PENDIDIKAN ISLAM YANG BERKUALITAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. dan bertaqwa, bersikap mulia dan berpengetahuan yang sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. tertib, teratur, dan efisien dapat menghasilkan sesuatu yang mampu mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya sadar dan terencana agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB V PENUTUP. tesis ini yang berjudul: Konsep Berpikir Multidimensional Musa Asy arie. dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN


BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

Transkripsi:

PENDIDIKAN ISLAM YANG BERKUALITAS Aminudin (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan al-qur an, al-hadits dan akal. Penggunaan dasar ini haruslah berurutan, al-qur an terlebih dahulu dijadikan sebagai sumber dari segala sumber, bila tidak ada atau tidak jelas di dalam al-qur an maka harus dicari dalam al-hadits, bila tidak juga jelas atau tidak ada di dalam al-hadits barulah digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal itu tidak boleh bertentangan dengan jiwa al-qur an dan atau al-hadits. Untuk mengukur berhasil tidaknya strategi tersebut dapat dilihat melalui berbagai indikator berikut: Secara akademik lulusan pendidikan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, secara moral, lulusan pendidikan tersebut dapat menunjukkan tanggung jawab dan kepeduliannya kepada masyarakat sekitarnya; secara individual, lulusan pendidikan tersebut semakin meningkat ketakwaannya, yaitu manusia yang melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-nya; secara sosial, lulusan pendidikan tersebut dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya; dan secara kultural, ia mampu menginterpretasikan ajaran agamanya sesuai dengan lingkungan sosialnya. Dengan kata lain dimensi kognitifintelektual, afektif-emosional, dan psikomotorik-praktis kultural dapat terbina secara seimbang. Kata Kunci: Pendidikan Islam

31 Pendahuluan Islam adalah agama universal atau yang lazim disebut agama rahmatan lil alamiin. Islam sangat konsen terhadap pendidikan. Pendidikan mendapatkan posisi yang amat strategis dalam upaya membangun peradaban umat manusia. Melihat sejarah Islam yang pada masa puncak kejayaannya memiliki lembaga pendidikan yang menjadi rujukan diseluruh dunia, sebagai cermin, pemerintahan dan yayasanyayasan Islam pada zaman tersebut pernah memiliki universitasuniversitas besar dan sangat modern untuk masanya, seperti Nizhamiah. Bahkan, Universitas al-azhar masih eksis hingga hari ini. Di Andalusia, banyak dibangun perguruan tinggi terkenal seperti Universitas Cordoba, Sevilla, Malaga, Granada dan lainnya. Di sinilah orang-orang Eropa pertama kali belajar sains dan ilmu pengetahuan sehingga lahirlah para pemikir dan filosof terkenal Eropa. Perguruan tinggi Oxford dan Cambridge di Inggris juga merupakan titisan perguruan-perguruan tinggi Islam. Memasuki abad XXI atau millennium ketiga ini dunia pendidikan dihadapkan kepada berbagai masalah pelik sehingga apabila hal tersebut tidak segera diatasi secara tepat, tidak mustahil dunia pendidikan akan ditinggal oleh zaman. Kata millennium berasal dari bahasa Inggris millennium yang artinya masa seribu tahun (John M. Echols dan Hassan Shadily, 2003: 380). Kesadaran akan tampilnya dunia pendidikan dalam memecahkan dan merespon berbagai tantangan baru yang timbul pada setiap zaman adalah suatu hal yang logis bahkan suatu keharusan. Hal yang demikian dapat dimengerti mengingat dunia pendidikan merupakan salah satu Al-Munzir Vol. 7, No. 1, Mei 2014 Pendidikan Islam yang Berkualitas

