Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

dokumen-dokumen yang mirip
Pola Perilaku Kesurupan Endhang Mayit dalam Kesenian Kuda Kepang Turangga Mudha di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)

Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor)

ANALISIS BENTUK DAN NILAI KESENIAN NDOLALAK PUTRI DWI LESTARI DESA PLIPIR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

pernah dialami oleh sesepuh dalam kelompok kejawen dilakukan sebagai bentuk

Oleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

Citra wanita dalam novel perempuan jogja karya achmad munif: analisis berdasarkan pendekatan feminisme. Oleh : Rusmiati K

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

MITOS DI GUNUNG SLAMET DI DUSUN BAMBANGAN, DESA KUTABAWA, KECAMATAN KARANG REJA, KABUPATEN PURBALINGGA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian

Pelestarian Bentuk dan Makna Kesenian Kuda Lumping Turonggo Mudo Desa Prigelan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

SUCI MAHARDIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

DAWET. Disusun oleh: A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

ANALISIS SEMANTIK NAMA ORANG JAWA DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

Bab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Kata folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu folklore. Dari dua kata

Transkripsi:

Perubahan Cara Pandang Masyarakat Terhadap Mitos dalam Tradisi Bersih Makam Ki Hajar Welaran di Gunung Paras Desa Karangsambung Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Lestari.eli88@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) mendeskripsikan bentuk upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di gunung Paras Desa Karangsambung Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen; (2) mendeskripsikan mitos dalam tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di Gunung Paras Desa Karangsambung Kabupaten Kebumen; (3) mendeskripsikan perubahan cara pandang masyarakat terhadap mitos dalam tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di gunung Paras Desa Karangsambung Kabupaten Kebumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wujud data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah informasi yang berkaitan dengan mitos dalam tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran, kemudian data tersebut dianalisis dengan cara mereduksi, mengklasifikasi, dan mendeskripsikan untuk selanjutnya disimpulkan. Dalam menyajikan hasil analisis data, penulis menggunakan tehnik informal yaitu hasil analisis yang berupa deskripstif dari hasil analisis data. Hasil analisi dapat disimpulkan bahwa (a) Bentuk tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran yaitu bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah kebahagiaan dan ketentraman bagi masyarakat Desa Karangsambung yang ditunjukan dengan ziarah makam Ki Hajar Welaran sebagai tanda penghormatan masyarakat desa Karangsambung, (b) Mitos dalam tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran: tidak boleh menyembelih hewan pada hari Senin, Perempan tidak boleh ke makam Ki Hajar Welaran, masyarakat Karangsambung dan Banioro tidak boleh menikah, (c) masyarakat di desa Karangsambung Kabupaten Kebumen telah mengubah apa yang telah menjadi mitos dalam upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran, yaitu seorang wanita boleh ziarah ke makam Ki Hajar Welaran dan masyarakat Banioro-Karangsambung meninggalkan ritual dalam tradisi pernikahan perubahan cara pandang masyarakat dalam tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di Gunung Paras desa Karangsambung disebabkan oleh banyak faktor yaitu kemajuan zaman, perkembangan teknologi, pengalaman baru dan pengetahuan baru. Kata Kunci: Mitos, perubahan cara pandang masyarakat Pendahuluan Kebudayaan adalah suatu hasil pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada nalurinya dan hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah proses belajar. Maksud dari pernyataan di atas yakni kebudayaan tidak dapat dicetuskan dengan perasaan atau naluri, tetapi untuk memutuskan suatu kebudayaan seseorang harus melalui proses belajar. Tradisi sebagian besar hidup dalam pola pelembagaan upacara ritual. Pelembagaan upacara ritual ini sesungguhnya masih mewarisi budaya Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 73

