BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kejadian yang fisiologis/ alamiah, akan tetapi di dalam prosesnya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, melakukan kunjungan neonatus, ibu pasca salin memilih alat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi.proses tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

BAB I PENDAHULUAN. persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan fisik dan emosi dari ibu setra perubahan sosial dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

keselamatan ibu dan bayi. Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) perlu didukung upaya untuk mencapai universal coverage pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan merupakan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB 1 PEDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang alami artinya perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan yang ia terima.

BAB I PENDAHULUAN. perinatal (Marmi, 2011 : 21). Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. setiap perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan, persalinan dan nifas

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas.2013:169). sampai bulan November jumlah K1 33, K4 33, Persalinan Nakes 33, dari

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus diwaspadai

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan kunjungan antenatal ke petugas kesehatan minimal 4 kali

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (fertilisasi) sampai lahirnya janin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hamil sehingga dapat membahayakan ibu dan janin jika mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka. Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan hasil pembuahan sel telur dari perempuan

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan yaitu asuhan kehamilan, pesalinan, bayi baru lahir, nifas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kematian ibu adalah kematian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah persalinan dapat terjadi adanya suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut.kehamilan, kelahiran dan menjadi ibu adalah suatu peristiwa fisiologis normal dalam kehidupan seorang perempuan. Peristiwa ini merupakan suatu perayaan keluarga yang membahagiakan bukan suatu mimpi buruk yang menyakitkan. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity of midwifery care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terusmenerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu kewaktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai enam mingggu pertama postpartum (Pratami, 2014). Menurut Dinkes Ponorogo pada tahun 2016 didapatkan hasil berupa : AKI 109,98/ 100.000 kelahiran hidup, K1 8796, K4 801, bayi baru lahir hidup laki-laki sebesar 4313 kelahiran, bayi baru lahir perempuan sebesar 4179 kelahiran, keguguran sebesar 297 kasus, partus lama sebesar 373, persalinan di tolong dukun 19 persalinan tenaga kesehatan 8478, KB aktif sebanyak 1289. Cakupan kunjungan neonatus (KN) lengkap sejumlah 8805 bayi, hanya ada 4000 orang ibu yang menggunakan alat kontrasepsi pascasalin, 4805 orang sisanya belum menggunakan alat kontrasepsi 1

2 dikarenakan berbagai penyebab seperti : belum ada keinginan untuk KB, anak masih kecil, serta suami pergi keluar negri.kematian ibu banyak terjadi pada masa nifas yang dapat disebabkan karena perawatan masa nifas yang dilakukan oleh ibu kurang optimal, sehingga masa nifas merupakan masa yang rawan akan kematian (Listiyaningsih dkk, 2012). Faktor-faktor utama yang menyebabkan kelompok wanita kebutuhan kontrasepsi tidak terpenuhi antara lain berkaitan dengan masalah keuangan, aspek kejiwaan, medis, waktu dan biaya pelayanan, resiko kesehatan serta hambatan sosial. Mereka berpendapat bahwa urusan kontrasepsi merupakan suatu hal yang mahal dan perlu waktu yang lama. Bagi mereka yang bermasalah dengan keuangan, akan merasa terbebani. Maka, mereka lebih memutuskan untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi, walaupun mereka sudah tidak menginginkan penambahan anak lagi (Rahmawati dkk,2013). Upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu adalah dengan melaksanakan safe motherhood. Upaya dari empat pilar safe motherhood adalah pelayanan antenatal, keluarga berencana, Persalinan bersih dan aman dan pelayanan obstetri esensial. Pelayanan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang telah ditemukan (Purnami dkk, 2007). Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan factor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan pendarahan postpartum. Penyebab ini dapat di minimalisir apabila kualitas antenatal care dilaksanakan dengan baik. Keluarga berencana memberikan konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk pasangan dan individu. Dengan demikian pelayanan keluarga berencana harus menyediakan informasi dan konseling yang

3 lengkap dan juga pemilihan metode kontrasepsi darurat. Program keluarga berencana memiliki peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, menunda usia kehamilan dan menjarangkan kehamilan. Persalinan bersih dan aman adalah persalinan yang harus di tolong oleh tenaga kesehatan professional yang memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman, tenaga kesehatan yang mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut, tenaga kesehatan harus siap melakukan rujukan komplikasi persalinan yang tidak dapat diatasi ketingkat pelayanan yang lebih mampu. Pelayanan obstetric esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan resiko tinggi atau komplikasi di upayakan agar berada dalam jangkauan setiap hamil, meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan dalam mengatasi resiko tinggi dan komplikasi kehamilan atau persalinan. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu muda < 20 tahun, terlalu tua> 35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3 tahun). Sebanyak 54,2 per 1000 perempuan dibawah usia 20 tahun telah melahirkan, sementara perempuan yang melahirkanusiadiatas 40 tahun sebanyak 207 per 1000 kelahiranhidup. Hal ini di perkuatoleh data yang menunjukan masih adanya umur perkawinan pertama pada usia yang amat muda ( < 20 tahun ) sebanyak 46,7% dari semua perempuan yang telah menikah. Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalah jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan sudah relatif tersebar keseluruh wilayah Indonesia, namun kompetensi masih belum memadai. Demikian juga secara kuantitas, jumlah puskesmas PONED dan RS PONEK meningkat namun

