BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Mulyana (2005: 25) mengatakan bahwa wacana yang utuh adalah wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang terpadu dan menyatu. Aspek-aspek tersebut meliputi kohesi, koherensi, topik wacana, aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek fonologis, dan aspek semantis. Keutuhan wacana juga didukung oleh konteks terjadinya wacana tersebut. Sehubungan dengan pendapat Mulyana tersebut, Halliday & Hasan (1994: 65) menyebutkan wacana sebagai teks. Menurutnya, teks memiliki ciri-ciri kesetalian, maksudnya adalah kesatuan yang padu. Komponen-komponen pembangun wacana yang terletak setelah bagian awal dan bagian sebelumnya merupakan lingkungan bagi bagian selanjutnya. Komponen tersebut nantinya akan membentuk ide yang ada dalam wacana. Ide-ide tersebut sejalan dengan ideide yang dikemukakan sebelumnya, yang dibawa oleh pendengar atau pembaca dari sumber-sumber luar, yaitu konteks. Kehadiran wacana tidak dapat dilepaskan dengan konteks. Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur, seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan saluran. Unsur-unsur itu berhubungan dengan unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa 1
yang meliputi latar, penutur dan mitra tutur, hasil/tujuan, amanat, nada, jalur, norma, serta bentuk, dan ragam bahasa (Suwandi, 2008: 146). Konteks sangat penting untuk diperhatikan dalam wacana tulis maupun lisan. Khusus dalam wacana tulis, konteks perlu diperhatikan karena makna sebuah teks atau bagianbagiannya sering ditentukan oleh pengertian yang diberikan oleh teks lain. Teks tersebut dapat berwujud ujaran (kalimat), paragraf, atau pun wacana. Dengan demikian, suatu wacana dapat diterima maknanya jika aspek pembangun keutuhan wacana tersusun secara sistematis, padu, dan menyatu. Beberapa aspek pengutuh wacana dapat dikelompokkan ke dalam dua unsur, yaitu unsur kohesi dan unsur koherensi (Mulyana, 2005: 26). Unsur-unsur kohesi menjadi aspek yang berperan penting bagi terbentuknya wacana yang koheren. Sebuah wacana yang baik dan utuh harus memiliki syarat-syarat kohesi sekaligus koherensi. Selain itu, konteks yang terdapat dalam wacana akan memengaruhi keterkaitan unsur-unsur yang membangun keutuhan wacana. Sehubungan dengan keutuhan wacana, penelitian ini akan mengkaji sebuah wacana tulis berupa karya ilmiah (skripsi) yang ditulis oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Peneliti membatasi bahan kajian hanya pada bab pendahuluan khususnya bagian latar belakang masalah. Sesuai dengan pedoman menulis skripsi dan tugas akhir yang ditentukan oleh UMP (2003: 12), bagian latar belakang masalah berisi tentang masalah yang akan diteliti, penyebab masalah timbul, alasan masalah tersebut diplih, dan pentingnya masalah tersebut ditulis serta manfaat praktis hasil pembahasan. Jadi, pada bagian ini, penulis harus menyajikan 2
alasan yang melatarbelakangi sebuah penelitian sehingga penulisan latar belakang masalah sebaiknya ditulis dengan alur berpikir yang sistematis, logis, harmonis, dan tidak keluar dari topik, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. Menurut Kusmana (2010: 108) penyajian latar belakang dilakukan dengan cara mempertemukan teori atau konsep dengan fenomena yang terjadi. Penyajian bagian ini dapat pula dilakukan dengan menjabarkan suatu ketentuan, pedoman, peraturan yang seharusnya dilaksanakan tetapi kenyataannya tidak demikian sehingga menimbulkan masalah. Bagian ini dapat pula menyajikan prediksi logis terhadap sesuatu yang dianggap sebagai penyebab dari suatu fenomena yang menimbulkan masalah. Selanjutnya, Leo (2013: 68) juga berpendapat bahwa latar belakang masalah harus langsung membicarakan judul secara umum dan semakin spesifik. Menurutnya, penulisan latar belakang masalah sering kurang diperhatikan oleh mahasiswa. Pada umumnya, mahasiswa memberikan latar belakang masalah yang sangat umum dan terlalu melebar, bahkan tidak fokus pada atau tidak relevan dengan judul penelitian. Berdasarkan pendapat mengenai penyajian latar belakang masalah di atas, peneliti berasumsi bahwa penulisan latar belakang masalah sebuah penelitian dalam skripsi dibutuhkan kemampuan menyusun paragraf yang sistematis dan menggunakan alur berpikir yang logis sesuai dengan masalah penelitian. Selain itu, untuk mempertemukan teori maupun konsep dengan fenomena yang terjadi, penulis harus mampu menuliskannya dengan alur berpikir yang selaras atau harmonis dan membentuk makna yang utuh, sehingga pembaca dapat memahami isi tulisan. Hal ini sejalan dengan pendapat Pangaribuan (2008: 55) yang 3
