SKRIPSI. Oleh : Wulan Sari Ningsih NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahasa memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGO OLONGAN SARKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI NIM

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang berkualitas untuk menghadapi era global.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional disebutkan bahwa ; pendidikan nasional adalah pendid ikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB. I PENDAHULUAN. pengajaran menargetkan tujuan tertentu, seperti tujuan yang bersifat kognitif,

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas keseharian yang berkenaan dengan upaya untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sidomulyo sebagian masih menggunakan metode ceramah dan belum memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. kerjasama yang baik khususnya antara guru dan siswa. Keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

matematika dikarenakan terlalu banyak deretan rumus-rumus yang abstrak dan membosankan. Sebagian besar peserta didik di sekolah menganggap bahwa mata

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu setiap pengajar menginginkan pengajarannya dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mengembangkan berbagai ragam potensi anak didik,

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Merujuk kepada hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN DENGAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) DAN PETA KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DI SMP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Wulan Sari Ningsih NIM. 12312241044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. (Depdiknas dalam Uus Toharudin (2011:27)). Terkait dengan visi pendidikan nasional maka ditetapkan prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsipnya adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Di dalam proses belajar, diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Implikasi dari prinsip tersebut adalah pergeseran paradigma proses pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (Rusman, 2012:5) Pernyataan tersebut memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan proses dimana siswa membangun pengetahuannya baik yang diperoleh dari guru ataupun sumber belajar lain. Guru berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan kegiatan timbal balik antara guru dan 2

siswa dalam kelas, bukan semata berpusat pada guru (teacher centered). Sehingga guru yang bertindak sebagai pengelola kelas bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Proses belajar ditandai dengan adanya proses interaksi antara seseorang dengan lingkungannya dan perubahan tingkah laku pada diri seseorang akibat pembelajaran tersebut, baik pada tingkat pengetahuan, keterampilan, ataupun sikapnya. Di tingkat kelas, karakteristik guru yang efektif adalah bertanggung jawab memerintahkan berbagai kegiatan selama jam sekolah, yakni belajar terstruktur. Artinya bahwa guru merupakan pemimpin di kelas sehingga siswa dapat mengikuti rule yang dipersiapkan oleh guru. Siswa memiliki tanggung jawab atas tugasnya dan bersikap mandiri selama sesi-sesi tugas. Muijs (2008:48) mengatakan bahwa guru efektif merupakan guru yang dapat berinteraksi dengan baik kepada seluruh kelas, yang dapat menelurkan penghargaan berupa keterlibatan siswa yang antusias terhadap tugas yang diberikan sehingga tercipta atmosfer yang positif dalam kelas. Untuk menunjang adanya pembelajaran yang efektif, maka digunakan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang baik sudah dilaksanakan SMP N 2 Mlati, sebagai salah satu sekolah unggulan di Kecamatan Mlati. Sekolah memiliki peran untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya melalui proses pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA oleh guru di SMP N 2 Mlati tergolong baik karena di sekolah ini guru sudah menerapkan berbagai metode pembelajaran, sehingga pembelajaran dimaksimalkan agar berpusat pada siswa. Pembelajaran yang pernah digunakan selama masa observasi di SMP N 2 Mlati adalah guru 3

menggunakan metode demonstrasi, eksperimen, ceramah, dan lain-lain kemudian siswa mengkomunikasikan hasil percobaan/diskusinya di depan kelas. Peneliti melaksanakan observasi kelas yang dilaksanakan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PPL) di SMP N 2 Mlati selama kurun waktu 1 bulan. Hasil observasi menunjukkan adanya pola siswa cenderung senang apabila mengerjakan tugas secara berkelompok dibandingkan dengan materi ceramah. Siswa lebih aktif dan kompetitif apabila diberikan tugas oleh guru. Di sisi lain, guru berkewajiban menyiapkan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir dalam sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa tersebut adalah Cooperative Learning atau Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif bukanlah semata terbentuk kelompok. Kelompok tersebut merupakan suatu kelompok kecil, dimana individu belajar untuk berinteraksi diskusi dan saling melengkapi pendapat. Dalam kelompok siswa dapat belajar berkomunikasi dengan lebih baik. Pembelajaran kooperatif dapat dipadukan dengan pembelajaran inovatif didukung dengan pendekatan dan strategi yang pas. Pendekatan adalah sudut pandang bagaimana agar pembelajaran dapat berproses dengan baik. Menurut Jamil (2013:142) pendekatan pembelajaran merupakan arah (orientasi) yang dipilih oleh guru untuk mencapai sasaran yakni tujuan pembelajaran. Jamil juga menambahkan bahwa pendekatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua yakni berfokus pada guru (teacher centered learning) dan berpusat pada siswa (student centered learning). Berdasarkan teori tersebut maka guru disarankan menggunakan pendekatan student centered learning karena disesuiakan dengan 4