32 pranata yang terlibat langsung dalam mempersiapkan masa depan umat manusia. Kegagalan dunia pendidikan dalam menyiapkan masa depan umat manusia,adalah merupakan kegagalan bagi kelangsungan kehidupan bangsa (Fadhil Al-Jamali, 1992: 19). Dalam hal mencari rumusan sistem pendidikan yang Islami ini amat penting untuk dilakukan, hal ini disebabkan oleh dua hal sebagai berikut: 1. Saat ini terdapat kesalahan landasan filosofis yang diterapkan oleh dunia pendidikan pada umumnya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa pendidikan saat ini pada umumnya sudah dipengaruhi oleh pandangan hidup Barat. Sebagai akibat dari pandangan filosofis yang demikian, maka lulusan dunia pendidikan saat ini cenderung berubah oientasi dan pola hidupnya ke arah yang lebih bercorak materialistik, sekularistik, individualistik, dan lain-lain. Adapun gejala-gejalanya antara lain kurang menghargai nilai-nilai agama, pola hidup yang permissive, yakni serba membolehkan apa saja, seperti pergaulan bebas, hidup bersama tanpa nikah (living together), menyalahgunakan obat-obat terlarang dan sebagainya. Dari pandangan hidup yang demikian, maka perlu segera diganti dengan pandangan hidup Islami yang dissuaikan dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia. 2. Sejalan dengan alasan yang pertama, ini sudah waktunya Islam sebagai ajaran universal dan mengandung berbagai keunggulan komparatif untuk diterapkan dalam rangka mencari solusi terhadap berbagai masalah nasional, terutama masalah pendidikan.

33 Pengertian Pendidikan Islam Sebelum penulis mengetengahkan pengertian pendidikan Islam, terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian pendidikan secara khusus. Kata pendidikan terambil dari kata didik yang berarti memelihara, merawat, dan memberi latihan agar seseorang memilki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan (tentang sopan santun, akal budi, akhlak dan sebagainya). Sedangkan pendidikan itu sendiri adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan, cara mendidik (Daryanto, S.S, 1997: 169). Pada litaretur yang berbeda juga dikemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Berdasarkan kedua sumber tersebut dapat dipahami bahwa pada prinsipnya pendidikan adalah proses perubahan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap setiap anak agar menjadi pribadi yang lebih baik melalui proses pendidikan baik formal, informal maupun non formal. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan al- Qur an, al-hadits dan akal. Penggunaan dasar ini haruslah berurutan, alqur an terlebih dahulu dijadikan sebagai sumber dari segala sumber, bila tidak ada atau tidak jelas didalam al-qur an maka harus dicari dalam hadits, bila tidak juga jelas atau tidak ada didalam hadits barulah digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal itu tidak boleh bertentangan dengan jiwa al-qur an dan atau hadits. Al-Munzir Vol. 7, No. 1, Mei 2014 Pendidikan Islam yang Berkualitas

34 Berdasarkan pandangan di atas, maka pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah berdasarkan al-qur an dan al-hadits serta akal. Prioritas Kegiatan Pendidikan Islam Sejalan dengan cita-cita Islam yang menjadi dasar pendidikan Islam, maka prioritas kegiatan pendidikan Islam harus diarahkan untuk mencapai tujuan yaitu menghasilkan para lulusan yang memiliki pandangan ajaran Islam yang luas, menyeluruh dan holistik serta mampu mengaplikasikannya sesuai dengan tingkat usia anak didik dan perkembangan zaman. Seorang kader pemimpin Islam yang berwawasan luas selain memiliki cita-cita dan komitmen untuk mewujudkan cita-cita ajaran Islam secara terpadu dan serempak, juga memiliki pandangan paham keagamaan yang pluralis inklusif (Alwi Shihab, 1998: 43), yaitu suatu paham keagamaan yang meyakini kebenaran agama yang dianutnya dan mengamalkannya secara sungguh-sungguh, namun pada saat yang yang bersamaan ia juga mengakui eksistensi (keberadaan) agama lain, disertai sikap tidak merasa bahwa agamanyalah yang paling benar, sedangkan agama yang lain tersesat. Berdasarkan pemikiran di atas, maka prioritas kegiatan pendidikan Islam harus diarahkan kepada 4 (empat) hal sebagai berikut: 1. Pendidikan Islam bukanlah hanya untuk mewariskan paham atau pola keagamaan hasil internalisasi generasi tertentu kepada anak didik.

