BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara optimal. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

PERBEDAAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR KEPERAWATAN BERDASARKAN SHIFT KERJA DI RUANG RAWAT INAP RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. dan dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PENCAPAIAN STANDAR PENGOLAHAN REKAM MEDIS SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN DI RSUD PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun. Status kepegawaian : Pendidikan : Lama kerja : B. Pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang beroperasi 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam memberikanpelayanan medis yang bermutu dan berkelanjutan kepada pasien.salah satu sumber daya yang dibutuhkan rumah sakit dalam perawatan pasien adalah perawat yang dalam segi jumlah menempati urutan teratas, khususnya ruang rawat inap.perawat merupakan pintu terdepan bagi pasien rawat inap untuk menyampaikan keluhan yang berhubungan dengan perkembangan kesehatan maupun perjalanan penyakit yang diderita oleh pasien. Analisis situasi pelayanan keperawatan yang terkait dengan berbagai permasalahan dan perkembangan kesehatan yang dilakukan oleh Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes RI bekerja sama dengan WHO pada tahun 2000 menunjukkan gambaran sebagai berikut: 1). Sebanyak 70,9% perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan, 2). Sebanyak 39,8% perawat masih melakukan tugas-tugas non keperawatan, 3) Sebanyak 47,4% perawat tidak memiliki uraian tugas secara tertulis, dan 4).Sebanyak Belum dikembangkan monitoring dan evaluasi kinerja perawat secara khusus (Kepmenkes No 836, 2005). 1

Perawat merupakan salah satu pekerjaan yang termasuk dalam usaha industri dimana hasil produksinya berupa jasa pelayanan kesehatanproduktivitas kerja perawat yang paripurna dapat dinilai dari kelengkapan pengisian informasi kesehatan pasien pada dokumen rekam medis, selain itu keteraturan data medis dalam lembar pengkajian tersebut dapat menjadi informasi tambahan penegakan diagnosa oleh Dokter.Perawat memiliki kewajiban mengisi berkas rekam medis, hal ini termasuk dalam produktifitas kerja perawat sebagai pemberi pelayanan jasa kesehatan. Berdasarkan Permenkes 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi pasal 14 (1) dimana pendelegasian oleh dokter pada perawat untuk melakukan tindakan medis kepada pasien harus tertulis dalam format rekam medis. Tugas Dokter dalam pengisian rekam medis terkait dengan pemberian pengobatan, rencana tindakan serta penegakan diagnosa utama pasien.perawat sebagai pelaksana yang bertanggungjawab atas kesinambungan data dan tindakan yang dilakukan kepada pasien harus ditulis dalam rekam medis.penelitian yang dilakukan olehramadhani (2008) dimana faktor penyebab ketidaklengkapan dokumen rekam medis pasien rawat inap disebabkan oleh aspek sumber daya manusia. Kurangnya ketelitian perawat dalam pengisian dokumen rekam medis pasien berpengaruh terhadap kelengkapan pengisian rekam medis, karena setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat harus dicatat dalam dokumen rekam medis.perawat harus mampu melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan dalam rekam medis 2

secara lengkap, jelas, akurat, dapat dipahami, dipertanggungjawabkan dan berkesinambungan. Penurunan ketelitian dan konsentrasi adalah salah satu tanda kelelahan yang dapat dialami oleh perawat yang bekerja secara shift.sistem kerja shift yang diberlakukan dalam memberikan pelayanan selama 24 jam oleh perawat dapat memberikan dampak kelelahan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Villa, dkk (2013) bahwa kelelahan kerja yang dialami perawat di instalasi rawat inap menyatakan adanya hubungan antara shift kerja dengan kelelahan. Selain itu hasil penelitian Kurniawati dan Sholikhah (2012) menyatakan adanya hubungan Kelelahan dengan Kinerja Perawat. Kelelahan kerja yang tidak dapat diatasi akan menimbulkan berbagai permasalahan kerja terkait pelayanan yakni tindakan yang lambat dan pelayanan yang kurang ramah, sedangkan terkait dokumentasi perawatan yakni pencatatan pasien masuk maupun keluar yang terlupa, lembar rekam medis yang tidak lengkap. Kelelahan kerja akibat shift kerja akan menurunkan kinerja, menurunkan kapasitas kerja, ketahanan kerja yang ditandai oleh perasaan lelah, motivasi menurun. Motivasi perawat dalam bekerja akan berpengaruh pada kedisiplinan perawat dalam pengisian dokumen rekam medis, namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian Indar (2013) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi dengankelengkapan pengisian dokumen rekam medis. Pentingnya kelengkapan pengisian rekam medis berhubungan dengan proses pelayanan pasien yang bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi 3

