BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

b. merumuskan kebijakan di bidang kearsipan dan perpustakaan berdasarkan Rencana Strategis Dinas sebagai dasar pelaksanaan kegiatan; c.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 74

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 113 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 65 TAHUN 2016

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 85 TAHUN 2016

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN SRAGEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2015

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN SRAGEN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Transkripsi:

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Cilacap, perlu menetapkan Peraturan Bupati Cilacap tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Cilacap (Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 134); 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Cilacap. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Bupati adalah Bupati Cilacap. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap. 6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. 7. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap. 8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap. 9. Tipe B adalah ukuran atas intensitas atau beban tugas sedang pada setiap urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang harus dilaksanakan oleh Perangkat Daerah untuk beban kerja sedang. 10. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah Unsur Pelaksana Teknis Dinas yang melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. 11. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. 12. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kumpulan jabatan fungsional yang terdiri dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai keahliannya. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 (1) Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang perhubungan yang menjadi kewenangan daerah. (2) Dinas Perhubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 2

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Perhubungan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Aset ; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Lalu Lintas, terdiri dari : 1. Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; 2. Seksi Keselamatan Lalu Lintas. d. Bidang Angkutan, terdiri dari : 1. Seksi Angkutan Dalam Trayek; 2. Seksi Angkutan Tidak Dalam Trayek. e. Bidang Sarana dan Prasarana, terdiri dari : 1. Seksi Sarana; 2. Seksi Prasarana. f. UPTD, dan : g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. (4) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (5) Seksi seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan. (6) UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. (7) Struktur Organisasi Dinas Perhubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB III TUGAS DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS Bagian Kesatu Dinas Perhubungan Pasal 4 Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang perhubungan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah. Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Dinas Perhubungan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan di bidang lalu lintas, angkutan dan sarana prasarana; b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang lalu lintas, angkutan dan sarana prasarana; c. pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas, angkutan dan sarana prasarana; 3

d. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang lalu lintas, angkutan dan sarana prasarana; e. pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas; f. pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD;dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya. Pasal 6 Kepala Dinas mempunyai uraian tugas : a. merumuskan dan menetapkan program kerja Dinas Perhubungan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. merumuskan kebijakan di bidang lalu lintas, angkutan dan sarana prasarana berdasarkan rencana strategis Dinas sebagai dasar pelaksanaan kegiatan; c. mengoordinasikan kebijakan di bidang lalu lintas, angkutan dan sarana prasarana dengan perangkat daerah terkait di jajaran pemerintah kabupaten, provinsi, pusat maupun lembaga di luar kedinasan; d. mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanan tugas bawahan sesuai dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas habis; e. menyelenggarakan kebijakan lalu lintas dan angkutan umum, manajemen dan rekayasa lalu lintas, audit dan inspeksi keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan, dan pelayanan perkeretaapian dalam wilayah kabupaten; f. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang lalu lintas, angkutan dan sarana prasarana; g. menetapkan rencana induk jaringan Lalu Lintas dan Angkutan dalam wilayah kabupaten; h. menetapkan rekomendasi teknis ketinggian obstacle di kawasan keselamatan operasional penerbangan dalam wilayah kabupaten dan perizinan di bidang lalu lintas dan angkutan; i. menyelenggarakan kebijakan kesekretariatan dinas dengan mengarahkan perencanaan/perumusan program dan pelaporan, pengelolaan keuangan dan aset, dan urusan umum dan kepegawaian; j. mengendalikan pelaksanaan tugas operasional UPTD dengan mengarahkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan UPTD; k. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; l. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan m. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan n. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Bagian Kedua Sekretariat Pasal 7 Sekretariat mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi perencanaan, pembinaan ketatausahaan, hukum, keuangan dan aset, kerumahtanggaan, kerjasama, kearsipan, dokumentasi, keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan dan keprotokolan, kepegawaian dan pelayanan administrasi di lingkungan dinas. 4

Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Sekretariat pada Dinas Perhubungan menyelenggarakan fungsi : a. pengoordinasian kegiatan di lingkungan Dinas Perhubungan; b. pengoordinasian dan penyusunan rencana dan program kerja di lingkungan Dinas Perhubungan; c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi perencanaan, keuangan dan aset, hukum, kehumasan dan keprotokolan, ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, kerja sama, arsip dan dokumentasi di lingkungan Dinas Perhubungan; d. pengoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana di lingkungan Dinas Perhubungan; e. pengoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan jaringan dokumentasi dan informasi hukum di lingkungan Dinas Perhubungan; f. pengoordinasian pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi dan dokumentasi; g. penyelenggaraan pengelolaan aset daerah dan pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan Dinas Perhubungan; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;dan i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan terkait dengan tugas dan fungsinya. Pasal 9 Sekretaris mempunyai uraian tugas : a. menyusun program dan rencana kerja sesuai dengan rencana strategis dinas sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dinas dalam penyusunan program dan laporan agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; c. mendistribusikan tugas dan mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyelia pelaksanaan tugas perencanaan, keuangan dan aset, serta umum dan kepegawaian; e. menyelenggarakan urusan perencanaan sesuai program kerja untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas; f. menyelenggarakan urusan keuangan dan aset sesuai program kerja untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas; g. menyelenggarakan urusan umum dan kepegawaian sesuai program kerja untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas; h. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; i. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan j. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan k. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Paragraf 1 Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Aset Pasal 10 Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Aset mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan perencanaan dan program kerja, keuangan dan aset di lingkungan Dinas Perhubungan. 5

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Aset mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan, keuangan dan aset sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. melakukan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas; c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. melakukan koordinasi penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran serta pengelolaan keuangan dan aset dengan unit kerja terkait; e. menyiapkan bahan Kebijakan Umum Anggaran-PPAS, RKA dan DPA, Renja, Renstra, LAKIP, LPPD, LKPJ berdasarkan bahan dan materi dari bidang-bidang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; f. melakukan perencanaan pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di lingkungan dinas; g. menyiapkan bahan pengajuan dan memverifikasi Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan, Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang, Surat Permintaan Pembayaran-Tambah Uang dan Surat Permintaan Pembayaran-Langsung serta mengajukan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran ke Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan untuk kelancaran penatausahaan keuangan; h. memverifikasi dan mengesahkan laporan surat pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagai bahan pemeriksaan, sesuai dengan prosedur, mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk dikirimkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah; i. menyiapkan bahan penyusunan jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, buku besar, jurnal umum dan laporan realisasi anggaran baik bulanan, semester maupun tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bahan informasi dan evaluasi; j. menyiapkan bahan dan koordinasi obyek sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dinas dengan Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; k. menyiapkan bahan pengelolaan, pembinaan, pengawasan penatausahaan keuangan dan aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar tugas berjalan lancar; l. menyiapkan bahan koordinasi dalam pengusulan/penunjukkan kuasa pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen, pejabat pelaksana teknis kegiatan dan bendahara serta pejabat penatausahaan keuangan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagai dasar pertanggungjawaban keuangan; m. melakukan rekonsiliasi aset tetap dan belanja antara pengurus barang dengan bendahara pengeluaran; n. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; o. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan p. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan q. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Paragraf 2 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 12 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan urusan umum dan kepegawaian di lingkungan Dinas Perhubungan. 6

Pasal 13 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja urusan umum dan kepegawaian sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. melakukan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas; c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. melaksanakan ketatausahaan dinas dengan mengelola surat masuk, surat keluar, penataan arsip dan dokumen serta pengelolaan sistem informasi manajemen sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; e. menyiapkan bahan keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan dan keprotokolan, serta hukum dengan menyiapkan bahan analisis yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas; f. melakukan pengelolaan aset meliputi pendistribusian dan pemeliharaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; g. melakukan pengelolaan kerumahtanggaan dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; h. melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; i. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; j. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan k. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Bagian Ketiga Bidang Lalu Lintas Pasal 14 Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi manajemen dan rekayasa lalu lintas dan keselamatan lalu lintas. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bidang Lalu Lintas menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana dan program kerja bidang lalu lintas; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang lalu lintas; c. penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis bidang lalu lintas; d. pengelolaan administrasi bidang lalu lintas; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan terkait dengan tugas dan fungsinya. Pasal 16 Kepala Bidang Lalu Lintas mempunyai uraian tugas : a. merumuskan program dan rencana kerja bidang lalu lintas berdasarkan rencana strategis Dinas Perhubungan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; 7

