MAKALAH ETIKA PROFESI DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014

Aspek Etik dan Hukum Kesehatan

KODE ETIK PEDOMAN PERILAKU HAKIM. Oleh: Suparman Marzuki

SISTEM PELAYANAN PERIZINAN TENAGA KESEHATAN. Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN Drg. Hj. USMA POLITA NASUTION, M. Kes

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA )

PERCEPATAN REGISTRASI NAKES MELALUI STR ONLINE OLEH : KETUA DEVISI REGISTRASI MTKP SULSEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebuah survei pendapat dari arsitek Afrika Selatan, quantity survetor,

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Jelaskan alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan! Apa yang akan terjadi bilamana profesi keteknikan tanpa etika?

Pokok bahasan. Kesehatan

RENCANA KEBUTUHAN DAN PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN TERKAIT UU NAKES. Oleh : Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

TABEL KELOMPOK MAP. S.1 Kesehatan Masyarakat Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Profesionalisme dan Kode Etik

Formulir RL 2 DATA KETENAGAAN

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

ETIKA PROFESI; Lanjutan

KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN. Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm

ALOKASI FORMASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAGI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN KESEHATAN RI T.A 2013

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Etika Profesi. disusun oleh: Matiinu Yusa Putra ( )

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENT ANG TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RAHASIA KEDOKTERAN. Dr.H Agus Moch. Algozi, SpF, DFM. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga PENDAHULUAN

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana

Pertemuan 2 ETIKA PROFESI

MAKALAH UNDANG UNDANG KESEHATAN Kode Etik Farmasis

Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme. seorang Profesional

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati

KODE ETIK PSIKOLOGI SANTI E. PURNAMASARI, M.SI., PSIKOLOG. Page 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

RL 2 : Data Ketenagaan Rumah Sakit

BUPATI BATANG PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

Evaluasi kepatuhan RSU GMIM Bethesda Tomohon dalam penempatan tenaga kesehatan sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014

5. HAKEKAT PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG RM dan PERTAURAN TERKAIT LAINNYA LILY WIDJAYA,SKM.,MM D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sejak tahun 1960-an. Hal ini terjadi sebagai bentuk respon ketidakpuasan terhadap

ETIKA PROFESI PURWATI

LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WARNA/KELOMPOK MAP BERKAS PELAMAR CPNS KEMENKES

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

PENGANTAR ETIKA PROFESI

Draft Tanggal 21 Maret 2011

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/20M.PAN/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

PERAN NAKES DALAM PENINGKATAN CAKUPAN, JANGKAUAN DAN KUALITAS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekretaris Dekan tentunya mempunyai

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2009

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR

PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KABUPATEN BLORA. Disampaikan oleh : BAMBANG SETYA KUNANTO, SE Kepala Bidang Mutasi Pegawai BKD Blora

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM ALOKASI FORMASI ASN. Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E. M. Eng. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB

Disampaikan oleh Biro Kepegawaian Yogyakarta, 3 Oktober 2014 KEBIJAKAN FORMASI D-IV KESEHATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN MENTERl KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/110/2016 TENTANG KEANGGOTAAN MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 19 TAHUN 2016 T E N T A N G TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

PROFESI. A. Pengertian Profesi

ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK KONSULTAN PAJAK INDONESIA. Oleh Bambang Kesit PROGRAM MAKSI-PPAK FE-UII YOGYAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WFRESIOEN. b. bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakal

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

Kualitas SDM Kesehatan

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

PENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006

Pengertian Etika. Memahami, mengerti, dan menjelaskan profesi, tata laku, dan etika berprofesi di bidang teknologi informasi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI No.269/MENKES/PER/III/2008

Pertemuan ke-2. MK. Etika dan Profesi. Dr. I Wayan S. Wicaksana 02. Profesi (MK. Etika Profesi) 1

Kebijakan STR Tenaga Kesmas oleh MTKI

MODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 4. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN KESEHATAN

