Kata kunci: Penanganan Cedera, Olahraga.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang

Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Abstrak

PENGETAHUAN CEDERA OLAHRAGA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIMED. Nurhayati Simatupang,

SKRIPSI. Oleh: Satriya Wicaksana

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk

Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Abstrak. Kata kunci : Cedera perenang, rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Oleh: Agri Fera Endah Setiani dan Bambang Priyonoadi FIK UNY

Identifikas Cedera Sepakbola... (Wahyu Irsyad Kamal Faozan) 1

Journal of Sport Sciences and Fitness

PEMAHAMAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA DALAM CEDERA OLAHRAGA PADA ANGGOTA PMR SMP NEGERI 20 JAKARTA

PEMAHAMAN PEMAIN U 23 PERSATUAN SEPAK BOLA EAGLE SIDOHARJO PACITAN TENTANG PPC (PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO)

Pengantar Cedera Olahraga

RANCANGAN BAHAN AJAR. Nama Mata Kuliah : KESEHATAN OLAHRAGA Kode Mata Kuliah : KOR 541 Bobot SKS : 4 SKS

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

OPINI PENYEBAB DAN PENANGANAN TERAPI MASASE PADA PASIEN CEDERA OTOT TUMIT DI PHYSICAL THERAPY CLINIC

Penatalaksanaan Cedera di Sekolah Dasar Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari

ANGKET PENELITIAN. Menengah Atas Negeri Se-Kabupten Purworejo. 1. Berilah tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih

Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video

FAKTOR YANG MENDUKUNG KELANCARAN PROGRAM PPL MAHASISWA PPKHB PENJAS ORKES FIK UNY DI KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. secara terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah. pengunaan energi/kalori oleh tubuh (Afriwardi, 2011).

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

KOMPETENSI PELATIH EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET TINGKAT SMP DALAM KEJUARAAN INLABS Imam Sulaiman *

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

DALAM PENANGANAN DINI CEDERA OLAHRAGA DENGAN REST ICE COMPRESS ELEVATION

HUBUNGANWARMING UP TERHADAP RISIKO CIDERA ANKLE KLUB BOLA BASKET

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Wawan S. Suherman (2001: 29). Pendidikan jasmani tersebut bertujuan untuk

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh:

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PERKEMBANGAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA NEGERI SE- KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

III. METODE PENELITIAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PENGETAHUAN TENTANG CEDERA, PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA SISWA KELAS ATAS SD N 2 BUGISAN PRAMBANAN KLATEN TAHUN 2016 SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bangsa Melayu. Dari segi linguistik kawasan orang Melayu adalah

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

SKRIPSI OLEH : ARGA RIZKY YUARTA NPM:

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU TAHUN AJARAN 2014/2015

TINGKAT PENGETAHUAN PEMAIN DI UKM FUTSAL UNY TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DENGAN METODE RICE

PERAN GURU DALAM MEMBINA PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA MELALUI USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 BANDA ACEH

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan berupa survei deskriptif inferensial yaitu teknik statik yang

ANALISIS FAKTOR RISIKO SPORT INJURY PADA ATLET BULUTANGKIS ABSTRAK

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

III. METODE PENELITIAN. dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau. baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi.

PERANAN PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM :

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PERKEMBANGAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Masih dari

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT WORKSHOP PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA Oleh: Ali Satia Graha, M.Kes.

Transkripsi:

