SINERGITAS PEMERINTAH DESA DAN LEMBAGA ADAT DALAM PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI DESA DATAH BILANG ULU KECAMATAN LONG HUBUNG KABUPATEN MAHAKAM ULU

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2005

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN KUNINGAN

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Walikota Tasikmalaya

2016, No Indonesia Nomor 5360); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KECAMATAN SEMBAKUNG KABUPATEN NUNUKAN Studi Komparatif Antara Desa Mambulu Dan Desa Pagaluyon

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL

SKRIPSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PADANG PERIODE TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007

PERBANDINGAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MENDIK DAN DESA MENDIK BHAKTI KECAMATAN LONG KALI KABUPATEN PASER.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA MUKTI UTAMA KECAMATAN LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 16/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 5 TAHUN 2006 T ENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 27 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DAN PERANGKAT DESA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

KOORDINASI KEPALA DESA DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA MENDIK KECAMATAN LONG KALI KABUPATEN PASER

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

Selviana Anggraini 1. Universitas Mulawarman.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LARANGAN MINUMAN KERAS

TENTANG TATA PEMERINTAHAN DESA BUPATI DOMPU,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 25 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PEREDARAN

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan.

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2007 NOMOR 52, TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 63 PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Jesly Marlinton 1. Kata Kunci : pengawasan, pengelolaan, alokasi dana desa (ADD)

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN MINUMAN KERAS DAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENANGGULANGAN MINUMAN KERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG. Pedoman penyusunan organisasi dan Tata kerja pemerintahan desa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN T A S I K M A L A Y A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 11 TAHUN 2007

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN TATA KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PELAKSANAAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DESA TOAPAYA UTARA KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN

Transkripsi:

ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (4): 497-506 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 SINERGITAS PEMERINTAH DESA DAN LEMBAGA ADAT DALAM PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI DESA DATAH BILANG ULU KECAMATAN LONG HUBUNG KABUPATEN MAHAKAM ULU Triwiraswati Harti Utami 1 Ábstrak Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Sinergitas Antara Pemerintah Desa dan Lembaga Adat Dalam Pengawasan Minuman Beralkohol Di Desa Datah Bilang Ulu Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu, dengan fokus penelitian yaitu Sinergitas kedua lembaga terkait baik dalam bidang pembinaan dan pertanggung jawabannya kepada masyarakat dan pengawasan terhadap minuman beralkohol dalam bentuk razia dan inspeksi mendadak. Jenis penelitian untuk mengetahui Sinergitas Pemerintah Desa dan Lembaga Adat Dalam Pengawasan Minuman Beralkohol Di Desa Datah Bilang Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaotu analisis data model interaktif dengan proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun teknik pengumpulan data dengan mengunakan data yang dipergunakan yaitu studi atau penelitian kepustakaan (Library Research), Penelitian Lapangan yaitu dengan mengunakan Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Hasil penelitian yang diperoleh dari aparat desa dan lembaga adat Desa Datah Bilang Ulu secara umum terhadap Sinergitas antara Pemerintah Desa Dan Lembaga Adat sudah optimal adanya sistem kerjasama yang baik dalam bentuk pembinaan maupun sikap tanggung jawab kepada masyarakat Desa Datah Bilang Ulu. Dalam Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol sudah dimaksimalkan oleh aparat desa dan lembaga adat Desa Datah Bilang Ulu tetapi masih banyak pengkonsumsi minuman beralkohol. Terjadi ini karena para pengkonsumsi minuman beralkohol membeli minuman beralkohol dari Desa Tetangga, dalam hal ini menjadi permasalahan dalam pengawasan dalam peredaran minuman beralkohol Di Desa Datah Bilang Ulu. Perlunya pengawasan yang lebih ketat dilakukan oleh Pemerintah Desa dan lembaga Adat untuk Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol dari Desa-Desa tetangga seperti halnya melakukan kerjasama desa satu dengan yang lainnya. Kata Kunci: sinergitas, pemerintah desa, lembaga adat, Desa Datah Bilang Ulu. 1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: ami17mei@gmail.com

