BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Blangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB V PENUTUP. Setelah semua tahap penelitian dilaksanakan, maka peneliti ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat atau folklor adalah adatistiadat

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (1947), wujud kebudayaan ada tiga macam: 1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pijakan dalam menenukan suatu tindakkan seperti prilaku masyarakat seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cerita rakyat sebagai folklor dalam tradisi lisan.

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang lebih dominan adalah berasal dari imigrasi yang dilakukan oleh etnis di sekitar Bima. Daerah Bima merupakan suatu daerah yang kaya akan budaya dan adat istiadat, yang merupakan ciri khas masyarakat Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan sulit untuk ditemukan.sehingga tidak mengherankan banyak anak-anak atau para remaja Bima yang tidak mengetahui budayanya sendiri. Adat istiadat dan budaya merupakan ciri khas suatu suku, dan Indonesia merupakan bangsa yang terkenal karena kaya akan adat istiadat yang berbeda pada tiap daerah dan suku. Salah satu yang menjadi sorotan dari adat istiadat masyarakat Bima yang sekarang mulai memudar dan berangsur-angsur hilang adalah adat budaya Rimpu. Budaya Rimpu merupakan cara berpakaian ciri khas masyarakat Bima, khususnya pada kaum wanita, karena rimpu dikenakan oleh perempuan Bima. Maksudnya Rimpu di Bima amat kental dengan masuknya agama Islam.Pedagang Islam yang datang di Bima terutama wanita Arab menjadi inspirasi kuat bagi wanita Bima untuk mengidentikkan pakaian dengan menggunakan Rimpu. 1

2 Menurut E. B Talor (dalam Setiadi, dkk. 2009 : 28) budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Soemardjan dan Soemardi (dalam Setiadi, dkk. 2009 : 28) kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. Kebudayaan akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahap yang lebih kompleks dalam masyarakat. Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.kara menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmani sedangkan rasa meliputi jiwa manusia yang mewujudkan kaidah-kaidah dan nilainilai masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah masyarakat. Hal ini diperkuat oleh Sobur (2006 : 177) bahwa pengetahuan kebudayaan lebih dari simpulan simbol, baik istilah-istilah rakyat maupun jenis-jenis simbol lain. Kebudayaan sebagai sesuatu yang khusus dan sesuatu berbudi luhur dalam menempatkan di lingkungan alam, kebudayaan merupakan suatu simbol bukti kepercayaan dalam setiap adat, tradisi, bahasa dan lain sebagainya. Masyarakat mampu mewujudkan kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang melalui tradisi kebudayaan yang ada dengan menyelenggarakan berbagai macam acara tradisi yang masih di anutnya dengan berbagai simbol dan makna dalam setiap tradisi (Sudjiman 1992 : 96). Hal ini diperkuat oleh pendapat Sobur (2006 : 1770 bahwa semua makna budaya diciptakan dengan menggunakan simbol-

3 simbol. Pengetahuan kebudayaan lebih dari suatu kumpulan simbol, baik istilahistilah rakyat maupun jenis-jenis simbol lain. Simbol adalah objek atau peristiwa apapun yang menunjuk pada sesuatu.simbol itu meliputi apapun yang dapat kita rasakan atau kita alami.kebudayaan itu sendiri terdiri atas gagasan-gagasan, simbol-simbol, dan nilai-nilai sebagai hasil karya dari tindakan manusia. Menurut Brunvand (dalam Rafiek, 2010 : 52-53) folklore dibedakan atas 3 kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu meliputi (1) folklore lisan (verbal folklore) ; (2) folklore sebagai lisan (party verbal folklore); dan folklore bukan lisan (nonverbal folklore). Folklore adalah kebudayaan kolektif, yang tersebar dan diwarkan turun temurun, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai isyarat atau perbuatan dan alat pembantu pengingat (Koentjaraningrat, 2000 : 98). Folklore bukan lisan adalah folklore yang bentuknya bukan lisan, walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Folklore bukan lisan dapat dibagi menjadi dua sub kelompok, yaitu yang material dan yang bukan material. Bentuk-bentuk folklore yang tergolong material antara lain arsitektur rakyat (bentuk rumah asli daerah, bentuk lumbung padi, dan sebagainya), kerajinan tangan rakyat, pakaian dan per hiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-obatan tradisional. Sedangkan yang dimaksud yang bukan material antara lain, gerak isyarat tradisional, bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat, dan musik rakyat. Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, perbedaan tersebut menjadi ciri khas yang dimiliki setiap daerah. Begitu juga dengan salah satu

