PENGARUH PERAWATAN LUKA DENGAN MODERN DRESSING TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI GRIYA PUSAT PERAWATAN LUKA CATURHARJO SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

MUHAMMAD IBNU ABIDDUNYA NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah diabetes melitus (DM). Menurut Kementrian Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

HUBUNGAN LAMA KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT DENGAN PENGETAHUAN DRESSING LUKA ULKUS DIABETIKUM DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2017 MANUSKRIP

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati ( Hadisaputro &

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB I PENDAHULUAN. Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin. meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DERAJAT ULKUS KAKI DIABETIK. Abstrak

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

Transkripsi:

PENGARUH PERAWATAN LUKA DENGAN MODERN DRESSING TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI GRIYA PUSAT PERAWATAN LUKA CATURHARJO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Disusun Oleh: ARIP HIDAYAT 2213104 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017 i

ii

iii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Pengaruh Perawatan Luka Dengan Modern Dressing Terhadap Kualitas Hidup Pasien Ulkus Diabetikum Di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo Yogyakarta. Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3. Dwi Kartika Rukmi, M.Kep.Ns. Sp.Kep.MB selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan memberikan masukan kepada penulis dalam menyusun karya ilmiah ini 4. Bapak, Ibu, Kakak, keluarga, dan seluruh sahabat mahasiswa keperawatan dan terkhusus PSIK B angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan, masukan dan semangat kepada saya. 5. Kepala Griya Pusat perawatan luka Caturharjo Sleman yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan studi pendahuluan Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada smuanya, atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua. Yogyakarta, Agustus 2017 Penulis, ARIP HIDAYAT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv vi vii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian 4 D. Manfaat Penelitian 5 E. Keaslian Penelitian 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Ulkus Diabetik 8 1. Definisi 8 2. Klasifikasi 8 3. Faktor Terjadinya Ulkus 8 B. Konsep Dasar Luka 10 1. Definisi 10 2. Proses Penyembuhan Luka 10 3. Bentuk-Bentuk Penyembuhan Luka 11 C. Konsep Perawatan Luka Modern 12 1. Definisi 12 2. Pengkajian 13 3. Prinsip Dasar Penatalaksanaan Luka 15 4. Pemilihan Balutan dan Jenis Teapi 17 D. Konsep Kualitas Hidup 20 1. Definisi 20 2. Factor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup 20 3. Pengukuran kualitas hidup 21 E. Kerangka Teori 23 F. Kerangka Konsep 24 G. Hipotesis 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 25 B. Lokasi dan Waktu Penelitian 25 C. Populasi dan Sampel 26 v

D. Variabel Penelitian 27 E. Definisi Oprasional 27 F. Alat dan Pengumpulan Data 28 G. Validitas dan Reabilitas 30 H. Metode Pengolaan dan Analisa Data 30 I. Etika Penelitian 32 J. Pelaksanaan Penelitian 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 35 1. Gambaran Umum Lokasi 35 2. Analisa Univariat 35 3. Analisa Bivariat 39 B. Pembahasan 41 1. Karakteristik Responden 41 2. Karakteristik Kondisi Luka 42 3. Kualitas Hidup sebelum dan Setelah Perawatan Luka 44 4. Efektifitas Perawatan Luka dengan Modern Dressing terhadap Kualitas Hidup 45 C. Keterbatasan Penelitian 48 1. Kesulitan Penelitian 48 2. Kelemahan Penelitian 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 49 B. Saran 49

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Kisi-kisi kuisioner WHOQOL-BREFF 21 Tabel 3.1. Alur Penelitian 25 Tabel 3.2. Definisi 28 Tabel 4.1. Karakteristik Responden 36 Tabel 4.2. Karakteristik Derajat Luka 36 Tabel 4.3. Karakteristik Warna Dasar Luka 37 Tabel 4.4. Karakteristik Jumlah Eksudat 38 Tabel 4.5. Karakteristik Ada Tidaknya Infeksi 38 Tabel 4.6. Kualitas Hidup berdasarkan domain kesehatan 38 Tabel 4.7. Rata-rata Kualitas Hidup 39 Tabel 4.8. Uji Normalitas Data 40 Tabel 4.9. Uji Statistik 40 vii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Proposal Lampiran 2 Penjelasan Penelitian Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 Kuisioner Karakteristik Responden Lampiran 5 SOP Klinik Griya Puspa Lampiran 6 Kuisioner WHOQOL-Breff Lampiran 7 Lembar Bimbingan Lampiran 8 Surat Izin Pendahuluan Lampiran 9 Surat Izin Penelitian Lampiran 10 Etika Penelitian

PENGARUH PERAWATAN LUKA DENGAN MODERN DRESSING TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI GRIYA PUSAT PERAWATAN LUKA CATURHARJO Arip Hidayat 1, Dwi Kartika Rukmi 2 INTISARI Latar Belakang : Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hypergliclemia) kronik. kadar gula darah secara berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi. Dimana salah satunya adalah ulkus kaki diabetik. Luka kronik yang ditimbulkan berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya, sehingga diperluakan intervensi yang dapat membantu dalam meningkatkan status kesehatan dan status kualitas hidupnya Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh perawatan luka dengan modern dressing terhadap perbaikan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum. Metode Penelitian : Rencana Penelitian ini adalah Pra-Exsperimental dengan desain one-group pra-post test design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 17 responden dari Klinik Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo. Analisa data yang digunakan adalah uji t-berpasangan dengan tingkat kesalahan p<0,05. Hasil : Terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas hidup sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka. Setelah dilakukan perawatan luka terdapat peningkatan kualitas hidup yang signifikan dengan nilai p=0,000. Kesimpulan : Perawatan luka dengan modern dressing dapat meningkatkan kualitas hidup, terlihat dari adanya peningkatan hasil perhitungan kualitas hidup pada pasien dengan ulkus diabetikum. Perbaikan derajat luka serta karakteristik luka sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dapat mempengaruhi dari perbaikan kualitas hidup. Kata Kunci : Diabetes Mellitus (DM), Ulkus Diabetikum, Kualitas Hidup, Modern Dressing. 1 Student of Nursing Study Program Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecture of Nursing Study Program Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta ix