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 4, 2017: 497-506 Pendahuluan Di dalam pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 yang dimana tentang kemungkinan untuk menyelenggarakan sistem pemerintahan secara desentralisasi. Dengan diaktualisasi pada Undang-Undang 32 Tahun 2004 yang digantikan dalam Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan wujud dari pelaksanaan otonomi daerah dimana secara konstitusional. Peraturan desa adalah produk hukum yang dibuat secara bersama-sama oleh pemerintah Desa Datah Bilang Ulu dengan badan permusyawaratan Desa Datah Bilang Ulu untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa di Desa Datah Bilang Ulu untuk mengatur ketertiban yang ada pada masyarakat Desa Datah Bilang Ulu. Kebijakan yang berasal dari pemerintah Desa Datah Bilang Ulu secara umum dapat diartikan segala sesuatu yang berkaitan dengan keputusan pemerintah, berupa program, peraturan dan lain-lain. Pemerintah Desa Datah Bilang Ulu merupakan pemerintah formal yang memiliki wewenang dalam membuat peraturan yang bersifat formal dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat secara positif serta tidak terlepas dari peraturan perundangan lainnya, namun terlepas dari sudut pandang formalitas, disetiap desa secara tradisonal memiliki kearifan lokal. Pemerintah desa di Desa Datah Bilang Ulu dan Lembaga Adat selain memiliki fungsi untuk melaksanakan penyelenggaraan, pembangunan dan pemberdayaan dan tugasnya menjaga kelestarian kebudayaan yang ada di Desa Datah Bilang Ulu lembaga adat Datah Bilang Ulu juga melaksanakan pengawasan terhadap budaya yang melanggar adat-istiadat yang tidak sesuai dengan perkembangan jaman saat ini salah satunya adalah mengawasi peredaran minuman beralkohol di Desa Datah Bilang Ulu mengeluarkan kebijakan terkait keadaan dan kejadian yang terjadi pada masyarakat Desa Datah Bilang Ulu. Dengan Tugas dan Fungsi yang berbeda antara pemerintah desa Datah Bilang Ulu dan lembaga adat Datah Bilang Ulu tetapi melaksanakan kerjasama akibat keadaan ketertiban masyarakat yang mengalami masalah yang disebabkan oleh para pengkonsumsi minuman beralkohol, maka kedua lembaga di Desa Datah Bilang Ulu melakukan pengawasan terhadap peredaran minuman beralkohol yang dikarenakan era globalisasi yang terjadi di Desa Datah Bilang Ulu. Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian secara mendalam dengan mengambil judul Sinergitas Pemerintah Desa dan Lembaga Adat Dalam Pengawasan Minuman Beralkohol Di Desa Datah Bilang Ulu Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu Kerangka Dasar Teori Interaksi Sosial Menurut Raymond dan Kimball (dalam Soerjono dan Budi 2015:54). Dikatakan pada pengertian adalah interaksi sosial jika terjadi saat satu dengan yang lainnya bertemu seperti menyapa (memberi salam), berjabat tangan, atau mungkin bisa terjadi konflik. Kerjasama adalah pokok dari interaksi sosial. 498

Sinergitas Pemerintah Desa dan Lembaga Adat dalam Pengawasan (Utami) Bentuk dan pola kerja sama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia, sebab kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna.kerja sama akan terjadi jika ada individu atau organisasi yang memiliki kebutuhan-kebutuhan sama yang bisa didapatkan dari yang lainnya dan memiliki kemampuan untuk mengendalikan keinginan sehingga semuanya dicapai. Sinergitas Sinergitas merupakan Proses menyelaraskan beberapa aktivitas dalam rangka memperoleh suatu hasil yang menjadi sasaran. Dalam Pamudji (1985) Sinergitas merupakan Sebuah interaksi dari dua pihak atau lebih yang saling berinteraksi dan menjalin hubungan yang bersifat dinamis guna mencapai tujuan bersama. Secara garis besar sinergitas akan tumbuh dari suatu hubungan yang berasal dari dua pihak atau lebih yang sering berkomunikasi dan membentuk kerjasama yang dapat berubah sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan dari semua pihak dan komunikasi antara dua atau lebih lembaga yang besar dalam mempengaruhi hasil akhir dari kerjasama antara lembaga dengan hasil lebih besar daripada hasil jika hanya lembaga itu sendiri yang mengerjakannya. Sinergitas dibutuhkan dalam melakukan kerjasama baik itu antara individu, kelompok dan lembaga. Terciptanya sinergitas yang baik menghasilkan komunikasi yang yang bersifat kompromi dan saling menghargai. Adanya hasil yang lebih besar merupakan hasil kerjasama yang terjalin dengan baik dan setiap pihak yang melakukan kerjasama dengan hasil persentanse kepuasaan yang besar antara pihak-pihak yang bersinergi. Sebagai tolak ukur dalam melakukan sinergitas, adanya akuntabelitas, feedback, komunikasi dan koordinasi. Pemerintah Desa Pemerintah desa ialah merupakan simbol formal dari pada kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa diselengarakan di bawah pimpinan seorang kepala desa beserta para pembantunya, mewakili masyarakat desa guna hubungan ke luar maupun ke dalam masyarakat yang bersangkutan (Saparin: 1997). Dan Pemerintah Desa mempunyai tugas membina kehidupan masyarakat desa, membina perekonomian desa, memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa, mendamaikan perselisihan masyarakat di desa, mengajukan rancangan peraturan desa dan menetapkannya sebagai peraturan desa bersama dengan BPD. Desa memiliki sistem penyelenggaraan pemerintahan yang dibentuk sendiri dengan berdasarkan hak asal usul, oleh sebab itu desa harus memiliki sumber daya pendapatan dan kekayaan desa untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan desanya (Widjaja, 2002:185). Pemerintah desa adalah kepala desa dan perangkatnya, sedangkan pemerintahan desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilakukan atau 499

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 4, 2017: 497-506 dilaksanakan oleh kepala desa dan perangkatnya dan Badan Perwakilan Desa ( BPD) menurut Widjaja (2003:2). Di dalam undang-undang nomor 06 tahun 2014 pasal 1 pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan desa. Lembaga Adat Dalam Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2007 menyatakan bahwa Lembaga adat adalah organisasi kemasyarakatan yang karena kesejarahan atau asal usulnya untuk melakukan kegiatan pelestarian serta pengembangan adat budaya. Dapat juga dikatakan bahwa lembaga adat adalah suatu organisasi yang memiliki kegiatan terpusat dan bersifat permanen dengan fungsi menjaga dan melestarikan norma-norma, budaya dan nilai-nilai yang menjadi kebiasaan yang ada dalam masyarakat dan menghilangkan adat-istiadat yang tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan. Kebudayaan tidak dapat digantikan dengan kebudayaan yang lainnya. Adat-istiadat yang terkadung dalam kebiasaan bersifat turun-temurun ini adalah warisan dari nenek moyang yang memiliki maksud dan tujuan tersendiri dalam kebudayaannya. Pengawasan Menurut Nawawi (2000:115) pengawasan atau control diartikan sebagai proses mengukur (measurement) dan menilai (evaluation) tingkat efektivitas dan tingkat efisien penggunaan sarana kerja dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Dimana keadaan menjaga keamanan yang ada, dibutuhkan indikator untuk mengukur dan menilai melalui keteptan waktu dan tidak borosnya memakia anggaran sehingga memberikan dampak dalam pencapaian tujuan organisasi. Jadi, Pengawasan merupakan suatu proses penyelidikan berdasarkan gejala-gejala yang terjadi yakni dilakukan dengan pemeriksaan, mengukur atau memperkirakan sejauh mana kekuatan kemampuan yang ada berjalan secara efektif dan efisien baik kinerja SDM maupun penggunaan non SDM agar dapat diawasi sesuai dengan rancangan program atau perencanaan yang telah ditetapkan. Pengawasan yang dilakukan dapat memberikan feedback, artinya apabila pelaksanaan tidak berjalan dengan rencana atau terjadi penyelewengan dapat segera dilakukan perbaikan atau diadakan penyesuaian kembali. Minuman Beralkohol Minuman keras-beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran akibat peningkatan kadar dalam tubuh. Dengan peningkatan kadar dalam darah orang akan menjadi menjadi depresi (Nurwijaya, 2010:18). 500

