Desain Interior SMP Negeri untuk membentuk Karakter Disiplin Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Desain Interior Restoran Seafood Layar Bukit Mas dengan Konsep Modern Country di Surabaya

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern

Desain Interior Museum Teknologi Apple dengan Langgam Eklektik

Desain Interior Toko Buku Medikal Sagung Seto dengan Konsep Natural Urban

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-179

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

Redesain Rumah Makan Warung Apung Rahmawati dengan Konsep Jawa Modern

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

`Desain Interior Galeri Rumah Batik dengan Konsep Jawa Timur Kontemporer sebagai Sarana Workshop dan Edukasi

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

Desain Interior Nahdlatul Ulama Jombang dengan Konsep Therapeutic Environment

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

LARAS SURYA SADEWI,2014

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Desain Interior Instalasi Gawat Darurat (Igd) Dengan Konsep Modern

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

KAJIAN PENEMPATAN FURNITURE DAN PEMAKAIAN WARNA (Studi kasus pada kamar tidur hotel Nugraha Wisata Bandungan-Ambarawa)

KONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER

Desain Interior Toko Buku Uranus dan Kafe Libreria dengan Konsep Eco Industrial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Desain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan Konsep Open Kitchen bernuansa Modern Chic

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Putih Abu Hitam Coklat

Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) ( X Print) F-1

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

Re-Desain Interior Perpustakaan Pusat ITS Lantai 5 dengan Konsep Modern Minimalis BAB V KESIMPULAN

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Desain Interior Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dengan Langgam Modern Bali

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-87

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

Desain Interior Ex-Wisma Barbara sebagai Sentra UKM kawasan Jarak-Dolly

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

INSTRUMEN KULIAH KERJA LAPANGAN-I (MAGANG I) Semester Ganjil 2016/2017 A. BUDAYA MADRASAH/SEKOLAH. : Observasi/wawancara/dokumentasi

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

BAB III KAJIAN LAPANGAN

Private Elemen Interior Layout ruang Model meja

Architecture. Home Diary #007 / 2014

BAB III KONSEP PERANCANGAN

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-289

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133

Re-Desain Interior Showroom Toyota Auto2000 Dengan Langgam Futuristik Family

Desain Interior Showroom Mazda dengan Visualisasi Image Zoom-zoom

Desain Interior Kafe di Surabaya Berkonsep Mediteranian Post Modern Dengan Sentuhan Italian Outdoor

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB III METODE PERANCANGAN

Perancangan Environmental Graphic Design Kebun Binatang Surabaya dengan Konsep Uniquely Playful

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

BAB V KONSEP. 30

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

MATA DIAFRAGMA VISUALISASI DENAH DENAH STUDIO

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Desain Interior Cafe Maggie Pancake Surabaya dengan Langgam Shabby Chic

