BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Pendidikan ( KTSP ) tahun 2006 dinyatakan sebagai upaya membina

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha yang dilakukan baik itu anak-anak. maupun orang tua seseorang untuk mendapatkan pengatahuan melalui suatu

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

BAB I PENDAHULUAN. kebangunan dunia khususnya bila ilmu itu disertai dengan amal. dan jujur pula dengan amal perbuatannya. 1

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dipaparkan; a) Latar belakang masalah, b) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dimana anak didik belajar. Proses belajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan suatu alat untuk menilai efektifitas metode mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah struktur dan terdiri dari prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu desain

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Shalat telah diwajibkan pada malam Isra sebanyak lima puluh kali dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Agama, kerena semakin tinggi kualitas suatu bangsa, semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berkemampuan, memiliki pengatahuan dan keterampilan untuk memecahkan. masalah-masalah kehidupan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang.

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari dan juga merupakan pondasi dan tiang agama bagi seluruh umat islam

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya manusia itu sendiri dapat hidup sejahtera dunia dan akhirat. Pendidikan agama di sekolah dasar juga sangat perlu dibina dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan peradaban manusia dan perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan negara dan hukum agama. Sekolah adalah tempat guru dan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar, jadi guru dan siswa melaksanakan segala hal yang berhubungan dengan segala keaktifan belajar siswa dan keaktifan mengajar bagi guru atau pendidik dengan berbagai cara, persiapan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam mengajar serta minat dan keaktifan siswa dalam belajar. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

2 mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 1 Pembelajaran fiqih sebagai bagian dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam membentuk watak dan kepribadian siswa. Akan tetapi, secara substansial, mata pelajaran fiqih memiliki kontribusi penting dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal dan mempelajari agama islam secara baik dan benar. Sholat (shalat, solat, salat) secara bahasa adalah doa, rahmat, dan istighfar, sedang menurut syara adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan, perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam dan memenuhi syarat yang ditentukan. Hukumnya wajib bagi setiap orang islam, karena firman Allah : Dan dirikanlah shalat, sesungguhmya shalat itu mencegah (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar ( Al An-Kabut 45). Shalat adalah salah satu dari lima rukun Islam. Shalat adalah ibadah pertama yang Allah wajibkan. Shalat adalah amal pertama yang diperhitungkan di hari kiamat. Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah saw. kepada umatnya ketika hendak meninggal dunia. Shalat adalah ajaran agama yang terakhir ditinggalkan umat Islam. 1 Undang-undang RI Nomor. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2005).h.5

3 Allah swt. menyuruh memelihara shalat setiap saat, ketika mukim atau musafir, saat aman atau ketakutan. Firman Allah dalam surah Al- Baqarah ayat 238-239: Shalat adalah tiang agama, pembuka pintu syurga, batasan yang memisahkan antara islam dengan yang lainnya. Oleh karena iu, wajiblah kita berikan perhatian yang penuh kepadanya, dan lazimlah kita tunaikan dengan penuh kecermatan. Shalat merupakan amal yang pertama kali dipertanggung jawabkan nanti dihari kiamat, bila shalatnya baik, maka amal yang lain menjadi baik, sebaliknya jika shalatnya rusak maka amal yang lain menjadi tercemar. Shalat juga mengajarkan hidup disiplin, sabar, bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir bathin, menahan diri dan pengendalian diri, serta berkomunikasi dengan sang pencipta. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Baqarah ayat 45 yang berbunyi : Meskipun shalat tidak diwajibkan kecuali kepada muslim yang berakal dan baligh, hanya saja shalat dianjurkan untuk diperintahkan

4 kepada anak-anak yang sudah berumur tujuh tahun. Dan dipukul jika tidak mengerjakannya setelah berusia sepuluh tahun. Ini agar shalat menjadi kebiasaannya. Seperti dalam hadits, Perintahkan anakmu shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah ia jika berusia sepuluh tahun, pisahkan tempat tidur mereka. (Ahmad, Abu Daud, dan Hakim, yang mengatakan hadits ini shahih sesuai dengan persyaratan Imam Muslim). Shalat hukumnya fardhu bagi stiap orang yang beriman, baik lakilaki maupun perempuan. Allah Swt telah memerintahkan kita untuk mendirikan shalat, sebagaimana disebutkan dalam surat An Nisa ayat 103 yang berbunyi: Dalam hadits Nabi Muhammad Saw. juga dinyatakan bahwa anak mulai diperintahkan shalat sejak berumur tujuh tahun dan orang tua disuruh memukulnya jika anak meninggalkan sholat ketika ia berumur sepuluh tahun. Dari hadits tersebut juga menunjukkan bahwa ibadah shalat harus mendapat perhatian semua orang tua. Guru fiqih sebagai orang tua kedua di sekolah, mempunyai tanggung jawab untuk membimbing para siswa dalam masalah ibadah shalat, terlebih masih ada sebagian orang tua yang hanya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak madrasah.