primitif yang bersifat mistis maupun magis. Bahwa pada awal mulanya manusia melihat dirinya dan alam ini penuh dengan kekuasaan yang lebih tinggi sehingga manusia melakukan pemujaan kepada kekuatan dan kekuasaan alam. Dalam masyarakat pedesaan umumnya, tradisi erat kaitannya dengan mitos dan agama. Pandangan seperti itu melahirkan apa yang disebut mitos. Mitos terkait dengan tradisi tradisi religius dalam masyarakat. Tradisi tradisi ini seringkali telah menyatu dalam alam pikiran dan berpengaruh dalam memberi arah bagi kehidupannya. Mitos mitos religius telah menjadi model dalam bertindak dan merupakan salah satu cara manusia menjalin hubungan dengan kenyataan kenyataan fisik dan lingkungannya. Pandangan semacam ini akan memberi ruang untuk menempatkan mitos yang hidup dan berkembang dalam alam pikiran suatu masyarakat sebagai salah satu pintu masuk dalam usaha mengetahui dan memahami budaya mereka. Upacara tradisi adalah bentuk keanekaragaman budaya dan warisan luhur yang masih memegang peranan penting di dalam kehidupan masyarakat. Upacara tradisi merupakan kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh warga untuk mencapai keselamatan. Biasanya dilaksanakan secara turun temurun dan tidak pernah ditinggalkan. Demikian juga dengan tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di desa Karangsambung. Tradisi ini merupakan sebuah tradisi yang turun temurun dari nenek moyang. Upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di Gunung Paras merupakan sebuah folklor yang sampai saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat. Upacara tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat untuk memperingati suatu peristiwa yang menurut masyarakat pendukungnya pernah terjadi dan mereka yakini kebenarannya. Penyelenggaraan upacara ini penting artinya bagi pembinaan sosial budaya warga masyarakat yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena salah satu fungsi dari upacara tradisi adalah sebagai pengokoh norma-norma serta nilai-nilai budaya itu secara simbolis ditampilkan dalam bentuk upacara. Bagi masyarakat, upacara tradisi ini dimaksudkan untuk memberikan ucapan terima kasih kepada leluhur atau nenek moyang karena selalu menjaga dan melestarikan lingkungan hidup mereka. Tradisi bersih makam di desa Karangsambung merupakan tradisi yang sangat bersejarah. Dalam kenyataannya saat ini, tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 74

Gunung Paras desa Karangsambung Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen telah merubah apa yang telah menjadi mitos suci dalam tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran umumnya, yaitu yang tadinya yang diperbolehkan ke makam Ki Hajar Welaran hanya laki-laki yang suci dalam arti bersih hatinya, memiliki niat yang baik namun sekarang perempuan diperbolehkan untuk ikut ke makam Ki Hajar Welaran. Hal itu berbeda dengan tradisi bersih makam lainnya yang ada di daerah Kabupaten Kebumen yang tetap mempertahankan mitosnya dalam tradisinya. Hal tersebut yang menjadikan alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian tentang Perubahan Cara Pandang Masyarakat Terhadap Keberadaan Mitos dalam tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di Gunung Paras Desa Karangsambung Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini sendiri dilakukan di gunung Paras Desa Karangsambung Keamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri (human instrument) dan dibantu dengan alat berupa kertas dan alatalat tulis, handphone, dan kamera. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mereduksi data, penyajian data, kemudian peneliti simpulkan. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Bentuk Tradisi Bersih makam Ki Hajar Welaran Lokasi penelitian terletak di gunung Paras Desa Karangsambung Kec.Karangsambung Kab. Kebumen. Waktu pelaksanaan upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran yaitu pada bulan Sura hari Kamis Wage dan Jum at Kliwon. Kegiatan pelaksanaan upacara bersih makam Ki Hajar Welaran di desa Karangsambung, dibagi menjadi tiga tahap kegiatan, yaitu Pra Pelaksanaan,yang terdiri dari pembentukan panitia, setiap kepala keluarga mengadakan slamatan, dan menyiapkan sesaji kemudian tahap Pelaksanaan yang terdiri dari sowan ke rumah juru kunci gunung Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 75

Paras, tahlilan, upacara inti dan Pasca Pelaksanaan yang terdiri dari bersih makam dan pembubaran panitia. 2. Mitos yang Ada dalam Tradisi BersihMakam Ki Hajar Welaran a. Tidak Boleh Menyembelih Hewan apapun di Hari Senin Kepercayaan masyarakat Karangsambung yang sampai sekarang masih dilakukan yaitu tidak menyembelih hewan apapun di hari senin. Hari senin menurut perhitungan jawa yaitu dimulai dari hari minggu jam 15.00. Sebagian masyarakat Karangsambung dan Banioro mempercayai bahwa hari senin merupakan hari malapetaka yaitu terbununhnya Ki HajarWelaran pada Senin Wage. b. Wanita tidak boleh ke Makam Ki Hajar Welaran Mitos yang dipercayai masyarakat Karangsambung menjadi hal yang menarik karena mempunyai daya tarik yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Selain mempercayai hari Senin sebagai hari sial masyarakat mempercayai adanya cerita bahwa wanita tidak boleh ziarah ke makam Ki Hajar Welaran. Hal ini dipercayai karena masyarakat Karangsambung menganggap bahwa zaman dahulu wanita bertugas mengurus rumah, seperti yang dilakukan istri Ki Hajar Welaran selain menirukan istri Ki Hajar Welaran wanita tidak boleh ke makam Ki Hajar Welaran karena menurut masyarakat pamali seorang wanita ke makam Ki Hajar Welaran c. Masyarakat Karangsambung dan Banioro tidak boleh menikah Dengan adanya cerita Dipodrono yang bersumpah Turun Pitu Tedak Wolu aja nganti Lor karo kidul ora bakal langgeng membuat masyarakat Karangsambung dan Banioro percaya apabila pemuda dan pemudi desa Karangsambung Banioro menikah tidak akan langgeng dan mendapat cobaan yang bertubi-tubi. 3. Perubahan Cara Pandang Masyarakat terhadap Mitos dalam Upacara Bersih Makam Ki HajarWelaran Mitos dalam upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran menjadi hal yang menarik perhatian masyarakat karena mempunyai daya tarik berbeda dengan upacara tradisi bersih makam di desa lainnya. Masyrakat Karangsambung telah Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 76