35 2. Pendidikan hendaknya menghindari kebiasaan menggunakan andaian-andaian model yang diidealisir yang seringkali membuat kita terjebak dalam romantisme yang belebih-lebihan. 3. Bahan-bahan pengajaran agama hendaknya selalu dapat mengintegrasikan problematik empirik di sekitarnya, agar anak didik tidak memperoleh bentuk pemahaman keagamaan yang bersifat parsial dan segmentatif. 4. Perlunya dikembangkan wawasan emansipatoris dalam proses belajar-mengajar agama. Sehingga anak didik cukup memperoleh kesempatan berparsitipasi dalam rangka memiliki kemampuan metodologis untuk mempelajari materi atau subtansi agama. Jika visi pendidikan agama seperti diuraikan di atas harus diterjemahkan dalam ruang lingkup atau lingkungan pendidikan, sebaiknya hal-hal yang bersifat menanamkan keharusan emosional keagamaan, berprilaku (akhlak) yang baik, dan memiliki sikap terpuji (muruah), mungkin lebih tepat ditekankan dalam program pendidikan agama dilingkungan keluarga. Sebab dalam lingkungan keluarga, qalb (hati nurani) dan dzikir senantiasa mempunyai peluang untuk dipertajam agar potensi ma rifat anak-anak kita dapat tumbuh dengan baik. Demikianlah prioritas pendidikan Islam, yakni bagaimana agar agama Islam dapat meletakkan kerangka dasar bagi manusia sehingga mampu menunaikan tugas pokoknya sebagai khalifah di bumi, sebagai pengemban tugas sejarahnya semasa hidup di dunia. Al-Munzir Vol. 7, No. 1, Mei 2014 Pendidikan Islam yang Berkualitas

36 Peluang Pendidikan Islam di Masa Depan Berbicara peluang pendidikan Islam untuk persiapan masa depan. Masa depan umat manusia di abad ke-21 atau millennium ketiga sangat ditentukan oleh seberapa jauh ia mampu eksis secara fungsional di tengah-tengah kehidupan global yang amat kompetitif. Dalam situasi tersebut manusia akan survive adalah yang dapat merubah tantangan menjadi peluang tersebut secara produktif. Sementara itu faktor kepribadian atau moralitas yang baik akan menjadi salah satu tarik dalam berkomunikasi dengan sesama manusia. Masa depan membutuhkan manusia-manusia yang kreatif, inovatif, dinamis, terbuka, bermoral baik, mandiri atau penuh percaya diri, menghargai waktu, mampu berkomunikasi dan memanfatkan peluang serta menjadikan orang lain sebagai mitra. Untuk mewujudkan manusia yang sanggup menghadapi tantangan, peluang dan kendala dalam memasuki kehidupan masa depan itu, pendidikan Islam memiliki peluang yang amat luas. Hal ini mudah dimengerti karena pendidikan Islam sebagaimana telah disebutkan di atas adalah pendidikan yang seimbang dalam mempersiapkan anak didik, yaitu anak didik yang tidak hanya mampu mengembangkan kreatifitas intelektual dan imajinasi secara mandiri, tetapi juga memiliki ketahanan mental spiritual yang baik serta mampu beradaptasi dan meresponi problematika yang dihadapinya sesuai kerangka dasar ajaran Islam.

37 Strategi Peningkatan Kualitas dan Cara Mengukurnya Sekolah-sekolah unggulan yang bernuansa Islam kadang-kadang mengalami pasang surut. Oleh karena itu, agar sekolah-sekolah tersebut tetap eksis dan bertahan serta mampu merespon kebutuhan masyarakat pada setiap zaman, maka ia harus memiliki strategi peningkatan kualitas dan cara pengukuran yang efektif. Kedua hal tersebut penting untuk dilakukan dalam rangka untuk mengetahui berbagai kendala dan hambatannya. Strategis tersebut pada dasarnya bertumpu pada kemampuan memperbaiki dan merumuskan visinya setiap zaman yang dituangkan dalam rumusan tujuan pendidikannya yang jelas. Untuk mengukur berhasil tidaknya strategi tersebut dapat di lihat melalui berbagai indikator sebagai berikut: 1. Secara akademik lulusan pendidikan tersebut dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi 2. Secara moral, lulusan pendidikan tersebut dapat menunjukkan tanggung jawab dan kepeduliannya kepada masyarakat sekitarnya; 3. Secara individual, lulusan pendidikan tersebut semakin meningkat ketakwaannya, yaitu manusia yang melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-nya 4. Secara sosial, lulusan pendidikan tersebut dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya; dan 5. Secara kultural, ia mampu menginterpretasikan ajaran agamanya sesuaid dengan lingkungan sosialnya. Dengan kata lain dimensi kognitif-intelektual, afektif-emosional, dan psikomotorik-praktis kultural dapat terbina secara seimbang. Al-Munzir Vol. 7, No. 1, Mei 2014 Pendidikan Islam yang Berkualitas

