Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR 135. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo-Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

Rest Area KM 22 Jalan Tol Semarang - Solo Jovi Permata Anggriawan (L2B008052) BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR 131/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Waterpark di Kawasan Rawa Pening Kab. Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1 PAUD DAN SD ALAM DI SEMARANG TUGAS AKHIR 115 ALIZA MELINDA (L2B ) 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Penyusun

Sekolah Menengah Kejuruan Kesenian Tradisional di Jakarta Varda Amina ( L2B ) BAB I PENDAHULUAN NO PROPINSI KERJA PT NUNGGU

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Akhir Periode 135 BAB I PENDAHULUAN

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Terpadu

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

Hotel Bintang 5 di Kota Batam TA- 138

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan transportasi meningkat dengan pesat sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada, saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN GOA MARIA KALIORI BANYUMAS SEBAGAI KAWASAN DOA UMAT KATOLIK DENGAN PENDEKATAN KONSEP TAMAN (Penekanan desain arsitektur organik)

BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN REDESAIN MUSEUM JAWA TENGAH RONGGOWARSITO 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RELOKASI SEKOLAH DASAR ISLAM PANGERAN DIPONEGORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

MUSEUM ASTRONOMI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain RICHARD MEIER

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RUMAH RETRET KATHOLIK DI AMBARAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KARYA YB. MANGUNWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

TEMPAT REHABILITASI ANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SEMINARI MENENGAH DI UNGARAN Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Wilayah Semarang dan sekitarnya merupakan salah satu pusat perkembangan Agama Katolik ditandai sejak tahun 1808 berawal dari Gereja Paroki pertama di Semarang yakni Gereja Gedangan. Kemudian disusul dengan daerah-daerah sekitar Semarang, seperti daerah Ambarawa di tahun 1859 dengan imam imam Sarikat Yesus (SJ). Dan di tahun 1865 Agama Katolik mulai berkembang di Kota Yogyakarta dengan pembangunan stasi serta di susul oleh Kota Magelang yang di gagas oleh seorang Romo Van Lith SJ yang mendirikan sekolah guru di Muntilan dan kemudian dibangun seminari menengah di Mertoyudan pada tahun 1911. Dan kemudian di tahun 1936 dibangunnya seminari tinggi di Jogyakarta menandakan semakin berkembangnya Agama Katolik di Jawa Tengah. Vikariat Apostolik Semarang didirikan pada tahun 1940 dan dengan berdirinya hirarki Gereja Katolik di Indonesia pada 3 Januari 161 berubah statusnya menjadi Keuskupan Agung Semarang. Keuskupan Agung Semarang merupakan metropolit Provinsi Gerejani dalam kesatuan dengan tiga keuskupan sekitarnya yakni Keuskupan Malang, Keuskupan Surabaya dan Keuskupan Purwokerto. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/katolik, diakses tanggal 11 Januari 2013, 10.44) Dalam perkembangannya, Keuskupan Agung Semarang membawahi 92 paroki dengan 32 tempat ziarah. Umat Katolik menempatkan Maria sebagai tokoh yang khusus dan diterima sebagai orang kudus dan mendapat penghargaan yang istimewa di dalam Gereja Katolik. Penghormatan itu dilakukan karena Maria adalah ibu dari Tuhan Yesus, Maria mengandung bukan dari Yusuf tetapi dari Roh Kudus, Maria yang penuh rahmat, Maria sangat istimewa di dalam kehidupan Yesus, dengan demikian Maria menjadi teladan bagi Umat Katolik, sehingga banyak tempat devosi pada Maria. 1

Istilah devosi berarti suatu sikap hati yang mengarahkan orang untuk mencintai, menghargai, menghormati dan menjunjung tinggi seseorang atau suatu benda yang menjadi obyek sembahan, kalau sasaran devosi itu adalah Allah atau sesuatu yang menyangkut relasi dengan Allah maka devosi itu menjadi devosi religious. Devosi terhadap Bunda Maria dapat berupa beragam cara seperti melalui Doa Rosario, Doa Novena Tiga Salam Maria dan kidung pujian Maria. Berziarah merupakan kegiatan yang sudah mengakar dalam tradisi gereja. Bahkan gereja sendiri menggambarkan dirinya sebagai umat Allah yang sedang berziarah ke tempat suci. Maka tidak mengherankan bahwa tempat-tempat peziarahan ramai dikunjungi umat Allah yang menyadari akan jati dirinya sebagai peziarah di dunia ini. Ziarah bagi umat Katolik dimakna sebagai sebuah ajang atau sarana berdoa kepada Tuhan melalui kunjungan ketempat-tempat tertentu yang oleh gereja di tetapkan sebagai tempat suci seperti Gua Maria Sendangsono, Sendang Sriningsih, Sendang Jati Ningsih, Poh Sarang dan Ganjuran. Terlebih di bulan Mei dan Oktober yang merupakan bulan khusus untuk devosi kepada Maria. (Kopendium Katekismus Gereja Katolik, 2009:112) Ziarah dalam Agama Katolik adalah suatu perjalanan kesuatu tempat rahmat atau suci untuk mendapatkan rahmat Tuhan atau untuk mencari pertolongan Bunda Maria dengan berdoa agar dikabulkan karena bagi Umat Katolik, Devosi terhadap Bunda Maria merupakan penyalur doa kepada Tuhan. Melalui perjalanan ziarah rohani, umat diajak untuk merenungi kembali dan melakukan perjalanan ke tempat suci, bukan tempat suci secara fisik namun juga sebagai keluar dari diri untuk masuk ke dalam kehadirat Tuhan. Gua Maria adalah tempat ziarah khas umat Katolik, biasanya bangunan utamanya dibentuk seperti gua tetapi ada juga yang berada pada gua alam asli. Disebut gua Maria karena ditempatkannya patung Bunda Maria ibunda Yesus pada gua tersebut. Tempat itu kemudian menjadi tempat ziarah umat Katolik untuk mendekatkan diri pada Allah Pencipta yang Maha Kuasa dengan berdoa melalui perantaraan Bunda Maria dan tentu saja Yesus Kristus. Dalam tradisi agama Katolik keberadaan gua Maria punya sejarah panjang. Bunda Maria beberapa kali menampakan diri pada orang-orang tertentu. 2