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyusun penetapan Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan dalam wilayah Kabupaten; a. menyusun rekomendasi teknis penerbitan izin penggunaan jalan untuk angkutan barang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; e. melaksanakan manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam wilayah kabupaten; f. menyusun persetujuan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas untuk jalan kabupaten; g. merencanakan pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan perlengkapan jalan (rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan) di jalan kabupaten, dan perlengkapan alur sungai dan penyeberangan dalam wilayah kabupaten; h. merencanakan penerapan teknologi informasi dan komunikasi lalu lintas dalam wilayah kabupaten; i. melaksanakan audit dan inspeksi keselamatan lalu lintas dan angkutan dalam wilayah kabupaten; j. melaksanakan pembinaan dan penyuluhan keselamatan lalu lintas dan angkutan dalam wilayah kabupaten; k. melaksanakan pengaturan, pengawasan, pengendalian dan penegakkan hukum terhadap kelaikan, pemuatan kendaraan dan kapal GT 7 ke bawah serta perizinan di bidang perhubungan; l. melaksanakan fasilitasi promosi dan kemitraan keselamatan lalu lintas dan angkutan; m. menyusun rekomendasi teknis ketinggian halangan penerbangan (obstacle) di kawasan keselamatan operasional penerbangan dalam wilayah kabupaten; n. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; o. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan p. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan q. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Paragraf 1 Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Pasal 17 Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Pasal 18 Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja seksi manajemen dan rekayasa lalu lintas sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. melakukan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyiapkan bahan penetapan Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan dalam wilayah kabupaten; 8

e. menyiapkan bahan rekomendasi teknis penerbitan izin penggunaan jalan untuk angkutan barang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; f. menyiapkan penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam wilayah kabupaten; g. menyiapkan bahan persetujuan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas untuk jalan kabupaten; h. melakukan pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan Perlengkapan Jalan (Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan, Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan) di jalan kabupaten; i. melakukan pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan Perlengkapan Alur Sungai dan Penyeberangan di dalam wilayah kabupaten; j. melakukan penerapan teknologi informasi dan komunikasi lalu lintas; k. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; l. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan m. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan n. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Paragraf 2 Seksi Keselamatan Lalu Lintas Pasal 19 Seksi Keselamatan Lalu Lintas mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi pembinaan Keselamatan Lalu Lintas. Pasal 20 Kepala Seksi Keselamatan Lalu Lintas mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja seksi keselamatan lalu lintas sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. melakukan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyiapkan bahan pembinaan dan penyuluhan keselamatan tentang lalu lintas dan angkutan; e. menyiapkan bahan pengaturan, pengawasan, pengendalian dan penegakkan hukum terhadap kelaikan, pemuatan kendaraan dan kapal GT 7 kebawah serta perizinan di Bidang Perhubungan; f. menyiapkan bahan audit dan inspeksi keselamatan lalu lintas dan angkutan dalam wilayah kabupaten; g. menyiapkan fasilitasi promosi dan kemitraan keselamatan lalu lintas dan angkutan; h. menyiapkan bahan rekomendasi teknis ketinggian halangan penerbangan (obstacle) di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dalam wilayah kabupaten; i. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; j. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan k. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan 9

Bagian Keempat Bidang Angkutan Pasal 21 Bidang Angkutan mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan, pengelolaan dan penyelenggaraan manajemen angkutan yang meliputi angkutan dalam trayek, angkutan barang dan angkutan tidak dalam trayek. Pasal 22 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bidang Angkutan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana dan program kerja bidang angkutan; b. perumusan kebijakan teknis bidang angkutan; c. pelaksanaan bimbingan dan pengendalian teknis bidang angkutan; d. pengelolaan administrasi bidang angkutan;dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan terkait dengan tugas dan fungsinya. Pasal 23 Kepala Bidang Angkutan mempunyai uraian tugas : a. merumuskan program dan rencana kerja bidang angkutan berdasarkan rencana strategi Dinas Perhubungan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyusun rencana umum jaringan trayek dan lintas angkutan penyeberangan serta penetapan kebutuhan armada untuk kebutuhan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam satu kabupaten; e. menyusun pemberian izin usaha angkutan, izin muatan barang, izin operasi angkutan tidak dalam trayek dan izin pool serta agen angkutan yang berdomisili dalam kabupaten; f. menyusun pendapat teknis/rekomendasi terkait perizinan angkutan; g. menyusun pemberian izin trayek angkutan jalan dan angkutan sungai serta persetujuan pengoperasian angkutan penyeberangan dan angkutan pariwisata perairan yang wilayah pelayanannya dalam kabupaten; h. melaksanakan fasilitasi angkutan perintis dalam kabupaten; i. menyusun penetapan tarif kelas ekonomi angkutan jalan, sungai dan penyeberangan yang wilayah pelayanannya dalam kabupaten; j. menyusun penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan jalan kabupaten; k. menyusun penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi dan angkutan pariwisata perairan yang wilayah pelayanannya dalam kabupaten; l. merencanakan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan angkutan umum; m. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; n. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan o. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban; p. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan 10

Paragraf 1 Seksi Angkutan Dalam Trayek Pasal 24 Seksi Angkutan Dalam Trayek mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi penyelenggaraan manajemen angkutan dalam trayek. Pasal 25 Kepala seksi angkutan dalam trayek mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja seksi angkutan dalam trayek sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. melakukan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyiapkan bahan rencana umum jaringan trayek dan lintas angkutan penyeberangan serta penetapan kebutuhan armada untuk kebutuhan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam satu kabupaten; e. menyiapkan bahan pemberian izin usaha angkutan dalam trayek yang berdomisili dalam kabupaten; f. menyiapkan bahan pemberian izin pool dan agen angkutan; g. menyiapkan bahan pemberian izin trayek angkutan jalan dan angkutan sungai serta persetujuan pengoperasian angkutan penyeberangan yang wilayah pelayanannya dalam satu kabupaten; h. menyiapkan bahan pemberian pendapat teknis/rekomendasi terkait perizinan angkutan dalam trayek; i. menyiapkan fasilitasi angkutan perintis dalam kabupaten; j. menyiapkan bahan penetapan tarif kelas ekonomi angkutan jalan, sungai dan penyeberangan yang wilayah pelayanannya dalam kabupaten; k. melakukan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan angkutan umum dalam trayek; l. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; m. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan n. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan o. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Paragraf 2 Seksi Angkutan Tidak Dalam Trayek Pasal 26 Seksi angkutan tidak dalam trayek mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan meliputi pelaksanaan kegiatan dan penyelenggaraan manajemen angkutan barang dan angkutan tidak dalam trayek. Pasal 27 Kepala seksi angkutan tidak dalam trayek mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja seksi angkutan tidak dalam trayek sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. melakukan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; 11

