TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keragaan terhadap pertumbuhan jagung. Tanaman jagung

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Pengaruh Pupuk Unsur N, P, dan K bagi Tanaman Padi

Medan, November 2010 Ketua peneliti, Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

18 TINJAUAN PUSTAKA Jagung Kebutuhan jagung di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Upaya peningkatan produksi jagung terus dilakukan melalui usaha secara ekstensifikasi dan intensifikasi. Secara intensifikasi dengan pembukaan dan perluasan lahan memerlukan biaya dan tenaga yang cukup besar, sehingga dengan pengelolaan lahan yang telah ada secara intesif merupakan pilihan kebanyakan petani. Menurut Hosen (2009), bahwa peningkatan produksi melalui penambahan luas lahan tidak memungkinkan karena pemilikannya terbatas dan peluang peningkatan produksi dapat dilakukan melalui perbaikan penggunaan benih (varietas), pemupukan yang tepat dan penggunaan tenaga kerja. Di Indonesia, jagung dibudidayakan pada lingkungan yang beragam. Luas areal panen jagung sekitar 3,3 juta ha/tahun, 80% di antaranya ditanami varietas unggul yang terdiri atas 56% jagung bersari bebas (komposit) dan 24% hibrida, sedang sisanya varietas lokal (Pingali, 2001). Data Nugraha, dkk. (2002), menunjukkan, luas areal tanam jagung varietas unggul telah mencapai 75% (48% bersari bebas, 27% hibrida). Dari data tersebut nampak bahwa sebagian petani masih menggunakan benih jagung bersari bebas yang lebih murah daripada benih jagung hibrida, atau karena benih hibrida sukar diperoleh, terutama di daerah terpencil. Varietas hibrida merupakan generasi pertama hasil persilangan antara beberapa tetua berupa galur inbrida. Varietas hibrida dapat dibentuk pada tanaman menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang. Jagung merupakan tanaman

19 pertama yang dibentuk menghasilkan varietas hibrida secara komersial, dan telah berkembang di Amerika Serikat sejak 1930. Kini benih jagung hibrida telah ditanam di sebagian besar areal jagung di dunia (Takdir, dkk, 2008). Varietas jagung sintetik adalah jenis varietas bersari bebas atau komposit yang dibentuk dari hasil silang dari sejumlah tetua galur (inbrida) murni. Galurgalur murni dihasilkan dari kegiatan silang sendiri (selfing) beberapa generasi dari program perbaikan populasi atau program jagung hibrida. Kegiatan pemuliaan untuk membentuk varietas sintetik terdiri dari atas beberapa tahap. Setiap tahap melibatkan kegiatan evaluasi yang menghasilkan bahan terpilih (Yasin dan Kasim, 2005). Varietas hibrida dapat dibentuk dengan berbagai macam kombinasi persilangan galur murni. Kombinasi tersebut adalah: Single Cross, Double Cross, Three Way Cross, Top Cross, Modified Single Cross dan lain-lain. Single Cross (SC) adalah hibrida yang berasal dari persilangan dua galur murni. Double Cross (DC) adalah hibrida yang berasal dari persilangan antara dua Single Cross. Sedangkan Three Way Cross adalah hibrida yang berasal dari persilangan antara Single Cross dan suatu galur murni yang lain. Top Cross adalah hibrida yang berasal dari persilangan antara galur murni dengan suatu varietas atau populasi. Modified Single Cross adalah hibrida yang berasal dari persilangan antara Single Cross (yang berasal dari 2 galur yang satu keturunan) dengan galur lain (Mejaya, dkk, 2005). Dalam pembentukan varietas bersari-bebas ada tiga fase untuk mencapai tujuan seleksi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Fase-fase tersebut ialah pemilihan populasi dasar, prosedur, daur seleksi dan pemilihan galur atau