Etika, etika profesi Dan kode etik perekam medis

KURIKULUM PENDIDIKAN D-III TENAGA KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LOGO PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

P E N G U M U M A N NOMOR : 810/ 1363 / /2010 PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DARI PELAMAR UMUM DI LINGKUNGAN KOTA MOJOKERTO

Kebijakan Implementasi Uji Kompetensi

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Transkripsi:

MAKALAH ETIKA PROFESI DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA OLEH KELOMPOK III Ihfah Khaerawaty Gau Ika Pustikawati Ines Safarayana Ismi Indrayani Azis Lely Nurfadillah Gani Meli Saturiski Muslimah Mutmainnah PO.71.4.203.14.1.020 PO.71.4.203.14.1.021 PO.71.4.203.14.1.022 PO.71.4.203.14.1.023 PO.71.4.203.14.1.024 PO.71.4.203.14.1.025 PO.71.4.203.14.1.026 PO.71.4.203.14.1.027 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR D-IV ANALIS KESEHATAN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Etika Profesi dengan Tenaga Kesehatan Lainnya ini dapat terselesaikan.

Dalam penulisan makalah ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini termasuk kepada dosen Etika profesi kami, Bapak Dra. Hj. Suryaningsih. S. Apt., M.M.Kes. Penulisan makalah ini bertujuan memberikan informasi tentang pentingnya etika profesi dengan tenaga kesehatan lainnya. Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana pepatah Tak ada gading yang tak retak. Oleh karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan kritik membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi para mahasiswa khususnya di jurusan Analis Kesehatan. Sekian dan Terima Kasih. Makassar, 08 Juni 2015 Ihfah Khaerawaty Gau, dkk DAFTAR ISI Halaman Sampul i Kata Pengantar.. ii Daftar Isi iii BAB I PENDAHULUAN 4 2

A. Latar Belakang.. 4 B. Rumusan Masalah.. 5 C. Tujuan Penulisan 5 D. Manfaat Penulisan.. 5 BAB II PEMBAHASAN 6 BAB III PENUTUP.. 11 A. Simpulan... 11 B. Saran 11 Daftar Pustaka.. 12 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada. Pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadisebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidakadanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan etika profesi? 2. Apa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan? 4

3. Bagaimana etika profesi terhadap tenaga kesehatan lainnya? C. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengertian dari etika profesi dan tenaga kesehatan, serta bagaimana etika profesi terhadap tenaga kesehatan lainnya. D. Manfaat Penulisan Sebagai acuan untuk mengetahui pengertian dari etika profesi dan tenaga kesehatan, serta bagaimana etika profesi terhadap tenaga kesehatan lainnya. BAB II PEMBAHASAN 5

A. Etika Profesi Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakantindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut. Ciri-ciri Profesi : o Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki o o o o o sebuah profesi; Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan; Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. Adanya proses lisensi atau sertifikat; Adanya organisasi; Otonomi dalam pekerjaannya. Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu : a. Keahlian (memiliki pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih) b. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal maupun non verbal) c. Profesionalisme (mengetahui apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan) 6

B. Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan adalah setiap individu yang bekerja atau mengabdi di bidang kesehatan, cukup pengetahuan dan keterampilan serta pernah menempuh pendidikan di bidang kesehatan. Dalam UU Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 11 ayat (1) Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari: a. Tenaga medis b. Tenaga psikologi klinis c. Tenaga keperawatan d. Tenaga kebidanan e. Tenaga kefarmasian f. Tenaga kesehatan masyarakat g. Tenaga kesehatan lingkungan h. Tenaga gizi i. Tenaga keterapian fisik j. Tenaga keteknisan medis k. Tenaga teknik biomedika l. Tenaga kesehatan tradisional; dan m. Tenaga kesehatan lain C. Etika Profesi dengan Tenaga Kesehatan Lain Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 11, menyatakan bahwa tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi: a. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. b. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga psikologi klinis adalah psikologi klinis. c. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keperawatan yang terdiri atas berbagai jenis perawat. d. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kebidanan adalah bidan. e. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. 7

f. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan masyarakat yang terdiri atas epidomiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga. g. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan lingkungan yang terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan, entimolog kesehatan dan mikrobiolog kesehatan. h. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi yang terdiri atas nutrisionis dan dietisien. i. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik yang terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara dan akupuntur. j. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keteknisan medis yang terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, piñata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiolologis. k. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik biomedika terdiri atas radiographer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medic, fisikawan medic, radioterapis, dan ortotik prostetik. l. Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan tradisional terdiri atas tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan. m. Tenaga kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri. Adapun etika profesi yang harus dilakukan terhadap tenaga kesehatan lain, adalah sebagai berikut. 1. Menghormati hak-hak dari tenaga kesehatan lain Setiap tenaga kesehatan memiliki hak masing-masing dalam melaksanakan profesinya baik dengan sesama maupun dengan tenaga kesehatan profesi yang lainnya. Untuk itu perlu adanya rasa saling 8

menghormati antar tenaga kesehatan satu dengan tenaga kesehatan yang lainnya, sehingga terciptalah suatu hubungan yang harmoni tanpa adanya perpecahan dalam ruang lingkup profesi kesehatan. 2. Memperlakukan setiap tenaga kesehatan lain dalam batas-batas norma yang berlaku Setiap tenaga kesehatan lain perlu diperlakukan dengan baik dalam batas-batas norma tertentu. Sesuai dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 60 yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertanggung jawab untuk mengabdikan diri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Maka dalam hal ini setiap tenaga kesehatan perlu menjaga sikap dan perilaku terhadap tenaga kesehatan lainnya, sebab setiap profesi kesehatan akan saling membutuhkan sesuai dengan tugas profesinya masing-masing. 3. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi Setiap tenaga kesehatan perlu untuk menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi guna menjalin hubungan kerjasama yang baik. Selain itu jika hal ini tidak dilakukan maka akan berdampak secara tidak langsung terhadap pasien dan masyarakat sekitar lingkungan tenaga kesehatan. 4. Membina hubungan kerjasama yang baik Setiap tenaga kesehatan perlu untuk membina hubungan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi. Untuk itu perlu rasa saling menghargai antara sesama tenaga kesehatan guna membangun kerjasama yang baik, yang secara tidak langsung akan berdampak positif terhadap pasien dan masyarakat disekitar tenaga kesehatan. 9

BAB III PENUTUP A. Simpulan Dari makalah yang telah dipaparkan diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa etika profesi yang harus dilakukan terhadap tenaga kesehatan lain, adalah antara lain: 1. Menghormati hak-hak dari tenaga kesehatan lain 2. Memperlakukan setiap tenaga kesehatan lain dalam batas-batas norma B. Saran yang berlaku 3. Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi 4. Membina hubungan kerjasama yang baik Menyadari bahwa kami selaku penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di ats dengan sumber-sumber yang lebih banyak, yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. 10

DAFTAR PUSTAKA Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan. IAKI SULSEL Blog. 2011. Etika Profesi Analis Kesehatan. (http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html). Diakses pada tanggal 08 Juni 2015. Laras Dosti. 2012. Pentingnya Etika Profesi. (http://solaras.blogspot.com/2012/12/pentingnya-etika-profesi.html). Diakses pada tanggal 08 Juni 2015. Rahman Syamsuddin. 2011. Etika Profesi dan Kode Etik Kesehatan. (http://rahman7syamsuddin.blogspot.com/2011/02/etika-profesi-dan-kode-etikkesehatan.html). Diakses pada tanggal 08 Juni 2015. Blog Kesehatan. 2014. Pengertian Tenaga Kesehatan. (sehat.link/pengertiantenaga-kesehatan.info). Diakses pada tanggal 08 Juni 2015. 11