ANALISIS PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMORI PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA CHEM PUZZLE

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

Mahasiswa Program Sarjana Pendidikan Kimia FKIP,UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

CAPAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

ANALISIS BAHAN AJAR KIMIA SMA PADA MATERI KESETIMBANGAN KELARUTAN BERDASARKAN SINTAKS MODEL POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN)

Surakarta, Indonesia. *Keperluan korespondensi, telp/fax: (0271) , ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH


PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DENGAN MEDIA FLANELGRAF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA DITINJAU DARI PROFIL PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PROFILE ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SMA

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, korespondensi :

ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN RELEVANSINYATERHADAP KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN SRAGEN

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai oleh

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SIDOMULYO

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED-LEARNING

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

ANALISIS KEBUTUHAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS TAKSONOMI THE STRUCTURE OF OBSERVED LEARNING OUTCOME PADA MATERI KONSEP LARUTAN PENYANGGA

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

*Keperluan korespondensi, HP: ,

PROSIDING SEMNAS KBSP V

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang memegang peranan

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Economic Education Analysis Journal

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS, BUNYI, DAN ALTERNATIF

*Keperluan korespondensi, HP ,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DITINJAU DARI PEMENUHAN STANDAR PENDIDIK DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA

BAB I PENDAHULUAN. tantangan tersebut. Pelaksanaan pendidikan di negara kita selama ini masih

PERAN KOMUNIKASI ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN IPA

*Keperluan korespondensi, HP: ,

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS Surakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Diajukan Oleh: Clara Setyo Hanani A

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA FLIP CHART DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA I SMAN 5 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM. Oleh : Rimba Hamid dan Aceng Haetami ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Enny Zuita Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

* Keperluan korespondensi, telp: ,

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pembimbing Penelitian, P.Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

*Keperluan korespondensi, telp: ,

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 ANALISIS PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI M.Fakhrurrazi 1, Mohammad Masykuri 2, Sarwanto 3 1 2 3 Email Korespondensi: muhammad.fakhrurrazi39@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa terhadap pembelajaran kimia. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data non-tes yang terdiri dari observasi terhadap kegiatan pembelajaran, wawancara terhadap 2 orang guru dan penyebaran kuesioner terbuka terhadap 90 orang siswa kelas XI MIPA tahun ajaran 2016/2017. Hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Gemolong dan SMAN 1 Sukodono menunjukkan bahwa 66,67% siswa menginginkan pengajaran yang bersifat aktif melibatkan siswa dan bersifat variatif yang dapat dipadukan dengan permainan. Sebanyak 86,67% siswa menilai bahwa media pembelajaran dapat membantu memahami materi, serta 70% siswa menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan sulit dipahami. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum mampu membantu siswa memahami materi serta belum mampu meningkatkan hasil belajar pada materi hidrokarbon dan minyak bumi sehingga perlu adanya pengembangan pembelajaran kimia berbasis quantum learning pada materi hidrokarbon dan minyak bumi. Kata Kunci: Pembelajaran, hidrokarbon, quantum learning. Pendahuluan Proses pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembelajaran karena didalamnya terdapat proses belajar mengajar. Susilana & Riyana (2009) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilainilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Sedangkan menurut Wiyani, (2013) pembelajaran merupakan proses menjadikan agar orang mau belajar dan mampu (kompeten) belajar melalui berbagai pengalamannya agar tingkah lakunya dapat berubah menjadi lebih baik lagi. Hal ini mengandung arti bahwa proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui interaksi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena menurut Susilana & Riyana (2009) pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Proses pembelajaran membutuhkan komunikasi dua arah antara siswa dengan guru agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyasa (2013) bahwa pembelajaran yang efektif ditandai oleh sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan peserta didik secara aktif dan interaktif. Setiap kegiatan perlu adanya perencanaan sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan, begitu pula halnya dengan proses pembelajaran. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif sudah sewajarnya diperlukan sebuah perencanaan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Un Acikgoz bahwa proses pembelajaran dikontrol sepenuhnya oleh guru melalui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, pengelolaan kelas dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hotaman, 2010). Menurut Karwati & Priansa (2014) bahwasanya guru bekerja dimulai dari perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan diperlukan untuk menentukan strategi yang tepat dalam menyampaikan pesan pembelajaaran, media yang paling cocok untuk membantu menyampaikan suatu materi, referensi bahan ajar yang mudah dipahami oleh siswa serta alat evaluasi yang tepat untuk menilai ketercapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2017 167