merubah apa yang telah menjadi mitos dalam upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran yaitu semua masyarakat boleh mengikuti upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran tanpa terkecuali. Hal ini berbeda dengan masyrakat desa lain yang masih mempertahankan mitosnya dalam setiap upacara tradisi. Pergeseran-pergeseran dalam masyarakat mengakibatkan pula perubahan mitos dalam melaksanakan tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di gunung Paras berubah seirama perubahan hidup masyarakatnya. Perubahan mitos dalam upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran berasal dari pengalaman baru yang sudah ada sejak zaman dulu, pengetahuan baru, teknologi baru, dan akibatnya dalam cara hidup dan kebiasaannya berpengaruh terhadap situasi baru. Slamet (58 tahun) mengatakan bahwa perubahan mitos dalam tradisi bersih makam Ki HajarWelaran di gunung Paras mengalami perubahan sejak tradisi ini dikenal banyak masyrakat luar desa Karangsambung sehingga upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran menjadi eksis dan karena perkembangan zaman sehingga masyarakat mulai meninggalkan kepercayaan yang sudah ada sejak zaman dulu. Mitos yang ada dalam tradisi bersih makam Ki HajarWelarantelah mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena kemajuan zaman dan kemajuan teknologi yang mempengaruhi pola pikir masyarakat Karangsambung sehingga mitos yang dianggap suci sekarang menjadi hal biasa. Mitos yang mengalami perubahan ada dua yaitu wanita yang dulu dilarang ziarah ke makam Ki HajarWelaran sekarang boleh dan masyarakat Karangsambung dan Banioro yang dulu dilarang menikah sekarang banyak yang menikah tanpa menjalankan ritual. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran adalah taradisi berziarah ke makam Ki Hajar Welaran yaitu seorang raja yang dianggap sakti dilakukan setiap satu tahun sekali. Pada intinya tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas datangnya bulan Sura yaitu bulan kemenangan dan atas karunia yang telah diberikan kepada masyarakat Karangsambung khususnya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 77

Mitos merupakan suatu kepercayaan yang berlaku dalam masyarakat yang belum diketahui kebenarannya secara pasti. Adapun mitos-mitos yang ada dalam tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran yaitu :Tidak boleh menyembelih hewan apapun di hari Senin, seorang wanita tidak boleh ziarah ke makam Ki Hajar Welaran, masyarakat Karangsambung dan Banioro tidak boleh menikah. Perubahan mitos dalam tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran di gunung Paras Desa Karangsambung Kabupaten Kebumen seiring dengan pengalaman baru, pengetahuan baru, teknologi baru, dan akibatnya dalam cara hidup dan kebiasaannya berpengaruh terhadap situasi baru. Arti dan maksud diselenggarakannya upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran adalah sebagai sebuah bentuk penghormatan atas perjuangan Ki Hajar Welaran beserta prajuritnya. Selain itu, upacara tradisi bersih makam Ki Hajar Welaran dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara warisan nenek moyang. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Endraswara, Suwardi. 2010. Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta : Cakrawala. Milles, B. Matthew dan Hubberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.Buku Sumber tentang Metode-metode Baru (Terjamahan: Tjetjep Rohendi, Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia Press. Stardjo, Imam. 2010. Kajian Budaya Jawa. Surakarta : Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Sztompka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada. Van Peursen C, A. 1988. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Kanisius. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 78