BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 54 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PERATURAN DESA SUMBERANYAR

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 5 TAHUN 2015 PEDOMAN TEKNIS PERATURAN DI DESA

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERATURAN DI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2014

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA

PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 102 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2016

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

2/1/2008 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 23 TAHUN 2017

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEPALA DESA

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR. PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEITrI'SUITAIT PERATURAN DI DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 11 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/JULI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI LAMPUNG SELATAN,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 7 TAHUN 2008 PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAW A TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 NOMOR: 11 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 44 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

Transkripsi:

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa, serta dalam rangka keseragaman dan tertib administrasi pembentukan produk hukum di desa, perlu pedoman dalam penyusunan produk hukum desa secara terencana, terpadu dan sistimatis; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pembentukan Produk Hukum Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten/ Kotamadya Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 Nomor 6 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 61); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sidoarjo. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. 3. Bupati adalah Bupati Sidoarjo. 4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memeiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Kabupaten Sidoarjo. 5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan di Kabupaten Sidoarjo. 6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan desa. 7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 8. Peraturan di Desa adalah peraturan yang meliputi peraturan desa, peraturan bersama kepala desa dan peraturan kepala desa.

9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala desa setelah dibahas dan disepakati bersama oleh BPD. 10. Peraturanan Bersama Kepala Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh dua atau lebih kepala desa yang bersifat mengatur. 11. Peraturanan Kepala Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh kepala desa yang bersifat mengatur. 12. Keputusan Kepala Desa adalah Penetapan yang bersifat konkrit, individual dan final. 13. Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap rancangan peraturan desa untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundangundangan yang lebih tinggi. 14. Pengundangan adalah penetapan peraturan di desa dalam lembaran desa atau berita desa. 15. Klarifikasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap Peraturan di desa untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundangundangan yang lebih tinggi. 16. Bertentangan dengan kepentingan umum adalah kebijakan yang menyebabkan terganggunya antara kerukunan warga masyarakat, terganggunya akses terhadap pelayanan publik, terganggunya ketentraman dan ketertiban umum, terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan/atau diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras antar golongan dan gender. BAB II ASAS PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA Bagian Kesatu Asas Pembentukan Pasal 2 Dalam membentuk produk hukum Desa harus dilakukan berdasarkan pada asas pembentukan Peraturan Perundang- Undangan yang baik, meliputi : a. kejelasan tujuan; b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat; c. kesesuaian antara jenis, hierarki dan materi muatan; d. dapat dilaksanakan; e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; f. kejelasan rumusan; dan g. keterbukaan. Bagian Kedua Jenis Produk Hukum Desa Pasal 3 (1) Jenis Produk Hukum Desa dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: a. Produk Hukum Desa yang bersifat pengaturan; dan b. Produk Hukum Desa yang bersifat penetapan.

(2) Produk Hukum Desa yang bersifat pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. peraturan desa; b. peraturan bersama Kepala Desa; dan c. peraturan kepala desa. (3) Produk Hukum Desa yang bersifat penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berupa Keputusan Kepala Desa; (4) Format Produk Hukum Desa tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Bagian Ketiga Materi Muatan Pasal 4 (1) Materi muatan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, berisi materi muatan dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa atau penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi. (2) Materi muatan Peraturan bersama Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, berisi materi kerjasama desa. (3) Materi muatan Peraturan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c, berisi materi pelaksanaan peraturan desa, peraturan bersama kepala desa dan tindaklanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. BAB III PEMBENTUKAN PERATURAN DESA Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 5 (1) Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa dan BPD dalam rencana kerja Pemerintah Desa. (2) Lembaga kemasyarakatan, lembaga desa lainnya di desa dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Desa dan/atau BPD untuk rencana penyusunan rancangan Peraturan Desa. Bagian Kedua Penyusunan Paragraf 1 Penyusunan Peraturan Desa oleh Kepala Desa Pasal 6 (1) Penyusunan rancangan Peraturan Desa dilakukan berdasarkan rencana kerja Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).