Salah satu penampakan yang paling terkenal adalah penampakan Bunda Maria kepada Bernadette Soubirous di sebuah gua yang ada di kota Lourdes Perancis pada tahun 1858. Tempat itu kemudian menjadi tempat ziarah gua Maria paling populer. Tempat ziarah ini pulalah yang kemudian menjadi inspirasi untuk membuat tempat ziarah serupa pada komunitas Katolik setempat. Dari situ muncullah tempat ziarah gua Maria dibanyak tempat didunia termasuk di Indonesia. Akan tetapi di Indonesia gua Maria bukan hanya terdapat patung Bunda Maria, juga biasanya sepanjang jalan menuju gua Maria terdapat perhentian-perhentian untuk prosesi jalan salib, serta di beberapa lokasi gua Maria juga ada gereja kecil. Di Indonesia gua Maria paling tua dan paling terkenal adalah gua Maria Sendangsono di Jawa tengah yang usianya lebih dari seratus tahun. Sedangkan salah satu gua Maria paling eksotis barangkali adalah gua Maria Tritis di Wonosari, selatan Jogjakarta, Jawa Tengah yang berada di gua alam sungguhan. Meskipun dibanyak lokasi gua Maria dikelilingi tempat-tempat yang berpemandangan indah terutama di daerah-daerah yang jauh dari kota besar, gua Maria bukan tempat rekreasi, melainkan adalah tempat ziarah, ini yang sering dilupakan oleh orang yang berkunjung sehingga makna ziarahnya menjadi tidak jelas. (sumber : http://www.guamaria.com/ diakses tanggal 11 Januari 2013, 10.41) Lokasi tempat ziarah umat Katolik umumnya berada jauh dari pusat keramaian dan hiruk pikuk kota untuk mendapatkan kekusyukan dan keintiman hubungan antara manusia dan Tuhan. Dan melalui ayat Alkitab, Allah mengajarkan hendaknya manusia berdoa dengan ditengah keheningan, hanya dengan cahaya lilin yang sederhana dan menutup pintu agar tidak ada orang lain yang melihat. Oleh karenanya tempat-tempat ziarah Gua Maria berada di lokasi perbukitan yang berbukit, hawa yang dingin dan tentunya mampu menciptakan keheningan serta silensium bagi umat yang hendak memohonkan doa dan harapannya. Kabupaten Semarang sendiri sangat potensial untuk dibangunnya sebuah tempat wisata rohani umat Katolik karena potensi alam yang dimiliki khususnya kawasan Bandungan yang memiliki kondisi tapak berkontur dan terletak di 3

kawasan perbukitan dan berhawa dingin. Hiruk pikuk perkotaan yang meningkatkan tingkat kerawanan stress menyebabkan umat Katolik membutuhkannya sebuah tempat untuk mensunyikan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui tempat berdoa yang hening dengan suasana silensium namun juga mampu memiliki daya tarik pemandangan alam yang alami untuk menarik minat umat datang. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Memperoleh satu usulan judul Tugas Akhir yang layak dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai dengan originalitas serta citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan disertai dengan studi liteliteratur teori-teori yang telah diperoleh untuk sebagai dasar dalam penyusunan Thesis untuk Program Fasttrack Magister Teknik Arsitektur Undip 1.2.2 Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Tempat Wisata Rohani Katolik di Bandungan berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect) dan teori-teori yang ada. 1.3. Manfaat 1.3.1 Manfaat Subyektif Untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang sekaligus sebagai landasan untuk melanjutkan ke dalam proses Studio Grafis Tugas Akhir yang berguna dalam penyusunan seluruh proses tahapan pada Tugas Akhir. 4

