, anggota bagian atas atau tungkak leher sebesar 426.000 kasus, dan anggota bagian bawah 224.000. Contoh kasus MSDs adalah adanya permasalahan punggung atau anggota tubuh bagian atas, stress, depresi atau gelisah. 3 Berdasarkan data Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika dilaporkan bahwa pada tahun 1996-1998 didapatkan 4.390.000 kasus penyakit akibat kerja, dengan 64% diantaranya mengeluhkan adanya gangguan yang berhubungan dengan faktor resiko ergonomi yang meliputi posisi saat bekerja. Hasil studi Kemenkes tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Gangguan kesehatan yang dikeluhkan pada 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, umumnya berupa penyakit muskuloskeletal (16%), kardiovaskuler (8%), gangguan saraf (6%), gangguan pernafasan (3%), dan gangguan THT (1,5%). 1,2

Faktor yang mempengaruhi terjadinya LBP dapat disebabkan karena posisi saat bekerja yang salah. Posisi statis dalam bekerja kadang-kadang tidak dapat terhindarkan. Bila dalam keadaan statis dan besifat kontinyu maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa LBP yang mampu mengganggu produktivitas kerja. Duduk yang lama menyebabkan beban yang berlebihan dan kerusakan jaringan pada vertebra lumbal. Prevalensi LBP karena posisi duduk sebesar 39,7%, dimana 12,6% sering menimbulkan keluhan; 1,2% kadang-kadang menimbulkan keluhan dan 25,9% jarang menimbulkan keluhan. 4 Terlalu lama duduk dengan posisi yang salah akan menyebabkan ketegangan otot dan keregangan ligamentum tulang belakang. Posisi tubuh yang salah selama duduk membuat adanya tekanan abnormal dari jaringan sehingga menyebabkan rasa sakit. 5 Faktor-faktor resiko lain yang mampu mempengaruhi timbulnya LBP antara lain usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), jenis pekerjaan, dan masa kerja. Faktor individu juga mampu mempengaruhi timbulnya LBP yaitu seperti kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, kebiasaan olahraga, dan aktivitas rumah tangga sehari-hari. Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga mampu membuat vasokonstriksi pembuluh darah pada jaringan lunak yang menyebabkan LBP. 5,6 Berdasarkan Disnakertrans tahun 2009 Perkembangan zaman pada saat sekarang ini telat memberikan pengaruh terhadap dunia industri di Indonesia, yaitu meningkatnya jumlah dan kualitas industri baik manufaktur, kontruksi, pertambangan, minyak dan gas serta yang lainnya. Hal ini menimbulkan dampak negatif berupa terjadi kecelakaan kerja, mengurangi produktivitas, kerugian materi dan jiwa, dan lain sebagainya. Dunia industri di Indonesia masih banyak yang menggunakan tenaga manusia dalam hal penanganan material. Pemindahan bahan secara manual yang tidak dilakukan secara ergonomis akan menyebabkan terjadinya kecelakaan industri. Sehingga berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh masa, durasi, dan posisi bekerja dengan kejadian low back pain yang dirasakan pekerja pengemasan PT tahun 2016.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara masa bekerja, durasi bekerja, dan posisi bekerja dengan kejadian low back pain yang dirasakan pekerja pengemasan PT. Phapros Tbk? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan masa bekerja, durasi bekerja, dan posisi bekerja terhadap kejadian low back pain yang dirasakan pekerja pengemasan PT 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran keluhan low back pain yang dirasakan pekerja pengemasan PT b. Mengetahui gambaran masa bekerja, durasi bekerja, dan posisi bekerja pada pekerja pengemasan PT. c. Menganalisis hubungan masa bekerja, durasi bekerja, dan posisi bekerja terhadap kejadian low back pain yang dirasakan pekerja pengemasan PT D. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Tahun Peneliti Judul Hasil Perbedaan dengan peneliti 1. 2010 Trimunggara Kantana Faktor faktor yang mempengaruhi keluhan low back pain pada kegiatan mengemudi tim ekspedisi PT.EnsevalPutera Megatrading Jakarta tahun 2010 Kebiasaan Merokok, Usia, Kebiasaan Olahraga, dan Posisi Bekerja mempengaruhi timbulnya LBP Peneliti lebih memfokuskan pada faktor pekerjaan yaitu pengaruh masa, durasi, dan posisi saat bekerja pada pekerja pengemasan PT. Phapros Tbk tahun 2016

2. Himawan Fathoni Hubungan sikap dan posisi kerja dengan low back pain pada perawat RSUD Purbalingga 3. 2006 Diana Samara Duduk statis sebagai faktor risiko terjadinya nyeripunggung bawah (NPB) pada pekerja perempuan Tidak ada hubungan antara sikap dan posisi kerja dengan low back pain pada perawat RSUD Purbalingga Pekerja yang duduk statis 91-300 menit mempunyairisiko timbulnya NPB 2,35 kali lebih besar bila dibandingkan dengan pekerja yang duduk statis 5-90 menit{rasio Odds (RO)=2,35; 95% Interval Keyakinan (IK)=1,35-4,11}. Indeks massa tubuh kurus jugaterbukti merupakan faktor risiko timbulnya NPB (OR=2,2; IK 95%=1,20-4,00).Faktor umur, paritas, olahraga, pekerjaan, relaksasi, dan sikap duduk tidak terbukti berkaitan dengan NPB. Untuk menilai posisi kerja, peneliti menggunakan metode RULA, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan OWAS Peneliti melakukan penelitian pada faktor pekerjaan khususnya masa, durasi dan posisi bekerja pada pekerja pengemasan PT. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel-variabel yang diteliti lebih fokus pada faktor pekerjaan meliputi masa, durasi dan posisi bekerja, metode pengukuran posisi bekerja menggunakan RULA, responden penelitian dan sampel penelitian yang diambil di Semarang-Indonesia, sehingga terdapat perbedaan karakteristik demografis dan individu. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Perusahaan a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan mengenai kejadian low back pain yang dirasakan pekerja

pengemasan sehingga kesehatan dan keselamatan kerja pekerja pengemasan dapat menjadi lebih baik. b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan serta pemahaman pekerja pengemasan mengenai low back pain yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman. Sehingga pekerja secara mandiri dapat melakukan upaya-upaya perlindungan terhadap kesehatan kerja dan terhindar dari penyakit akibat kerja. c. Dapat memberikan solusi alternatif mengenai tindakan pencegahan terhadap risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja guna meningkatkan kesehatan dan kinerja pekerja. 2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Menambah referensi mengenai pengaruh masa bekerja, durasi bekerja, dan posisi bekerja terhadap kejadian low back pain pada pekerja pengemasan dalam bidang keilmuan K3 dan mahasiswa peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 3. Manfaat Bagi Peneliti Melatih pola pikir sistematis dalam menghadapi masalah masalah khususnya dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta dapat mengetahui pengaruh masa bekerja, durasi bekerja, dan posisi bekerja terhadap kejadian low back pain pada pekerja pengemasan.