THE INFLUENCE OF INJURY CARE USING MODERN DRESSING TOWARDS THE DIABETIC ULCERS PATIENTS LIFE QUALITY IN GRIYA PUSAT PERAWATAN LUKA CATURHARJO Arip Hidayat 1, Dwi Kartika Rukmi 2 ABSTRACT Background: Diabetes Mellitus (DM) is a disease characterized by the increasing of chronic blood sugar level. In a long term, the blood sugar level can cause different kind of complication, such as diabetic foot ulcers. The chronic ulcers will impact on the decreasing of the people s life quality, so it needs an intervention that can help to increase the health status and quality of life. Objective: To know the influence of injury care using modern dressing towards the improvement of diabetic ulcers patients life quality. Methodology: The plan of this reseearch is Pra-Experimental using one-group prapost test design. The sample used are 17 respondents from Klinik Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo. The data nalyzing used is t-paired test with the error rate p<0,05. Result: There is a significant difference of life quality befire and after the injury care. After conducting the injury care, there is a a significance increasing of life quality with the score p=0,000. Conclusion: The injury care using modern dressing can increase the life quality, it is known from the inprovement on the result of life quality calculation on diabetic ulcers patints. The injury improvement degree before and after the injury care can influence the life quality improvement. Key Words: Diabetic Mellitus (DM), Diabetic Ulcers, Life Quality, Modern Dressing 1 Student of Nursing Study Program Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecture of Nursing Study Program Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hyperglycemia) kronik yang dapat menyerang banyak orang dari semua lapisan masyarakat (Hasnah, 2009). Jumlah penderita DM dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, perubahan gaya hidup menjadi salah satu penyebab tingginya angka penderita DM di negara-negara berkembang. WHO memperkirakan ditahun 2025 penderita diabetes usia diatas 20 tahun adalah 300 juta orang dan mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun 2000 yaitu 150 juta orang (Sudoyo. 2009). Menurut International Diabetes Federation (2015), kasus DM sebesar 8,3% dari seluruh penduduk dunia dan mengalami peningkatan 387 juta kasus. Indonesia merupakan negara ke 7 penderita DM terbesar di dunia setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Mexico dengan 8,5 juta penderita pada kategori dewasa. Data Riskesdas RI (2013), Menunjukan angka kejadian DM mengalami peningkatan dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun 2013. Yogyakarta merupakan daerah urutan ke 5 terbesar di Indonesia dengan 3,0% dari kesuluruhan kasus yang ada. Data diatas sejalan dengan data Riskesdas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2013), dimana prevalensi diabetes melitus pada umur diatas 15 tahun yang terdiagnosis dan gejala sebesar 3,0%. Kadar gula darah yang tinggi secara berkepanjangan pada penderita DM dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi jika tidak mendapatkan penanganan dengan baik. Komplikasi yang sering terjadi antara lain, kelainan vaskuler, retinopati, nefropati, neuropati dan ulkus kaki diabetik (Poerwanto, 2012). Ulkus kaki diabetikum tergolong luka kronik yang sulit sembuh. Kerusakan jaringan yang terjadi pada ulkus kaki diabetik diakibatkan oleh gangguan neurologis (neuropati) dan vaskuler pada tungkai. Gangguan tersebut tidak secara langsung menyebabkan ulkus 1

kaki diabetik, namun diawali dengan mekanisme penurunan sensasi nyeri, perubahan bentuk kaki, atrofi otot kaki, pembentukan kalus, penurunan aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan (Smeltzer & Bare. 2001). Perbaikan perfusi jaringan dapat membuat kebutuhan oksigen dan nutrisi diarea luka terpenuhi sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka (Gitarja, 2008). Pada pasien DM dengan ulkus diabetik, perbaikan perfusi mutlak diperlukan karena hal tersebut akan sangat membantu dalam pengangkutan oksigen dan darah ke jaringan yang rusak. Bila perfusi perifer pada luka tersebut baik maka akan baik pula proses penyembuhan luka tersebut. Penyebaran oksigen yang adekuat ke seluruh lapisan sel merupakan unsur terpenting dalam proses penyembuhan luka (Smletzer & Bare. 2001). Perfusi yang baik ditandai dengan adanya waktu pengisian kapiler (capillary refill time/crt) dan juga saturasi oksigen yang normal. Perawat memiliki peran penting dalam perbaikan luka kaki diabetik. peran perawat disini adalah melakukan perawatan luka dengan baik serta melakukan pengkajian dan penilaian terhadap perfusi jaringan yang luka (Gitarja. 2008). Saat ini, tekhnik perawatan luka telah banyak mengalami perkembangan, dimana perawatan luka telah menggunakan balutan yang lebih modern. Prinsip dari menejemen perawatan luka modern adalah mempertahankan dan menjaga lingkungan luka tetap lembab untuk memperbaiki proses penyembuhan luka, mempertahankan kehilangan cairan jaringan dan kematian sel (Ismail. 2009). Perawatan luka modern ini menggunakan balutan dengan kesesuaian terhadap warna dasar luka, eksudat, dan ada tidaknya infeksi. Balutan yang digunakan lebih modern dan dapat bertahan lebih lama dalam menjaga kelembaban sekitar luka sehingga meminimalkan penggantikan balutan dan biaya yang dikeluarkan (Arisanty. 2013). Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tiara (2012) didapatkan hasil bahwa pada kelompok responden menggunakan balutan modern rata-rata pembiayaan lebih besar dibandingkan dengan kelompok responden menggunakan balutan konvensional, dengan rata-rata pembiayaan pada balutan modern sebesar Rp 335.500, sedangkan pada balutan konvensional rata-rata pembiayaan sebesar Rp 234.375. Adapun dalam