PENGETAHUAN PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA TERHADAP GURU PENJASORKES SMA-SMK KOTA PADANGSIDIMPUAN SUMATERA UTARA Ika Endah Puspita Sari Program Studi Magister Pendidikan Olahraga Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang Email : ikaendah_fik@yahoo.com Abstrak Guru pendidikan jasmani dan kesehatan mampu melakukan pencegahan sederhana pada siswanya. Fakta dilapangan menujukkan guru cenderung bertindak tidak berhati-hati. Ditakutkan guru tidak mampu memberikan pertolongan dini cedera olahraga pada siswanya. Penelitian ini berguna untuk mengetahui pengetahuan guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah SMA-SMK se-kota Padangsidimpuan dalam penanganan cedera olahraga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Teknik pengambilan datanya menggunakan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah SMA-SMK se-kota Padangsidimpuan. Jumlah populasi 53 responden. Seluruh anggota populasi dijadikan subjek penelitian. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi product moment. 36 butir soal dinyatakan valid dengan nilai korelasi > r tabel 0.374. Uji Reliabilitas Instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.726. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk presentase. Hasil penelitian menujukkan bahwa pengetahuan guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah SMA-SMK se-kota padangsidimpuan dalam penanganan cedera olahraga berkategori sedang, adapun presentasenya sebagai berikut: 26 orang (49,06%) dalam kategori sedang, 14 orang (26,42%) dalam kategori kurang, terdapat 6 orang (11,32%) dalam kategori baik sekali, 5 orang (9,43%) dalam kategori baik, dan 2 orang (3,77%) dalam kategori kurang sekali. Kata kunci: Penanganan Cedera, Olahraga. Pendahuluan Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa dengan adanya guru, maka dapat mendidik dan membentuk kepribadian anak didik mereka dengan baik agar mempunyai intelektualitas yang tinggi serta jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab. Jadi dalam pengertian yang sederhana, guru dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat itu sendiri adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan yang formal saja tetapi juga dapat dilaksanakan di lembaga pendidikan non-formal seperti di masjid, di surau atau mushola, di rumah dan sebagainya. Dengan perkataan lain, seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini dapat di wujudkan secara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi yang di hadapi. Oleh karena itu guru penjasorkes juga harus melihat perkembangan olahraga saat ini sudah semakin pesat. Hal ini dapat diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Olahraga yang bertujuan untuk prestasi, olahraga yang bertujuan untuk rekreasi, dan olahraga pendidikan. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang berlangsung di sekolah, guru menyampaikan materi pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang menuntut siswa aktif bergerak. Guru pendidikan jasmani dan kesehatan diharapkan mempunyai pengetahuan baik tentang tindakan yang tepat untuk menangani cedera dini. Guru mempunyai tanggung jawab penuh pada saat pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan berlangsung. Pengetahuan yang baik seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan tentang P3K dapat memberikan pertolongan yang tepat jika terjadi cedera pada siswanya. 589

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Aktivitas manusia tentunya memiliki resiko tersendiri termasuk aktivitas olahraga. Resiko dari aktivitas olahraga adalah terjadinya cedera. Dari observasi awal yang dilakukan dapat pernyataan dari para guru bahwa selalu atau sering mengalami cedera pada saat kegiatan ekstrakurikuler olahraga seperti keseleo sendi, kram dan luka lecet. Selain yang tersebut diatas, faktor yang menyebabkan terjadinya cedera, yaitu: (1) faktor internal, diantaranya: postur tubuh, beban berlebih, kondisi fisik, ketidak seimbangan otot, koordinasi gerakan yang salah, dan kurangnya pemanasan, (2) faktor eksternal, diantaranya karena alat-alat olahraga, keadaan lingkungan, olahraga body contact dan (3) over-use akibat penggunaan otot berlebihan atau terlalu lelah. Menurut Harianto (2007:11) mengatakan cedera olahraga (sport injuries) yaitu segala macam cedera yang timbul, baik pada waktu latihan maupun pada waktu berolahraga (pertandingan) ataupun sesudahnya. Cedera olahraga apabila tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan gangguan atau keterbatasan fisik, baik dalam melakukan aktifitas hidup sehari-hari maupun melakukan aktifitas olahraga yang bersangkutan. Ditinjau dari alat-alat olahraga sekolah di kota Padangsidimpuan, sebagian besar sudah memiliki sarana dan prasarana untuk berolahraga, tetapi belum memenuhi standar keselamatan. Jika ditinjau dari saat pembelajaran, pemberian materi pemanasan sebelum olahraga inti masih kurang. Berdasarkan faktor penyebab cedera, seorang guru seharusnya mampu memberikan rasa nyaman bagi siswa dalam berolahraga dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan cedera olahraga pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil wawancara di lapangan yang dilakukan penulis dengan guru pendidikan jasmani dan kesehatan di Kota Padangsidimpuan dapat diketahui: (1) Cedera yang dialami siswa saat melakukan olahraga body contact adalah sepakbola dan bolabasket. (2) Olahraga yang sering menimbulkan cedera siswa pada saat melakukan olahraga nonbody contact adalah voli, senam lantai, dan atletik. Jenis cedera yang sering dialami siswa akibat olahraga body contact dan nonbody contact berupa kram, luka lecet, dislokasi pada bagian ankle, lutut, dan jari tangan. (3) Dampak dari cedera yang dialami siswa menganggu proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara diatas, pengetahuan yang baik dari guru pendidikan jasmani dan kesehatan terhadap penanganan cedera olahraga mampu membantu siswa yang mengalami cedera dengan aman, cepat, dan tepat. Hal ini dapat membantu kelancaran proses pembelajaran, sehingga perlu diadakan penelitian yang berguna mengetahui pengetahuan guru pendidikan jasmani sekolah SMA-SMK se-kota Padangsidimpuan dalam penanganan cedera olahraga. Cedera merupakan suatu akibat dari gaya-gaya yang bekerja pada tubuh yang melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya (Andun S,2000: 6).Penanganan cedera olahraga oleh guru penjasorkes guru penjasorkes untuk memiliki tanggung jawab dalam mengenali dan menangani penyakit atau cedera mendadak selama mata pelajaran penjas maupun ekstrakurikuler disekolah. Para guru sering di paksa untuk mengambil keputusan kapan siswa kembali bermain mengikuti mata pelajaran penjas dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa siswa yang sakit atau cedera ditangani secara baik. Karena keselamatan siswanya selama mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan sepenuhnya tanggung jawab guru. Pertanggung jawaban tersebut berupa memberikan penanganan secara cepat dan tepat apabila siswa cedera. Tindakan awal guru untuk menangani cedera akut dengan rest ice compression elevation (RICE). Karena banyak cedera olahraga dapat dicegah, guru penjas memiliki tanggung jawab tambahan dalam mengantisipasi cedera-cedera yang mungkin terjadi dan mengimpletasikan strategi pencegahan untuk mengontrol dan menggurangi cedera. Dalam melakukan perawatan dan penanganan cedera olahraga terlebih dahulu mengetahui, dan apa yang harus dikerjakan. Ada tidakkah perdarahan, fraktur tulang (patah tulang) dan sebagainya, atau mungkin kerusakan jaringan lunak yang sering terjadi dalam olahraga, bahkan mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah kecil atau besar (perdarahan dibawah kulit) didaerah itu, bila ini terjadi akan ada warna ungu, nyeri dan bengkak. Metode Penelitian 590