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

BAB V KONSEP PERANCANGAN

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 412 Desain Interior SMP Negeri untuk membentuk Karakter Disiplin Siswa Rofi atul Ilmia, Aria Weny Anggraita Departemen Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: rofiatul.ilmia22@gmail.com Abstrak Sekolah yang disiplin perlu diciptakan agar anak dapat belajar tidak hanya keterampilan akademik akan tetapi juga melatih siswa untuk mencapai hal-hal non-akademik yang juga sangat penting bagi kehidupan, yaitu taat pada peraturan untuk membentuk kepribadian yang baik. SMP Negeri 2 Deket sebagai salah satu lembaga pendidikan untuk anak usia remaja yang mempunyai misi yaitu terwujudnya strategi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan; serta terwujudnya sistem penilaian sesuai Standar Nasional. Untuk menunjang misi tersebut, maka diperlukan pengaplikasian desain interior pada sekolah yang disesuaikan dengan pembentukan karakter siswa melalui kedisiplinan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku anak. Hal ini dapat dilalukan dengan cara mendesain interior sekolah yang dapat mengarahkan siswa agar lebih fokus dalam kegiatan dan aktifitas pendukung belajar mengajar, mendesain signage dan tata lay out ruang untuk mengarahkan siswa agar bersikap lebih disiplin di sekolah. Dengan desain interior yang tepat maka dapat memberikan solusi desain dari permasalahan kedisiplinan siswa yang ada di SMP Negeri. Desain yang diterapkan untuk visualiasi konsep yang diinginkan adalah penggunaan beberapa kombinasi warna yang sesuai psikologis anak usia SMP untuk membentuk kedisiplinan siswa seperti kuning, biru, hijau, putih, dan coklat; penggunaan bentuk furnitur, dinding, plafon, dan pola lantai yang mengarahkan siswa lebih fokus dalam belajar serta dapat menunjang kedisiplinan anak usia 12-15 tahun; menerapkan signage dan sirkulasi yang lebih informatif untuk mengarahkan anak selalu berperilaku disiplin dan disesuaikan dengan karakter anak usia SMP. secara sosial dapat diterima lingkungannya, dan menghindari apa yang dilarangnya. Sekolah yang disiplin perlu diciptakan agar anak dapat belajar tidak hanya keterampilan akademik akan tetapi juga melatih siswa untuk mencapai hal-hal non-akademik yang juga sangat penting bagi kehidupan, yaitu taat pada peraturan untuk membentuk kepribadian yang baik (Desmita, 2009). Sekolah juga harus memenuhi kebutuhan seorang anak yang meliputi Lingkungan yang aman dan nyaman, perhatian dari guru dan teman, membantu meningkatkan prestasi, menghormati keberadaan siswa, memberikan kegiatan yang menyenangkan salah satunya melalui kegiatan belajar kelompok, memberikan kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka terjadilah berbagai penyimpangan perilaku atau masalah disiplin. Masalah disiplin di kelas atau sekolah antara lain : makan di dalam kelas, membuat suara gaduh, berbicara saat kegiatan belajar berlangsung, kurang tepat waktu, mengganggu siswa lain, tidak rapi, tidak memperhatikan pelajaran di kelas, dan bertindak kurang baik. Kata Kunci Disiplin, Interior, Karakter anak usia 12-15 tahun, Signage, Tata Lay out Ruang. K I. PENDAHULUAN EDISPLINAN merupakan bekal bagi anak untuk kehidupan masa depannya. Kedisiplinan pada siswa penting untuk dipersiapkan dan dibina semenjak dini. Untuk itu diperlukan kerjasama antar orang tua dengan sekolah karena adanya faktor-faktor dalam kedisiplinan yang perlu mendapat perhatian bersama. Jenis perilaku disiplin yang menyatu dalam segala aspek kepribadian adalah taqwa, patuh, sadar, rasional, mental, teladan, berani, dan kejujuran (Abdullah Idi, 2011). Kedisiplinan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan dari perbuatan dari para pelaku, maka diperlukan suatu latihan atau pelajaran tertentu agar diperoleh seseorang yang mempunyai kedisiplinan yang baik dan mandiri, sehingga dapat mengatur dan mengendalikan dirinya agar melakukan perbuatan yang Gambar. 1. Salah satu contoh dari perilaku siswa yang kurang disiplin. SMP Negeri sebagai salah satu lembaga pendidikan untuk anak usia remaja yang mempunyai misi yaitu terwujudnya strategi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan; terwujudnya lulusan yang berkompetensi baik secara akademis maupun non akademis serta pendidik dan tenaga kependidikan yang unggul dan berakhlaqul karimah; terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, ramah lingkungan dalam upaya mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan; serta terwujudnya sistem penilaian sesuai Standar Nasional.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 413 Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, untuk meningkatkan prestasi siswa dan kualitas sekolah yang berada di tengah mobilitas kehidupan masyarakat sekarang, maka diperlukan suatu desain interior yang menarik dan dapat memberikan citra baru sesuai visi misi sekolah, coorporate identity, segmentasi sekolah, dan keadaan lingkungan sekolah. Konsep yang akan dipakai pada desain interior SMP Negeri 2 Deket adalah sekolah sebagai sarana pembentukan sikap disiplin pada siswa. A. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mendesain interior sekolah untuk mengarahkan siswa agar lebih fokus dalam kegiatan dan aktifitas pendukung belajar mengajar. 2. Bagaimana mendesain signage dan tata lay out antar ruang untuk mengarahkan siswa agar bersikap lebih disiplin di sekolah. B. Tujuan 1. Mendesain interior sekolah untuk mengarahkan siswa agar lebih fokus dalam kegiatan dan aktifitas pendukung belajar mengajar. 