menyatakan bahwa kesatuan makna dibangun oleh unsur-unsur bahasa melalui kesatuan bentuk (kohesi) dan kesatuan isi (koherensi). Jadi, suatu wacana yang baik adalah seperangkat kalimat atau tuturan yang kohesif dan koheren. Selanjutnya, kompetensi kewacanaan dapat dirumuskan sebagai kemampuan menginterpretasi maupun mengungkapkan seperangkat tuturan lisan atau tulisan secara kohesif dan koheren. Hal ini dapat diartikan bahwa kompetensi kewacanaan dibentuk oleh kemampuan penutur atau penulis dalam menguasai aspek-aspek kohesi dan koherensi kewacanaan (Pangaribuan, 2008: 55). Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki kompetensi kewacanaan yang baik karena mahasiswa tersebut telah menekuni bidang studi yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa. Salah satu keterampilan yang dikuasai untuk menghasilkan wacana tulis yang kohesif dan koheren adalah keterampilan menulis. Jadi, sudah selayaknya mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sudah berkompeten di bidang keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis yang dalam hal ini adalah menulis karya ilmiah (skripsi). Sehubungan dengan hal tersebut, Azis (2015) telah melakukan penelitian mengenai analisis paragraf dalam skripsi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Lakidende. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menganalisis bentuk pemarkah kohesi leksikal dan kohesi gramatikal pada paragraf dalam skripsi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Lakidende. Data dalam penelitian itu berupa paragraf yang terdapat dalam skripsi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 4
2010. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah paragraf sebanyak 306 diperoleh data dengan pemarkah kohesi leksikal sebanyak 243 data dan pemarkah kohesi gramatikal sebanyak 340 data. Pemarkah kohesi leksikal yang digunakan oleh mahasiswa antara lain: repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, korelasi, dan ekuivalensi. Selanjutnya, pemarkah kohesi gramatikal yang digunakan, yaitu: referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, dan pronomina. Jadi, berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui kompetensi kewacanaan dan penyajian alur berpikir mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto melalui skripsi yang ditulisnya dalam tiga tahun terakhir. Peneliti memfokuskan kajian ini pada bagian latar belakang masalah yang termuat dalam bab pendahuluan. Hal ini dikarenakan, latar belakang masalah merupakan subbab yang memuat asal mula timbulnya permasalahan penelitian sehingga penulisan pada subbab ini lebih banyak berisi argumen dan pemikiran/ide yang dimiliki oleh penulis. Dengan demikian, penelitian mengenai kompetensi kewacanaan dalam penulisan latar belakang masalah perlu dilakukan. Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam penyusunan kurikulum khususnya bagian materi dan ttujuan. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Kompetensi Kewacanaan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam Penulisan Latar Belakang Masalah pada Skripsi Tahun 2013-2015. 5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menyusun wacana yang kohesif pada bagian latar belakang masalah skripsi yang termuat di bab pendahuluan? 2. Bagaimana kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menyusun wacana yang koheren pada bagian latar belakang masalah skripsi yang termuat di bab pendahuluan? 3. Bagaimana kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menyajikan alur berpikir (penalaran) yang termuat pada bagian latar belakang masalah skripsi di bab pendahuluan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menulis wacana yang kohesif pada bagian latar belakang masalah skripsi yang termuat di bab pendahuluan. 2. Mengetahui kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menulis wacana yang koheren pada bagian latar belakang masalah skripsi yang termuat di bab pendahuluan. 6
3. Mengetahui kemampuan mahasiswa PBSI UMP dalam menyajikan alur berpikir (penalaran) yang termuat pada bagian latar belakang masalah skripsi di bab pendahuluan. D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada materi kebahasaan khususnya bidang analisis wacana tulis Bahasa Indonesia. b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya untuk menambah pengetahuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengenai kompetensi kewacanaan dalam karya ilmiah khususnya skripsi. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebagai dasar pertimbangan pengembangan materi perkuliahan keterampilan menulis. b. Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai kajian wacana tulis Bahasa Indonesia. 7