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Teknik pengambilan datanya menggunakan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah SMA-SMK se-kota Padangsidimpuan. Jumlah populasi 53 responden. Seluruh anggota populasi dijadikan subjek penelitian. seluruh anggota populasi dijadikan subjek penelitian. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi product moment. 36 butir soal dinyatakan valid dengan nilai korelasi > r tabel 0.374. Uji Reliabilitas Instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.726. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk presentase. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menujukkan bahwa pengetahuan guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah SMA-SMK se-kota padangsidimpuan dalam penanganan cedera olahraga berkategori sedang, adapun presentasenya sebagai berikut: 26 orang (49,06%) dalam kategori sedang, 14 orang (26,42%) dalam kategori kurang, terdapat 6 orang (11,32%) dalam kategori baik sekali, 5 orang (9,43%) dalam kategori baik, dan 2 orang (3,77%) dalam kategori kurang sekali. Simpulan Guru pendidikan jasmani dan kesehatan mampu melakukan pencegahan sederhana pada siswanya. Fakta dilapangan menujukkan guru cenderung bertindak tidak berhati-hati. Ditakutkan guru tidak mampu memberikan pertolongan dini cedera olahraga pada siswanya. Penelitian ini berguna untuk mengetahui pengetahuan guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah SMA-SMK se-kota Padangsidimpuan dalam penanganan cedera olahraga. Dari penelitian ini kita juga dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan guru penjasorkes dikatagorikan sedang. Daftar Pustaka Hardianto Wibowo. (1995). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Notoatmodjo S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Ronald P. Pfeiffer, EdD, ATC dkk. (2012). Pertolongan Pertama dan Pencegahan Cedera Olahraga ( Sports First Aid Injury Prevention) Alih Bahasa. dr. Huriawati Hartanto. Jakarta. Penerbit Erlangga. Sudijandoko A. (1999). Perawatan dan Pencegahan Cedera. Jakarta. Direktoran Jendral Pendidikan dasar dan Menegah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Wibowo H. (2007). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Ed 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. P.Hills Andrew dkk (2007). Children, Obesity and Exercise Prevention, treatment and management of childhood and adolescent obesity.diunduh http://en.bookfi.org/s/?q=sports+injuries+prevention%2c+diagnosis%2c+treatment+an d+rehabilitation&t=0. Tanggal 12 Oktober 2014 Craig R. Denegar. Evidence-Based Sports Medicine: Outcomes Instruments for Active Populations Diunduh di http://en.bookfi.org/s/?q=sports+injuries+prevention%2c+diagnosis%2c+treatment+an d+rehabilitation&t=0. Tanggal 12 Oktober 2014 Michael Hersen (2002) Diagnosis, Conceptualization, And Treatment Planning For Adults. Diunduh di http://en.bookfi.org/s/?q=sports+injuries&t=0. Tanggal 12 Oktober 2014 Dini Widyati (2012). Survei cedera olahraga pada atlet puteri bolavoli suraba. Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, diunduh http://ejournal.unesa.ac.id.. Tanggal 12 Oktober 2014 Rusli (2011).Pencegahan Cedera Olahraga Bagi Atlet Melalui Nutrisi. Diunduh : http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/3/unm-digilib-unm-rusli-147-1-10.rusl-k.pdf.tanggal 13 Oktober 2014 591

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 592

593