2. Mendesain signage dan tata lay out antar ruang untuk mengarahkan siswa agar bersikap lebih disiplin di sekolah. C. Manfaat 1. Dapat memberikan solusi desain dari permasalahan kedisiplinan siswa yang ada di SMP Negeri. 2. Siswa di SMP Negeri dapat berkembang secara visual dalam hal kedisplinan dalam belajar dari desain interior yang telah dirancang pada sekolah. C. Metode Desain Gambar. 2. Alur Metode Desain SMP Negeri II. METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data berupa observasi dilakukan di SMP Negeri 2 Deket yang bertujuan mengetahui kondisi mengenai eksisting objek desain, khususnya pada interiornya dan area disekitarnya. Data tersebut meliputi kondisi ruang, kondisi eksisting, fasilitas sekolah, dan data sekolah (logo, visi misi, jumlah siswa, jumlah guru, jumlah karyawan). Yang akan digunakan sebagai dasar dalam mendesain. B. Metode Analisa Data Tahapan ini merupakan analisa data yang diperoleh dari SMP Negeri 2 Deket. Dari hasil analisa ini kemudian menghasilkan alternatif-alternatif desain, yang selanjutnya disimpulkan menjadi desain akhir. III. KONSEP DESAIN A. Konsep Makro Perlunya sebuah sekolah sebagai tempat mencari ilmu yang dapat mengarahkan siswa untuk selalu bersikap disiplin agar siswa SMP ini dapat memberikan efek yang positif bagi lingkungan sekitarnya. Untuk itu diolah sebuah konsep desain yakni konsep sekolah sebagai sarana pendidikan untuk membentuk karakter siswa disiplin. Desain yang diterapkan untuk visualiasi konsep yang diinginkan sebagai berikut: 1. Penggunaan beberapa kombinasi warna yang sesuai psikologis anak usia SMP untuk membentuk kedisiplinan siswa seperti kuning, biru, hijau, putih, dan coklat. 2. Penggunaan bentuk furnitur, dinding, plafon, dan pola lantai yang mengarahkan siswa lebih fokus dalam belajar serta dapat menunjang kedisiplinan anak usia 12-15 tahun. 3. Menerapkan signage dan sirkulasi yang lebih informatif untuk mengarahkan anak selalu berperilaku disiplin dan disesuaikan dengan karakter anak usia SMP.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 414 SMP NEGERI Gambar. 3. Rancangan Konsep Desain B. Konsep Mikro Berikut ini pengaplikasian konsep pada SMP NEGERI 2 DEKET sebagai objek desain. Tabel 1. Tabel Aplikasi Konsep Desain pada Rancangan SMP Negeri Masalah Elemen Interior Elemen Desain Dinding Lantai Plafon Furni Estetis Warna Bentuk Mengarahkan siswa agar lebih fokus dalam belajar Signage yang informatif dan terarah Lay out antar ruang untuk mengarah siswa agar disiplin 1) Konsep Warna Dari sisi psikologi, warna mempunyai pengaruh kuat terhadap suasana hati dan emosi manusia, membuat suasana panas atau dingin, provokatif atau simpati, menggairahkan atau menenangkan. Sebagai contoh, ruang yang diberi warna putih atau warna-warna lembut lainnya dapat memberikan kesan bahwa ruang tersebut lebih besar dari dimensi yang sebenarnya. Hal sebaliknya akan terjadi jika ruang menggunakan warna-warna gelap. Untuk mendapatkan sensasi hangat yang sama, ruang yang diberi warna-warna dingin memerlukan pengaturan suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan ruang yang diberikan warna-warna hangat (Weny, 2016). Sesuai dengan masalah kedisiplinan di SMP Negeri, maka dibutuhkan sebuah ketenangan dan kenetralan dalam pembentukan karakter pengguna sekolah terutama siswa (John Pile, 1997). Ketenangan dan kenetralan tersebut dapat dibentuk melalui warna yang sesuai dengan psikologis pengguna (siswa, guru, kepala sekolah, dan karyawan sekolah). Dibutuhkan warna-warna yang dapat meredam emosi pada usia remaja. Gambar dibawah ini merupakan warna yang akan diterapkan dalam desain sekolah. Gambar. 4. Macam- macam warna yang diterapkan dalam desain keseluruhan interior sekolah. 2) Konsep Bentuk Gambar. 5. Contoh lay out furnitur pada ruang kelas yang merupakan aplikasi dari bentuk yang diterapkan dan berasal dari transformasi logo dari SMP Negeri X. Dalam masalah kedisiplinan di SMP Negeri, maka bentuk yang sesuai dengan psikologis siswa untuk meningkatkan mood belajar dan dapat mengatasi masalah kurang disiplin pada siswa adalah bentuk dinamis dan teratur. Karena menurut hasil observasi, SMP Negeri ini melakukan penanganan dalam masalah kedisiplinan di sekolah berupa sanksi dan tindakan yang tegas dan keras. Maka diperlukan bentuk yang dapat menyeimbangkan sebuah desain interior sekolah (Faber Birren, 1955). Sehingga siswa tidak merasa terkekang, namun mereka merasa diarahkan dan diatur untuk disiplin dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Bentukbentuk tersebut akan dikombinasi dan diaplikasikan ke dalam lay out furnitur pada setiap ruang. 3) Konsep Lantai Siswa SMP Negeri memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta mudah terpengaruh oleh kondisi sekitar. Serta penghuni sekolah lainnya seperti guru dan karyawan memiliki sifat yang disiplin serta menyukai suasana tenang dan nyaman sehingga ruangan yang dinamis sesuai untuk diterapkan di interior sekolah ini. Oleh karena itu, konsep lantai pada setiap ruang tidak terlalu banyak jenisnya. Agar pengguna bisa lebih terarah untuk berperilaku disiplin di sekolah, maka lantai menggunakan material keramik dengan tekstur tidak licin dan disertai dengan pola lantai yang merupakan signage untuk mengarahkan siswa agar berperilaku disiplin ketika berada di sekolah (Wardhana, 2007).