4 daerah di Nusa Tenggara Barat yakni Bima yang mempunyai budaya yang unik yang berkaitan dengan pakaian sebagai hasil suatu kebudayaan, Bima merupakan salah satu wilayah paling timur dari pulau Sumbawa yang terdiri dari pemerintah tingkat kota dan kabupaten. Mode adalah gaya atau kebiasaan berpakaian pada suatu waktu. Rimpu merupakan mode atau cara berpakaian perempuan di Bima, Rimpu menjadi budaya yang juga menjadi ciri khas para perempuan Bima. Budaya Rimpu sudah ada sejak masuknya Islam di Bima hingga sekarang pakaian merupakan cara yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Mengkomunikasikan nilai-nilai, harapan-harapan, dan keyakinan-keyakinan kelompok sosial yang diikuti keanggotaannya.selain itu pakaian bukan sekedar untuk ekspresif individualistik, melainkan menunjukkan nilai-nilai sosial baik sebagai anggota dalam suatu kelompok itu sendiri. Budaya dan kehidupan merupakan satu kesatuan dan setiap bangsa di dunia memiliki kebudayaan. Kebudayaan suatu bangsa menunjukkan akan adanya corak kehidupan yang berbeda dengan corak kehidupan kepribadian setiap daerah. Hal ini disebabkan oleh lingkungan dan tempat tinggal setiap bangsa yang berbeda. Budaya dapat dilihat oleh masing-masing individu dengan sudut pandang yang berbeda, baik dari ide, nilai, norma perilaku maupun material. Dalam tradisi Rimpu terdapat bentuk, fungsi dan makna yang terkandung di dalamnya antara lain wujud dari tradisi Rimpu masyarakat Bima NTB. Seiring perkembangan zaman, keberadaan Rimpu hampir terlupakan, beberapa tahun terakhir ini, sebagian besar masyarakat Bima yang beragama Islam beralih alasan

5 untuk tidak melestarikan budaya atau tradisi khususnya tradisi Rimpu, yang sudah sepatutnya ada sebuah kebijakan yang menunjang pelestariannya dan keberadaannya. Pemerintah Bima seharusnya mulai memikirkan upaya tersebut, paling tidak sebuah kebijakan pada hari tertentu agar wanita Bima mengenakan busana harian Rimpu patut dipertimbangkan sehingga berdampak pula pada peningkatan pendapatan sektor industri rumahan khususnya tenunan tradisional Bima. Penelitian tentang komunikasi nonverbal kajian telah banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Rahmi (2010) dengan judul Makna Rimpusebagai Media Komunikasi Nonverbal bagi Perempuan. Dengan mengkaji makna rimpu bagi para perempuan di Bima, makna motif-motif tembe pada rimpu, pesan-pesan sosial rimpu bagi pemakainya, sedangkan dalam penelitianlanjutan ini peneliti lebih mengkhususkan pembahasan analisis bentuk, fungsi dan makna rimpu sebagai tradisi floklor nonverbal masyarakat Bima NTB. Rimpu merupakan sebuah tradisi dalam dimensi busana pada masyarakat Bima (Dou Mbojo).Budaya Rimpu telah hidup dan berkembang sejak masyarakat Bima ada. Rimpu merupakan cara berbusana yang mengandung nilai-nilai khas yang sejalan dengan kondisi daerah yang bernuansa Islam (Kesultanan atau Kerajaan Islam). Tradisi Rimpu merupakan simbol yang selalu ada pada wanita Bima saat dulu, hampir setiap kemana-mana rimpu sarun nggoli selalu dikenakan oleh wanita Bima Zaman dulu.pada konteks Indonesia secara umum. Bima khususnya, kesopanan masih juga dinilai, salah satunya, dari cara berpakaian dan berpenampilan.