(2) Penyusunan rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa. (3) Rancangan Peraturan Desa yang telah disusun, wajib dikonsultasikan kepada masyarakat desa dan dapat dikonsultasikan kepada camat untuk mendapatkan masukan. (4) Rancangan Peraturan Desa yang dikonsultasikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diutamakan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang terkait langsung dengan substansi materi pengaturan. (5) Masukan dari masyarakat desa dan camat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan Pemerintah Desa untuk tindaklanjut proses penyusunan rancangan Peraturan Desa. (6) Rancangan Peraturan Desa yang telah dikonsultasikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama. Pasal 7 Rancangan peraturan desa dilarang bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi, ketentuan kesusilaan dan/atau kepentingan umum. Pasal 8 (1) Dalam hal materi muatan rancangan Peraturan Desa tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kesusilaan dan/atau kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Sekretaris Desa dapat melakukan dan/atau meminta dilakukan perubahan dan/atau penyempurnaan terhadap rancangan Peraturan Desa. (2) Hasil perubahan dan/atau penyempurnaan rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa. Paragraf 2 Penyusunan Peraturan Desa oleh BPD Pasal 9 (1) BPD dapat menyusun dan mengusulkan rancangan Peraturan Desa. (2) Rancangan Peraturan Desa yang disusun atau diusulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali untuk rancangan Peraturan Desa tentang rencana pembangunan jangka menengah Desa, rancangan Peraturan Desa tentang rencana kerja Pemerintah Desa, rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dan rancangan Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa, Penyusunan rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa. (3) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diusulkan oleh anggota BPD kepada pimpinan BPD untuk ditetapkan sebagai rancangan Peraturan Desa usulan BPD.

Bagian Ketiga Pembahasan Pasal 10 (1) BPD mengundang Kepala Desa untuk membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa. (2) Dalam hal terdapat rancangan Peraturan Desa prakarsa Pemerintah Desa dan usulan BPD mengenai hal yang sama untuk dibahas dalam waktu pembahasan yang sama, maka didahulukan rancangan Peraturan Desa usulan BPD sedangkan Rancangan Peraturan Desa usulan Kepala Desa digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan. Pasal 11 (1) Rancangan Peraturan Desa yang belum dibahas dapat ditarik kembali oleh pengusul. (2) Rancangan Peraturan Desa yang telah dibahas tidak dapat ditarik kembali kecuali atas kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa dan BPD. (3) Penarikan kembali rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh Kepala Desa, disampaikan dengan surat Kepala Desa disertai alasan penarikan. (4) Penarikan kembali rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh BPD, disampaikan dengan surat BPD disertai alasan penarikan. (5) rancangan Peraturan Desa yang ditarik kembali tidak dapat diajukan lagi pada masa sidang yang sama Bagian Keempat Penetapan Pasal 12 (1) Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal kesepakatan. (2) Rancangan peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditetapkan oleh Kepala Desa dengan membubuhkan tanda tangan paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan peraturan Desa dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa. Bagian Kelima Pengundangan Pasal 13 (1) Peraturan Desa yang telah dibubuhi tanda tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) disampaikan kepada Sekretaris Desa untuk diundangkan. (2) Sekretaris Desa mengundangkan Peraturan Desa dalam lembaran desa. (3) Dalam hal Kepala Desa tidak menandatangani Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Peraturan Desa tersebut wajib diundangkan dalam Lembaran Desa dan sah menjadi Peraturan Desa.

(4) Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sejak diundangkan. Bagian Keenam Penyebarluasan Pasal 14 (1) Penyebarluasan dilakukan oleh Pemerintah Desa dan BPD sejak penetapan rencana penyusunan rancangan Peraturan Desa, penyusunan Rancangan Peratuan Desa, pembahasan Rancangan Peraturan Desa, hingga Pengundangan Peraturan Desa. (2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan masyarakat dan para pemangku kepentingan. BAB IV EVALUASI DAN KLARIFIKASI PERATURAN DESA Bagian Kesatu Evaluasi Pasal 15 (1) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa yang telah dibahas dan disepakati oleh Kepala Desa dan BPD, sebelum ditetapkan oleh kepala desa paling lambat 3 (tiga) hari disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat untuk dievaluasi, dengan melampirkan berita acara persetujuan bersama antara Kepala Desa dan BPD. (2) Hasil evaluasi rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan oleh Bupati paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan Peraturan tersebut oleh Bupati. (3) Dalam hal Bupati tidak memberikan hasil evaluasi terhadap rancangan peraturan desa sampai pada batas waktu sebagaimana pada ayat (2), Kepala Desa dapat menetapkan rancangan peraturan desa menjadi peraturan desa. (4) Dalam hal Bupati telah memberikan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Desa wajib memperbaikinya. Pasal 16 (1) Kepala Desa memperbaiki rancangan peraturan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) paling lama 20 (dua puluh) hari sejak diterimanya hasil evaluasi. (2) Kepala Desa dapat mengundang BPD untuk memperbaiki rancangan peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Hasil koreksi dan tindaklanjut disampaikan Kepala Desa kepada Bupati melalui camat.

