PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Powered by TCPDF (

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 13 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PINRANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN22014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI EMPAT LAWANG, Meninbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Empat Lawang. Menpingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubab dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nornor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nornor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor 4389); 4. Undang-Undang Nornor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nornor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Empat Lawang di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 03, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4677); 6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kcrja Badan Pcnanggulangan Bèncana Daerah. Dengan Persetujuan Bersama I)EWAN PEWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG dan BUPATI EMPAT LAWANG MEMUTUSKAN : Mcnetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pcraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Empat Lawang; 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Empat Lawang; 3. Bupati adalah Bupati Empat Lawang; 4. Dewan Perwakilan Rakyal Daerah yang disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Empat Lawang; 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Empat Lawang; 6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut BPBD adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Empat Lawang; 7. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Empat Lawang; 8. Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Empat Lawang; 9. Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Empat Lawang; 2

10. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis; 11. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan antara lain berupa gempa bumi, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor; 12. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa non alam yang berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik dan wabah penyakit; 13. Rawan Bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu; 14. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok, atau antar komunitas masyarakat dan teror; 15. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna; 16. Tanggap darurat bcncana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbu1kan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evaluasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan. pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana; 17. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan resiko rehabilitasi; 18. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk jangka waktu tertentu.atas dasar rekomendasi Badan yang di beri tugas untuk menanggulangi bencana; 19. Pengungsi adalah orang atau keloinpok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana; 20. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana; 21. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sarana utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial budaya, tegaknya hukum dan kelertiban dan bangkitnya peran serta masyarakat pada wilayah pasca bencana. 3

BAB II PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Kesatu Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk BPBD Kabupaten Empat Lawang. Bagian Kedua Kedudukan Pasal 3 (1) BPBD berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Empat Lawang. (2) BPBD dipimpin oleh seorang Kepala Badan secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. Bagian Ketiga Tugas Pokok (1) BPBD mempunyai tugas : Pasal 4 a. Menetapkan pedoman pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana. penanganan darurat. rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan merata; b. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku: c. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta daerah rawan bencana; d. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; e. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; f. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran bantuan bencana berupa uang dan barang; g. Mempertanggungjawahkan penggunaan anggaran yang diterima dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; h. Menyiapkan tenaga penanggulangan bencana yang berbasiskan masyarakat: dan i. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Penetapan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana sebagaimuna dimaksud pada ayat (1) huruf a, sesuai dengan Kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 4

Bagian Keempat Fungsi Pasal 5 Untuk melaksanakan tugas sehagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupalen Empat Lawang mempunyai fungsi: a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. BAB III ORGANISASI BPBD Pasal 6 Susunan Organisasi BPBD Kabupaten Empat Lawang terdiri dari : a. Kepala Badan b. Unsur Pengarah c. Unsur Pelaksana BAB IV UNSUR PENGARAH Pasal 7 (1) Unsur Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a mempunyai tugas : a. Menyusun pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana daerah; b. Memantau ; dan c. Mengevaluasi dalam pcnyelenggaraan penanggulangan bencana daerah. (2) Keanggotaan Unsur Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf h terdiri atas : a. Pejabat pemerintah daerah terkait; dan b. Anggota masyarakat profesional dan ahli (3) Keanggotaan Unsur Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b ditetapkan oleh Bupati Empat Lawang setelah dipilih melalui uji kepatutan yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten Empat Lawang BAB V UNSUR PELAKSANA Pasal 8 (1) Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Empat Lawang berada di bawah dan bertanggungjawah kepada Kepala Badan. (2) Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Empat Lawang dipimpin Kepala Pelaksana yang membantu Kepala Badan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi unsur pelaksana BPBD sehari-hari. 5

Pasal 9 (1) Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Empat Lawang mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi sebagaimana di maksud dalam Pasal 5 yang meliputi : a. Pra bencana; b. Saat tanggap darurat ; dan c. pasca bencana. Pasal 10 (1) Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Empat Lawang menyelenggarakan fungsi : a. Pengkoordinasian; b. Pengkomandoan; c. Pelaksana. (2) Fungsi koordinasi sehagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) huruf a, merupakan fungsi koordinasi Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Empat Lawang dilaksanakan melalui koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnva di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana. (3) Fungsi komando sehagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) hurul b. merupakan fungsi Komando Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Empat Lawang dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan. logistik dan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lainnya yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. (4) Fungsi pclaksana sehagaimana dimaksud dalum Pasal 10 ayat (1) huruf c, merupakan fungsi pelaksana Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Empat Lawang dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI UNSUR PELAKSANA Pasal 11 (1) Susunan Organisasi Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Empat Lawana terdiri dari : a. Kepala pelaksana; b. sekretariat unsur pelaksana; c. seksi pencegahan dan kesiapsiagaan; d. seksi kedaruratan dan logistik; e. seksi rehabilitasi dan rekonstruksi; f. kelompok jabatan fungsional. 6