5 Pembelajaran ibadah shalat di madrasah Ibtidaiyah dilakukan dengan kegiatan ekstra kurikuler, dengan mengadakan kegiatan shalat berjamaah, shalat zuhur misalnya. Upaya pembelajaran tersebut adalah dalam rangka memberikan pembiasaan kepada siswa terbiasa melakukan shalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari. namun usaha dari guru fiqih di madrasah dan pembelajaran ibadah shalat tidak banyak berarti bagi siswa jika dilingkungan orang tua tidak berpartisipasi dengan memberikan keteladanan dan perhatian kepada anak anaknya dalam hal pengamalan ibadah shalat. Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik kalau metode yang digunakan betul betul tepat. Karena antara pendidikan dengan metode saling berkaitan. Menurut Zakiah Darajad, pendidikan adalah usaha atau tindakan untuk membentuk manusia. 2 Dengan demikian pendidikan adalah sebagai bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak menuju kedewasaan. Pembelajaran adalah pendidikan, tetapi pendidikan bukan bukan pembelajaran saja. Jadi objek pembelajaran adalah pikiran sedangkan pendidikan adalah perasaan. Dari uraian tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah suatu usaha atau cara yang dilakukan oleh guru (pendidik) dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang bertujuan agar murid dapat menerima dan menggapai serta mencerna pelajaran dengan mudah secara efektif dan efisien, 2 Zakiah Darajad, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996 ), hal 86

6 sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Agama islam memiliki sumber hukum ajaran yaitu Al-qur an dan Hadits Nabi Muhammad Saw. Yang harus dijadikan rujukan terhadap segala perbuatan dan tingkah laku manusia sehari-hari, baik yang berhubungan dengan akidah, ibadah, maupun muamalah. Shalat diwajibkan bagi orang- orang muslim yang telah baligh menurut hukum syara, dan sangat dianjurkan agar ditanamkan kepada anak-anak muslim sejak dini, supaya setelah sampai usianya dibebankan kewajiban shalat kepadanya ia tidak merasa berat untuk melaksanakannya. Shalat yang dikehendaki oleh islam itu tidak hanya semata mata perbuatan ritual atau semacam bacaan yang diucapkan oleh lisan dan gerakan yang yang dilakukan oleh anggota badan saja, tetapi yang dikehendaki adalah terpadunya jiwa dan raga, artinya antara lisan, gerakan badan dan hati yang semata- mata hanya mengingat Allah Swt. 3 Setiap mukallaf wajib menjalankan shalat fardhu/shalat lima waktu sehari semalam, amalan shalat ini perlu sekali ditanamkan ke dalam jiwa anak-anak oleh setiap orang tua. 4 Perintah pembelajaran shalat terkandung tujuan yang mulia, yaitu pembelajaran dan pembiasaan terhadap anak-anak untuk melakukan shalat sejak usia dini. 5 Prima,2001)H.123 3 Labib,MZ, untuk apa Manusia Diciptakan,(surabaya : Bintang usaha Jaya,2002),H.215 4 Muh. Rifa i, Ilmu fiqih lengkap (semarang, Karya Toha Putra) 5 Ahmad zu baidi,dkk, Menjawab Persoalan Fiqih Ibadah,(Jakarta : Al-Mawardi

7 Dalam menanamkan ajaran shalat kepada anak-anak sejak dini, akan menimbulkan masalah, karena pelajaran shalat kurang menarik minat bagi anak-anak. Oleh karena itu tugas seorang guru harus bisa membuat metode pembelajaran tentang shalat ini menjadi menarik minat siswa dan menjadikan siswa rajin serta terampil dalam melaksanakan shalat. Menurut pandangan di atas begitu pentingnya shalat, maka sangat penting bagi siswa memiliki keterampilan yang mahir dalam melakukan shalat, sehingga untuk lebih bermaknanya pembelajaran shalat. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis, ditemukan fakta bahwa pembelajaran mata pelajaran fiqih di MI AL- Istiqamah Pekapuran Banjarmasin masih kurang aktif. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya praktikum yang dilakukan oleh guru dilapangan, seperti praktik shalat. Siswa hanya bisa menerima teori, sedangkan praktiknya tidak ada. Padahal keaktifan siswa merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu pembelajaran, karena siswa bukan hanya sebagai objek, melainkan juga sebagai subjek pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis memberi judul penelitian ini yaitu: Metode Pembelajaran Materi Shalat Pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah AL-Istiqamah Pekapuran Raya Banjarmasin.