38 Relevansi Islam dengan Masalah Pendidikan Perbincangan seputar Islam dan pendidikan dari zaman ke zaman tetap menarik, terutama dalam kaitannya dengan upaya membangun sumber daya manusia Muslim. Islam sebagai agama dan pandangan hidup yang diyakini mutlak kebenarannya akan memberikan arah dan landasan etis serta moral pendidikan. Dalam kaitan ini Malik Fajar mengatakan bahwa hubungan antara Islam dengan pendidikan bagaikan dua sisi sekeping mata uang. Artinya, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan filosofis yang sangat mendasar, baik secara ontologis, epistimologis maupun aksiologis (A. Malik Fadjar, 1999: 17). Menurut Munawir Sjadzali mengatakan bahwa dikalangan umat Islam sampai sekarang terdapat tiga aliran yang sering menimbulkan kontroversi. 1. Islam sebagai agama terakhir dan penyempurna, adalah agama yang ajarannya mencakup segala aspek kehidupan umat manusia. Kalangan ini biasanya mengemukakan pernyataan, bahwa Islam mengatur dari permasalahan-permasalahan kecil, seperti adab masuk kecil sampai kepada masalah-masalah kenegaraan, kemanusiaan, system ekonomi dan lain sebagainya. 2. Kelompok yang berbeda pendapat bahwa Islam hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Kelompok yang kedua ini, berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat, yang tidak ada hubungnnya dengan urusan kenegaraan. 3. Kelompok yang berpendapat bahwa Islam bukanlah sebuah sistem kehidupan yang praktis dan baku, melainkan sebuah sistem nilai dari norma (perintah dan larangan) yang secara dinamis harus dipahami

39 dan diterjemahkan berdasarkan setting sosial yang dimensi ruang dan waktu. Karena itu, secara praktis, dalam Islam tidak terdapat sistem ekonomi, politik,, pendidikan dan lain sebagainya. Dari ketiga pendapat tersebut sebenarnya tidak relatif ada yang paling benar, sehingga satu menyalahkan yang lain. Karena persoalan pemahaman sebenarnya bersifat relatif kebenarannya. Sedangkan kebenaran yang absolut hanyalah Islam itu sendiri. Penutup Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang mendasarkan konsepsinya pada ajaran tauhid. Dengan dasar ini, maka orientasi pendidikan Islam diarahkan pada upaya mensucikan diri dan memberikan penerangan jiwa, sehingga setiap diri manusia mampu meningkatkan dirinya dari tingkatan iman ke tingkat ihsan yang melandasi seluruh bentuk kerja kemanusiaannya. Untuk mewujudkan manusia yang sanggup menghadapi tantangan, peluang dan kendala dalam memasuki kehidupan masa depan itu, pendidikan Islam memiliki peluang yang amat luas. Hal ini mudah dimengerti karena pendidikan Islam sebagaimana telah disebutkan di atas adalah pendidikan yang seimbang dalam mempersiapkan anak didik. Yaitu anak didik yang tidak hanya mampu mengembangkan kreatifitas intelektual dan imajinasi secara mandiri, tetapi juga memiliki ketahanan mental spiritual yang baik serta mampu beradaptasi dan meresponi problematika yang dihadapinya sesuai kerangka dasar ajaran Islam. Al-Munzir Vol. 7, No. 1, Mei 2014 Pendidikan Islam yang Berkualitas

40 Daftar Pustaka Al-Jamali, Fadhil. Menerobos Krisis Pendidikan Dunia Islam. Cet. II; Jakarta: Golden Terayon Press, 1992. Daryanto, S.S. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo, 1997 Echols. M John dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Cet. XXV; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003 Fajar, A. Malik. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Fajar Dunia, 1999 Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia. Cet. 2; Jakarta: Prenada Media Grup, 2007 Shihab, H.M. Quraish. Wawasan Al-Qur an Tafsirs. Cet. II; Bandung: Mizan, 1996 Shihab, Alwi. Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama. Cet. III; Bandung: Mizan, 1998 Tafsir, Ahmad. Epistimologi untuk Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: IAIN Sunan Gunung Jati, 1995