(2) Bagian susunan Organisasi Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Empat Lawang adalah sebagaimana tercantum pada lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB VII TUGAS DAN FUNGSI UNSUR PELAKSANA Bagian Kesatu Kepala Pelaksana Pasal 12 (1) Kepala Pelaksana mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan penanggulangan bencana secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi dan keamanan. (2) Kepala Pelaksana membantu Kepala BPBD dalam menjalankan tugas dan fungsi unsur pelaksana dan menjalankan tugas Kepala BPBD sehari-hari. Pasal 13. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Kepala Pelaksana mempunyai fungsi : a. Penyusunan program penanggulangan bencana daerah: b. Penyelenggaraan pelaksanaan penanggulangan bencana c. Pelaksanaan koordinasi penanggulangan bencana d. Pelaksanaan Administrasi penanggulangan bencana e. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan bencana; f. Pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya Bagian Kedua Sekretariat Pasal 14 Kepala sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoorddinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program administrasi dan sumberdaya serta kerjasama. Pasal 15 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Kepala Sekretariat mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam : a. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi program perencanaan dan perumusan kebijakan di lingkungan BPBD; b. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, keuangan. perlengkapan dan rumah tangga; 7

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan bencana; d. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan Fungsi unsur pengarah penanggulangan bencana; e. Pengumpulan data dan informasi kebencanaan di wilayahnya dan; f. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana. Bagian Ketiga Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pasal 16 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarukut. Pasal 17 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam : a. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta keberdayaan masyarakat; b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta keberdayaan masyarakat; c. Pelaksanaan huhungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta keberdayaan masyarakat; dan d. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta keberdayaan masyarakat. Bagian Keempat Seksi Kedaruratan dan Logistik Pasal 18 Seksi Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistic Pasal 19 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Seksi Kedaruratan dan logistik mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam : a. Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; 8

c. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat; d. Pelaksanaan huhungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;dan e. Pemantauan, evalunsi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan dibidang pananggulangan bencana pada saat tanggap darurat. Penanganan pengungsi dan dukungan logistik. Bagian Kelima Seksi Rehahilitasi dan Konstruksi Pasal 20 Seksi Rehabilitasi dan Konstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. Pasal 21 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Seksi Rehabilitasi dan Konstruksi mempunyai fungsi : a. membantu Kepala Pelaksana dalam Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. c. Pelaksanaan huhungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada Pascabencana dan. d. Pemantauan. evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan dibidang penanggulangan bencana pada pascabencana. BAB VIII KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 22 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah sesuai dengan keahlkiannya dan kebutuhan. Pasal 23 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 22, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan diangkat oleh Kepala Badan. (3) Jumlah jabalan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. 9

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX ESELON Pasal 24 (1) Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah jabatan Eselon III.a. (2) Kepala Sekretariat adalah jabatan Eselon IV.a. (3) Kepala Seksi adalah jabatan Eselon IV.a. BAB X TATA KERJA Pasal 25 Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan bertanggungjawab kepada Bupati Empat Lawang. Pasal 26 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan dan para Unsur Pengarah, Unsur Pelaksana, menerapkan prinsip, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. (2) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Unsur Pelaksana, Sekretaris dan Kepala Seksi menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. (3) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan BPBD bertanggungjawah memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya serta memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas. Pasal 27 Setiap pimpinan sutuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawah kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Pasal 28 Dalam hal Kepala Pelaksana berhalangan, tugasnya dilakukan oleh seorang Sekretaris, atau salah seorang Kepala Seksi yang ditunjuk oleh Bupati Empat Lawang. BAB XI KEPEGAWAIAN Pasal 29 (1) Kepala unsur pelaksana diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Empat Lawang. (2) Sekretaris dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Empat Lawang atas usul Kepala Pelaksana melalui Sekretaris Daerah. 10

(3) Pengangkatan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat dilimpahkan kepada Sekretaris Daerah. BAB XII KEUANGAN Pasal 30 Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Empat Lawang dan atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Hal-hal yang belu cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati Empat Lawang. Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Empat Lawang. Ditetapkan di Tebing Tinggi pada tanggal 6 November 2009 BUPATI EMPAT LAWANG, ttd Diundangkan di Tebing Tinggi pada tanggal 9 November 2009 H. BUDI ANTONI ALJUFRI SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG, ttd H.M. EDUAR KOHAR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG TAHUN 2009 NOMOR 15 11