Sinergitas Pemerintah Desa dan Lembaga Adat dalam Pengawasan (Utami) Minuman beralkohol tradisional adalah minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional dan turun-temurun yang dikemas secara sederhana dan pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan. Sedangkan menurut Peraturan Presiden Indonesia Nomor 74 Tahun 2013 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol, dijelaskan bahwa Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etil atau etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi. Minuman beralkohol tradisional adalah minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional dan turun-temurun yang dikemas secara sederhana dan pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Minuman Keras Nomor 86/Men/Kes/Per/IV/77. Di dalam peraturan tersebut, minuman keras digolongkan sebagai berikut: Golongan A: Kadar Etanol 1-5%, Golongan B: Kadar etanol 5-20%, Golongan C: Kadar etanol 20-55%. Adapun beragam jenis minuman beralkohol lainya adalah berem, tuak dan lain-lain. Pengaruh alkohol tiap orang berbeda- beda dan tergantung pada: a. Kecepatan dan jumlah alkohol diminum. b. Berat dan ukuran badan. c. Baik / buruknya fungsi hati. d. Keadaan lambung (kosong / berisi) e. Umur dan jenis kelamin remaja dan wanita biasanya lebih mudah dipengaruhi alkohol. f. Dikonsumsi dengan obat lain / tidak. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Datah Bilang Ulu Kecamatan Long Hubung kabupaten Mahakam Ulu. Dengan mengunakan Key Informan dan Informan Kepala Desa dan Kepala Adat Kampung Datah Bilang Ulu. Dalam penelitian ini penulis mengambil Analisis penelitian Kualitatif. Penelitian ini bersifat asosiatif dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain : (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi, (4) penelitian kepustakaan. Adapun pokok-pokok isi wawancara penelitian ini merupakan indikator dari variabel Sinergitas Pemerintah Desa dan Lembaga Adat meliputi : (1) Membina masyarakat, (2) Tanggung jawab kepada masyarakat. Variabel Pengawasan terhadap minuman beralkohol meliputi : (1) razia, (2) inspeksi mendadak. Untuk menganalisis data yang diperoleh dan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka penulis menggunakan teknik analisis, yaitu (1) pengumpulan data, (2) data reduksi, (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan 501