perbaikan luka balutan modern lebih efektif dengan rata-rata penurunan skor derajat luka sebesar 7,5 dan pada balutan modern hanya sebesar 2,62. Mahalnya pembiayaan pada perawatan luka modern dapat dikarenakan terapi topikal yang dipakai tidak terdapat dalam daftar ASKES (Rohmayanti, 2015). Penurunan kualitas hidup pada pasien DM dengan ulkus diabetikum dapat dikarenakan sifat luka yang kronik sehingga dapat berdampak pada pengobatan dan terapi yang sedang dijalani (Rahmat, 2010). Menurut Mandagi (2010), faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien DM diantaranya adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, status pernikahan, lama menderita, dan komplikasi DM. Ningtyas (2013), menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komplikasi DM dengan kualitas hidup. Diketahui sebagian besar komplikasi responden adalah gangguan kulit (Ganggren, Ukus, dan gatal-gatal) sebsar 26,67%, sedangkan komplikasi lainnya yaitu system kardiovaskular (20%), Mata (13,33%), TBC (6,67%), Neuropati (6,67%), Hipertensi dan mata (3,33%), Hipertensi dan ganggren (6,67%), Hipertensi dan paru-paru (3,33%), Hipertensi dan TBC (3,33%), Mata dan gangren (10%). Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Utami (2014), sebanyak 9 responden dari total 16 responden memiliki komplikasi ulkus diabetikum. Dari 9 responden tersebut memiliki kualitas hidup yang rendah (81,8%). Menurut Yudianto (2010), kualitas hidup juga penting diketahui petugas kesehatan agar dapat menjadi arahan atau patokan dalam menentukan intervensi yang sesuai dengan keadaan pasien. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Februari 2017, terdapat 10 pasien ulkus diabetikum di klinik Griya Pusat Perawatan Luka (PUSPA) yang sedang menjalani perawatan. Klinik Griya Puspa ini menyediakan perawatan luka dengan modern dressing dan dilakukan oleh perawat yang telah berkompeten, ditandai dengan telah mengikuti pelatihan perawatan luka modern. Sistem pelayanan dapat dilakukan dengan kunjungan langsung di klinik atau dengan Home Care (perawatan dilakukan di rumah pasien). Dari hasil studi pendahuluan tersebut, peneliti melakukan wawancara dan pengukuran tentang kualitas hidup pada 3

5 pasien yang sedang menjalani terapi. Kesemua pasien mengatakan datang ke klinik griya pusat perawatan luka karena setelah dirawat di rumah sakit tidak mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan, serta satu diantaranya merupakan pasien griya pusat perawatan luka yang sebelumnya pernah dirawat hingga sembuh, namun luka muncul kembali pada kaki yang berbeda. Pengukuran kualitas hidup, 3 pasien memiliki kualitas hidup kurang dan 2 pasien cukup. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meniliti pengaruh perawatan luka dengan modern dressing terhadap kualitas hidup pasien ulkus diabetikum di Griya Pusat Perawatan Luka, Caturharjo Sleman, Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh perawatan luka dengan modern dressing terhadap kualitas hidup pasien ulkus diabetikum? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk teridentifikasi pengaruh perawatan luka dengan modern dressing terhadap kualitas hidup pasien ulkus diabetikum 2. Tujuan Khusus a. Teridentifikasi karakteristik pasien ulkus diabetikum yang mendapatkan perawatan luka dengan modern dressing. b. Diketahui kualitas hidup saat pertama kali dilakukan perawatan luka dengan modern dressing. c. Diketahui kualitas hidup setelah 1 bulan dilakukan perawatan luka dengan modern dressing.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Keperawatan Medikal Bedah dalam kasus Ulkus Diabetikum. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pasien Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi bagi pasien untuk memilih layanan yang tepat dalam meningkatkan status kesehatan. b. Bagi perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan meningkatkan pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan Keperawatan pada pasien ulkus diabetikum. E. Keaslian Penelitian 1. Ningtyas (2013), judul Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Metode penelitian ini bersifat analitik observasional dengan mengguakan desain potong lintang (cross Sectional). Sampel pada penelitian ini berjumlah 45 orang penderita DM tipe II. Hasil pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan, status sosial ekonomi berdasarkan pendapatan, lama menderita dan komplikasi DM dengan kualitas hidup pasien DM tipe II. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi berdasarkan penggunaan asuransi/jaminan kesehatan dengan kualitas hidup pasien DM tipe II. Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah kedua peneliti ingin mengukur kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi ulkus diabetikum. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah, pada 5

penelitian sebelumnya, peneliti ingin mengetahui gambaran serta hubungan antara komplikasi diabetes mellius (ulkus diabetikum) dengan kualitas hidup pasien. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran kualitas hidup pasien dengan ulkus setelah mendapatkan itervensi berupa perawatan luka dengan modern dressing. 2. Utami (2014), judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Dengan Ulkus Diabetikum. Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan desain Cross Sectinal dengan populasi adalah seluruh pasien yang dirawat di ruang merak 2 dan kenanga yang didiagnosa DM dengan ulkus diabetikum yang berjumlah 30 orang yang diambil menggunakan tekhnik consecutive sampling. Hasil penelitian diketahui adanya hubungan yang bermakna factor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum antara lain umur, komplikasi, dan kecemasan, sedangkan yang tidak ada hubungan yaitu status pernikahan dan lama menderita. Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah kedua penelitian ini ingin mengukur kualitas hidup pada penderita diabetes mellitus dengan komplikasi ulkus diabetikum. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah, pada penelitian sebelumnya, peneliti ingin mengetahui gambaran serta hubungan antara faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dengan ulkus diabetikum. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran kualitas hidup pasien dengan ulkus setelah mendapatkan itervensi berupa perawatan luka dengan modern dressing. 3. Mairiyani (2015). Hubungan Stadium ulkus dengan kualitas hidup pada pasien DM tipe II. Metode penelitian pada penelitian ini adalah dengan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dengan jumlah 30 orang responden. Hasil penelitian ini diketahui stadium ulkus diabetikum sebagian besar responden mengalami stadium 3 sebanyak 13 orang. Kualitas hidup pasien ulkus DM tipe 2 secara umum di dikategorikan kurang (93,7%), sebagian besar memiliki dimensi

