BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN)

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS UNSUR INTERNAL WACANA DALAM ARTIKEL ILMIAH POPULER PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2013

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini diawali dengan latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BENTUK-BENTUK KOHESI WACANA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SMA KELAS X

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu,

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA KRIMINAL PADA KORAN JAWA POS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Mulyana (2005: 25) mengatakan bahwa wacana yang utuh adalah wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang terpadu dan menyatu. Aspek-aspek tersebut meliputi kohesi, koherensi, topik wacana, aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek fonologis, dan aspek semantis. Keutuhan wacana juga didukung oleh konteks terjadinya wacana tersebut. Sehubungan dengan pendapat Mulyana tersebut, Halliday & Hasan (1994: 65) menyebutkan wacana sebagai teks. Menurutnya, teks memiliki ciri-ciri kesetalian, maksudnya adalah kesatuan yang padu. Komponen-komponen pembangun wacana yang terletak setelah bagian awal dan bagian sebelumnya merupakan lingkungan bagi bagian selanjutnya. Komponen tersebut nantinya akan membentuk ide yang ada dalam wacana. Ide-ide tersebut sejalan dengan ideide yang dikemukakan sebelumnya, yang dibawa oleh pendengar atau pembaca dari sumber-sumber luar, yaitu konteks. Kehadiran wacana tidak dapat dilepaskan dengan konteks. Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur, seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan saluran. Unsur-unsur itu berhubungan dengan unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa 1

yang meliputi latar, penutur dan mitra tutur, hasil/tujuan, amanat, nada, jalur, norma, serta bentuk, dan ragam bahasa (Suwandi, 2008: 146). Konteks sangat penting untuk diperhatikan dalam wacana tulis maupun lisan. Khusus dalam wacana tulis, konteks perlu diperhatikan karena makna sebuah teks atau bagianbagiannya sering ditentukan oleh pengertian yang diberikan oleh teks lain. Teks tersebut dapat berwujud ujaran (kalimat), paragraf, atau pun wacana. Dengan demikian, suatu wacana dapat diterima maknanya jika aspek pembangun keutuhan wacana tersusun secara sistematis, padu, dan menyatu. Beberapa aspek pengutuh wacana dapat dikelompokkan ke dalam dua unsur, yaitu unsur kohesi dan unsur koherensi (Mulyana, 2005: 26). Unsur-unsur kohesi menjadi aspek yang berperan penting bagi terbentuknya wacana yang koheren. Sebuah wacana yang baik dan utuh harus memiliki syarat-syarat kohesi sekaligus koherensi. Selain itu, konteks yang terdapat dalam wacana akan memengaruhi keterkaitan unsur-unsur yang membangun keutuhan wacana. Sehubungan dengan keutuhan wacana, penelitian ini akan mengkaji sebuah wacana tulis berupa karya ilmiah (skripsi) yang ditulis oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Peneliti membatasi bahan kajian hanya pada bab pendahuluan khususnya bagian latar belakang masalah. Sesuai dengan pedoman menulis skripsi dan tugas akhir yang ditentukan oleh UMP (2003: 12), bagian latar belakang masalah berisi tentang masalah yang akan diteliti, penyebab masalah timbul, alasan masalah tersebut diplih, dan pentingnya masalah tersebut ditulis serta manfaat praktis hasil pembahasan. Jadi, pada bagian ini, penulis harus menyajikan 2

alasan yang melatarbelakangi sebuah penelitian sehingga penulisan latar belakang masalah sebaiknya ditulis dengan alur berpikir yang sistematis, logis, harmonis, dan tidak keluar dari topik, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. Menurut Kusmana (2010: 108) penyajian latar belakang dilakukan dengan cara mempertemukan teori atau konsep dengan fenomena yang terjadi. Penyajian bagian ini dapat pula dilakukan dengan menjabarkan suatu ketentuan, pedoman, peraturan yang seharusnya dilaksanakan tetapi kenyataannya tidak demikian sehingga menimbulkan masalah. Bagian ini dapat pula menyajikan prediksi logis terhadap sesuatu yang dianggap sebagai penyebab dari suatu fenomena yang menimbulkan masalah. Selanjutnya, Leo (2013: 68) juga berpendapat bahwa latar belakang masalah harus langsung membicarakan judul secara umum dan semakin spesifik. Menurutnya, penulisan latar belakang masalah sering kurang diperhatikan oleh mahasiswa. Pada umumnya, mahasiswa memberikan latar belakang masalah yang sangat umum dan terlalu melebar, bahkan tidak fokus pada atau tidak relevan dengan judul penelitian. Berdasarkan pendapat mengenai penyajian latar belakang masalah di atas, peneliti berasumsi bahwa penulisan latar belakang masalah sebuah penelitian dalam skripsi dibutuhkan kemampuan menyusun paragraf yang sistematis dan menggunakan alur berpikir yang logis sesuai dengan masalah penelitian. Selain itu, untuk mempertemukan teori maupun konsep dengan fenomena yang terjadi, penulis harus mampu menuliskannya dengan alur berpikir yang selaras atau harmonis dan membentuk makna yang utuh, sehingga pembaca dapat memahami isi tulisan. Hal ini sejalan dengan pendapat Pangaribuan (2008: 55) yang 3