8 B. Definisi Operasional Agar tidak salah penafsiran terhadap judul di atas, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 1. Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran. 6 kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran 2. Pembelajaran suatu upaya untuk mengatur (memenej, mengendalikan) aktifitas pengajaran berdasarkan konsepkonsep dan prinsip-prinsif pengajaran untuk mensukseskan tujuan pengajaran agar tercapai secara efektif, efesien, dan produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian, dan dari hasil penilaian akan dapat dimanfaatkan sebagai feedback (umpan balik) bagi perbaikan pengajaran lebih lanjut. 7 Lebih jauh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengemukakan bahwa Belajar mengajar merupakan kegitan antara guru dengan peserta didik dalam suatu proses untuk mencapai suatu tujuan. 8 Jadi pembelajaran adalah suatu proses untuk mencapai tujuan belajar mengajar. 6 Bambang Warsita. Tekhnologi Pembelajaran Landasan dan aplikasinya,(jakarta: Rineka Cipta,2008).h.273. 7 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,1995).h.2. 8 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta: Rineka Cipta,1997).h.5

9 3. Mata pelajran fiqih. Adalah mata pelajaran yang mempelajari kemampuan dasar siswa tentang nilai-nilai kesadaran beribadah, sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Serta pengalaman terhadap hukum islam, membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial, sebagai pribadi, masyarakat, dan warga negara. Dengan demikian maksud dari judul diatas adalah penelitian tentang metode pembelajaran materi shalat pada mata pelajaran fiqih di madrasah ibtidaiyah Al-Istiqamah Pekapuran Raya kel. Pemurus baru Kec. Banjarmasin selatan. C. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil belajar siswa diketahui bahwa keterampilan gerakan shalat siswa masih belum maksimal dan belum terlaksana secara baik dan benar. 2. Mengingat usia yang relatif masih muda, maka dalam pelaksanaan gerakan shalat, sebagian siswa melakukan gerakan shalat secara serasi masih belum tertib. 3. Belum ditemukannya metode pembelajaran yang tepat

10 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, Rincian permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran materi shalat pada mata pelajaran fiqih di MI AL-Istiqamah? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran pada materi shalat pada mata pelajaran fiqih di MI AL-Istiqamah? E. Alasan Memilih Judul Adapun yang menjadi alasan penulis memilih judul tersebut antara lain adalah: 1. Mengingat pentingnya pembelajaran shalat dalam kehidupan sehari-hari demi membentuk kepribadian anak yang beriman dan bertaqwa. 2. Dalam proses pembelajaran shalat, banyak metode-metode yang dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar, salah satunya yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, serta demonstrasi. 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi dalam pelaksanaan shalat sehari-hari.

11 F. Tujuan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kesesuaian peserta didik dalam pembelajaran Fiqih khususnya pada materi shalat melalui metode ceramah, tanya jawab, serta demonstrasi, sehingga permasalahan yang telah diajukan peneliti bisa terjawab. untuk itu, melalui penelitian ini ingin didapatkan, diketahui, diolah, dan dianalisis data tentang: 1. Agar dapat meningkatkan keterampilan gerakan dengan bacaan shalat siswa pada mata pelajaran fiqih. 2. Dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada materi shalat. 3. Dapat mengetahui bahwa penggunaan berbagai metode pada pembelajaran fiqih lebih menarik dan mudah di pahami. G. Signifikansi Penelitian `Dalam penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat dalam ruang lingkup pembelajaran melalui metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi pada siswa MI lebih khusus lagi diharapkan sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi para pengelola pengajar fiqih di MI 2. Sebagai bahan pemikiran bagi peneliti berikutnya yang berkeinginan untuk meneliti lebih mendalam mengenai masalah strategi Pembelajaran melalui metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi pada pembelajaran fiqih di MI.

12 3. Bagi penulis, sebagai pelajaran dan pengalaman bahwa seorang guru bukan hanya bertugas menyampaikan pelajaran akan tetapi bagaimana agar pelajaran dapat diterima dan dipahami oleh siswa. 4. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis, terutama dalam penggunaan metode dalam proses pembelajaran shalat. 5. Untuk menambah dan memperkaya khazanah perpustakaan Institut Agama Islam (IAIN) Antasari Banjarmasin. H. Sistematika Penulisan Yang menjadi ruang lingkup sistematika penulisan ini meliputi: BAB I : Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah, definisi operasianal, identifikasi masalah, rumusan masalah, alasan memilih judul,tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori terdiri dari, pengertian metode pembelajaran, metode yang digunakan dalam pembelajaran fiqih, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran materi shalat pada mata pelajaran fiqih. BAB III : Metodologi Penelitian terdiri dari Pendekatan Penelitian, jenis dan lokasi penelitian, Subjek dan Objek penelitian, data, sumber data dan teknik pengumpulan data, Teknik Pengolahan dan analisa data, dan prosedur penelitian.

13 BAB IV : Laporan Hasil Penelitian, terdiri dari Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Penyajian Data, dan Analisa Data. BAB V : Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran-Saran.