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 4, 2017: 497-506 Hasil Penelitian Untuk variabel dalam penelitian ini terdapat indikator sebagai alat ukur yang menjadi isi wawancara. Untuk indikator sinergitas pemerintah desa dan lembaga adat (membina masyarakat) antara lain : pada indikator ini pemerintah desa dan lembaga adat Desa Datah Bilang Ulu mengambil inisiatif fungsi pemberdayaan/pembinaan masyarakat untuk mengurangi pengedar minuman beralkohol, mengupayakan agar masyarakat Desa Datah Bilang Ulu menjadi masyarakat yang memiliki daya tarik dan daya saing yang tinggi, pemerintah desa dan lembaga adat selalu berusaha agar másyarakat selalu ikut serta dalam setiap keputusan dan kebijakan yang diambil dalam pembangunan di Desa Datah Bilang Ulu. Senada dengan hal di atas pasti bukanlah hal mudah untuk menyatukan pendapat, pikiran dan sifat dari masyarakat terhadap peraturan desa yang berlaku. Masyarakat yakni memiliki pendapat, pikiran dan sifat yang tidak dapat disamaratakan dalam pengambilan keputusan oleh sebab itu perlu adanya pengikutsertaan masyarakat (demokrasi) seperti dilakukannya musyawarah maupun diskusi bersama masyarakat sehingga adanya penghargaan kepada HAM dalam kehidupan sehari-hari. Kenyamanan dan keamanan masyarakat adalah hal yang diutama dan harus dijaga pemerintah desa dan lembaga adat Desa Datah Bilang Ulu karena dalam kehidupan masyarakat acapkali terjadi kekacauan yang disebabkan pengkonsumsi minuman beralkohol. Pemerintah desa dan lembaga adat Desa Datah Bilang Ulu mengupayakan agar masyarakat Desa Datah Bilang Ulu menjadi masyarakat yang memiliki daya tarik dan daya saing yang tinggi, merupakan bukti yaitu pemerintah desa dan lembaga adat memberikan pembinaan seperti melakukan pelatihan seperti hidroponik, penanaman kakau, pembibitan ikan dan pemberian nasihat sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Desa Datah Bilang Ulu. Untuk variabel sinergitas pemerintah desa dan lembaga adat (tanggung jawab kepada masyarakat): pada indikator Penyelenggaraan segala bentuk tanggung jawab yang memelihara keamanan dan kenyamanan yang dilaksanakan pada masyarakat Desa Datah Bilang Ulu yaitu memperdayakan dan mengoptimalkan LINMAS, adanya keterbukaan dan disesuaikan juga dengan peran kepala desa sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dalam melaksanakan tanggung jawab kepada masyarakat lembaga adat, berpacu pada aturan adat yang ada pada kehidupan masyarakat, bila dilihat ada masalah yang terjadi pada masyarakat ataupun ada masyarakat yang melaporkan permasalahan kepada adat diselesaikan dengan aturan ataupun diproses kepada pihak berwajib, sebab tidak serta merta adat mengambil keputusan menyelesaikan permasalahan masyarakat sebab selalu memperhatikan dan mengambil keputusan bersama pemerintah desa. 502

Sinergitas Pemerintah Desa dan Lembaga Adat dalam Pengawasan (Utami) Minuman beralkohol menjadi masalah dalam memelihara keamanan dan kenyamanan di Desa Datah Bilang Ulu oleh sebab itu adat dan aparat desa melaksanakan razia untuk meminimalisir dan menetralkan pengedaran ataupun pengkonsumsi minuman beralkohol sehingga tingkat kriminalitas di Desa Datah Bilang Ulu semakin menurun. Tentunya memiliki banyak kendala dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan didalam masyarakat sehingga perlunya penyesuaian dengan keadaan kehidupan masyarakat. Penyelesaian konflik juga merupakan salah satu upaya pemerintah desa dan lembaga adat dalam menjaga keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat, adapun caracara yang digunakan untuk menyelesaikan konfik yaitu sesuai dengan peraturan sehingga tidak adanya pihak yang dirugikan dalam pengambilan keputusan. Tindakan dan keputusan yang diambil setiap lembaga dalam menyelesaikan konflik pastinya memiliki sasaran dan alasan yang sesuai dengan kondisi dan kejadian. Adapun sasaran dari tindakan tanggung jawab kepada masyarakat oleh pemerintah dalam menyelesaikan konflik oleh Pemerintah Desa Datah Bilang Ulu adalah menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat, pengamanan Desa Datah Bilang Ulu lebih ditugaskan kepada LINMAS Desa Datah Bilang Ulu yang dimana pengawasan secara khusus kepada Pengkonsumsi minuman beralkohol maupun pengedar minuman beralkohol Untuk variabel pengawasan minuman beralkohol (razia) : pada indikator Untuk menunjang keamanan dan kenyamanan masyarakat, maka pengawasan masyarakat bersifat mutlak diperlukan. Balai desa sebagai tempat pengarahan dan pemberian nasihat kepada masyarakat sebagai putusan bersama masyarakat untuk berkumpul dan menyatukan pikiran dengan segala putusan, musyawarah, dan diskusi bersama dengan masyarakat. Permasalahan ekonomi menjadi masalah yang selalu memicu timbulnya kendala dalam kehidupan bermasyarakat, hal yang mudah untuk mendapatkan uang akan dilakukan agar pemenuhan ekonomi dan permasalahan ekonomi dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat, permasalahan ekonomi adalah akibat daripada masyarakat yang mengenyam pendidikan hanya sekedarsekedar saja dan masih memiliki kesadaran bela negara yang rendah. Bentuk pengawasan yang ada pada masyarakat Desa Datah Bilang Ulu adalah pengawasan minuman beralkohol dalam bentuk razia, razia dilaksanakan dengan mengoptimalkan dan memakai semua perangkat yang terkait yang menjaga kehidupan masyarakat Desa Datah Bilang Ulu, tentunya memerlukan kerjasama dalam melaksanakan operasi razia gabungan. Jika terjadi pengedaran minuman beralkohol dalam kehidupan masyarakat tentunya harus memiliki perilaku yang yang rasional dalam penanganannya. Terlaksananya pengawasan minuman beralkohol oleh pemerintah desa dan lembaga adat adalah sebagai tugasnya sebagai lembaga pengayom kebutuhan masyarakat. 503