fisik kurang (56,7%), dimensi psikologis kurang (66,7%), dimensi social kurang (83,3%), dan dimensi lingkungan kurang (53,3%). Sedangkan kualitas hidup berdasarkan stadium ulkus didapatkan bahwa semakin tinggi stadiumnya, kualitas hidup menjadi buruk dengan nilai p=0,000. Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah kedua penelitian ini sama-sama bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum. Adapun perbedaannya adalah pada penelitian sebelumnya peneliti menghubungkan kejadian ulkus diabetikum dengan kualitas hidup dengan membaginya menjadi baik dan buruk, adapun pada penelitian ini peneliti ingin mengevaluasi kualitas hidup pasien ulkus diabetikum setelah dilakukan intervensi berupa perawatan luka dengan modern dressing. 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian A. Hasil Penelitian Griya Pusat Perawat Luka atau Griya Puspa merupakan salah satu praktik klinik keperawatan yang bertempat di Jln. Magelang km 15, Ngangkruk, Rt 05 Rw 06, Caturharjo, Sleman Yogyakarta. Klinik ini didirikan oleh Ns. Indaryati,.S.Kep.,RN dan memiliki 5 orang anggota yang keseluruhnya adalah perawat. Penangan perawatan luka ditangani oleh tenaga terampil dan ahli bersertifikat kemenkes RI. Kegiatan diklinik Griya Puspa buka setiap hari kerja mulai pkl. 09.00-17.00 WIB. Pelayanan dapat didapatkan dengan berkunjung langsung ke klinik atau dengan home care pada jam kerja. Perawatan luka keseluruhan dilakukan dengan menggunakan Modern dressing serta menyediakan berbagai macam kebutuhan perlengkapan dressing modern. Klinik Griya Puspa tidak hanya menangani pasien ulkus diabetikum saja, namun menangani berbagai macam jenis luka seperti seperti: luka oprasi, luka bakar, terapi pada gangguan arteri dan vena, serta pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat, dll. Serta sistem rujukan balik ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi seperti Rumah Sakit maupun rujukan kolaborasi lintas profesi terkait (dokter umum atau dokter spesialis). 2. Analisa Univariat a. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan status ekonomi. Karakteristik resonden diuraikan dalam tabel 4.1 sebagai beriku: 35

Tabel 4.1. Karakteristik Responden di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo, Sleman Yogyakarta (n=17 ) Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-Laki 5 29,4 Perempuan 12 70,6 Usia 30-65 14 82,4 >65 3 17,6 Pendidikan SD 9 52,9 SMP 2 11,8 SMA 4 23,5 Perguruan Tinggi 2 11,8 Status Ekonomi Rendah 6 35,3 Tinggi 11 64,7 Berdasarkan tabel 4.1. sebagian besar responden yang berkunjung ke klinik Griya Pusat Perawatan Luka berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 12 orang (70,6%) dan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 orang, dengan tingkat usia 30-65 tahun (Dewasa) sebanyak 14 orang (82,4%) dan di atas 65 tahun (Tua) sebanyak 3 orang (17,6%). Adapun status ekonomi keluarga berdasarkan penghasilan dengan standar upah minimum kabupaten/kota (UMK), keluarga dengan penghasilan UMK sebanyak 11 orang (64,7%) dan keluarga dengan penghasilan < UMK sebanyak 6 orang (35,3%). Pendidikan responden adalah SD sebanyak 52,3%, SMP sebanyak 11,8%, SMA sebanyak 23,5% dan Perguruan Tinggi Sebanyak 11,8%. b. Kondisi Luka Karakteristik kondisi luka pada penelitian ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : karakteristik derajat luka, warna dasar, jumlah eksudat, dan ada tidaknya infeksi yang dinilai sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan modern dressing selama 1 bulan.

1) Derajat luka Tabel 4.2. Karakteristik Derajat luka sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo, Sleman, Yogyakarta (n=17 ) Derajat Luka Derajat Pre Derajat Post Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) 1 3 17,6 2 10 58,8 10 58,8 3 5 29,4 4 23,5 4 2 11,8 Total 17 100% 17 100% Persentase (%) Berdasarkan tabel 4.2. derajat luka responden sebelum dilakukan perawatan luka yaitu 10 responden (58,8%) dengan derajat 2, 5 responden (29,4) dengan derajat 3, dan 2 responden dengan derajat 4. Sedangkan setelah dilakukan perawatan luka 10 responden (58,8%) dengan derajat 2, 4 responden (23,5%) dengan derajat 3, dan 3 responden (17,6%) dengan derajat 1. 2) Warna dasar luka Tabel 4.3. Karakteristik Warna dasar luka sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo, Sleman, Yogyakarta (n=17) Warna Dasar Pre Post Luka Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%) Pink 2 11,8 Merah 6 35,3 15 88,2 Kuning 7 41,2 Hitam 4 23,5 Total 17 100% 17 100% Berdasarkan tabel 4.3. karakteristik responden sebelum dilakukan perawatan luka, warna dasar luka terbanyak adalah berwarna kuning yaitu sebanyak 7 orang responden (41,2%), dasar luka merah sebanyak sebanyak 6 orang 37

(35,3%) dan hitam sebanyak 4 orang (23,5%). Sedangkan setelah dilakukan perawatan luka, 15 orang (88,2%) responden memiliki karakteristik dengan dasar luka berwarna merah. 3) Jumlah eksudat Tabel 4.4. Karakteristik jumlah eksudat sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo, Sleman, Yogyakarta (n=17 ) Eksudat Pre Post Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Banyak 12 70,6 4 23,5 Sedang 3 17,6 10 58,8 Sedikit 2 11,8 3 17,6 Total 17 100% 17 100% berdasarkan tabel 4.4. sebelum dilakukan perawatan luka sebagian besar luka dengan jumlah eksudat yang banyak (70,6%). Sedangkan setelah dilakukan perawatan luka sebagian besar eksudat adalah sedang (58,8%). 4) Status Infeksi Berdasarkan tabel 4.5 sebelum dilakukan perawatan luka terdapat 11 orang (64,7%) dengan status luka infeksi dan 6 orang (35,3%) tidak terinfeksi. Sedangkan setelah dilakukan perawatan luka tidak terdapat responden dengan status luka infeksi. Persentase (%) Tabel 4.5. Karakteristik status infeksi sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo, Sleman, Yogyakarta (n=17 ) Infeksi Pre Post Jumlah Persentase Jumlah Persentase (n) (%) (n) (%) Positif 11 64,7 Negatif 6 35,3 17 100 Total 17 100% 17 100%

