PENGARUH AIR TERHADAP DURABILITAS BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN MENGGUNAKAN ASPAL EMULSI TESIS MAGISTER Oleh : CAKRA NAGARA NIM : 250 00 060 PENGUTAMAAN REKAYASA TRANSPORTASI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2002
ABSTRAK Pengaruh Air Terhadap Durabilitas Beton Aspal Campuran Dingin Menggunakan Aspal Emulsi. Cakra Nagara, 2002. Bidang Khusus Rekayasa Transportasi, Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. Pengaruh air dalam infiltrasinya terhadap Campuran Emulsi Bergradasi Rapat ( CEBR) menyebabkan kerusakan pada lapis perkerasan CEBR yang terendam dalam air, namun kekuatannya dapat meningkat terhadap pengaruh uap air secara siklik, peningkatan suhu dan kehilangan kadar air dalam campuran. Benda uji yang digunakan adalah CEBR yang menggunakan metoda pencampuran cold mix dan campuran Lapis Beton Aspal (Laston) yang menggunakan metoda pencampuran hot mix sebagai pembanding. Data Laston sebagai data sekunder didapat dari penelitian Alizar (2001). Gradasi agregat yang digunakan untuk kedua jenis campuran adalah Gradasi V Juklak Laston, Bina Marga. Penentuan kadar aspal emulsi optimum optimum (KAEO) dari CEBR dilakukan dengan menentukan kadar air penyelimutan, kadar air pemadatan dan kadar aspal emulsi optimum. Untuk Laston, kadar aspal optimum (KAO) ditentukan dengan memvariasikan kadar asmin dari 5,5% - 7,5% dengan tingkat kenaikan 0,5%. Pada benda uji dengan masing-masing kadar aspal optimumnya, dilakukan 4 jenis pengujian, yaitu Marshall Immersion (untuk CEBR dilakukan pada suhu air 25 C selama 30 menit dan 4x24 jam, dan untuk Laston dilakukan pada suhu air 60 C selama 30 menit dan 24 jam), penguapan secara siklik, perendaman dalam air secara siklik pada suhu ruang dan pengkondisian di udara bebas selama siklus 10, 20, 40 dan 80 hari. Untuk mengevaluasi, digunakan analisis Indeks Kekuatan Sisa (IKS) dan Indeks Durabilitas Pertama (IDP) dan Kedua (IDK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IKS untuk CEBR akibat perendaman Marshall masih berada diatas 50% dan untuk Laston masih berada diatas 75%. Nilai IKS, IDP dan IDK untuk CEBR akibat pengaruh perendaman siklik dalam air adalah 80,32%, 0,40%/hari, 15,64%/hari dan akibat pengaruh penguapan secara siklik adalah 145,84%, -1,19%/hari, - 43,40%/hari. Untuk perendaman dalam air secara siklik sampai hari ke-40 perkerasan Laston lebih awet dari pada perkerasan CEBR, namun setelah hari ke-80 keadaan terbalik. Secara keseluruhan perkerasan CEBR lebih tahan terhadap pengaruh infiltrasi uap air pada proses penguapan secara siklik dibandingkan Laston. Dalam pengujian ini untuk perkerasan CEBR, kehilangan air dan proses pemanasan dapat meningkatkan nilai stabilitas.
ABSTRACT The Influence of Water to Durability of Cold Mixtures Asphaltic Concrete Using Emulsion Asphalt, Cakra Nagara, 2002, Transportation Engineering, Magister Program of Civil Engineering, Institute of Technology Bandung. The influence of water infiltration to Dense Graded Emulsion Mixtures (DGEM) causing damage to DGEM layer immersed in the water, but the strength may increase due to the influence of cyclic water vapour, temperature rising and losing water content level in mixture. The specimens investigated were DGEM using cold mix method and Asphaltic Concrete (AC) mixture as a comparison. Asphaltic Concrete (AC) mixture as secondary data as a obtained from Alizar research (2001). The aggregate gradation used for both mixture types are no.v of gradation mixture from Bina Marga. The optimum emulsion asphalt content (OEAC) of DGEM was obtained by determining the cover water content, compaction water content and optimum emulsion asphalt content. For Asphaltic Concrete (AC) mixture, the optimum asphalt content (OAC) was obtained by varying the asphalt content from 5,5% to 7, 5% with increment of 0,5%. For the specimens with each optimum bitumen content, four types of test were carried out, i.e. Marshall Immersion test (for DGEM at 25 C of water temperature, for 30 minutes and 4x24 hours; and for AC mixture at 60 C of water temperature, for 30 minutes and 1x24 hours), cyclical water vapour, cyclical immersion test in water at room temperature and conditioning at ambient temperature in cycles of 10, 20, 40 and 80 days. Evaluation was based on the Marshall Index of Retained Stability (IRS), The First of Durability Index (FDI) and The Second of Durability Index (SDI). Results showed that IRS value for DGEM by Marshall Immersion Test is still higher than 50% and for Asphaltic Concrete mixture is still higher than 75%. IRS, FDI and SDI values of DGEM because of the influence of cyclical immersion test in water at room temperature are 80,32%; 0,40%/day; 15,64%/day and because of the influence of cyclic water vapour are 145,84%; -1,19%/day; -43,40%/day. For cyclical water immersion until day-40 th, The Asphaltic Concrete (AC) pavement was more durable to the influence of water vapour infiltration in cyclical vapour process than DGEM, but after day-80 t the situation was turned over. Generally, DGEM pavement was more durable to the influence of the water vapour infiltration in cyclical vapour process than Asphaltic Concrete. The test for DGEM pavement, losing water and heating process can increase stability value.