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 415 Gambar. 6. Desain lantai untuk SMP Negeri yang berfungsi sebagai signage 4) Konsep Dinding Sebuah bangunan sekolah negeri di Indonesia banyak yang menggunakan dinding dengan material batu bata pada bagian fasad depan (eksterior). Hal ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara tidak langsung bahwa bangunan tersebut adalah bangunan formal milik pemerintahan. Pada area interior menggunakan dinding batu bata dengan dominasi finishing cat tembok warna tosca dengan aksentuasi. Serta penambahan signage sesuai kebutuhan anak SMP sekaligus dapat mengarahkan pengunjung dan semua pengguna sekolah (guru, siswa, karyawan). Gambar. 8. Desain ceiling dengan material gipsum serta lampu TL pada interior sekolah 6) Konsep Furnitur Furnitur menggunakan bentuk-bentuk geometris dengan material kayu jati belanda, multipleks dan struktur besi yang difinish dengan warna sesuai psikologis anak SMP. Storage didesain sesuai dengan kebutuhan siswa, guru, dan karyawan sekolah. Berikut ini salah satu contoh desain furnitur yang sesuai dengan kebutuhan siswa di ruang belajar. Gambar. 7. Desain dinding untuk SMP Negeri yang berfungsi sebagai signage untuk mengarahkan siswa 5) Konsep Plafon Karena konsep dinding dan konsep lantai dibuat lebih dominan, maka sebagai penyeimbang agar ruangan terlihat lebih luas diaplikasikan material gipsum dengan aksen dropceiling/upceiling dan lampu dengan warna terang yang sesuai ketentuan pencahayaan untuk sekolah. Hal terpenting pada area belajar siswa adalah mengaplikasikan pencahayaan yang dapat menyebar keseluruh ruangan (Faber Birren, 1955). Gambar. 9. Konfigurasi lay out furnitur pada Ruang kelas untuk interior SMP Negeri.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 416 IV. DESAIN AKHIR A. Ruang Terpilih 1 : Ruang Kelas Gambar. 10. Desain lay out furnitur pada laboratorium IPA. Furnitur menggunakan bentuk yang dapat memberikan kesan tegas serta menggunakan warna yang memberikan kesan lembut dan tenang agar dapat meningkatkan kedisiplinan siswa namun tidak terlalu kaku. Sehingga siswa tidak merasa terkekang namun merasa untuk diarahkan bersikap lebih baik di sekolah. Pengaturan bangku mempunyai peranan penting dalam konsentrasi belajar siswa. Pengaturan bangku dapat dilakukan secara fleksibel dengan memosisikan sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan pengajaran yang efektif dan efisien (Wardhana, 2015). Hal ini dilakukan agar semua siswa mampu menangkap pelajran yang diberikan dengan merata, seksama, menarik, tidak monoton, dan mempunyai sudut pandang bervariasi terhadap pelajaran yang tengah diikuti. 7) Konsep Elemen Estetis Elemen estetis pada desain interior sekolah ini mengaplikasikan elemen pembelajaran yang di transformasikan menjadi bentuk dan gambar. Menurut hasil observasi, siswa SMP Negeri lebih menyukai gambar atau simbol daripada tulisan. Maka elemen estetis diterapkan pada dinding dalam bentuk gambar dan simbol dari elemen belajar seperti shempoa, globe, peralatan laboratorium, dan sebagainya. Penerapan elemen estetis pada interior harus tetap terarah agar lebih rapi dan bersih serta disesuaikan dengan siswa usia 12-15 tahun agar kegiatan belajar mengajar tidak membosankan dan dapat meningkatkan kedisiplinan siswa. Gambar. 12. Tampak View Ruang Kelas Pada ruang kelas, lay out furnitur di desain secara berkelompok sesuai dengan sistem belajar yang ada di SMP Negeri saat ini. Aplikasi warna disesuaikan dengan psikologi siswa SMP dan terlihat pada semua elemen interior ruang kelas yang meliputi lantai, dinding, plafon, furnitur. Warna yang dipilih merupakan warna yang dapat membangkitkan daya konsentrasi dalam belajar serta membentuk sikap disiplin siswa. B. Ruang Terpilih 2 : Kantin Sekolah Gambar. 