sistematis dikembangkan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pokok tentang apa yang akan guru ajarkan, cara mengajarkannya dan cara mengetahui penguasaan siswa terhadap apa yang diajarkan (Gafur, 2012). Ketercapaian tujuan pembelajaran menjadi indikator utama dalam menentukan tingkat efektivitas suatu pelaksanaan pembelajaran (Yaumi, 2013). Hasil pembelajaran salah materi kimia yang masih belum memuaskan adalah pada materi hidrokarbon dan minyak bumi. Hal ini mengindikasikan bahwa perencanaan pembelajaran masih belum optimal, karena menurut Susilana & Riyana (2009) hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik bagi kegiatan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2017 diperoleh data nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon dan minyak bumi di SMAN 1 Sukodono dan SMAN 1 Gemolong dalam tiga tahun terakhir sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 1: Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi SMAN 1 Sukodono Tahun Pelajaran Ketuntasan KKM Tuntas (%) Tidak Tuntas (%) Nilai Rata-Rata 2014/2015 75 28,1 71,9 62 2015/2016 75 37,5 62,5 65 2016/2017 76 52,3 47,7 69 Tabel 2: Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi SMAN 1 Gemolong Tahun Pelajaran Ketuntasan KKM Tuntas (%) Tidak Tuntas (%) Nilai Rata-Rata 2014/2015 75 47,2 52,8 68 2015/2016 75 57,5 42,5 70 2016/2017 76 61,5 38,5 71 Materi hidrokarbon dan minyak bumi dianggap sebagai salah satu materi kimia yang sulit. Berdasarkan wawancara terhadap guru dan siswa, hidrokarbon dan minyak bumi dianggap sulit karena cakupan materi yang banyak serta banyaknya konsep-konsep yang harus dikuasai. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah analisis terhadap pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon dan minyak bumi. Metode Penelitian Peneltian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa yang urgen yang terjadi (Ibnu, Mukhadis, & Dasna, 2003). Penelitian dilakukan melalui tiga tahap pengumpulan data yang bersifat non-tes yaitu observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner di SMAN 1 Gemolong dan SMAN 1 Sukodono. Tahap observasi yang dilakukan berupa pengamatan langsung terhadap kegiatan pembelajaran kimia serta pengumpulan data tentang kondisi sekolah dan sarana pendukung kegiatan pembelajaran. Tahap selanjutnya dilakukan wawancara terhadap 2 orang guru kimia dari kedua sekolah yang mengajar pada kelas XI. Tahap berikutnya yaitu penyebaran kuesioner terbuka pada 90 orang siswa dari kedua sekolah. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan observasi terhadap kegiatan pembelajaran, diketahui bahwa (1) proses belajar mengajar yang dilakukan masih terpusat pada guru; (2) siswa terlihat pasif, hanya mendengarkan penjelasan kemudian mencatat; (3) partisipasi siswa selama proses pembelajaran masih rendah karena metode yang digunakan tidak melibatkan siswa secara aktif; (4) metode yang digunakan masih menggunakan ceramah yang tidak dipadukan dengan metode ataupun model pembelajaran lain. Berdasarkan wawancara: (1) guru menilai bahwa penggunaan metode ceramah lebih efektif dalam mengalokasi waktu; (2) buku yang digunakan milik sekolah dan berbasis kurikulum 2013; (3) belum memanfaatkan media dengan maksimal. Berdasarkan hasil kuesioner: (1) pada aspek pendekatan, model Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2017 168

