MAKALAH ETIKA PROFESI DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA OLEH KELOMPOK III Ihfah Khaerawaty Gau Ika Pustikawati Ines Safarayana Ismi Indrayani Azis Lely Nurfadillah Gani Meli Saturiski Muslimah Mutmainnah PO.71.4.203.14.1.020 PO.71.4.203.14.1.021 PO.71.4.203.14.1.022 PO.71.4.203.14.1.023 PO.71.4.203.14.1.024 PO.71.4.203.14.1.025 PO.71.4.203.14.1.026 PO.71.4.203.14.1.027 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR D-IV ANALIS KESEHATAN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Etika Profesi dengan Tenaga Kesehatan Lainnya ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini termasuk kepada dosen Etika profesi kami, Bapak Dra. Hj. Suryaningsih. S. Apt., M.M.Kes. Penulisan makalah ini bertujuan memberikan informasi tentang pentingnya etika profesi dengan tenaga kesehatan lainnya. Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana pepatah Tak ada gading yang tak retak. Oleh karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan kritik membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi para mahasiswa khususnya di jurusan Analis Kesehatan. Sekian dan Terima Kasih. Makassar, 08 Juni 2015 Ihfah Khaerawaty Gau, dkk DAFTAR ISI Halaman Sampul i Kata Pengantar.. ii Daftar Isi iii BAB I PENDAHULUAN 4 2
A. Latar Belakang.. 4 B. Rumusan Masalah.. 5 C. Tujuan Penulisan 5 D. Manfaat Penulisan.. 5 BAB II PEMBAHASAN 6 BAB III PENUTUP.. 11 A. Simpulan... 11 B. Saran 11 Daftar Pustaka.. 12 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada. Pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadisebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidakadanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan etika profesi? 2. Apa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan? 4
3. Bagaimana etika profesi terhadap tenaga kesehatan lainnya? C. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengertian dari etika profesi dan tenaga kesehatan, serta bagaimana etika profesi terhadap tenaga kesehatan lainnya. D. Manfaat Penulisan Sebagai acuan untuk mengetahui pengertian dari etika profesi dan tenaga kesehatan, serta bagaimana etika profesi terhadap tenaga kesehatan lainnya. BAB II PEMBAHASAN 5
A. Etika Profesi Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakantindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut. Ciri-ciri Profesi : o Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki o o o o o sebuah profesi; Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan; Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. Adanya proses lisensi atau sertifikat; Adanya organisasi; Otonomi dalam pekerjaannya. Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu : a. Keahlian (memiliki pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih) b. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal maupun non verbal) c. Profesionalisme (mengetahui apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan) 6
B. Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan adalah setiap individu yang bekerja atau mengabdi di bidang kesehatan, cukup pengetahuan dan keterampilan serta pernah menempuh pendidikan di bidang kesehatan. Dalam UU Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 11 ayat (1) Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari: a. Tenaga medis b. Tenaga psikologi klinis c. Tenaga keperawatan d. Tenaga kebidanan e. Tenaga kefarmasian f. Tenaga kesehatan masyarakat g. Tenaga kesehatan lingkungan h. Tenaga gizi i. Tenaga keterapian fisik j. Tenaga keteknisan medis k. Tenaga teknik biomedika l. Tenaga kesehatan tradisional; dan m. Tenaga kesehatan lain C. Etika Profesi dengan Tenaga Kesehatan Lain Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 11, menyatakan bahwa tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi: a. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. b. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga psikologi klinis adalah psikologi klinis. c. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keperawatan yang terdiri atas berbagai jenis perawat. d. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kebidanan adalah bidan. e. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. 7
f. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan masyarakat yang terdiri atas epidomiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga. g. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan lingkungan yang terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan, entimolog kesehatan dan mikrobiolog kesehatan. h. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi yang terdiri atas nutrisionis dan dietisien. i. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik yang terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara dan akupuntur. j. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keteknisan medis yang terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, piñata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiolologis. k. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik biomedika terdiri atas radiographer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medic, fisikawan medic, radioterapis, dan ortotik prostetik. l. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan tradisional terdiri atas tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan. m. Tenaga kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri. Adapun etika profesi yang harus dilakukan terhadap tenaga kesehatan lain, adalah sebagai berikut. 1. Menghormati hak-hak dari tenaga kesehatan lain Setiap tenaga kesehatan memiliki hak masing-masing dalam melaksanakan profesinya baik dengan sesama maupun dengan tenaga kesehatan profesi yang lainnya. Untuk itu perlu adanya rasa saling 8
menghormati antar tenaga kesehatan satu dengan tenaga kesehatan yang lainnya, sehingga terciptalah suatu hubungan yang harmoni tanpa adanya perpecahan dalam ruang lingkup profesi kesehatan. 2. Memperlakukan setiap tenaga kesehatan lain dalam batas-batas norma yang berlaku Setiap tenaga kesehatan lain perlu diperlakukan dengan baik dalam batas-batas norma tertentu. Sesuai dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 60 yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertanggung jawab untuk mengabdikan diri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Maka dalam hal ini setiap tenaga kesehatan perlu menjaga sikap dan perilaku terhadap tenaga kesehatan lainnya, sebab setiap profesi kesehatan akan saling membutuhkan sesuai dengan tugas profesinya masing-masing. 3. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi Setiap tenaga kesehatan perlu untuk menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi guna menjalin hubungan kerjasama yang baik. Selain itu jika hal ini tidak dilakukan maka akan berdampak secara tidak langsung terhadap pasien dan masyarakat sekitar lingkungan tenaga kesehatan. 4. Membina hubungan kerjasama yang baik Setiap tenaga kesehatan perlu untuk membina hubungan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi. Untuk itu perlu rasa saling menghargai antara sesama tenaga kesehatan guna membangun kerjasama yang baik, yang secara tidak langsung akan berdampak positif terhadap pasien dan masyarakat disekitar tenaga kesehatan. 9
BAB III PENUTUP A. Simpulan Dari makalah yang telah dipaparkan diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa etika profesi yang harus dilakukan terhadap tenaga kesehatan lain, adalah antara lain: 1. Menghormati hak-hak dari tenaga kesehatan lain 2. Memperlakukan setiap tenaga kesehatan lain dalam batas-batas norma B. Saran yang berlaku 3. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi 4. Membina hubungan kerjasama yang baik Menyadari bahwa kami selaku penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di ats dengan sumber-sumber yang lebih banyak, yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. 10
DAFTAR PUSTAKA Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan. IAKI SULSEL Blog. 2011. Etika Profesi Analis Kesehatan. (http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html). Diakses pada tanggal 08 Juni 2015. Laras Dosti. 2012. Pentingnya Etika Profesi. (http://solaras.blogspot.com/2012/12/pentingnya-etika-profesi.html). Diakses pada tanggal 08 Juni 2015. Rahman Syamsuddin. 2011. Etika Profesi dan Kode Etik Kesehatan. (http://rahman7syamsuddin.blogspot.com/2011/02/etika-profesi-dan-kode-etikkesehatan.html). Diakses pada tanggal 08 Juni 2015. Blog Kesehatan. 2014. Pengertian Tenaga Kesehatan. (sehat.link/pengertiantenaga-kesehatan.info). Diakses pada tanggal 08 Juni 2015. 11