Pasal 17 Dalam hal Kepala Desa tidak meninjaklanjuti hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), dan tetap menetapkan menjadi Peraturan Desa, Bupati membatalkan Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati. Pasal 18 Evaluasi rancangan peraturan desa tentang APB Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) didelagasikan kepada Camat. Pasal 19 (1) Camat membentuk tim evaluasi rancangan peraturan desa. (2) Tim sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Camat. Bagian Kedua Klarifikasi Pasal 20 (1) Peraturan Desa yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) disampaikan oleh kepala desa kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari sejak ditetapkan untuk diklarifikasi. (2) Bupati melakukan klarifikasi Peraturan Desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterima. (3) Dalam melakukan Klarifikasi sebagaimana dimaksud Ayat (2) Bupati membentuk tim klarifikasi. (4) Dalam hal Bupati tidak melakukan klarifikasi sebagaimana dimaksud ayat (2), Peraturan Desa tersebut diundangkan. Pasal 21 (1) Hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dapat berupa: a. hasil klarifikasi yang sudah sesuai dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi; dan b. hasil klarifikasi yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi. (2) Dalam hal hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati menerbitkan surat hasil klarifikasi. (3) Dalam hal Bupati telah memberikan hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Desa wajib memperbaikinya. Pasal 22 Kepala Desa memperbaiki peraturan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) paling lama 20 (dua puluh) hari sejak diterimanya hasil klarifikasi diterima.

Pasal 23 Dalam hal Kepala Desa tidak meninjaklanjuti hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3), dan tetap mengundangkan menjadi Peraturan Desa, Bupati membatalkan Peraturan Desa tersebut dengan Keputusan Bupati. Pasal 24 Klarifikasi peraturan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) didelagasikan kepada Camat. Pasal 25 (1) Camat membentuk tim klarifikasi peraturan desa. (2) Tim sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Camat. BAB V PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 26 (1) Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa ditetapkan bersama oleh dua Kepala Desa atau lebih dalam rangka kerja sama antar-desa. (2) Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setelah mendapatkan rekomendasi dari musyawarah desa. Bagian Kedua Penyusunan Pasal 27 Penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa dilakukan oleh Kepala Desa pemrakarsa. Pasal 28 (1) Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah disusun, wajib dikonsultasikan kepada masyarakat desa masing-masing dan dapat dikonsultasikan kepada camat masing-masing untuk mendapatkan masukan. (2) Masukan dari masyarakat desa dan camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan Kepala Desa untuk tindaklanjut proses penyusunan rancanan Peraturan Bersama Kepala Desa.

Bagian Ketiga Pembahasan, Penetapan dan Pengundangan Pasal 29 Pembahasan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa dilakukan oleh 2 (dua) Kepala Desa atau lebih. Pasal 30 (1) Kepala Desa yang melakukan kerja sama antar-desa menetapkan Rancangan Peraturan Desa dengan membubuhkan tanda tangan paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal disepakati. (2) Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah dibubuhi tanda tangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diundangkan dalam Berita Desa oleh Sekretaris Desa masing-masing desa. (3) Peraturan Bersama Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sejak tanggal diundangkan dalam Berita Desa pada masing-masing Desa. Bagian Keempat Penyebarluasan Pasal 31 Peraturan Bersama Kepala Desa disebarluaskan kepada masyarakat Desa masing-masing. BAB VI PERATURAN KEPALA DESA Pasal 32 (1) Penyusunan rancangan Peraturan Kepala Desa dilakukan oleh Kepala Desa. (2) Materi muatan Peraturan Kepala Desa meliputi materi pelaksanaan Peraturan Desa. (3) Rancangan Peraturan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa. Pasal 33 Peraturan Kepala Desa diundangkan dalam Berita Desa oleh Sekretaris Desa. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 34 Pembiayaan pembentukan produk hukum Desa dibebankan pada APB Desa.