paradigma pembelajaran. Pendekatan student centered mengupayakan siswa terinspirasi dan termotivasi sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan. Perencanaan pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien sesuai dengan pendekatan yang dipilih adalah dengan active learning atau pembelajaran aktif. Hal tersebut memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan peneliti nantinya akan dipadukan dengan model pembelajaran Cooperative Learning (CL) tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran CL tipe STAD ini belum pernah dilaksanakan guru dalam pembelajaran di kelas. Model STAD menuntut siswa aktif sehingga siswa dengan sendirinya akan percaya diri dan meningkat kecakapan individunya. Selain itu interaksi sosial yang terbangun dalam kelompok membantu siswa belajar bersosialisasi dengan lingkungannya. Siswa diajarkan untuk membangun komitmen dalam mengembangkan kelompok. Model pembelajaran ini kemudian diturunkan pada sebuah pendekatan yaitu student centered yang mengarahkan siswa untuk belajar aktif. Pendekatan student centered kemudian diturunkan ke strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal (Wina Sanjaya, 2006:99). Strategi pembelajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan teka-teki silang dan peta konsep. Kedua strategi pembelajaran ini dipilih karena keduanya memiliki kesamaan fungsi, 5

yaitu untuk membelajarkan materi yang cakupannya banyak namun terbentur pada waktu yang terbatas. Pembelajaran yang digunakan peneliti belum dilaksanakan guru di sekolah. Meskipun demikian pembelajaran tersebut tidak asing bagi siswa, karena siswa sudah terbiasa dengan pertanyaan guru di tengah atau di akhir pembelajaran baik dalam bentuk lisan atau tertulis. Pertanyaan tersebut dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk teka-teki silang. Pembelajaran peta konsep juga sudah tidak asing bagi siswa. Peta konsep ditayangkan guru ketika hendak melaksanakan pembelajaran guna melihat materi apa saja yang akan disampaikan. Hal tersebut menjadikan siswa mengetahui gambaran umum hubungan konsep yang membentuk suatu peta. Sehingga walaupun pembelajaran disampaikan dengan gaya yang berbeda, diharapkan siswa tidak terbebani dengan strategi yang digunakan peneliti. Teori Gagne dalam Agus Suprijono (2014:37) menyatakan bahwa Concept Learning atau belajar konsep adalah tipe belajar yang berkaitan dengan berbagai respons dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah stimulus berupa konsepkonsep yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Teka-teki silang merupakan strategi yang bersifat menguatkan pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari siswa. Melalui kotak-kotak kosong yang harus diisi, siswa terpancing untuk lebih menguatkan ingatan mengenai konsep-konsep yang telah dipelajari. Strategi pembelajaran dengan teka-teki silang baik digunakan dalam model pembelajaran aktif. Pengisian teka-teki silang mendorong siswa menjadi 6

