BAB I PENDAHULUAN. penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan selalu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

Fitri Aulia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 memuat peran penting bahasa sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembalajaran bahasa dilakukan agar seseorang itu mampu berbahasa

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesatuan yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan di Indonesia salah satunya ditandai dengan

PENGARUH PEMAHAMAN STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Oleh karena itu kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

dalam peraturan pemerintah No. 32 tahun 2013

PEMANFAATAN KOMIK STRIP SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMPRODUKSI CERITA ULANG DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran memiliki peran penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan selalu hadirnya pembelajaran bahasa Indonesia dalam setiap jenjang pendidikan; mulai SD, SMP, SMA dan bahkan dalam perguruan tinggi. Pembelajarannya menuntut siswa mampu berkomunikasi, berinteraksi, dan mengekspresikan perasaan dengan tujuan mengembangkan kompetensi pribadi serta memperluas wawasan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menulis yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Sekarang, Pemerintah Republik Indonesia menciptakan satu gebrakan dalam dunia pendidikan Indonesia dengan menciptakan Kurikulum 2013, dengan tujuan untuk memperbahurui sistem pendidikan di Indonesia. Menurut Sifa (2014:25) ada empat hal baru atau setidaknya pembaharuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Keempat hal dimaksud adalah: (1) konsep pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks; (2) bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan; (3) pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia; dan (4) penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu paradigma pembaharuan pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Menurut Sufanti (dalam Sifa, 2014:26) pembelajaran bahasa berbasis teks adalah pembelajaran yang menjadikan teks sebagai dasar, atas, pangkal, dan tumpuan. 1

2 Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidahkaidah kebahasaan; (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentukbentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna; (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya; dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Prana, dalam jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia Vol.22 No.73, mengatakan Teks merupakan kata- kata yang membentuk karya dan yang disusun dengan cara sedemikian rupa untuk membelokkan arti yang tetap dan seunik mungkin. Teks merupakan tenunan dari beberapa unsur-unsur yang membangun sebuah teks. Senada dengan hal tersebut Sri Wahyuni dalam jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia Vol.3 No.1 mengatakan bahwa Unsur-unsur teks harus saling mengikat sehingga memberikan makna yang saling bertalian. Kepaduan setiap struktur atau unsur-unsur teks sangat diperlukan untuk membuat alur teks dapat tersusun rapi dan memiliki makna yang saling berhubungan. Teks menyajikan sejumlah struktur yang diangkat untuk menentukan makna yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, struktur teks merupakan faktor yang penting dan sangat mempengaruhi dalam proses pembentukan teks. Memproduksi teks menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan,

3 keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran secara langsung. Menyusun gagasan-gagasan harus logis, diekspresikan secara jelas, dan ditata secara menarik. Meskipun disadari bahwa kemampuan memproduksi teks mutlak diperlukan dalam kehidupan modern, kenyataannya pembelajaran yang menuntut kemampuan ini, kurang mendapatkan perhatian dari guru. Siswa lebih sering dibiarkan dan ditinggalkan pada saat memproduksi teks. Sehingga siswa sering mengalami kesulitan memproduksi teks. Kenyataan ini diperoleh peneliti dari hasil observasi di SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam dan wawancara kepada Sahat Sihombing, S.Pd sebagai guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Kesulitan tersebut dapat berupa penggunaan kaidah tata bahasa dan ejaan yang tepat, pemilihan kosa kata yang tepat, dan penyusunan kalimat efektif. Penyebab kesulitan memproduksi teks pada siswa bukan hanya disebabkan dari faktor guru yang meninggalkan dan membiarkan siswa saat memproduksi teks tetapi siswa dan lingkungan juga turut andil dalam hal ini. Siswa selalu menganggap remeh pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena stigma bahwa pembelajaran bahasa Indonesia merupakan hal yang mudah dan sudah menjadi bahasa dalam kehidaan sehari-hari. Stigma ini biasanya berasal dari lingkungan. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan memproduksi teks adalah kemampuan menganalisis struktur teks. Menurut Pramita Sari dalam jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia Vol.2 No.1, menyatakan bahwa kemampuan menganalisis (C4) mulai banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah sejak Kurikulum 2013 diberlakukan. Hal tersebut mengakibatkan setiap kegiatan

4 pembelajaran termasuk memproduksi teks memerlukan kemampuan menganalisis yang baik, utamanya kemampuan menganalisis struktur teks. Kemampuan menganalisis struktur teks merupakan kesanggupan untuk melakukan penelaahan dan penyelidikan terhadap struktur teks. Menurut Badrun (2003:22), Struktur teks adalah hubungan antara unsur- unsur yang membentuk teks sebagai satu kesatuan. Sedangkan menurut Sriana (2014:3), Struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir. Setiap teks memiliki strukturnya tersendiri. Semakin banyak jenis teks yang dikuasai oleh siswa, maka banyak pula struktur berpikir yang dapat diterapkan dalam kehidupannya. Kemampuan menganalisis struktur teks memerlukan penguasaan/pemahaman struktur teks yang baik. Kemampuan ini memberikan sumbangan yang besar terhadap kemampuan memproduksi teks. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Iin Pratiwi Ningsih jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia Vol. 8 No.1, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara penguasaan struktur dengan kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 23 Medan. Hasil perhitungan korelasi product moment diketahui harga r1 = 0,68 untuk data penguasaan struktur, dimana ini memenuhi kriteria rxy> rtabel ( 0,68 > 0,329) yang mengartikan adanya korelasi yang cukup signifikan antara penguasaan struktur dengan kemampuan menulis teks deskripsi. Penguasaan struktur teks memberi sumbangan determinasi sebesar 46,24% terhadap kemampuan menulis teks deskripsi. Senada dengan hal itu, Agustinus Priyatna dalam jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia Vol.14 No.1,menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