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sidoarjo. Ditetapkan di Sidoarjo pada tanggal 20 Oktober 2016 BUPATI SIDOARJO, ttd SAIFUL ILAH Diundangkan di Sidoarjo pada tanggal 11 Nopember 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIDOARJO, ttd VINO RUDY MUNTIAWAN BERITA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016 NOMOR 61 NOREG PERBUP : 61 TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 61 TAHUN 2016 TANGGAL : 20 Oktober 2016 A. BENTUK RANCANGAN PRODUK HUKUM DESA I. BENTUK RANCANGAN PERATURAN DESA KEPALA DESA.. (Nama Desa) KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA (Nama Desa) NOMOR TAHUN TENTANG (Nama Peraturan Desa) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: a. bahwa ; b. bahwa ; c. dan seterusnya ; Mengingat: 1. ; 2. ; 3. dan seterusnya ; KEPALA DESA (Nama Desa), Dengan Kesepakatan Bersama BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (Nama Desa) dan KEPALA DESA (Nama Desa) MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DESA TENTANG... (Nama Peraturan Desa). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB II Pasal BAB (dan seterusnya) Pasal... Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa (Nama Desa). Ditetapkan di pada tanggal KEPALA DESA (Nama Desa), tanda tangan NAMA Diundangkan di pada tanggal SEKRETARIS DESA (Nama Desa), tanda tangan NAMA LEMBARAN DESA (Nama Desa) TAHUN NOMOR

II. PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA... (Nama Desa) DAN KEPALA DESA... (Nama Desa) NOMOR... TAHUN... TENTANG (Judul Peraturan Bersama) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA... (Nama Desa) DAN KEPALA DESA..., (Nama Desa) Menimbang : a. bahwa...; b. bahwa...; c. dan seterusnya...; Mengingat : 1....; 2....; 3. dan seterusnya...; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA... (Nama Desa) DAN KEPALA DESA... (Nama Desa) TENTANG... (Judul Peraturan Bersama). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan: BAB II Bagian Pertama... Paragraf 1 Pasal.. BAB... Pasal...

BAB... KETENTUAN PERALIHAN (jika diperlukan) BAB.. KETENTUAN PENUTUP Pasal... Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama ini dengan penempatannya dalam Berita Desa... (Nama Desa) dan Berita Desa... (Nama Desa) Ditetapkan di... pada tanggal KEPALA DESA..., (Nama Desa) tanda tangan (Nama Tanpa Gelar dan Pangkat) Diundangkan di... pada tanggal... SEKRETARIS DESA..., (Nama Desa) KEPALA DESA..., (Nama Desa) tanda tangan (Nama Tanpa Gelar dan Pangkat) Diundangkan di... pada tanggal... SEKRETARIS DESA..., (Nama Desa) tanda tangan (Nama) tanda tangan (Nama) BERITA DESA... (Nama Desa) TAHUN... NOMOR... BERITA DESA... (Nama Desa) TAHUN... NOMOR...

III. PERATURAN KEPALA DESA KEPALA DESA (Nama Desa) KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN KEPALA DESA... (Nama Desa) NOMOR... TAHUN... TENTANG (Judul Peraturan Kepala Desa) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA..., (Nama Desa) Menimbang : a. bahwa...; b. bahwa...; c. dan seterusnya...; Mengingat : 1....; 2...; 3. dan seterusnya...; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA TENTANG... (Judul Peraturan Kepala Desa). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Desa ini yang dimaksud dengan: BAB II Bagian Pertama... Paragraf 1 Pasal.. BAB... Pasal...

BAB... KETENTUAN PERALIHAN (jika diperlukan) BAB.. KETENTUAN PENUTUP Pasal... Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Desa... (Nama Desa). Ditetapkan di... pada tanggal KEPALA DESA..., (Nama Desa) Diundangkan di... pada tanggal... SEKRETARIS DESA..., (Nama Desa) tanda tanga (Nama Tanpa Gelar dan Pangkat) tanda tangan (Nama) BERITA DESA... (Nama Desa) TAHUN... NOMOR...

B. KEPUTUSAN KEPALA DESA II. KEPUTUSAN KEPALA DESA Menimbang KABUPATEN SIDOARJO KEPUTUSAN KEPALA DESA... (Nama Desa) NOMOR... TAHUN... TENTANG (Judul Keputusan Kepala Desa) KEPALA DESA..., (Nama Desa) : a. bahwa...; b. bahwa...; c. dan seterusnya...; Mengingat : 1....; 2....; 3. dan seterusnya...; Memperhatikan : 1....; 2....; 3. dan seterusnya...; (jika diperlukan) Menetapkan : MEMUTUSKAN: KESATU : KEDUA : KETIGA : KEEMPAT : KELIMA : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di... pada tanggal... KEPALA DESA..., (Nama Desa) tanda tangan (Nama Tanpa Gelar dan Pangkat) A BUPATI SIDOARJO, ttd SAIFUL ILAH