1.3.2 Manfaat Objektif Sebagai acuan dan landasan perancangan Tempat Wisata Rohani Katolik di Bandungan, selain itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan menempuh Tugas Akhir. 1.4. Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Substansial Perencanaan dan perancangan Tempat Wisata Rohani Katolik di Bandungan tergolong kedalam kawasan ruang publik beserta perancangan tapak dan lansekapnya 1.4.2 Ruang Lingkup Spasial Secara administratif adalah daerah perencanaan Tempat Wisata Rohani Katolik di Bandungan terletak di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. 1.5. Metode Pembahasan Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh pendekatan program perencanaan dan perancangan yang dapat digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain : 1.5.1 Metode deskriptif Dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : studi pustaka/studi literatur, data dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber, observasi lapangan serta browsing internet. 5

1.5.2 Metode Dokumentatif Yakni metode dengan mendokumentasikan data-data yang relevan menjadi bahan penyusunan penulisan ini. 1.5.3 Metode Komparatif Melakukan studi banding terhadap tempat wisata rohani Katolik yang telah ada baik yang berada di Indonesia maupun luar negeri. Dari data - data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tempat Wisata Rohani Katolik di Bandungan 1.6. Sistematika Pembahasan Kerangka bahasan laporan perencanaan dan perancangan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, metode penulisan dan sistematika bahasan yang mengungkapkan permasalahan secara garis besar serta alur pikir dalam menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan (LP3A). BAB II TINJAUAN PUSTAKA Membahas mengenai literatur tentang tinjauan umum mengenai Agama Katolik, sejarah Agama Katolik, Sakramen-sakramen pada Agama Katolik, serta hal-hal yang berkenaan dengan proses peribadatan dalam Agama Katolik, tinjauan tempat wisata rohani Katolik, tinjauan arsitektur neo-vernakular, dan studi banding tempat wisata rohani Katolik yang sudah ada. BAB III TINJAUAN KECAMATAN BANDUNGAN Membahas tentang tinjauan Kabupaten Semarang berupa data data fisik dan nonfisik berupa, seperti letak geografi, luas wilayah, kondisi topografi, iklim, 6

demografi, serta kebijakan tata ruang wilayah di Kabupaten Semarang khususnya Kecamatan Bandungan. Selain itu terdapat juga pembahasan mengenai potensi pariwisata dan perkembangan penyebaran Agama Katolik di Kecamatan Bandungan dan faktor faktor yang mendukung pembangunan Tempat Wisata Rohani Katolik di Bandungan BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT WISATA ROHANI KATOLIK DI BANDUNGAN Berisi tentang kajian/ analisa perencanaan yang pada dasarnya berkaitan dengan pendekatan aspek fungsional, aspek kinerja, aspek teknis, aspek kontekstual, dan aspek visual arsitektural. BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT WISATA ROHANI KATOLIK DI BANDUNGAN Membahas konsep, program, dan persyaratan perencanaan dan perancangan arsitektur untuk TEMPAT WISATA ROHANI KATOLIK DI BANDUNGAN dengan penekanan desain arsitektur eco park 7

1.7. Alur Bahasan Aktualita Kecamatan Bandungan dikenal sebagai kawasan wisata dengan pemandangan perbukitan Jumlah pemeluk Agama Katolik pada lingkup Keuskupan Agung Semarang cukup tinggi dibanding daerah lainnya. Banyaknya fasilitas rumah ret ret di Kecamatan Bandungan tanpa disertai fasilitas Gereja atau kapel di lingkup Kecamatan Bandungan Belum tersedianya tempat ziarah Katolik yang mendukung kebutuhan rohani umat di Kecamatan Bandungan Urgensi Belum adanya Tempat Wisata Rohani Katolik di Bandungan yang memiliki fasilitas kapel sebagai tempat beribadat sekaligus untuk mensunyikan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan Originalitas Perencanaan dan perancangan Tempat WIsata Rohani Katolik di Bandungan dengan pendekatan desain arsitektur neo-vernakular Rumusan Masalah Bagaimana menciptakan sebuah wadah yang sesuai yang dapat menampung dan menunjang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Katolik akan tempat beribadat dan untuk mensunyikan diri untuk berdoa dan menjadi lebih dekat kepada Tuhan Data Lokasi & Tapak Studi Literatur Studi Banding Tinjauan Kabupaten Semarang Landasan Teori Gua Maria Besokor Tinjauan Lokasi Tapak Standar Perencanaan Gua Maria Kerep RDTRK Kabupaten Semarang dan Perancangan Gua Maria Sendangsono Keuskupan Agung Semarang Analisa Penyediaan fasilitas, sarana prasarana, dan perencanaan tapak.. Pendekatan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Pendekatan melalui aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur yaitu aspek kontekstual, fungsional, kinerja, teknis, arsitektural, dan penekanan desain.. Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Persyaratan konsep dasar perencanaan dan perancangan, penentuan program ruang dan tapak terpilih. 8