4 belum diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Peningkatan kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada masa remaja, menjadi factor penting dalam penurunan AKI dan AKB, dimulai tahun 2011 kementrian kesehatan meluncurkan program jaminan persalinan ( Jampersal). Maksud dan tujuan program ini adalah untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas oleh ibu tenaga kesehatan, meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan, meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan, meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, serta terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efesien, efektif, transparan, dan akuntabel. peserta program Jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas ( pasca melahirkan sampai 42 hari ) dan bayi baru lahir ( 0-28 hari ) yang belum memiliki jaminan biaya kesehatan (Rumiati dkk, 2012). Dalam rangka pengendalian jumlah penduduk dan menurunkan angka kematian ibu, pemerintah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) sejak tahun 1970 dimana tujuannya auntuk memenuhi permintaan pelayanan KB dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, serta mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas penduduk dan mewujudkan keluarga kecil berkualitas ( Astuti, 2012). Berdasarkan pengalaman di Bidan Praktek Mandiri (BPM) terdapat data pada bulan Januari sampai November 2016, kunjungan K1 sebanyak 58 ibu hamil, sedangkan kunjungan K4 sebanyak 51 orang (90%), 5 diantaranya yang tidak melakukan kunjungan K4 salah satunya di sebabkan karena faktor ekonomi dan Ibu bukan peserta BPJS sehingga ibu malas memeriksa kehamilannya sedangkan hal tersebut dapat berdampak buruk pada perkembangan janin dan kesehatan ibu. Dengan tidak adanya pengawasan terhadap perkembangan bayi, dan keadaan ibu dapat

5 mengakibatkan KEK (kekurangan energy kronik). Pengaruh kurang energy kronis pada ibu yaitu akan terjadi KKP (kurang kalori protein), anemia, produksi ASI berkurang, pada persalinan pengaruhnya dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature) dan perdarahan. Terhadap janin antara lain menimbulkan keguguran atau abortus, bayi lahir mati, kwmtian neonatal, cacat bawaaan anemia pada bayi, bayi dengan berat badan lahir rendah (Purwitasari, 2009) Jumlah persalinan tercatat 21 persalinan, 17 ibu bersalin normal, sedangkan 4 persalinan dengan kegawatdaruratan. Kegawatdaruratan ini di karenakan adanya pertus macet sehingga pasien harus di rujuk kerumah sakit. Ibu adalah seorang primipara. Pada saar melahirkan ibu mengalami kala II memanjang. Hal itu terjadi di karenakan oleh faktor power lemahnya bkekuatan ibu mengejan.setelah pembukaan lengkap ibu sudah mengejan selama lebih dari 2 jam namun tidak tejadi kemjajuan persalinan. Persalinan tidak boleh melebihi waktu 24 jam, dalan periode waktu tersebut persalinan harus sedah berlangsung. Sebaiknya bidan jangan mencoba untuk memberikan pengobatan apapun pada persalinan yang berlangsung melebihi 24 jam karena bahanya sangat besar. Sebaiknya dilakukan konsultasi atau rujukan ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas yang lengkap (Chandradinta, 2010). Jika tidak segera dirujuk, bayi bisa mengalami asfiksia karena ketuban sudah pecah. Layanan kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama kehamilan, persalinan sampai enam minggu postpartum, dan keluarga berencana. Berdasarkan kondisi di atas maka penulis ingin mempelajari bagaimana memberikan asuhan continuity of careselama masa hamil, bersalin, nifas, neonatus dan pelayanan keluarga berencana menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang didokumentasikan sebagai Laporan Tugas Akhir.

6 2. Pembatasan Masalah Bagaimanakah penerapan asuhan kebidanan continuity of care,diberikan pada ibu hamil trimester III, bersalin,nifas, neonatus, dan KB 3. Tujuan Penyusunan LTA a. TujuanUmum Mahasiswa mampu memberikan asuhan secara Continuity Of Care dan komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, masa nifas, neonatus, dan KB dengan menggunakan pendekatan menejemen kebidanan. b. Tujuan Khusus 1. Melakukan Asuhan Kebidanan Pada kehamilan TM III meliputi : Pengkajian, merumuskan Diagnosa, merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi serta mendokumentasikansecara Continuity Of Care. 2. Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Persalinan meliputi : Pengkajian, merumuskan Diagnosa, merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi serta mendokumentasikan secara Continuity Of Care. 3. Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Nifas meliputi : Pengkajian, merumuskan Diagnosa, merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi serta mendokumentasikan secara Continuity Of Care. 4. Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus meliputi : Pengkajian, merumuskan Diagnosa, merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi serta mendokumentasikan secara Continuity Of Care. 5. Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana meliputi : Pengkajian, merumuskan Diagnosa, merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi serta mendokumentasikan secara Continuity Of Care

7 4. Sasaran, Tempat, dan Waktu Asuhan Kebidanan a. Sasaran Sasaran asuhan kebidanan di tujukan kepada ibu dengan memperhatikan continuity ofcare mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB. b. Tempat Laporan tugas akhir ini disusun dengan mengambil tempat di Bidan Praktik Mandiri. c. Waktu Waktu yang di perlukan dalam Laporan Tugas Akhir secara continuity of care adalah dari tanggal 1 September 20016 sampai dengan 8 Juli 2017. 5. Manfaat a. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan asuhan kebidanan dalam batas Continuity Of Care pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan kontrasepsi. b. Manfaat Praktis 1. Bagi penulis Diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB. 2. Bagi institusi pendidikan Upaya penerapan pelaksanaan asuhan kebidanan terhadap klien di masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara terstruktur, sistematis, berdasarkan teori manajemen kebidanan.

8 3. Bagi lahan praktek Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan melalui pendekatan manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB. 4. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien mendapat pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.