c. Nilai Kualitas Hidup pre dan post Hasil analisis kualitas hidup berdasarkan domain kesehatan fisik, psikologis, sosial dan lingkangan sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka, dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi rata-rata nilai kualitas hidup setiap domain sebelum dan setelah perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo, Sleman Yogyakarta (n=17) Domain Mean Beda rata-rata max min Pre post pre post pre post Fisik 13,29 21,00 7,71 17 26 9 16 Psikologis 17,06 20,94 3,88 20 25 12 18 Sosial 10,65 11,24 0,59 13 13 7 7 Lingkungan 24,88 25,59 0,71 30 30 20 22 Pada tabel 4.6. menunjukan Hasil analisa rata-rata nilai kualitas hidup pada setiap domain sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka. Diketahui bahwa perubahan kualitas hidup pada domain kesehatan fisik merupakan yang tertinggi, nilai rata-rata kesehatan fisik sebelum dilakukan perawatan luka adalah 13,29 dan meningkat menjadi 21,00 dengan selisih rata-rata 7,71. Pada domain psikologis juga mengalami peningkatan, nilai rata-rata sebelum dilakukan perawatan luka adalah 17,06 dan menjadi 20,94 setelah perawatan luka dengan selisih rata-rata perbaikan 3,88. Pada domain Adapun hasil analisis rata-rata kualitas hidup sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka pada psien ulkus diabetikum dapat dilihat pada tabel 4.7. sebagai berikut: Tabel 4.7. Distribusi rata-rata nilai kualitas hidup sebelum dan setelah perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo, Sleman Yogyakarta (n= ) N Mean Min Max Std. Dev Kualitas Hidup Pre 17 65,88 58 76 4,872 Kualitas Hidup Post 17 78,76 68 86 4,576 39

Tebel 4.7. menunjukan hasil rata-rata pengukuran nilai kualitas hidup sebelum dilakukan perawatan luka dan setelah dilakukan perawatan luka. Rata-rata nilai kualitas hidup responden sebelum dilakukan perawatan luka sebesar 65,88 dan kualitas hidup mengalami kenaikan menjadi 78,76 setelah dilakukan perawatan luka dengan selisih rata-rata 12.88. Pada saat melakukan pengukuran, kualitas hidup tertinggi sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka adalah 76 dan 86, sedangkan nilai kualitas hidup terendah sebelum dan setelah perawatan luka adalah 58 dan 68. 3. Analisa Bivariat a. Uji Normalitas Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui distribusi data guna menentukan jenis uji statistik yang digunakan, parametrik atau non parametrik. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk, disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Uji normalitas nilai kualitas hidup sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka modern pada pasien ulkus diabetikum di Griya Pusat perawatan luka caturharjo, Sleman Yogyakarta (n=) Kualitas hidup Shapiro Wilk Statistic df Sig. Pre 0,553 17 0,604 Post 0,651 17 0,517 Berdasarkan tabel 4.7 uji normalitas menunjukan hasil kualitas hidup sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka dengan nilai p 0,604 dan 0,517 yang berarti data berdistribusi normal (p>0,05). Sehingga berdasarkan hasil tersebut uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji t berpasangan. b. Perawatan luka modern terhadap perbaikan kualitas hidup Hasil uji statistik pengaruh perawatan luka modern terhadap perbikan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum di Griya pusat perawatan luka Caturharjo, Sleman Yogyakarta terdapat pada tabel 4.8. sebagai berikut :

Tabel 4.8. pengaruh perawatan luka modern terhadap perbaikan kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum di Griya Pusat perawatan luka Caturharjo, Sleman Yogyakarta (n=17) Kualitas Hidup P-Value Keterangan Pre,000 Bermakna Post Berdasarkan hasil analisis tabel 4.8. dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai kualitas hidup sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan hasil p value = 0,000 (p=0,05), sehingga dapat diketahui pula terdapat perbedaan yang bermakna terhadap peningkatan kualitas hidup sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan modern Dressing. B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Berdasarkan analisis karakteristik responden di Griya Pusat Perawatan Luka didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 70,6%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamara (2014), mayoritas penderita DM merupakan wanita yaitu 52,2%. Menurut Baziad, A (2003) dalam Wahyuni (2013), perempuan memiliki risiko lebih tinggi dikarenakan pada saat menepouse terjadi perubahan hormonal estrogen dan progesterone yang berakibat tidak terkontrolnya gula darah. Hormon estrogen dan progesterone dapat mempengaruhi sel-sel untuk merespon insulin karena setelah perempuan menopause perubahan kadar hormon akan memicu naik turunnya kadar gula darah. Hal ini akan merakibat risiko terjadinya DM. selain itu perempuan juga cenderung beresiko mengalami peningkatan indeks masa tubuh sehingga menurunkan sensitifitas terhadap kerja insulin (Utami, 2014) 41

Berkaitan dengan usia berdasarkan hasil analisis, didapatkan mayoritas responden berusia 30-65 tahun. Diamana usia ini merupakan usia lanjut awal/dewasa akhir. Usia lanjut memiliki risiko tinggi terjadinya ulkus diabetikum, pada usia lanjut fungsi tubuh mulai menurun, sehingga kemampuan tubuh dalam mengendalikan glukosa darah juga menurun (Ferawati, 2014). Menurut Price dan Wilson (2006) umumnya penderita DM terjadi pada rentang usia diatas 45 tahu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mairiyani (2015), mayoritas kejadian ulkus diabetikum adalah pada usia 46-55 tahun. Pada tingkat pendidikan, didapatkan hasil sebagian besar responden pada tingkat pendidikan SD yaitu 52,9%. Pendidikan merupakan aspek sosial yang sangat berhubungan dengan status kesehatan. Pendidikan berperan penting dalam membentuk pengetahuan dan pola prilaku seseorang (Mairiyani, 2015). Menurut Usiska (2015) tingginya tingkat pendidikan seseorang, maka akan membuat semakin tinggi pengatahuannya, sehingga seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi memungkinkan mengetahui informasi mengenai penyakit yang dideritanya seperti pencegahan, pengobatan, dan perawatan sehingga mengurangi risiko komplikasi. Pada status ekonomi sebagian besar responden memiliki status ekonomi UMR yaitu 64,7%. Perawatan luka dengan modern dressing membutuhkan biaya yang lebih besar, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tiara (2012), pada kelompok responden menggunakan balutan modern dressing lebih mahal dibandingkan balutan konvensional. Rata-rata pembiayaan pada kelompok modern dressing sebesar Rp. 335.500, sedangkan pada kelompok konvensional sebesar Rp. 234.375. Besarnya biaya pada kelompok modern dressing juga dapat dipengaruhi topikal yang digunakan tidak terdapat dalam daftar ASKES (Rohmayati, 2015). Sehingga seluruh biaya perawatan dibebankan oleh pasien.

2. Kakarteristik kondisi luka Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar derajat ulkus sebelum dilakukan perawatan luka adalah derajat 2 yaitu 58,8%, kemudian terdapat 29,4% dengan derajat 3 dan 11,8% derajat 4. Setelah dilakukan perawatan luka terdapat 58,8% dengan derajat 2, 23,5% derajat 3 dan 17,5% derajat 1, serta tidak ditemukan lagi responden dengan derajat 4. Sebagian besar pada karakteristik responden luka postif infeksi, dimana keadaan ini dapat mengurangi keadaan luka untuk tumbuh (granulasi) dan merangsang perpanjangan inflamasi yang tidak diinginkan (Arisanty, 2013). Pada fase inflamasi terjadi proses granulasi dan kontraksi, fase ini ditandai dengan pertumbuhan jaringan luka (Usiska, 2015). Sehingga Perubahan derajat luka merupakan tanda dari perbaikan luka, semakin besar tingkat derajat luka menunjukan semakin parahnya kondisi luka tersebut (Arisanty, 2013). Hasil analisis sebelum dilakukan perawatan luka didapatkan warna dasar luka kuning adalah yang terbanyak dengan 41,2%, kemudian luka dengan warna dasar merah 35,3%, dan warna dasar luka hitam 23,5%. Setelah dilakukan perawatan luka mayoritas luka dengan warna dasar merah. Perubahan warna dasar luka setelah dilakukan perawatan luka menjadi merah merupakan salah satu tujuan klinis dalam perawatan luka hingga luka dapat menutup. Warna dasar luka merah merupakan ciri dari luka memulai granulasi dengan vaskularisasi yang baik dan cenderung berdarah (Arisanty, 2013). Jumlah eksudat sebelum dilakukan perawatan luka sebagian besar adalah banyak yaitu 70,6%. Sedangkan setelah dilakukan perawatan luka jumlah eksudat sebagian besar adalah sedang 58,8%. Dikatakan jumlah eksudat banyak jika eksudat mengenai pada balutan >50% dan dasar luka Jenuh. Sedangkan dikatakan sedan jika eksudat mengenai 25% - >50% dengan dasar luka basah. Tujuan utama perawatan luka adalah perbaikan dari kondisi luka. Eksudat yang berlebihan pada luka ulkus menghambat respon penyembuhan luka. Eksudat yang berlebihan akan menimbulkan terbentuknya fibrinogen pada luka, karena 43

luka terus mengalami inflamasi dan timbul eksudat menerus, sehingga pembentukan kolagen dan jaringan baru akan terhambat. Pada kondisi dengan luka memiliki eksudat perlu dilakukan pengurangan atau mengeluarkan eksudat tersebut (Usiska, 2015). Luka yang membaik, jumlah keluaran eksudat akan mulai berkurang jumlahnya, sedangkan jika kondisi luka memburuk luka akan memproduksi eksudat berlebih dan terdapat proses penyembuhan luka yang memanjang dari waktunya (Arisanty, 2013). Sebelum dilakukan perawatan luka sebagian besar positif infeksi yaitu 64,7% dan setelah dilakukan perawatan tidak ditemukan lagi luka dengan positif infeksi. Menurut Arisanty (2013) luka kronis pada dasarnya memiliki kerentanan terkena infeksi. Keadaan infeksi inilah yang dapat memperpanjang proses inflamasi. sehingga diperlukan penatalaksaan yang dapat mengurangi infeksi, antara lain adalah pemeilihan jenis balutan yang sesuai seperti topikal antimicrobial, mengenali tanda dan gejalanya, meminimalkan kontaminasi dan jika diperlukan lakukan pemeriksaan kultur swab luka. 3. Kualitas hidup sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka dengan modern dressing. Nilai rata-rata kualitas hidup sebelum dilakukan perawatan luka adalah 65,88, dan mengalami peningkatan setelah dilakukan perawatan luka selama 1 bulan dengan rata-rata 78,76, selisih rata-rata perbaikan adalah 12,88. Menurut Yusra (2011) komplikasi yang dialami seperti ulkus diabetikum dapat mengakibatkan rendahnya kualitas hidup pada pasien DM, diamana komplikasi ini dapat mengakibatkan keterbatasan baik secara fisik, psikologis, bahkan sosial. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2014), pasien dengan ulkus diabetikum memiliki kualitas hidup yang rendah diamana kesehatan fisik sangat berhubungan erat dengan perasaan pasien mengenai kesakitan dan kegelisahan yang dialami oleh pasien, ketergantungan terhadap perawatan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, tidur dan istirahat, aktifitas sehari-hari, dan kapasitas kerja. Pada penelitian ini perawatan luka dengan menggunakan modern

dressing dilakukan selama 1 bulan, dimana didapatkan hasil rata-rata kualitas hidup mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut seiring dengan harapan dan kepastian dari perbaikan dari karakteristik kondisi luka, dimana kualitas hidup sendiri merupakan persepsi individu terhadap posisi mereka dalam hidup ini terkait masalah dan system nilai dimana mereka tinggal dan dihubungkan dengan tujuan-tujuan, harapan, standar, dan perhatian mereka (Rahayu, 2014). Perbaikan rata-rata kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum sebagian besar terjadi pada domain kesehatan fisik dan psikologis. kesehatan fisik merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi terhadap rasa sakit dan kegelisahan (Rahayu, 2014). Ulkus diabetikum merupakan luka kronik yang tergolong sulit sembuh. Kesehatan fisik yang mulai menurun akibat ulkus tersebut dapat berakibat bertambahnya kesakitan dan kebutuhan medis, berkurangnya kemampuan aktifitas serta menimbulkan kegelisahan atas kesehatan yang dialaminya. Kegelisahan dan kekuatan yang dialami inilah yang berhubungan erat terhadap terhadap penurunan pada domain psikologis. Sehingga perbaikan derajat luka dan karakteristik luka setelah dilakukan perawatan luka inilah yang memberikan perubahan persepsi dan harapan dengan berkurangnya kesakitan dan kebutuhan medis. Pada domain sosial meskipun tidak terlihat adanya peningkatan, nilai rata-rata kualitas hidup pada domain ini terlihat cukup tinggi yaitu 10,65 (Pre) dan 11,24 (post) dimana nilai tertinggi pada domain sosial adalah 15 dari 3 pertanyaan yang terdapat pada nomer 20-22. Domain lingkungan juga tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dimana berdasarkan karakterstik luka responden kebanyakan masih memiliki ulkus diabetikum dengan derajat 2, sehingga ini dapat mempengaruhi aktifitas dan sosial pasien dilingkungannya. Menurut Utami (2014), mengatakan bahwa rendahnya kualitas hidup berasal dari rasa gelisah dan sakit yang dialami sehingga membuat tidak mampu bekerja seperti biasanya dan menghambat aktifitas atau rutinitas sehari-hari. 45