20 famili untuk pembentukan varietas baru. Ketiga fase ini sama pentingnya. Populasi dasar yang dapat digunakan untuk pembentukan varietas baru antara lain varietas bersari bebas yang sudah ada, varietas sintetik, varietas komposit, F1 atau generasi lanjut persilangan antara dua varietas, dan hibrida silang puncak (top cross dan double topcross). Pembentukan varietas bersari-bebas dapat dilakukan dengan seleksi masa, seleksi barisan satu tongkol (ear-to-row), seleksi saudarakandung (full-sib), seleksi S1 dan seleksi S2 (Mejaya, dkk, 2008). Penanaman jagung varietas hibrida yang terbaik akan memberikan hasil lebih tinggi dari pada jagung bersari bebas. Hasil rata-rata yang tinggi di beberapa negara Eropa dan Amerika adalah karena digunakannya varietas hibrida. Namun terdapat beberapa kelemahan dari penggunaan varietas jagung hibrida, karena dasar berikut: Untuk mendapatkan hasil yang maksimum, varietas hibrida memerlukan pemupukan yang tinggi dan lingkungan tumbuh yang lebih baik, setiap musim pertanaman, petani harus membeli benih baru (F1) yang harganya relatif mahal. produksi benihnya sukar dan mahal. Sedangkan keuntungan pemakaian varietas bersari bebas adalah benihnya tidak mahal dan dapat dipoduksi oleh petani, kendati hasil produksinya lebih rendah dibandingkan varietas hibrida (Mejaya, dkk, 2005). Pada umumnya varietas hibrida memberikan respon yang lebih terhadap pemupukan bila dibandingkan dengan varietas bersari bebas. Tabri (2010) mengatakan bahwa pemberian pupuk N, P, K memberikan hasil biji kering tertinggi sebesar 8,43 ton/ha untuk hibrida Bisi-16 dan 7,86 ton/ha untuk komposit lamuru sedangkan pertumbuhan varietas hibrida (Pioneer-12) menghasilkan produksi yang kurang maksimal apabila dipupuk dengan setengah

21 dosis anjuran. Lebih lanjut penelitian Permadi, dkk (2005) mengatakan pemupukan pupuk NPK pada Pioner-12 mendapatkan hasil jagung pipil kering lebih tinggi yaitu 7,69 ton/ha bila dibandingkan dengan Bisma yaitu sebesar 7.07 ton/ha. Pemberian pupuk kandang pada tanah Ultisol di Bumi Asih sampai takaran 10 ton/ha dapat meningkatkan hasil jagung dari 0,76 ton menjadi 3,47 ton pipilan kering/ha (Supriyono, dkk, 2006). Bokashi Bokashi adalah kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM 4 (Effective Microorganisms 4), bokashi merupakan singkatan dari bahan organik kaya akan sumber hidup (www.deptan.go.id, 2007). Menurut Susanto (2006), pemberian pupuk organik, selain dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman, juga akan memperbaiki drainase tanah. Meningkatnya kapasitas infiltrasi akan menyebabkan aliran permukaan (run off) dan erosi menjadi berkurang. Penggunaan pupuk organik dapat mengakibatkan peningkatan maupun penurunan kadar bahan kering hijauan jagung manis yang disebabkan oleh perbedaan penyediaan nitrogen dan kadar air hijauan jagung. Produktivitas tanaman jagung yang diberi pupuk bokashi jauh lebih tinggi daripada tanaman jagung yang tidak diberi pupuk bokashi (Susanto, 2006). Hal ini sesuai dengan Nasaruddin (2006) yang menyatakan bahwa penggunaan bahan organik tanpa diikuti pemberian pupuk anorganik tidak banyak pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis juga dalam penilitian yang dilakukan Arfani (2005) yang menemukan bahwa tanaman jagung manis yang

