BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu)

BAB I PENDAHULUAN. Al-Amin (dapat dipercaya). Rasulullah mewajibkan kepada kita untuk dapat selalu

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 1. lembaga Amil Zakat (LAZ). Kedua keduanya telah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Dalam Pengembangan Usaha. Mikro di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Fundraising ZIS pada BAZDA Kabupaten Rembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Key Success Factor BAZNAS

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

Di dalam al-quran telah disebutkan bahwa zakat diperuntukkan kepada 8 as{na>f, sebagaimana surah al- Taubah ayat 60 berikut;

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa,dan haji. Melaksanakan zakat adalah wajib,

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh

BAB IV ANALISIS DATA. dibentuk masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah untuk melakukan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (BKKBN) dalam Diskusi dua mingguan Pimpinan BKKBN dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB V PENUTUP. simpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 9001:2008 dengan perencanaan mutu sebagai berikut:

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dan tanggung jawab moral umat Islam dalam upaya menghapus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

PEMERINGKATAN (RATING) LPZ DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB V PENUTUP. dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. oleh peneliti maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Analysis of Source and Uses of Zakat Fund That Influencing of Community Empowerment (Case Study In Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. Islam berguna untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia 230.641.326 juta jiwa, dimana mayoritas penduduknya adalah muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia (www.bps.go.id). Disisi lain, kekayaan alam Indonesia yang melimpah, potensi dana filantropi yang sangat besar dan keberadaan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang cukup banyak, ternyata belum mampu mensejahterakan masyarakat. Fakta yang terjadi adalah masih terjadinya ketimpangan kesejahteraan. Meskipun pemerintah telah memiliki peta kemiskinan perwilayah yang senantiasa di update setiap tahunnya dan tersaji dalam laporan statistik, namun belum memiliki peta potensi dana filantropi yang dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Meskipun Negara Indonesia mayoritas penduduknya muslim, gerakan zakat masih bersifat sporadik dan konvensional. Maksudnya adalah penghimpunan zakat hanya dilakukan pada waktu tertentu yaitu pada bulan ramadhan, serta hanya berdasarkan kesepakatan dalam penghimpunan dan distribusi dana zakat, hal ini menjadikan penghimpunan dan distribusi zakat kurang optimal. Hal ini tidak sejalan dengan makna surat Al-Ma un ayat 1-6 yang memiliki makna bahwa kita harus peduli dengan orang-orang miskin 1

2 tetapi secara bersamaan banyak orang yang benci dengan kemiskinan. Zakat merupakan rukun islam yang harus ditunaikan bagi orang-orang yang mampu. Kemudian, zakat digunakan untuk meningkat kesejahteraan masyarakat hingga mampu hidup mandiri, zakat di peruntukan pada orangorang yang termasuk dalam delapan asnaf sesuai dengan Al-Qur an surat At- Taubah ayat 60. Disisi lain, pengelolaan dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS) oleh Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ), seharusnya dapat memberikan kontribusi terhadap masalah kemiskinan dalam hal membantu meningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat yang hidup miskin belum tersentuh oleh hasil distribusi ZIS, dikarenakan program Lembaga Penghimpunan Zakat (LPZ) yang manfaatnya bagi umat belum dirasakan secara signifikan. Dalam laporan penghimpunan dan distribusi ZIS BAZNAS pada akhir tahun 2015 dana ZIS yang berhasil dihimpun berjumlah Rp. 98,47 milyar, namun Badan Zakat Nasional baru mampu menyalurkan dana ZISnya sebesar Rp. 26,19 milyar (www.pusat.baznas.go.id). Menurut penelitian BAZNAS dan IPB pada tahun 2011, potensi zakat di indonesia mencapai Rp. 217 triliun pertahun (www.forumzakat.org). Berdasarkan laporan BAZNAS pada akhir tahun 2015 dana ZIS berhasil menghimpun Rp. 98,47 milyar hal ini belum sebanding dengan jumlah penduduk muslim. Sedangkan jumlah kemiskinan pada tahun 2015 yang ada di Indonesia berjumlah 28513.57 ribu jiwa

