BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN OUTING CLASS DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai tujuan. Dalam Undang-Undang RI No. 20 pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang aktif. Guru adalah seorang pendidik yang yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam belajar. Guru harus mampu berperan sebagai

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

SKRIPSI. Oleh : Nama : Yusevi Nim : A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

yang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumen pengajaran, komponen yang. pendidik dengan peserta didik yang didukung oleh proses.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejak manusia ada. Apalagi masa-masa sekarang dan masa mendatang. Maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi. yang tersusun dalam suatu kurikulum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan khususnya guru sebagai pelaksana pembelajaran. Pembelajaran. norma/standar yang berlaku (Yamin, 2008: 22).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Memberdayakan anak adalah dengan menanamkan kelonggaran bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mutu pendidikannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI No. 20, Tahun 2003). Pendidikan di Indonesia sangat mendambakan adanya pembaharuan pendidikan atau inovasi pendidikan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Seiring dengan hal tersebut kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul karena perkembangan tersebut. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen pendidikan. Adapun komponen yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan meliputi kurikulum, sarana prasrana, guru, siswa, dan model pengajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan (Djamarah, 2002:123). Hasil belajar yang meningkat merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa maupun kreativitas siswa maupun kreativitas guru dalam menyaikan 1

2 suatu materi pelajaran melalui berbagai model untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara maksimal. Kegiatan belajar mengajar tidak harus berada dalam situasi kelas (indoor), karena pada dasarnya anak juga membutuhkan ruang gerak untuk bebas berekspresi. Kebiasaan anak untuk selalu aktif dalam melakukan sesuatu bukanlah tanpa dasar, karena jika anak dibiasakan dengan aktivitas yang tidak mengekang dirinya maka anak akan mendapatkan efek pembelajaran yang sangat positif, dimana nantinya anak akan menjadi pribadi yang produktif. Guru sebagai tenaga pendidik yang dibentuk melalui perguruan tinggi diharapkan dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas unggul dan berkarakter. Guru sangat berperan penting dalam dunia pendidikan dan menciptakan generasi-generasi mendatang yang cerdas dan berwawasan tinggi yang akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang diperhitungkan dalam dunia pendidikan. Akan tetapi pada saat ini banyak guru-guru yang tidak mau melakukan inovasi-inovasi terhadap dunia pendidikan dan hanya mengajar secara konvensional yang membuat siswa tidak menikmati pembelajaran yang dilaksanakan. Seorang guru haruslah banyak melakukan inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan agar pendidikan bagi generasi bangsa dianggap sebagai kebutuhan primer yang mana kedudukannya sejajar dengan kebutuhan primer yang lain seperti makanan, minuman, dan lain-lain. Inovasi yang dapat dilakukan oleh seorang guru dengan cara melihat kondisi di dalam kelas yang diajar. Apabila suasana kelas terasa

3 membosankan karena pembelajaran yang dilakukan setiap hari hanyalah melalui ceramah maka kita sebagai guru dapat memutarakan sebuah video yang berkaitan dengan materi yang akan diajarakn sehingga siswa merasa semangat untuk belajar dan tertarik dengan pembelajaran yang akan mereka pelajari. Guru juga bisa mengajak siswa untuk belajar di luar kelas atau di sebuah tanah lapang agar siswa lebih dekat dengan alam dan dapat bersentuhan langsung dengan benda yang akan mereka pelajari. Sehingga siswa tidak lagi berpikir secara abstrak tentang benda yang dibahas dalam pembelajaran sehari-hari. Metode Pembelajaran yang seperti ini dinamakan metode pembelajaran Outing Class. Pembelajaran Outing Class berbasis pada keadaan lingkungan sekitar atau juga bisa dilakukan pada tempat tertentu seperti perpustakaan, lapangan sepak bola, tempat wisata. Metode Pembelajaran Outing Class dimaksudkan agar siswa tidak jenuh dalam pembelajaran karena biasanya mereka belajar di dalam kelas akan tetapi, sekarang pembelajaran bisa dilakukan di luar kelas. Siswa bisa langsung bersentuhan dengan benda yang akan mereka pelajari yang ada di lingkungan tempat mereka belajar dan mereka juga bisa melihat bagaimana keadaan lingkungan sekitar sehingga mampu menimbulkan sikap peduli terhadap lingkungan dan adanya rasa ingin tahu yang tinggi terhadap benda yang mereka lihat. Siswa juga lebih mudah untuk mengerti materi yang diajarkan karena langsung melihat benda yang berkaitan dengan materi. Guru juga bisa menambahkan permainan dalam pembelajaran yang dilaksanakn