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyiapkan bahan penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jalan kabupaten; e. menyiapkan bahan penetapan wilayah operasi angkutan tidak dalam trayek yang pelayanannya dalam kabupaten; f. menyiapkan bahan pemberian izin usaha angkutan tidak dalam trayek yang berdomisili dalam kabupaten; g. menyiapkan bahan pemberian pendapat teknis/rekomendasi terkait perizinan angkutan tidak dalam trayek; h. menyiapkan bahan pemberian izin operasi angkutan tidak dalam trayek yang wilayah pelayanannya dalam kabupaten; i. menyiapkan bahan pemberian surat izin muatan barang; j. melakukan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan angkutan umum tidak dalam trayek; k. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; l. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan m. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan n. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Bagian Kelima Bidang Sarana dan Prasarana Pasal 28 Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan sarana dan prasarana perhubungan. Pasal 29 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Bidang Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana dan program kerja bidang sarana dan prasarana; b. perumusan kebijakan teknis bidang sarana dan prasarana; c. pelaksanaan bimbingan dan pengendalian teknis bidang sarana dan prasarana; d. pengelolaan administrasi bidang sarana dan prasarana;dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan terkait dengan tugas dan fungsinya. Pasal 30 Kepala Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai uraian tugas : a. merumuskan program dan rencana kerja bidang sarana dan prasarana berdasarkan rencana strategis Dinas Perhubungan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyusun pedoman pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor dan merencanakan pengadaan, pemeliharaan dan pengembangan alat uji kendaraan bermotor; 12

e. menyusun pemberian rekomendasi/pendapat teknis untuk penerbitan izin bengkel umum kendaraan bermotor, persyaratan keselamatan kendaraan tidak bermotor dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi; f. menyusun pertimbangan dalam rangka penerbitan Surat Tanda Kebangsaan Kapal GT 7 kebawah dan Pengawakan Kapal; g. menyusun pemberian rekomendasi teknis penerbitan izin usaha jasa perawatan dan perbaikan kapal dalam wilayah kabupaten, dan pekerjaan pengerukan dan izin reklamasi di alur pelayaran sungai dan penyeberangan dalam wilayah kabupaten;; h. melaksanakan penetapan lokasi, rancang bangun, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan sungai dan penyeberangan, terminal penumpang tipe C, halte, jembatan penyeberangan orang dan tempat khusus parkir, fasilitas pejalan kaki, fasilitas sepeda dan fasilitas penyandang cacat ; i. merencanakan pemeliharaan dan pengembangan prasarana perhubungan (pelabuhan sungai dan penyeberangan, terminal penumpang tipe C, halte, jembatan penyeberangan orang, tempat khusus parkir, fasilitas pejalan kaki, fasilitas sepeda dan fasilitas penyandang cacat); j. menyusun penetapan rencana induk dan DLKR/DLKP pelabuhan sungai dan penyeberangan serta terminal penumpang tipe C; k. menyusun penetapan besaran tarif jasa terminal, pelabuhan sungai dan penyeberangan; l. menyusun penerbitan izin mendirikan bangunan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter; m. melaksanakan pelayanan perkeretaapian pada jaringan jalur perkeretaapian kabupaten; n. merencanakan penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang sarana dan prasarana; o. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; p. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan q. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan r. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Paragraf 1 Seksi Sarana Pasal 31 Seksi Sarana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan sarana perhubungan. Pasal 32 Kepala Seksi Sarana mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja seksi sarana sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. melakukan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyiapkan bahan pedoman pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor; e. melakukan pengadaan, pemeliharaan dan pengembangan alat uji kendaraan bermotor; 13

f. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi teknis penerbitan izin bengkel umum kendaraan bermotor; g. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi teknis untuk penerbitan izin penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi; h. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi teknis penerbitan izin usaha jasa perawatan dan perbaikan kapal dalam wilayah kabupaten; i. menyiapkan bahan pertimbangan dalam rangka penerbitan Surat Tanda Kebangsaan Kapal GT 7 kebawah dan Pengawakan Kapal; j. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi/pendapat teknis persyaratan keselamatan kendaraan tidak bermotor; k. melakukan penerapan teknologi informasi dan komunikasi sarana perhubungan; l. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; m. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan n. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan o. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Paragraf 2 Seksi Prasarana Pasal 33 Seksi Prasarana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengoordinasian, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan prasarana perhubungan. Pasal 34 Kepala Seksi Prasarana mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja seksi prasarana sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; b. melakukan koordinasi dengan unit kerja dinas agar terwujud sinkronisasi pelaksanaan tugas dinas; c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan fungsi d. menyiapkan bahan penetapan lokasi, rancang bangun, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan sungai dan penyeberangan, terminal penumpang tipe c, halte, jembatan penyeberangan orang, tempat khusus parkir, fasilitas pejalan kaki, fasilitas sepeda dan fasilitas penyandang cacat ; e. melakukan pemeliharaan dan pengembangan prasarana perhubungan (pelabuhan sungai dan penyeberangan, terminal penumpang tipe C, halte, jembatan penyeberangan orang, tempat khusus parkir, fasilitas pejalan kaki, fasilitas sepeda dan fasilitas penyandang cacat); f. menyiapkan pelayanan perkeretaapian pada jaringan jalur perkeretaapian kabupaten; g. menyiapkan bahan usulan penetapan tarif jasa terminal dan pelabuhan sungai dan penyeberangan; h. menyiapkan bahan penetapan Rencana Induk dan DLKR/DLKP pelabuhan sungai dan penyeberangan serta terminal penumpang tipe C; i. menyiapkan bahan penerbitan izin mendirikan bangunan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter; j. melakukan penerapan Teknologi informasi dan komunikasi prasarana perhubungan; k. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi kerja; 14

l. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan m. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud pertanggungjawaban;dan n. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai dengan Bagian Keenam UPTD Pasal 35 (1) Untuk melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Dinas Perhubungan dapat dibentuk UPTD. (2) UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Bagian Ketujuh Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 36 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang tenaga fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 37 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang pejabat fungsional senior yang ditunjuk diantara pejabat fungsional yang secara teknis opresional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan unit kerja masing-masing dan secara administratif bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang serta rincian tugas Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; (5) Pembinaan terhadap Jabatan Fungsional dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 38 (1) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertikal dan horisontal baik dalam lingkungan dinas maupun antar Perangkat Daerah lainnya di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. 15

(2) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPTD masing-masing bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi, dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan apabila terjadi penyimpangan, mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPTD wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (4) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPTD harus menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan masing-masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 39 (1) Pengisian kepala Perangkat Daerah dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (2) Selain Jabatan Pimpinan Tinggi, Administrator dan Pengawas, pada Dinas Perhubungan terdapat jabatan pelaksana dan jabatan fungsional. (3) Jumlah dan jenis jabatan pelaksana dan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja dari setiap fungsi penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang perhubungan yang menjadi kewenangan Daerah. Pasal 40 (1) Kepala Dinas merupakan jabatan struktural eselon IIb atau jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. (2) Sekretaris Dinas merupakan jabatan struktural eselon IIIa atau jabatan Administrator. (3) Kepala Bidang merupakan jabatan struktural eselon IIIb atau jabatan Administrator. (4) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPTD Kelas A merupakan jabatan struktural eselon IVa atau jabatan Pengawas. (5) Kepala UPTD Kelas B merupakan jabatan struktural eselon IVb atau jabatan Pengawas. BAB VI KETENTUAN LAIN LAIN Pasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta uraian tugas dan tata kerja UPTD diatur dengan Peraturan Bupati tersendiri. 16

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 42 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Cilacap Nomor 39 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Serta Uraian Tugas Dinas Daerah Kabupaten Cilacap (Berita Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2011 Nomor 39) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 43 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dalam Berita Daerah Kabupaten Cilacap. Ditetapkan di Cilacap pada tanggal 5 Desember 2016 BUPATI CILACAP, ttd AKHMAD EDI SUSANTO Diundangkan di Cilacap pada tanggal 5 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CILACAP, ttd SUTARJO BERITA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 NOMOR 94 17

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN, KEUANGAN DAN ASET SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG LALU LINTAS BIDANG ANGKUTAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA SEKSI MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS SEKSI ANGKUTAN DALAM TRAYEK SEKSI SARANA SEKSI KESELAMATAN LALU LINTAS SEKSI ANGKUTAN TIDAK DALAM TRAYEK SEKSI PRASARANA UPTD WAKIL BUPATI CILACAP, ttd Diundangkan di Cilacap pada tanggal 5 Desember 2016 AKHMAD EDI SUSANTO SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CILACAP, ttd SUTARJO