11. Desain elemen estetis interior sekolah berupa mural dinding yang merupakan bentuk elemen belajar siswa.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 417 yang dinamis. Sehingga siswa merasa diarahkan untuk melakukan aktivitas seperti mengambil dan mengembalikan alat praktikum. Gambar. 13. Tampak View Kantin Sekolah Pada area kantin, desain signage pada lantai lebih dominan untuk mengarahkan siswa dan pengguna lainnya dalam melakukan aktivitas. Mulai dari masuk, mencuci tangan, mengambil baki/tempat makan yang bersih, antri mengambil makanan dan minuman, membayar di kasir, lalu siswa dapat keluar kantin atau makan di area makan yang telah disediakan. Kemudian siswa diarahkan untuk mengembalikan tempat makanan kotor dengan urutan membuang sampah, menaruh tempat makanan dan mencuci tangan. Pada umumnya SMP Negeri saat ini memiliki kantin yang belum terdesain dengan baik dan hal ini dapat menyebabkan perilaku siswa kurang disiplin. Kantin pada sekolah juga merupakan sarana pendidikan bagi siswanya. Karena di kantin, siswa dapat membiasakan dirinya berperilaku jujur, disiplin, sopan santun, dan cinta terhadap lingkungan sekitarnya. C. Ruang Terpilih 3 : Laboratorium IPA V. KESIMPULAN Desain lay out ruang dan sirkulasi pada ruangan yang ada di sekolah sangat penting bagi kelangsungan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Yaitu sebagai tempat mencari ilmu, berinteraksi dengan orang lain, dan mengembangkan diri siswa. Lay out ruang dan sirkulasi ruang yang tepat adalah mengutamakan akses antar ruang sehingga aktifitas di sekolah dapat berjalan lebih optimal. Kemudian, pada dasarnya sebuah desain interior dapat mempengaruhi moody dan semangat pengguna sekolah yang meliputi siswa, guru, tamu, karyawan sekolah serta wali dari siswa. Desain yang memiliki unsur ketenagan akan membawa ke dalam tingkah laku yang positif dan baik. Seperti halnya warna dominan tosca, abu-abu dan aksentuasi hitam abu-abu, putih kecoklatan, coklat, kuning kecoklatan yang dapat membentuk sikap disiplin siswa. Dipastikan dengan warna-warna tersebut maka siswa dapat belajar dengan baik dan dapat meningkatkan prestasinya. Serta SMP Negeri dapat menciptakan suasana yang baru bagi siswa. DAFTAR PUSTAKA [1] Abdullah Idi, 2011. Sosiologi Pendidikan (Individu, Masyarakat, dan Pendidikan). Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. [2] Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [3] Faber Birren, 1955. New Horizons in Color. New York : Reinhold Publishing Corporation. [4] John Pile, 1997. Color in Interior Design. New York : The McGraw-Hill Companies Inc. [5] Wardhana, Mahendra. 2007. Logika Konfigurasi Ruang dan Aspek Psikologi Ruang bagi Lansia. Jurnal Rekayasa Perencanaan. Vol. 4 No. 1 Oktober 2007 [6] Wardhana, Mahendra. 2015. Spasial Analysis in Human Behaviour in The Environment to Predict Its Movement & Comfort. ITS: ISICO. [7] Weny, Aria. 2016. Studi Pengaruh Warna pada Interior Terhadap Psikologis Penggunanya, Studi Kasus pada Unit Transfusi Darah Kota X. Jurnal Desain Interior. Vol. 1 No. 1 April 2016. Gambar. 14. Tampak View Ruang Laboratorium IPA Pada ruang laboratorium IPA, desain furnitur dan elemen estetis lebih dominan untuk mengarahkan siswa ketika sedang menjalanka tugas praktikumnya. Desain storage dan meja praktikum di desain secara berkelompok dan memiliki bentuk