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 4, 2017: 497-506 Jadi berdasarkan informasi yang didapatkan dilapangan dari narasumber, maka telah jelas bahwa razia dilaksanakan oleh pemerintah desa dan lembaga adat sebagai wujud pelaksanaan pengawasan minuman beralkohol dalam pemeliharaan keamanan dan kenyamanan masyarakat. Dengan dilaksanakanya razia diharapkan pengedaran minuman beralkohol dapat dikurangi dan pengambilan keputusan disesuaikan dengan akar permasalahan sehingga dalam pemecahan masalah pengedaran harus sesuai dengan keadaan yang terjadi tidak serta merta mengambil keputusan secara sepihak. Untuk variabel pengawasan minuman beralkohol (inspeksi mendadak) : pada indikator dalam pengawasan minuman beralkohol, mempertahankan keeksisan pemerintah desa dan lembaga adat dalam penciptaan keamanan dan kenyamanan masyarakat. Kegiatan inspeksi mendadak adalah cara untuk menekan pengurangan pengedar/pemakai dan mengatasi masalah peredaran minuman beralkohol yang dengan mudah didapatkan oleh masyarakat. Inspeksi mendadak adalah pengawasan secara mendadak/pemeriksaan secara mendadak tanpa adanya pemberitahuan terhadap pihak yang akan dilaksanakannya pemeriksaan, adapun maksud dan tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat kepercayaan organisasi yang melaksanakan pemeriksaan kepada pihak yang diperiksa tidak hanya itu bentuk pengawasan berupa inspeksi mendadak ini membantu organisasi untuk menciptakan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. Inspeksi mendadak yang dilakukan oleh pemerintah desa dan lembaga adat Desa Datah Bilang Ulu adalah sebagai bentuk pemeliharaan keamanan dan kenyamanan masyarakat dan perlu untuk terus dilakukan sebagai pengawasan terhadap minuman beralkohol. Kerjasama yang baik dapat menciptakan hasil yang efektif seperti dilakukannya inspeksi mendadak sebagai upaya dalam melaksanakan pengawasan terhadap minuman beralkohol yang merupakan selingan daripada razia sebab jika hanya mengharapkan daripada razia persentase rasa aman dan nyaman hanya dalam skala sebanding. inspeksi mendadak yang dilakukan oleh pemerintah desa dan lembaga adat Desa Datah Bilang Ulu adalah sebagai bentuk pemeliharaan keamanan dan kenyamanan masyarakat dan perlu untuk terus dilakukan sebagai pengawasan terhadap minuman beralkohol. Inspeksi mendadak yang dilaksanakan oleh LPM, LINMAS, Pemerintah Desa, Adat dan Polisi yang menjadi bagian dalam Peraturan bersama Petinggi Kampung Datah Bilang Ulu dan Petinggi Kampung Datah Bilang Baru No. 339/24/04.2006/II/2016 dan No. 3339/II/04.2009/II/2016 Tentang larangan Peredaran Minuman Keras di Kampung Datah Bilang. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu adanya kesatuan pendapat dan kerjasama antara pemerintah desa dan lembaga adat Desa Datah Bilang Ulu dalam melaksanakan pengawasan terhadap minuman beralkohol. Adapun dalam kerjasamanya yaitu melakukan pembinaan dan mengoptimalkan 504

Sinergitas Pemerintah Desa dan Lembaga Adat dalam Pengawasan (Utami) tanggung jawabnya kepada masyarakat Desa Datah Bilang Ulu. Pembinaan dan tanggung jawab yang diterapkan kepada masyarakat adalah hal yang dapat meningkatkan kemampuan dan potensi masyarakat, sehingga dengan adanya pembinaan tersebut masyarakat diharapkan mampu meningkatkan kesadaran, pendidikan dan kemampuan yang ada pada masyarakat. Bentuk pengawasan terhadap minuman beralkohol adalah melakukan yang pertama operasi razia gabungan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh aparataparat yang terkait di Desa Datah Bilang Ulu yang mengenai dengan permasalahan minuman beralkohol. Adapun yang kedua adalah inspeksi mendadak dilaksanakan jika dilihat keadaan Desa Datah Bilang Ulu terlihat kacau (banyak kriminalitas). Kedua bentuk pengawasan ini adalah untuk menciptakan dan memelihara keamanan serta kenyamanan masyarakat disetiap waktunya. Dari kesimpulan di atas yang telah penulis paparkan, maka penulis menyarakan beberapa rekomendasi-rekomendasi kepada pemerintah desa dan lembaga adat Desa Datah Bilang Ulu Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu dalam meningkatkan Pengawasan Terhadap Minuman Beralkohol antara lain: 1. Mengupayakan pengurangan terhadap pengedar maupun pengkonsumsi minuman beralkohol dengan melibatkan dalam pemerintahan desa agar merasa memiliki tanggung jawab yang dibebankan. 2. Memberikan surat peringatan dan denda langsung kepada pengedar dan pengkonsumsi minuman beralkohol untuk mencegah maraknya pemakaian dan pengedaran minuman beralkohol. 3. Memberdayakan masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan yang ada dimasyarakat sehingga boleh masyarakat yang menganggur berkurang. 4. Menetapkan putusan akhir yang tegas bagi pelanggar aturan sehingga ada rasa takut dari masyarakat untuk melakukan penyelewengan. 5. Meningkatkan pembinaan kepada masyarakat dan mendukung masyarakat dalam segala aspek pekerjaan dan kewirausahaannya. Daftar Pustaka Hadari, Nawawi. 2000. Manajemen Strategik Organisasi Non Provit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Nurwijaya, Hartati, dkk. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2010. Pamudji, S.1985, Kerja Sama Antar Daerah Dalam Rangka Pembinaan Wilayah Suatu Tinjauan Dari Administrasi Negara, Jakarta: Institut Ilmu Pemerintahan. 505

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 5, Nomor 4, 2017: 497-506 Ny. Dra. Sumber Saparin, Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa, Penerbit Ghalia Indonesia, 1997. Soekanto Soerjono.1981. Pengantar penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta Dokumen-Dokumen : Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang kebudayaan,keraton, Dan Lembaga Adat Dalam Pelestarian Dan Pengembangan Budaya daerah. Peraturan presiden Indonesia nomor 74 tahun 2013 tentang pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol. Undang-undang Nomor 01 Tahun 2009 Tentang Pemberdayaan, Pelestarian, Perlindungan, dan Pengembangan Adat-istiadat dan Lembaga Adat Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa. 506