lebih aktif karena mengandung unsur permainanan di dalamnya. (Achmad Nafi, 2014: 45) Peta konsep merupakan salah satu strategi pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan peta konsep ini adalah cara lain untuk menguatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap bahan-bahan atau materi yang telah dibacanya. Peta konsep sebagai strategi pembelajaran digunakan untuk meningkatkan aspek penguasaan konsep siswa (Widi Purwaningsih, 2013: 1123). Penggunaan pemetaan konseptual menurut Muijs (2008:76) merupakan salah satu strategi yang dapat membantu siswa berpikir lebih terstruktur. Penggunaan pemetaan konseptual yang disampaikan akan menciptakan hubungan pada sebuah ikhtisar topik yang berstruktur sehingga dapat membantu siswa untuk menyimpan, mengepak, dan mempertahankan berbagai konsep di dalam ingatannya. Pada pembelajaran dengan teka-teki silang dan peta konsep, keduanya memiliki kesamaan yaitu mengaktifkan siswa memahami penguasaan materi dengan mengisi ruang-ruang kosong. Materi yang dibelajarkan pada strategi ini adalah materi yang bersifat menekankan pada konten materi yang cukup banyak dengan waktu yang terbatas. Materi yang peneliti gunakan adalah materi Struktur Tubuh Tumbuhan. Berdasarkan konten materinya, materi Struktur Tubuh Tumbuhan cocok dalam penerapan pembelajaran ini. Sesuai dengan informasi dari guru IPA di SMP 2 Mlati, materi ini kurang maksimal dibelajarkan karena alokasi waktu untuk materi tersebut adalah 2 x 2 jam pertemuan. 7

Pembelajaran tipe STAD mengajarkan siswa menghargai orang lain dan menimbulkan rasa saling percaya untuk memahami dengan materi yang ada, sehingga siswa saling memberitahu dan mengurangi sifat kompetitif. Pembelajaran dengan peta konsep dan TTS IPA diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Sehingga harapannya hasil belajar kognitif siswa dapat lebih baik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Adanya pergeseran paradigma proses pengajaran ke paradigma pembelajaran, konsekuensinya proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar harus terlaksana. 2. Pembelajaran pada cakupan materi yang cukup banyak dengan waktu terbatas masih cenderung teacher centered padahal sebaiknya menggunakan pendekatan student centered untuk memberi pengalaman belajar kepada siswa sehingga hasil bejalar lebih baik. 3. Metode ceramah banyak dipilih untuk melaksanakan pembelajaran, sementara metode ini membatasi keaktifan dan kompetisi siswa, sebaiknya siswa diberikan model pembelajaran yang sesuai dengan kecenderungan pola belajar siswa. 4. Kecenderungan pola belajar siswa lebig senang berdiskusi secara berkelompok dibandingkan mendapatkan materi dari ceramah, namun belum terakomodasi dalam pembelajaran yang dilakukan. 8

C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, dalam penelitian ini dibatasi pada masalah no. 2 dan no. 4, khususnya pada pembatasan: 1. Penggunaan teka-teki silang dan peta konsep sebagai strategi pembelajaran untuk meninjau hasil belajar kognitif materi Struktur Tubuh Tumbuhan 2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division dengan strategi teka-teki silang dan peta konsep. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan pembelajaran dengan teka-teki silang dan peta konsep ditinjau dari hasil belajar kognitif materi Struktur Tubuh Tumbuhan? 2. Bagaimanakah keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan teka-teki silang dan peta konsep? E. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penggunaan pembelajaran antara teka-teki silang dan peta konsep ditinjau dari hasil belajar kognitif siswa dan mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan teka-teki silang dan peta konsep. 9

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Siswa Manfaat yang diperoleh siswa dari penelitian ini berupa pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran. Dari pengalaman yang telah diberikan tersebut harapannya dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa terhadap materi IPA khususnya materi Struktur Tubuh Tumbuhan dengan pembelajaran teka-teki silang atau peta konsep. 2. Guru Manfaat yang diperoleh guru dari penelitian ini adalah memperkenalkan guru pada strategi yang dapat digunakan untuk pembelajaran, sehingga dapat membantu guru dalam memberikan pembelajaran inovatif melalui pembelajaran teka-teki silang atau peta konsep. 3. Peneliti selanjutnya Manfaat yang diperoleh peneliti selanjutnya dari penelitian ini adalah memberikan usulan bagi peneliti lain sebagai acuan untuk pengembangan lebih lanjut mengenai proses pembelajaran IPA yang lebih baik. 10