pelayanan kesehatan serta dapat melibatkan berbagai unit kerja yang berlainan. Pengintegrasian dan koordinasi aktivitas pelayanan pasien menjadi tujuan agar menghasilkan proses pelayanan yang efisien, penggunaan yang lebih efektif sumber daya manusia dan sumber daya lain, dan kemungkinan hasil pelayanan pasien yang lebih baik. Rekam medis pasien memfasilitasi dan menggambarkan integrasi dan koordinasi pelayanan.khususnya, setiap catatan observasi dan pengobatan pemberi pelayanan. Demikian juga, setiap hasil atau kesimpulan dari rapat tim, diskusi pasien dicatat dalam rekam medis pasien (KARS, 2012). Pengisian dokumen rekam medis sering ditemukan permasalahan dari segi kelengkapan pengisian identifikasi, pencatatan, autentifikasi, dan pelaporan. Melihat pentingnya rekam medis untuk rumah sakit maka perlu adanya pengendalian terhadap pengisisan rekam medis untuk menjaga kualitas isi rekam medis (Hatta, 2014). Berdasarkan penelitian Pamungkas (2010) faktor penyebab ketidaklengkapan dokumen rekam medis adalah keterbatasan waktu kerja dan ketidakdisiplinan. Standar waktu kerja yang ditetapkan di ruang rawat inap RSUD dr. Soeratno Gemolong tidak sama, dimana shift pagi dimulai jam 07:00 hingga 14:00 (7 jam), shift siang dimulai jam 14:00 hingga 20:00 (6 jam) sedangkan shift malam mulai jam 20:00 hingga jam 07:00 (11 jam). Adanya waktu sibuk yakni Visite dokter dan jadwal injeksi obat pasien yang menyita tenaga terjadi di shiftmalam dan siang, hal ini semakin memperberat beban kerja perawat.jumlah hari kerja yang diberlakukan di ruang perawatan Teratai 4

adalah 1-1-1 atau shift kerja pagi-siang-malam-libur danseterusnya.pemberian libur tambahan diberikan 2 hari dan ditempatkan secara terpisah sehingga 2 kali dalam sebulan jadwal perawat adalah pagi-siang-malam-libur-libur. Kelelahan saat shift kerja yang tidak bisa dianulir berdampak pada konsentrasi perawat dalam pendokumentasian tindakan keperawatan. Analisis kelengkapan saat survei pendahuluan dengan memeriksa 10 dokumen yang dikembalikan dari ruang fillingkarena pengisian komponen lembar keperawatan belum lengkap. Dari 10 dokumen, 4 diantaranya merupakan dokumen pasien yang diterima atau dipindahkan ke ruangan pada jam 21.00 hingga pukul 06.00, sedangkan 2 diantaranya diterima pada jam 10.00 hingga 14.00, Sebanyak 4 dokumen terakhir diterima pada jam 14.30 hingga jam 20.00. RSUD dr. Soeratno pada tahun 2015 telah melayani kunjungan rawat inap sebanyak 5.704 pasien yang terbagi dalam 6 ruang perawatan. Ruang perawatan yang memiliki kapasitas pasien paling banyak adalah Ruang Teratai, selain itu Ruang Teratai memiliki tingkat keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis tertinggi sebesar 66,67% atau sebanyak 3652 dokumen.pelayanan ruang Teratai pada tahun 2015telah melayani pasien sebanyak 3081 pasien. Angka ketidakterisian dokumentasi keperawatan ketika dilakukan survei pendahuluan diruang perawatan Teratai pada bulan November 2015 sejumlah 199 dokumen (63%) dari shift malam tidak terisi secara lengkap. RSUD dr. Soeratno Gemolong sebagai rumah sakit pembantu yang memiliki 5

tanggung jawab besar dalam menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) di Kabupaten Sragen, maka pelayanan yang diberikan hendaknya bermutu dan berkelanjutan kepada pasien. Kelengkapan pengisiandokumentasi lembar keperawatan pasien rawat inap dapat digunakan oleh dokter sebagai informasi tambahan yang digunakan untuk penegakan diagnosa utama.banyaknya dokumen yang tidak lengkap dan adanya perbedaan beban shift di Ruang Teratai. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk mengetahui perbedaan kelengkapan pengisian lembar keperawatan pasien rawat inap berdasarkan shift kerja di RSUD dr. Soeratno Gemolong. B. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan kelengkapan pengisian lembar keperawatan berdasarkan shift kerja di ruang rawat inap RSUD dr. Soeratno Gemolong pada tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan kelengkapan pengisian lembar keperawatan berdasarkan shift kerja di ruang rawat inap RSUD dr. Soeratno Gemolong. 6

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik perawat rawat inap di RSUD dr. Soeratno Gemolong. b. Mengetahui persentase kelengkapan pengisian lembar keperawatan berdasarkan shift kerja. c. Mengetahui frekuensikelengkapanpengisian itemidentifikasi, pelaporan, autentifikasi, dan pencatatan pada lembar keperawatan. d. Mengetahui perbedaan kelengkapan tujuh lembar keperawatan antara shift kerja di ruang Teratai D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat mengungkap masalah terkait dengan perbedaan kelengkapan pengisian lembar keperawatan pasien rawat inap berdasarkan waktu shift kerja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perawat pelaksana di RSUD dr. Soeratno Gemolongsebagai bahan evaluasi kinerja perawat dalam proses pelengkapan berkas rekam medis pasien di ruang rawat inap RSUD dr. Soeratno Gemolong. 7

b. Bagi RSUD dr. Soeratno Gemolongsebagai bahan penentuan kebijakan dalam program meningkatkan pencapaian pelayanan bermutu dalam pelayanan rawat inap di RSUD dr.soeratno gemolong. c. Bagi Institusi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakartasebagai bahan untuk menambah referensi mengenai informasi kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh praktisi kesehatan. 8