5 positif dan berarti antara kemampuan menganalisis dengan kemampuan menulis teks hasil observasi oleh siswa kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam. Hasil perhitungan korelasi product moment diketahui harga r1 = 0,74 untuk data kemampuan menganalisis struktur teks, dimana ini memenuhi kriteria rxy> rtabel ( 0,74 > 0,329) yang mengartikan adanya korelasi yang cukup signifikan antara kemampuan menganalisis struktur teks dengan kemampuan menulis teks hasil observasi. Kemampuan menganalisis memberi sumbangan determinasi sebesar 68,32% terhadap kemampuan menulis teks hasil observasi. Kemampuan menganalisis struktur teks merupakan kemampuan yang bisa dicapai apabila kemampuan pengetahuan dan pemahaman/ penguasaan terhadap struktur teks telah dimiliki. Berdasarkan pendapat Iin tersebut, mempertegas bahwa kemampuan menganalisis struktur teks merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan memproduksi teks. Pada kompetensi dasar 4.2 kelas XI SMA, pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran memproduksi teks ulasan (Permendikbud No.69 tahun 2013 tentang kurikulum SMA/MA). Dalam buku guru Bahasa Indonesia telah dijelaskan bahwa teks ulasan adalah sebuah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap berbagai hal, bisa berbentuk buku, novel, berita, laporan, dongeng atau film. Teks tersebut memberikan tanggapan atau analisis yang berhubungan dengan latar, waktu, tempat, serta karakter yang ada di dalam teks tersebut. Pada dasarnya, teks ulasan adalah tinjauan atau ringkasan buku atau yang lain untuk koran atau penerbitan. Teks ulasan (review) atau laporan buku merupakan suatu teks yang memiliki tujuan sosial untuk menilai daya tarik dari

6 suatu karya (Mahsun, 2014:21). Teks ini dibentuk oleh orientasi, tafsiran isi, evaluasi, dan rangkuman, sebagai unsur-unsurnya. Teks ulasan merupakan salah satu teks yang harus dikuasai oleh siswa tingkat SMA, SMK, dan MA. Memproduksi teks ulasan merupakan kegiatan mengungkapkan pendapat dengan menganalisis suatu karya yang dituangkan dalam bentuk teks. Singkatnya, memproduksi teks ulasan berarti membuat teks ulasan. Kemendikbud (2014: 96) membagi struktur teks ulasan menjadi empat bagian. Diawali oleh orientasi (orientation), diikuti tafsiran isi (interpretative recount), kemudian evaluasi (evaluation). Di bagian akhir, teks ditutup dengan rangkuman (evaluative summation). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Kemampuan Menganalisis Struktur Teks dengan Kemampuan Memproduksi Teks Ulasan Siswa Kelas XI SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, ditemukan beberapa masalah sebagai berikut: (1) Siswa kesulitan memproduksi teks ulasan. (2) Pembelajaran Kurikulum 2013 menuntut pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks. (3) Pembelajaran Kurikulum 2013 menuntut kemampuan menganalisis siswa.

7 (4) Pembelajaran yang menuntut kemampuan memproduksi teks kurang mendapat perhatian dari guru. (5) Guru dan lingkungan menjadi faktor penyebab siswa kesulitan memproduksi teks ulasan. (6) Kemampuan menganalisis struktur teks menjadi faktor penyebab siswa kesulitan memproduksi teks ulasan. C. Pembatasan Masalah Masalah yang diidentifikasi dalam latar belakang terlalu luas untuk diteliti sehingga peneliti melakukan pembatasan masalah dengan tujuan menghasilkan pembahasan yang mendalam. Oleh karena itu, peneliti berfokus pada masalah yang terbatas pada Hubungan Kemampuan Menganalisis Struktur Teks dengan Kemampuan Memproduksi Teks Ulasan Siswa Kelas XI SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2016/2017 dalam menganalisis struktur teks? (2) Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2016/2017 dalam memproduksi teks ulasan?

8 (3) Bagaimana hubungan antara kemampuan menganalisis struktur teks dengan kemampuan memproduksi teks ulasan pada siswa kelas XI SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam tahun ajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2016/2017 dalam menganalisis struktur teks. (2) Mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2016/2017 dalam memproduksi teks ulasan. (3) Mengetahui hubungan antara kemampuan menganalisis struktur teks dengan kemampuan memproduksi teks ulasan pada siswa kelas XI SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian (1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk kualitas pembelajaran memproduksi teks ulasan. (2) Memberikan sumbangan wawasan dan pemikiran akan arti pentingnya kemampuan memproduksi teks ulasan pada siswa. (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis siswa, khususnya kemampuan memproduksi teks ulasan.

9 (4) Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai bidang yang sama, atau yang akan mengadakan penelitian sejenis.