dan strategi pembelajaran menggunakan metode ceramah dan latihan soal, serta diperoleh data sebanyak 66,67% siswa menginginkan pengajaran yang bersifat aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan bersifat variatif yang dipadukan dengan permainan ataupun hiburan karena menurut siswa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru terlalu monoton dan cenderung membosankan sehingga siswa tidak terfokus pada pembelajaran; (2) pada aspek media pembelajaran, guru belum memanfaatkan media untuk menyampaikan atau menjelaskan, serta sebanyak 86,67% siswa menilai bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami pesan materi yang disampaikan dan membantu mereka untuk terfokus pada kegiatan pembelajaran; (3) pada aspek bahan ajar, buku referensi yang digunakan hanya 1, serta sebanyak 70% siswa menilai bahwa bahan ajar yang digunakan sebagai referensi utama dalam pembelajaran sulit dipahami dikarenakan penjelasan yang kurang lengkap serta sulit untuk dipahami. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa meteode yang diterapkan dalam pembelajaran belum melibatkan siswa secara aktif sehingga komunikasi yang terjalin hanya berlangsung satu arah, hal ini dikarenakan siswa menganggap bahwa metode yang diterapkan bersifat monoton dan cenderung membosankan. Dalam pembelajaran, metode ceramah memang dibutuhkan namun dapat berdampak menurunkan efektivitas serta menurunkan perhatian siswa jika tidak dipadukan dengan metode yang lainnya. Yunus & Ali (2012) berpendapat bahwa gaya mengajar merupakan faktor yang dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap kimia serta penggunaan berbagai gaya dan metode pengajaran dapat menarik perhatian dan minat siswa karena pelajaran kimia yang tidak menarik tidak akan menginspirasi siswa untuk mendengarkan, berpartisipasi dan belajar, maka guru yang gagal menggunakan gaya mengajar yang menarik akan kehilangan perhatian siswa karena mereka merasa bosan. Guru yang efektif adalah guru yang aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya (Hotaman, 2010). Berdasarkan kuesioner siswa menginginkan pengajaran yang aktif, variatif dan menghibur atau menyenangkan, maka dalam hal ini dapat diterapkan model pembelajaran yang dapat mendukung hal tersebut yaitu quantum learning. Pembelajaran yang menyenangkan dapat memotivasi siswa untuk aktif dan fokus selama pembelajaran. Suryani (2013) menyatakan bahwa model quantum learning melibatkan siswa secara aktif dan kreatif selama proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Quantum learning dapat mempengaruhi situasi belajar dengan cara mengatur tempat duduk siswa yang nyaman, memasang musik latar, meningkatkan partisipasi, menggunakan poster afirmasi (DePorter & Hernacki, 2015). Mulyasa (2014) juga berpendapat bahwa quantum learning dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat serta membuat belajar sebagai sebuah proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Pada pembelajaran hidrokarbon dan minyak bumi belum memanfaatkan media dalam menyampaikan materi sehingga siswa cenderung kurang termotivasi. Sebanyak 86,67% siswa menilai bahwa dengan penggunaan media dalam menyampaikan materi dapat membantu dalam memahami materi serta menarik perhatian untuk aktif mengikuti proses pembelajaran. Menurut Musfiqon (2012), media dapat merangsang siswa untuk belajar, menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien serta pesan dapat disampaikan dengan sempurna sehingga dapat mengatasi kebutuhan dan problem siswa dalam belajar. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan daya tarik dan rangsangan untuk belajar sehingga dapat mempengaruhi motivasi dan capaian hasil belajar (Rohman & Amri, 2013). Maka dalam pembelajaran hidrokarbon dan minyak bumi perlu adanya penggunaan media dalam menyampaiakan materi pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan sebagai referensi acuan sulit dipahami oleh siswa. Sebanyak 70% siswa menilai penjelasan yang terdapat dalam buku kurang lengkap serta sulit untuk dipahami sehingga kurang maksimal dalam menunjang pembelajaran siswa. Maka perlu adanya sumber referensi lain yang mudah dipahami dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar dapat disusun sendiri oleh guru dengan memadukan model quantum learning di dalamnya sehingga dapat mendukung kegiatan pembelajaran pada materi hidrokarbon dan minyak bumi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran pada materi hidrokarbon dan minyak bumi belum direncanakan secara maksimal, karena tidak didasarkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan. Menurut Susilana & Riyana (2009) bahwa perencanaan dan pengembangan pembelajaran dilaksanakan secara sistemik berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa. Dalam proses Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2017 169

pembelajaran, siswa merupakan pihak yang mengalami belajar sehingga guru perlu mengetahui karakteristik dan kebutuhan siswa dalam kegiatan belajarnya karena hal ini merupakan salah satu bagian dari kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Suyanto & Jihad (2013) bahwa kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, karena menurut Bucat (2004) guru harus memahami materi pelajaran tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga dalam hal kemampuan belajar mengajarnya. Koni & Krull (2015) juga menyatakan bahwa seorang guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat menentukan tujuan pembelajaran dan memahami karakteristik siswa sebelum belajar. Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada materi hidrokarbon dan minyak bumi belum terencana dengan maksimal. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum didasarkan pada karakteristik dan kebutuhan belajar siswa. Dengan diketahuinya karakteristik dan kebutuhan belajar siswa maka sangat perlu adanya pengembangan pembelajaran kimia berbasis quantum learning pada materi hidrokarbon dan minyak bumi. Daftar Pustaka Bucat, R. (2004). Pedagogical Content Knowledge As a Way Forward: Applied Research In Chemistry Education. Chemistry Education: Research and Practice, 5(3), 215 228. DePorter, B., & Hernacki, M. (2015). Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Gafur, A. (2012). Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak. Hotaman, D. (2010). The teaching profession: knowledge of subject matter, teaching skills and personality traits. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 2(2), 1416 1420. Ibnu, S., Mukhadis, A., & Dasna, I. W. (Eds.). (2003). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang. Karwati, E., & Priansa, D. J. (2014). Manajemen Kelas (Classroom Management): Guru Profesional yang Inspiiratif, Kreatif, Menyenangkan dan Berprestasi. Bandung: Alfabeta. Koni, I., & Krull, E. (2015). Developing a Questionnaire to Uncover Teachers Thinking in Instructional Planning. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 191, 673 679. Mulyasa, H. E. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, H. E. (2014). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Musfiqon, M. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Rohman, M., & Amri, S. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Suryani, N. (2013). Improvement of Students History Learning Competence through Quantum Learning Model at Senior High School in Karanganyar Regency, Solo, Central Java Province, Indonesia. Journal of Education and Practice, 4(14), 55 64. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2017 170

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima. Suyanto, & Jihad, A. (2013). Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Esensi. Wiyani, N. A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Yaumi, M. (2013). Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media. Yunus, F. W., & Ali, Z. M. (2012). Urban Students Attitude towards Learning Chemistry. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 68, 295 304. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2017 171