3 (www.bps.go.id). Penghimpunan dan distribusi zakat nasional masih jauh dari potensi yang diharapkan. Rendahnya penghimpunan ZIS oleh amil zakat disebabkan kurangnya sosialisasi dan pemahaman masyarakat mengenai ZIS, tingkat kepercayaan masyarakat kepada lembaga ZIS, serta kebiasaan menyalurkan zakat secara langsung oleh muzaki kepada mustahiq. Menurut hasil survey PIRAC (Public Interest Recearch and Advokasi) pada tahun 2008 masyarakat indonesia cenderung memberikan sumbangan secara langsung ke penerima 76,3 persen daripada melalui lembaga amil zakat 23,7 persen (www.ugm.ac.id). Untuk itu LAZ harus menjaga reputasi sikap amanah dan profesionalitas merupakan modal utama bagi lembaga-lembaga ZIS dalam mengoptimalkan penghimpunan ZIS. Maka, dibutuhkan strategi, kreatifitas, dan inovasi lembaga zakat, infak, dan sedekah untuk menarik para muzaki untuk menyalurkan dana ZISnya melalui lembaga. Uraian diatas menunujukan bahwa potensi zakat, infak dan sedekah masih jauh dari realisasi penerimaan dana ZIS. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen organisasi yang baik untuk meningkatkan kinerja organisasi supaya OPZ dapat mengoptimalkan penghimpunan serta distribusi dana ZIS secara tepat guna. Untuk mengukur penghimpunan dan distribusi ZIS optimal dalam penelitian ini adalah teori manajemen George R. Terry, yaitu planning, organizing, actuating, controlling. Karena teori paling sederhana untuk memahami pengelolaan lembaga supaya hasil yang diperoleh maksimal.

4 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul Optimalisasi Penghimpunan dan Distribusi Zakat, Infak, dan Sedekah Studi Komparatif Rumah Zakat dan Nurul Hayat Cabang Yogyakarta. Pemilihan objek penelitian ini peneliti alasan Rumah Zakat dalam penghimpunannya menggunakan program keagenan, yaitu ZAA (Zakat Autorised Agency) sistem kerjanya keagenan jasa penghimpunan ZIS. Dengan adanya ZAA diharapkan penghimpunan ZIS dapat optimal serta dapat menyentuh lapisan pedesaan tidak hanya perkotaan saja dan bisa lebih banyak mengajak orang-orang untuk sadar zakat. Program ini efisiensi karena untuk mencapai target potensi zakat tersebut tidak harus berstatus amil/karyawan, tetapi menjalin kerjasama menjadi agen penghimpunan. Disisi lain, Rumah zakat memiliki visi lembaga filantropi Internasional berbasis pemberdayaan yang profesional. Sedangkan, Nurul Hayat merupakan lembaga milik ummat yang mandiri artinya lembaga yang dipercaya oleh umat karena mengedepankan transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana-dana amanah ummat dengan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dan konsisten menerapkan budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin). Sedangkan lembaga mandiri artinya dalam operasionalnya, misal gaji karyawan tidak mengambil dari dana zakat, infak dan sedekah dari ummat, tetapi diambilkan dari hasil usaha yayasan, misal dari usaha aqiqah, KSP dll. Sehingga dana keseluruhan dari penghimpunan ZIS dapat disalurkan dengan optimal melalui program layanan sosial dan dakwah Nurul Hayat. Selain itu, di Nurul Hayat memberikan intensif bagi guru-guru TPA dan para penghafal

5 Al-Qur an untuk memotivasi dan menjaga hafalan-hafalan Al-Qur an, serta semangat mengajari orang-orang yang mau belajar ngaji Al-Qur an. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penghimpunan dan distribusi ZIS dengan tolak ukur optimal teori George R. Terry, yaitu Planning, Organizing, Actuating, Contolling. Berdasarkan penelitian sebelumnya, bahwa optimalisasi ZISWAF belum mencapai standar optimal dikarenakan beberapa kendala, yaitu kurangnya Sumber Daya Manusia yang berkonsentrasi dalam mengomptimalkan pengelolaan ZISWAF dan belum turunya status hukum yang resmi dalam pengelolaan dana ZIS, namun dalam penelitian tersebut tolak ukur optimalnya tidak jelas. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perbandingan Optimalisasi penghimpunan dan distribusi zakat, infaq, sedekah antara Rumah Zakat dan Nurul Hayat? 2. Bagaimana perbandingan strategi lembaga Rumah Zakat dan lembaga Nurul Hayat dalam memaksimalkan pengelolaan ZIS? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbandingan optimalisasi penghimpunan dan distribusi ZIS antara lembaga Rumah Zakat dan Nurul Hayat. 2. Untuk mengetahui perbandingan strategi Rumah Zakat dan Nurul Hayat dalam memaksimalkan pengelolaan ZIS.

6 D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu : 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman berharga bagi peneliti, sehingga sedikit banyak penelitian dapat mengaplikasikan teori yang telah peneliti terima selama duduk di bangku perkuliahan. 2. Bagi Rumah Zakat dan Nurul Hayat Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran atau evaluasi dalam penghimpunan dan distribusi zakat, infaq dan sedekah sehingga lembaga memperoleh hasil maksimal dan mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia.