BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai

BAB I PENDAHULUAN. Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Dahulu keramik hanya dimanfaatkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Perkembangan Teknik dan Bahan yang Digunakan pada Kriya Keramik Produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang dimilikinya. Manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri, mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

I. PENDAHULUAN. Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non

BAB I PENDAHULUAN. kuliah teori dan praktek. Menurut Kurikulum Program Studi Pendidikan Seni

DOKUMENTASI PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) AYAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang popular ialah buku Indonesische siermotieven yang disusun oleh Van Der

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan,

BAB I PENDAHULUAN Potensi desa Tamanagung kecamatan Muntilan sebagai daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATA KULIAH

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. Pada era globalisasi yang semakin berkembang, terutama di kota-kota

PEMBELAJARAN 1. : Mengidentifikasi gagasan, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa terapan Nusantara

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Teknik Pemodelan Berbasis Pendekatan Saintifik

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pengrajin yang kreatif mampu mengubah produk yang semula berfungsi

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

MAKALAH PELUANG BISNIS INDUSTRI KERAJINAN LOGAM TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari budaya karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

1. Toko-toko gerabah dan kerajinan di Desa Kapal dan Desa Sempidi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam

PENGERTIAN TEKSTIL. Pengenalan bahan tekstil

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai jual. Karya kerajinan biasanya terbuat dari berbagai bahan dan hasil

Indasari Purba, 2014 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PEMASARAN KAIN LURIK

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bentuk imajinasi dan ide ide kreatif yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. besar pola pikir masyarakat semakin kreatif dibandingkan dengan daerah-daerah

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

STUDI TENTANG PENGEMBANGAN DESAIN KERAJINAN KERAMIK DESA MAYONG LOR JEPARA

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya dengan media yang mempunyai rupa atau wujud yang bisa ditangkap dengan indera penglihatan dan dapat dirasakan dengan indera. Karya seni rupa diciptakan dengan cara mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencayahaan dengan acuan estetika. Karya seni rupa terapan adalah segala macam bentuk karya seni rupa yang memiliki fungsi praktis dan estetis. Seni terapan atau seni pakai adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni biasanya dipakai faktor kegunaan lebih diutamakan dari pada faktor keindahan atau artistiknya. Seni kerajinan sangat luas namun secara garis besar bisa dibagi 4 kelompok yakni kerajinan pahat (kriya, patung), kerajinan tekstil (sablon, batik, ulos, tenun), kerajinan anyam ( tikar, tas, keranjang), dan kerajinan keramik. Salah satu seni rupa terapan yang memiliki nilai praktis dan fungsi pakai adalah kerajinan produk keramik, seni kerajinan keramik ini sudah ada sejak jaman Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM. Peninggalan zaman ini diperkirakan banyak dipengaruhi oleh para imigran dari Asia Tenggara berupa: pengetahuan tentang kelautan, pertanian dan peternakan. Alat-alat berupa gerabah dan alat pembuat pakaian kulit kayu, bentuk fungsinya yang dihasilkan beragam jenis bentuk produk keramik pendukung berkarya perajin seperti periode bentuk keramik 1980: ceret, 1

2 tungku, wadah ramuan, tempat plasenta. Hingga memasuki perkembangan produk keramik 1990,2000-an dengan berbagai bentuk yaitu: vas bunga jumbo, ganepo, keramik tomat, tempat duduk, candi, ompak, guci, keramik terang bulan, vas bunga, keramik klaras, keramik sulur. Inilah produk keramik yang dibuat perajin pada di setiap periode 1980-2000 an, agar karya keramik yang mereka hasilkan tidak sekedar memiliki nilai praktis melainkan juga memilki nilai estetis. Adapun perkembangan seni kerajinan produk keramik ini sangat berkembang sangat pesat di kalangan perajin di Indonesia dan khususnya kota Medan, sehingga dari waktu ke waktu hasil karya perajin sangat menarik dan beragam bentuk karya produk keramik. Berdasarkan pengamatan peneliti dikota Medan tentang kerajinan produk keramik, peneliti tertarik untuk menganalisis perkembangan produk keramik 1980-2000 an yang terdapat pada produk kerajinan keramik khususnya di daerah Tanjung morawa Desa Bangun sari, adapun letak penelitian ini sangat startegis dipinggir jalan lintasan Medan Tanjung Morawa. Hampir sebagian mata pencaharian masyarakat yang tinggal di daerah tersebut dari penghasilan produk keramik, dengan menghasilkan berbagai jenis karya produk 1980-2000an yaitu: ceret, tungku, wadah ramuan, tempat plasenta, belanga, vas bunga jumbo, ganepo, keramik tomat, candi, guci, keramik terang bulan, vas bunga, keramik klaras, keramik sulur (nama karya berdasarkan istilah dari perajin). Karya keramik yang dihasilkan sangatlah bagus dan memiliki nilai jual dipasaran nasional, tetapi dari hasil penelitian tentang karya kerajinan produk

3 keramik di daerah Tanjung Morawa Desa Bangun sari masih terdapat beberapa hal yang sangat mengganjal khususnya tentang produk keramik 1980-2000 an, jelas sekali perajin dalam membuat produk 1980 hanya sangat sederhana tampa dihiasi ornamen padahal kalau dilihat dari segi bentuk produk keramiknya sudah sangat bagus, apalagi didalam segi pemasaranya produk keramik 1980 sangat baik dari bermacam multi fungsi sebagai kebutuhan peralatan rumah tangga contoh produknya yakni: tempat plasenta, belanga, dan ceret, dan produk inilah yang sangat diminati masyarakat umum hingga saat sekarang ini. Disini terlihat jelas di setiap perajin yang peneliti kunjungi produk keramik 1980 sudah sangat jarang dilihat dari setiap perajin, dikarenakan perajin dalam membuat produk keramik tersebut hanya berbentuk pesanan dari perusahaan/toko. Berbeda dengan produk keramik 1990-2000-an dari bentuk produk dan ornamennya produk keramik tersebut sudah mulai ada perkembangan dilihat dari bentuk produk, ornamen, dan setiap multi fungsinya contoh produknya yaitu: vas bunga, tempat duduk, keramik sulur,klaras, candi, ompak, keramik terang bulan, guci, ganepo. Dilihat dari perkembangan produk keramik 1990-2000-an dari segi bentuk produk sudah sangat lebih meningkat, dari segi bermacam-macam ornament yakni ornamen geometris, tumbuh-tumbuhan, ornamen batak dan perwarnaanya sudah memakai segala cat yakni cat tembok dan cat miyak Sehingga para komsumen lebih tertarik melihat produk keramik tersebut, dibandingkan produk keramik 1980 hanya digunakan di saat konsumen membutuhkan produk keramik

4 tersebut. Sangat disayangkan sekali dari bentuk produk keramik 1980 sudah sangat baik tetapi dari segi warna produk keramik hanya memakai warna tanah tersebut/aslinya dan tidak dilenkapi hiasan ornamen. Seharusnya perajin lebih peka terhadap selera konsumen dan berani mencoba menerapkan ornamen di produk keramik 1980 dan perwarnaanya agar lebih menarik dikalangan perajin didaerah Tanjung Morawa, tidak harus menoton dan berputar sebatas itu saja harus lebih kreatif. Padahal produk keramik 1980 sangat laku di pasaran dengan berbagai multi fungsinya di masyarakat umum, terkadang perajin ini sukar sekali dalam membuat produk keramik 1980. Karena kesukaran itulah menbuat perajin lebih dominan menggunakan produk keramik tersebut tampa dihiasi ornamen dan perwarnaanya. Berdasarkan permasalahan yang ada membuat peneliti ingin lebih jauh lagi tentang perkembangan produk keramik 1980-2000an dikalangan perajin di daerah tanjung morawa. Apakah masih ada perajin yang membuat keramik perkembangan periode 1980 hanya tampa dihiasi dari segi ornamen dan warna lebih sering mereka buat dari produk keramik periode 1990-2000an. Alasannya yang sangat baik yang harus peneliti ketahui dari perajin.

5 B. Identifikasi Masalah Untuk memperjelas masalah yang ingin diteliti serta sebagai pendoman penulis dalam melakukan penelitian dengan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah penelitian ini : 1. Kurangnya minat perajin dalam membuat ornamen dan warna di produk 1980 di daerah Tanjung Morawa. 2. Minat perajin tidak terlepas dari produk rancangan bentuk ornamen dan warna yang baru dan menarik. 3. Perajin hanya terpokus terhadap produk, warna dan ornamen yang baru, dibadingkan produk 1980. 4. Perwarnaan produk 1980 hanya menggunakan warna dari tanah tersebut, dibandingkan dengan produk periode 2000. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian dapat dilakukan secara terarah. Maka perlu adanya pembatasan masalah yang berkaitan dengan beberapa jenis bentuk produk, warna dan ornamennya pada karya produk keramik Periode 1980 Sampai Tahun 2000-an Di Desa Bangun Sari Kecamatan Tajung Morawa. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah dimana peneliti melihat perkembangan dan bagaimana perkembangan produk keramik, pewarnaan dan ornamen pada periode dari tahun 1980 sampai tahun 2000 yang dibuat oleh perajin di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa?

6 E. Tujuan Peneliti Tujuan penelitian adalah hal yang paling penting untuk merumuskan suatu kegiatan penelitian guna mencapai tujuan yang disampaikan adalah: 1. Untuk menginvestarisasikan produk keramik pada tahun 1980-2000. 2. Untuk mengetahui perkembangan produk keramik pada tahun 1980-2000 dan jenis jenis peroduk, pewarnaan dan ornamen yang diciptakan oleh perajin. F. Manfaat Penelitian Adapun maanfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti besar manfaatnya sebagai bahan pengetahuan yang bisa menjadi acuanan dalam menerapkan desain dan mengetahui perkembangan dikalangan perajin di daerah Tanjung Morawa 2. Sebagai ilmu pengetahuan, khusus bagi pendidikan seni rupa seperti pendidikan di seni rupa dan lembaga-lembaga lainnya. 3. Bagi masyarakat untuk dapat dengan mudah memahami maksud perkembangan yang terdapat pada keramik 4. Sebagai sumbangan bahan referensi dalam mengkaji desain pada keramik.