4 sehingga siswa tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, tetapi juga mendapatkan hiburan yang tentu saja tidak akan membuat siswa jenuh. Metode Pembelajaran Outing Class sangat tepat diterapkan pada anak sekolah dasar karena kebanyakan dari mereka suka dengan permainan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar sehingga membuat anak menikmati pembelajaran yang dilaksanakan karena apabila anak sudah bisa menikmati pembelajaran yang dilaksanakan tentu saja mereka lebih mudah dan cepat untuk menyerap materi pembelajaran. Guru juga harus menanamkan kharakteristik siswa yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Metode pembelajaran Outing Class bisa diterapkan pada semua jenjang pendidikan karena metode pembelajaran Outing Class berbasis pada lingkungan sekitar. Apabila lingkungan sekitar mendukung diadakannya Outing Class maka guru tidak perlu lagi menyiapkan media dan alat peraga karena media dan alat peraga sudah dipersiapkan oleh alam. Guru hanya perlu mempersiapkan pengeolaan yang baik, yaitu perencanaan, bagaimana prosesnya, dan hasil yang diperoleh setelah diadakannya outing class. Metode pembelajaran outing class bisa diperkenalkan semenjak dini seperti di Sekolah Dasar, karena kebanyakan anak di Sekolah Dasar yang masih suka bermain. Guru bisa mengajak anak belajar sambil bermain dengan menggunakan metode pembelajaran outing class sehingga anak tidak merasa bahwa yang mereka lakukan adalah sebuah pembelajaran dan bukan hanya bermain tetapi belajar sambil bermain. Metode pembelajaran ini jauh lebih

5 berkesan dan materi yang di dapat akan mudah diingat karena mereka langsung bisa mempraktekkan apa yang ada dalam pembelajaran. Selama ini peneliti melihat proses belajar ataupun kegiatan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura sudah melaksanakan metode pembelajaran outing class dan melihat antusiasme siswa yang tinggi maka perlu ditingkatkan lagi model pembelajaran seperti ini. Hanya kelas tertentu yang melaksanakan metode pembelajaran outing class karena banyak guru yang merasa kesulitan dalam pengkondisian kelas dan cara mengelola metode pembelajaran outing class. Sehingga perlunya guru-guru untuk menggunakan metode pembelajaran outing class. Diharapkan pembelajaran outing class dapat diterapkan oleh semua kelas di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura agar para siswa bisa bebas berekspresi dan tidak dibatasi oleh ruang serta siswa juga bisa kreatif dalam pembelajaran sehari-hari. B. Fokus Penelitian Perencanaan perlu dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Menurut Terry (dalam Abdul Majid, 2008: 16) perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Sedangkan outing class menurut Audelia Vera, 2012: 3, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar. Dari pengertian tersebut, penelitian ini difokuskan pada Pengelolaan Metode Pembelajaran Outing Class di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

6 Program Khusus Kartasura Tahun ajaran 2014/2015. Selanjutnya fokus tersebut dirinci menjadi 4 sub fokus, yaitu: 1. Bagaimana perencanaan metode pembelajaran outing class di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura? 2. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran outing class di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura? 3. Bagaimana evaluasi penerapan metode pembelajaran outing class di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Latar belakang penerapan metode pembelajaran outing class di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. 2. Perencanaan metode pembelajaran outing class di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. 3. Pelaksanaan metode pembelajaran outing class di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Progrma Khusus Kartasura. 4. Evaluasi penerapan metode pembelajaran outing class di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi kalangan baik guru, murid, kepala sekolah yang berorientasi pada pendidikan sekolah dasar. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1. Pengembangan ilmu/teori Membuka wawasan dan pengetahuan tentang metode pembelajaran outing class. Betapa pentingnya sebuah ilmu pengetahuan yang baru dan dapat membawa dunia pendidikan ke arah yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran outing class dengan tujuan agar tercapainya tujuan pembelajaran dan mempermudah peserta didik untuk menerima materi yang disampaikan serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik 1) Sebagai motivasi dalam meningkatkan aktivitas belajar dan termotivasi untuk belajar yang giat. 2) Sebagai inovasi dalam pembelajaran agar peserta didik tidak merasa jenuh. 3) Memudahkan peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. b. Bagi Guru 1) Menambah wawasan guru dalam meningkatkan kreativitas dalam menerapkan berbagai teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. 2) Mempersiapkan guru yang cerdas dalam mengatasi kondisi kelas yang kurang aktif.

8 3) Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskan peserta didik. c. Bagi Kepala Sekolah 1) Membuka pemikiran yang luas terhadap berbagai metode pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. 2) Memberikan kebebasan bagi guru untuk selalu menciptakan berbagai metode pembelajaran yang inovatif dan efektif. 3) Memberikan ruang bagi guru dan siswa untuk melaksanakan metode pembelajaran outing class dengan menyediakan lahan untuk ditanami tumbuh-tumbuhan yang mendukung dilaksanakannya metode pembelajaran outing class. E. Penegasan Istilah 1. Outing Class Outing class adalah istilah populer yang digunakan oleh para guru untuk menamai kegiatan atau metode yang digunakan dalam pembelajaran dimana kelas dipindah di luar ruangan atau di alam terbuka sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan. 2. Pengelolaan Pengelolaan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan sesuatu yang sesuai dengan aturan yang berlaku dan mengatur segala hal yang bersangkutan.

9 3. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. 4. Madrasah Ibitdaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura Madrasah Muhammadiyah Ibtidaiyah Program Khusus merupakan sekolah rintisan Muhammadiyah yang setara dengan sekolah dasar negeri. Sekolah Madrsah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura adalah sekolah yang memiliki kekhasan manajemen dibanding dengan sekolah dasar se-karisidenan Surakarta. Sekolah dengan berbasis kecerdasan anak atau yang sering dikenal dengan sebutan Multiple Intelegence.