4. Efektifitas perawatan luka modern terhadap perbaikan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum Setelah dilakukan uji t berpasangan didapatkan hasil bahwa kualitas hidup sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka menunjukkan hasil yang signifikan dengan p value = 0,000. Berdasarkan penelitian ini terdapat peningkatan nilai kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum dengan menggunakan perawatan luka modern dressing. Modern dressing memiliki prinsip menjaga kelembaban luka. Lingkungan luka yang kelembabanya seimbang memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen dalam matriks nonseluler yang sehat. Perawatan luka dengan modern dressing tetap harus memperhatikan tiga tahap, yaitu mencuci, membuang jaringan luka, dan pemilihan balutan yang sesuai (Kartika, 2015). Perawatan luka dengan menjaga kelembaban sekitar luka sangat efektif terhadap perbaikan luka ulkus diabetik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marvinia (2013) terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perbaikan luka antara sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka (t = 16,772 >t kritik = 2,201). Pada peneitian ini menunjukan perbaikan kualitas hidup setelah melakukan perawatan luka dengan modern dressing. Perbaikan kualitas hidup ini sejalan dengan hasil yang menunjukan perbaikan kondisi luka. Kualitas hidup merupakan persepsi individu dalam posisi mereka menjalani hidup. Dimana keadaan ulkus diabetikum dapat mengganggu status kesehatan fisik, sehingga mempengaruhi terhadap persepsi individu seperti kesakitan, kegelisahan, ketergantungan medis, energi, mobilitas, dan kebutuhan istirahat, sehingga perbaikan kondisi luka (Ulkus diabetikum) tersebut memberikan perubahan terhadap persepsinya dalam menjalani hidup, sejalan dengan berkurangnya rasa sakit dan kebutuhan medis, energi, mobilitas, serta kebutuhan istirahatnya.

C. Keterbatasan Penelitian 1. Kesulitan Penelitian a. Peneliti tidak dapat memastikan jenis dressing yang akan digunakan selama berjalannya penelitian. b. Waktu penelitian yang berjalan lebih lama dari wakrtu yang telah ditentukan. 2. Kelemahan Penelitian a. Peneliti tidak mengontrol faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seperti derajat luka, dukugan sosial, dll 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Jenis kelamin responden paling banyak adalah perempuan yaitu 70,6% dengan rata-rata rentang usia 30-65 tahun yaitu 82,4%. Tingkat pendidikan sebagiann besar adalah SD yaitu 52,9% dan status ekonomi Upah minimum kabupaten/kota yaitu 64,7%. Karakteristik Kondisi luka sebelum dilakukan perawatan luka sebanyak 58,8% dengan derajat 2, 29,4% dengan derajat 3, dan 11,8% dengan derajat 4. Sedangkan setelah dilakukan perawatan luka 58,8% dengan derajat 2, 23,5% dengan derajat 3, dan 17,6 dengan derajat 1. Sebelum dilakukan perawatan luka sebagian besar dengan dasar luka berwarna kuning 41,2% dan setelah perawatan berwarna dasar merah 88,2%. Jumlah eksudat sebelum dilakukan perawatan sebagian besar dengan jumlah yang banyak (70,6%) dan berkurang menjadi sedang (58,8%) setelah dilakukan perawatan. Status infeksi sebelum dilakukan perawatan luka, sebagian besar luka positif infeksi (64,7%) dan setelah perwatan luka tidak ditemukan lagi luka dengan infeksi. 2. Nilai kualitas hidup sebelum dilakukan perawatan adalah rata-rata 65,88 3. Nilai kualitas hidup setelah dilakukan perawatan adalah rata-rata 78,76. 4. Perawatan luka dengan modern dressing efektif meningkatkan kualitas hidup dengan p Value = 0,000 48

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikans saran sebagai berikut: 1. Bagi praktik keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap Klinik Griya pusat perawatan luka dan umumnya bagi praktik keperawatan secara menyeluruh dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien ulkus diabetikum dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan upaya promosi kesehatan. 2. Bagi pasien Penelitian ini dapat memberikan manfaaat khususnya responden untuk menjadikan pengobatan ini sebagai pilihan dalam mningkatkan status kualitas hidup pada gangguan ulkus diabetikum. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitiian ini dapat dijadikan awal dari peneliti selanjutnya terkait masalah ulkus diabetikum. Perlu adanya penelitian selanjutnya dengan mengubah karakteristik perbaikan luka Dan mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil. 49

DAFTAR PUSTAKA Agung, M. (2005),Pengaruh Kadar Albumin Serum Terhadap Lamanya Penyembuhan Luka Oprasi. Dexa Media. Arisanty. I,P. (2013),Konsep Dasar Manajemen Perawatan Luka. Jakarta: EGC Ferawati, I. (2014),Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Ulkus Diabetikum Pada Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Prof. Dr, Margono Purwokerto, Unsoed. Gitarja, W. (2008),Perawatan Luka Terpadu-Perawatan Luka Diabetes, Bogor. Wocare Publishing. Hasnah. (2009),Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Fik Keperawatan UIN. Makassar Hidayat, Amru. (2016),Hubungan Antara Religiusitas Dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara di Poli Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul. PSIK Stikes Jendral Achmad Yani. International Diabetes Federation (IDF). (2015), IDF ATLAS, Seventh edition. Ismail, Dina Dewi Sartika Lestari. Irawaty, Dewi. Haryati, Tutik Sri. (2009), Penggunaan Balutan Modern Memperbaiki Proses Penyembuhan Luka Diabetik. FIKUI. Kartika, R.W (2015). Perawatan Luka Kronis Dengan Modern Dressing Rs Gading Pluit Jakarta. Vol 42, No 7. Kristianto, Heri. (2010),Tesis Perbandingan Perawatan Luka Dengan Tehnik Modern dan Konvensional Terhadap Transforming Growth Beta 1 (BTF β1) dan 50

Respon Nyeri pada Luka Diabetes Mellitus, FIK Program Studi Magister Ilmu Keperawatan. Mairiyani, L,.Rahmalia, S,.Dewi, Y.I (2015),Hubungan Stadium Ulkus Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien DM tipe 2 di RS Umum Provinsi Riau. PSIK Universitas Riau. Mandagi, A,M. (2010),Factor Yang Berhubungan Dengan Status Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Pakis Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Marvinia, S. dan Widaryanti. (2013). Efektifitas Metode Perawatan Luka Moisture Balance Terhadap Penyembuhan Luka pada Pasien Ulkus Diabetikum di Klinik Perawatan Luka Fikes UMM. Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Vo 9 No 1 Maryunani, A. (2015),Perawatan Luka Modern (Modern Woundcare) Terkini Dan Terlengkap. Bogor: IN MEDIA. Ningtyas, D,W. (2013),Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Jember. Universitas Negri Jember. Notoatmodjo, S. (2010),Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2013),Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika Poerwanto, A. (2012),Mekanisme Terjadinya Ganggren Pada Penderita Diabetes Mellitus. Fik Uwk. Surabaya Potter & Perry. (2005),Buku Ajar Fundamental Keperawatan Ed.4, Vol 2. Jakarta: EGC. 51

Price, L.A dan Wilson, L. M. (2006) Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 6 Jakarta:EBC Purwanti, O.K. (2013),Analisis Factor-Faktor Resiko Terjadi Ulkus Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Dr. Moewardi Jakarta. FKUI. Rahayu, E. (2014),Pengaruh Program Diabetes Self Management Education Berbasis Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas II Baturaden. FKIK Universitas Jendral Soedirman. Rahmat, W.P. (2010),Pengaruh Konseling Terhadap Kecemasan Dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Di Kecamatan Kabakkramat. Surakarta. FIKUNS Rohmayanti. (2015),Implementasi Perawatan Luka Modern Di Rs Harapan Magelang. FIK Universitas Muhammadiyah Magelang. Roza, R.L. (2015),Factor Resiko Terjadinya Ulkus Diabetikum Pada Pasien Diabetes Mellitus Yang Dirawat Jalan Dan Inap Di RSUP Dr. M. Djamil dan RSI Ibnu Sina Padang RISKESDAS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013. Data Dinas Kesehatan Yogyakarta. RISKESDAS RI,(2013),Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Badan Penelitiian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013. Setiawan, A, dan Saryono. (2010),Metodologi Penelitian Kebidanan, DIII,DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika. Subekti, I. (2009),Neuropati Diabetik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Sudoyo, A. (2009),Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. V jilid III. Jakarta: Balai Penertbit FKUI. Setiadi. (2007),Konsep dan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Grahailmu Sugiyono. (2010),Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. Smeltzher & Bare. (2001),Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 11 vol 2. Jakarta: EGC. Tamara, E. Bayhaki.,Naulia, F.A. (2014). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 di RSUD A. Achmad Provinsi Riau. Vol. 1 No.2. PSIK Universitas Riau. Tiara, S. (2012),Efektifitas Perawatan Luka Kaki Diabetic Menggunakan Balutan Modern di RSUP Sanglah Denpasar dan Klinik Dhalia Care Bali. PSIK Universitas Udayana. Usiska, Y.s. (2015),Pengaruh Metode Perawatan Luka Modern Dengan Terapi Hiperbarik Terhadap Proses Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik pada Pasien Diabetes Mellitus di Jember Wound Center (JWC) Rumah Sakit Paru Jember. Jember. PSIK Universitas Jember. Utami, D,T. (2014),Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Dengan Ulkus Diabetikum. Riau. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Vol 1 No 2 Wahyuni, Y. (2014),Kualitas Hidup Berdasarkan Karakteristik Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Vol 2 No 1, hal 25-34 53

Waspadji, S. (2009),Komplikasi Kronik Diabetes, Mekanisme Terjadinya Diagnosis dan Strategi Pengelolaan Jakarta. Balai Penerbit FKUI. WHO. (1994), The World Health Organization Quality Of Life Scale. WHO. (2004),Introducing The The World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL), Instrument Versi Indonesisa. Yudianto. (2008),Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur. Vol 10, No XV. Yusra, A. (2011). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Paien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rs Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis. FIKUI. 54

Lampiran 2. Lembar Bimbingan SKripsi

57

Lampiran 5 KUISIONER PENELITIAN KARAKTERISTIK RESPONDEN No. Responden Tgl,../ /2017 A. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah dengan cermat pertanyaan dibawah ini. 2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar. 3. Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan cara memberikan tanda cheklis ( ) pada jawaban yang dipilih B. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : 3. Umur : Tahun 4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 5. Pendidikan : SMP/Sederajat SD/Sederajat SMA/sederajat Akademi/PT 6. Status Ekonomi : < UMK Sleman (Rp 1.448.385) UMK Sleman (Rp 1.448.385) 7. Derajat Luka (Skala Wagner ) : 0 1 2 3 4 5 Pre Post 61

8. Kondisi Luka : Warna Dasar Jumlah Eksudat Jenis Infeksi Pre Post 9. Jenis Dressing : Pre Primer Sekunder Post 10. Jumlah Perawatan : Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming Keterangan :

Lampiran 6 KUISIONER KUALITAS HIDUP WHOQOL-BREFF Berilah tanda ( ) pada salah satu pertanyaan dibawah ini yang menurut Bapak/Ibu sesuai dengan kondisi yang dialami dalam empat minggu terakhir. Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan Bapak/Ibu terhadap kualitas hidup, kesehatan, dan hal lain dalam hidup anda. 1. Bagaimana menurut anda kualitas hidup anda? Sangat buruk Buruk Biasa Saja Baik Sangat Baik 1 2 3 4 5 2. Seberapa puas anda terhadap kesehatan anda? Sangat tdk memuaskan Tdk memuaskan Biasa Saja memuas kan Sangat memuaskan 1 2 3 4 5 Pertayaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini dalam empat minggu terakhir. 3. 4. 5. Seberapa jauh rasa sakit fisik anda mencegah anda dalam beraktifitas sesuai kebutuhan anda? Seberapa sering anda membutuhkan terapi medis untuk dpt berfungsi dalam kehidupan sehari-hari anda? Seberapa jauh anda menikmati hidup anda? Tdk sama sekli Sedikit Dlm jumlah sedang Sangat sering Dlm jumlah berlebihan 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 63