menyatakan bahwa kesatuan makna dibangun oleh unsur-unsur bahasa melalui kesatuan bentuk (kohesi) dan kesatuan isi (koherensi). Jadi, suatu wacana yang baik adalah seperangkat kalimat atau tuturan yang kohesif dan koheren. Selanjutnya, kompetensi kewacanaan dapat dirumuskan sebagai kemampuan menginterpretasi maupun mengungkapkan seperangkat tuturan lisan atau tulisan secara kohesif dan koheren. Hal ini dapat diartikan bahwa kompetensi kewacanaan dibentuk oleh kemampuan penutur atau penulis dalam menguasai aspek-aspek kohesi dan koherensi kewacanaan (Pangaribuan, 2008: 55). Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki kompetensi kewacanaan yang baik karena mahasiswa tersebut telah menekuni bidang studi yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa. Salah satu keterampilan yang dikuasai untuk menghasilkan wacana tulis yang kohesif dan koheren adalah keterampilan menulis. Jadi, sudah selayaknya mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sudah berkompeten di bidang keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis yang dalam hal ini adalah menulis karya ilmiah (skripsi). Sehubungan dengan hal tersebut, Azis (2015) telah melakukan penelitian mengenai analisis paragraf dalam skripsi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Lakidende. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menganalisis bentuk pemarkah kohesi leksikal dan kohesi gramatikal pada paragraf dalam skripsi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Lakidende. Data dalam penelitian itu berupa paragraf yang terdapat dalam skripsi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 4

2010. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah paragraf sebanyak 306 diperoleh data dengan pemarkah kohesi leksikal sebanyak 243 data dan pemarkah kohesi gramatikal sebanyak 340 data. Pemarkah kohesi leksikal yang digunakan oleh mahasiswa antara lain: repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, korelasi, dan ekuivalensi. Selanjutnya, pemarkah kohesi gramatikal yang digunakan, yaitu: referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, dan pronomina. Jadi, berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui kompetensi kewacanaan dan penyajian alur berpikir mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto melalui skripsi yang ditulisnya dalam tiga tahun terakhir. Peneliti memfokuskan kajian ini pada bagian latar belakang masalah yang termuat dalam bab pendahuluan. Hal ini dikarenakan, latar belakang masalah merupakan subbab yang memuat asal mula timbulnya permasalahan penelitian sehingga penulisan pada subbab ini lebih banyak berisi argumen dan pemikiran/ide yang dimiliki oleh penulis. Dengan demikian, penelitian mengenai kompetensi kewacanaan dalam penulisan latar belakang masalah perlu dilakukan. Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam penyusunan kurikulum khususnya bagian materi dan ttujuan. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Kompetensi Kewacanaan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam Penulisan Latar Belakang Masalah pada Skripsi Tahun 2013-2015. 5

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menyusun wacana yang kohesif pada bagian latar belakang masalah skripsi yang termuat di bab pendahuluan? 2. Bagaimana kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menyusun wacana yang koheren pada bagian latar belakang masalah skripsi yang termuat di bab pendahuluan? 3. Bagaimana kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menyajikan alur berpikir (penalaran) yang termuat pada bagian latar belakang masalah skripsi di bab pendahuluan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menulis wacana yang kohesif pada bagian latar belakang masalah skripsi yang termuat di bab pendahuluan. 2. Mengetahui kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menulis wacana yang koheren pada bagian latar belakang masalah skripsi yang termuat di bab pendahuluan. 6

3. Mengetahui kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menyajikan alur berpikir (penalaran) yang termuat pada bagian latar belakang masalah skripsi di bab pendahuluan. D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada materi kebahasaan khususnya bidang analisis wacana tulis Bahasa Indonesia. b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya untuk menambah pengetahuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengenai kompetensi kewacanaan dalam karya ilmiah khususnya skripsi. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebagai dasar pertimbangan pengembangan materi perkuliahan keterampilan menulis. b. Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai kajian wacana tulis Bahasa Indonesia. 7