6 1.1 Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada bentuk, fungsi serta makna Rimpu dalam tradisi masyarakat daerah Bima NTB. 1.2 Rumusan Masalah Dari paparan di atas dapat dirumuskan permasalahan berikut ini: a. Bagaimana bentuk Rimpu yang terdapat tradisi Rimpu masyarakat Bima NTB? b. Bagaimana fungsi yang dapat dipahami dari tradisi Rimpu dalam masyarakat Bima NTB? c. Makna apakah yang terdapat dalam tradisi Rimpu masyarakat Bima NTB? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Mendeskripsikan bentuk Rimpu yang terdapat dalam tradisi masyarakat Bima NTB. b. Mendeskripsikan fungsi yang dapat dipahami dari tradisi Rimpu dalam masyarakat Bima NTB. c. Mendeskripsikan makna tradisi Rimpu masyarakat Mbojo/Bima NTB. 1.4 Manfaat Penelitian

7 Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yakni manfaat teoritik dan manfaat praktik. a. Teoritik Manfaat penelitin secara teoritik adalah : 1) Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan. 2) Untuk menambah wawasan tentang ilmu-ilmu sastra, bahasa dan kebudayaan. b. Praktis Manfaat penelitian secara praktik dapat dikelompokkan menjadi dua yakni: a) Bagi Pembelajaran Sastra Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pembelajaran sastra, khususnya tentang kebudayaan daerah, sehingga pembelajaran sastra lebih bervariasi. b) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan bagi kajian budaya sehingga uraian dan telaah nilai budaya dapat dijadikan pemikiran dan pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya yang mengkaji tentang kebudayaan daerah.

8 1.6 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam memahami istilah yang digunakan dalam penenlitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan adalah istilah berikut: 1) Kebudayaan (culture) berati keseluruhan dari hasil manusia yang hidup bermasyarakat, berisikan aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan nilai-nilai kepandaian (Koentjaningrat, 2000:9). 2) Bentuk berati wujud, rupa (KBBI, 2007: 124). Maksud dari bentuk yaitu cara pemakaian rimpu masyarakat Bima NTB. Rimpu cara berbusana masyarakat Bima yang menggunakan sarung khas Bima. Bentuk penggunaan Rimpu yaitu rangkaian yang menggunakan dua lembar sarung, kedua sarung tersebut untuk bagian bawah dan bagian atas. Rimpu dikenakan bagi kaum perempuan sedangkan kaum lelakinya tidak memakai rimpu tetapi kantente (menggulungkan sarung di pinggang). 3) Fungsi berati kegunaan, manfaat (KBBI, 2007: 216). Fungsi rimpu dan kegunaan dalam tradisi rimpu masyarakat Bima NTB. Rimpu mengandung nilai-nilai khas yang sejalan dengan kondisi daerah yang bernuasa Islam, Fungsinya sebagai menutup aurat, selain itu rimpu merupakan pengukuhan identitas muslimah bagi perempuan Bima. 4) Makna berati makna dari suatu kata/istilah, ucapan atau tulisan; pengertian; arti (KBBI, 2007:908 ).

9 Dari keseluruhan bentuk rimpu mengangandung unsur nilai filsofis religius. Nilai religius mempunyai pemahaman sebagai nilai yang berhubungan dengan bentuk ketaatan antara manusia dengan Tuhan. 5) Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997: 1069). 6) Rimpu adalah cara berpakaian masyarakat wanita Bima dan dipakai sebagai kerudung dengan menggunakan sarung nggoli khas Bima yang ditenun sendiri. 7) Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang terbesar dan diwariskan turun-temurun, di antara kolektif macam apa saja, secara tradisioanal dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat pembatu pengingat (Koenjaraningrat, 2000:47).