22 dipupuk dengan bokashi sebanyak 7500 kg/ha memperlihatkan pertumbuhan yang sangat baik, sehingga diperkirakan produksinya juga lebih besar. Siburian (2006) juga mengatakan bahwa pemupukan dengan pupuk bokashi akan memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produktivitas tanaman jagung karena bokashi kaya akan bahan organik dan mikroorganisme yang menguntungkan. Menurut Armando (2009), bahan organik bokashi mengandung bakteri fotosintesis dan bakteri pengikat nitrogen yaitu Azetobacter yang berasal dari EM 4 yang dapat meningkatkan kandungan nitrogen didalam tanah yang dapat diserap oleh akar tanaman dan dapat meningkatkan kandungan nitrogen di dalam tanaman Dalam penelitian Sedjati (2006), dikemukakan bahwa pemberian bokashi jerami padi dan pupuk P berpengaruh meningkatkan bobot polong kacang tanah 4,1 ton/ha yang ditunjukkan oleh kombinasi perlakuan bokashi 7,5 ton/ha dan pupuk P 72 kg/ha. Kalium Kalium adalah unsur hara makro ketiga yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak setelah nitrogen dan fosfor, bahkan kadang-kadang melebihi jumlah nitrogen, seperti halnya kebutuhan kalium pada tanaman yang menghasilkan umbi-umbian. Kadar kalium total di dalam tanah pada umumnya cukup tinggi, dan diperkirakan mencapai 2,6% dari total berat tanah, tetapi kalium yang tersedia didalam tanah cukup rendah. Pemupukan hara nitrogen dan fosfor dalam jumlah besar turut memperbesar serapan kalium dari dalam tanah,

23 ditambah lagi pencucian dan erosi menyebabkan kehilangan kalium semakin besar (Damanik, dkk, 2010). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemupukan kalium memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan produksi tanaman baik di tanah masam maupun alkalin. Penelitian yang dilaksanakan di tanah masam (kaolinitic clay soil) menunjukkan bahwa pemupukan kalium dapat meningkatkan K dd tanah sehingga serapan K dan hasil tanaman jagung juga meningkat (Farina, dkk, 2005). Secara umum dapat disimpulkan bahwa kalium memegang peranan penting dalam proses fisiologis sebagai berikut: (1) metabolisme karbohidrat, pembentukan, pemecahan, dan translokasi pati, (2) metabolisme protein dan sintesis protein, (3) mengawasi dan mengatur aktivitas berbagai unsure mineral, (4) mengaktifkan berbagai enzim, (5) mempercepat jaringan meristematik, (6) netralisasi asam-asam organik bagi proses fisiologis, (7) mengatur membuka dan menutup stomata dan hal-hal yang berkaitan dengan air. Gejala kahat kalium dapat dilihat pada helaian daun, dimana tepi-tepi daun menjadi kering dan bewarna kuning coklat, sedang permukaanya mengalami klorosi (Damanik, dkk, 2010). Dalam Zubachtirodin dan Subandi (2005), dikatakan bahwa hasil tertinggi pada varietas lamuru dicapai dengan pemupukan 300 kg urea, 150 kg SP36, dan 100 kg KCl sebesar 4,24 ton/ha. Penambahan K pada perlakuan NP hanya dapat meningkatkan hasil 0,86 ton/ha. Pemberian dosis KCl hingga 200 kg/ha tidak memberikan hasil dalam peningkatan produksi pada tanaman jagung muda. Namun ada kecenderungan

24 peningkatan pada setiap penambahan KCl hingga 200 kg/ha. Dona (2008) mengatakan diduga kalium membantu saat tanaman meproduksi biji. Hal tersebut berhubungan dengan fungsi kalium seperti pengaktifan kerja enzim, membantu fotosintesis tanaman dan translokasi gula. Lafitte (2006) melaporkan bahwa untuk menghasilkan 4 ton/ha jagung diperlukan 100 kg N, 18 kg P, dan 68 kg K. Namun kekurangan N pada tanaman jagung merupakan faktor kedua yang dapat menyebabkan kegagalan hasil. Hal ini disebabkan karena N diperlukan sebagai bahan penyusun enzim dan protein dalam tanaman, sehingga kekurangan N akan dengan cepat menekan perkembangan daun dan biji. Selain itu Witt, dkk (2006) mengatakan, bahwa selain memperhitungkan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah, pemberian pupuk juga harus mempertimbangkan target hasil yang ingin dicapai,karena selisih antara target hasil dan hasil yang dicapai tanpa pemberian pupuk itu menjelaskan kebutuhan riil tanaman jagung akan hara. Dengan demikian efisiensi penggunaan pupuk dapat diketahui. Efisiensi penggunaan pupuk adalah besarnya hasil setiap pipilan kering yang dicapai untuk satuan unit pupuk yang diberikan.