BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Bendan Kota Pekalongan. 1. Sejarah Singkat RSUD Bendan Kota Pekalongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit, khususnya pada mutu pelayanan rekam medis.

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis dapat berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dan jenis pelayanan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

: Delay Repayment, Of Medical Record Documents, Assembling

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M Ashari berlokasi awal di jl.ketandan 12

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR WAWANCARA. 1. Untuk Kepala Rekam Medis Rumah Sakit Mulya Tangerang. memadai baik dari segi luas dan fasilitas pendukung di dalamnya?

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Brebes. 1. Sejarah singkat Rumah Sakit Umum Daerah Brebes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA UNIT REKAM MEDIS RS CAMATHA SAHIDYA TAHUN 2011

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASAKAN BEBAN KERJA UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

MANAJEMEN DATA KEADAAN MORBIDITAS RAWAT JALAN ( RL2b ) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.soediran MANGUN SUMARSO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB V PEMBAHASAN. organisasi sudah terstruktur dan menjalankan tugas dan fungsi masing-masing, Ekonomi, dan 2 orang lagi masih menjalani kuliah.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan. kesehatan harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kab.Semarang, Jawa Tengah. RSUD Ungaran memiliki bangunan 200 m²

ANALISIS PENGELOLAAN DATA REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA (RSAU) LANUD ISWAHYUDI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Rumah Sakit Bhayangkara merupakan salah satu pelayanan kesehatan di kota semarang yang menyediakan fasilitas dengan peralatan lengkap dan profesional. Selain itu, Rumah Sakit Bhayangkara Semarang siap melayani para pasien dengan handal dan maksimal. Pada tahun 1972 berdiri sebuah poliklinik yang terletak di Jl. MH. Thamrin No 5 semarang, yang waktu itu diberi nama poliklinik Bhayangkara polda Jawa Tengah. Pada tahun 1999 untuk mengembangkan poliklinik Bhayangkara tersebut maka dicari tempat yang lebih luas dan strategis yaitu di Jl. Majapahit No. 140 Semarang, dan status poliklinik ini meningkat menjadi poliklinik induk polda Jawa Tengah.Pada tahun 2001 dengan Surat Keputusan Kapolri menjadi Rumah Sakit Bhayangkara tingkat IV Polda Jawa tengah. Melihat potensi yang ada dan prospek serta tantangan di kota Semarang ke depan maka pada tahun 2002 oleh Kapolda Jateng diusulkan untuk membangun dan meningkatkan status Rumah Sakit Bhayangkara Semarang menjadi Rumah Sakit Bhayangkara tingkat III polda Jateng. Pada tahun 14 Oktober 2003, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia menyetujui untuk pengembangan dan 35

pembangunan Rumah Sakit Bhayangkara Semarang kemudian pada tahun 2007 status Rumah Sakit Bhayangkara menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III polda jawa Tengah. Tahun 2009 Rumah Sakit Bhayangkara terakreditasi 5 pelayanan dasar. 2. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Visi: MENJADI RUMAH SAKIT YANG TERPERCAYA DAN PILIHAN MASYARAKAT. Misi : 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional,bermutu dan ramah. 2. Memberikan dukungan kesehatan yang profesional dan bermutu dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional kepolisian. 3. Mengembangkan pelayanan trauma center. Motto : SAHABAT TERDEKAT MENUJU SEHAT. 3. Jenis Pelayanan yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang a. IGD (Instalasi gawat Darurat) b. ICU c. Rawat Jalan : 1. Poli Umum 2. Poli THT 3. Poli Saraf 4. Poli jiwa 5. Poli Anak 6. Poli Kulit 7. Poli Mata 8. Poli Gigi & mulut 9. Poli Kebidanan & Kandungan 36

10. Penyakit Dalam 11. Bedah Umum d. Laborat e. Radiologi f. Kamar operasi g. PPT ( Pusat Pelayanan Terpadu ) Kasus visum-visum h. Apotik i. Instalasi DokPol ( Kedokteran dan Kepolisian ) j. Rawat Inap Terdapat 4 Ruang untuk Rawat Inap di RS. Bhayangkara yaitu : 1. Seruni ( Khusus Ruang Inap Bagi Anak) 2. Flamboyan Mawar (F/M) adalah ruang rawat inap khusus pasien dewasa, tetapi di ruang ini yang membedakannya yaitu flamboyan khusus pasien dewasa laki-laki sedangkan Mawar adalah khusus pasien dewasa perempuan, dan untuk kelas II dan III. 3. Melati (khusus ruang inap ibu hamil) Cendana merupakan ruang rawat inap khusus dewasa laki-laki dan perempuan untuk kelas VIP dan kelas I 37

4. Struktur Organisasi di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Semarang B. Gambaran Umum Rekam Medis Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit dilaksanakan oleh para staf medis, para medis maupun bagian rekam medis. Dalam memberikan Pelayanan yang diberikan kepada pasien dapat dilaksanakan secara langsung ataupun tidak langsung yang mana dari hasil pelayanan yang diberikan, akan mendapatkan penilaian mengenai mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. 38

Bagian rekam medis mempunyai peranan penting dalam penilaian penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. Rekam medis yang baik mencerminkan mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, dengan adanya Unit Rekam Medis akan membantu terselenggaranya pengelolaan Rekam Medis yang memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan. Yang bertanggung jawab atas mutu bentuk pelayanan medis yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien adalah tenaga medis, paramedis,dan tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan secara langsung maupun tidak langsung. Tenaga kesehatan tersebut melaksanakan tanggung jawabnya melalui badan yang disebut Panitia Rekam Medis.Panitia Rekam Medis RS Bhayangkara mempunyai tanggung jawab / tugas pokok sebagai berikut : a. Mengevaluasi / menganalisa secara berkala terhadap penyelenggaraan Rekam Medis. b. Mengajukan usul-usul kepada pimpinan Rumah Sakit terhadap perubahan dan perkembangan Rekam Medis. c. Mengusulkan bentuk-bentuk formulir rekam medis yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. d. Membina kerja sama dengan penasehat hukum dalam hal hubungan keluar dan pengeluaran data / keterangan untuk institusi di luar Rumah Sakit 1. Visi, Misi dan Motto Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang 39

a. Visi Rekam Medis Mewujudkan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) berbasis komputer dengan data base dari rekam medis pada tahun 2010. b. Misi Rekam Medis Pelayanan rekam medis diselenggarakan dengan pendekatan sistem yaitu: 1) Suatu sistem yang mengorganisasikan formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedeikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan guna memudahkan pengelolaan pasien dari rumah sakit. 2) Suatu sistem yang dilaksanakan untuk melayani pasien dengan memandang sebagai manusia seutuhnya sehingga informasi dapat berkesinambungan. 3) Suatu sistem yang dapat menyimpan dan menyediakan dokumen medis sebagai bukti proses pelayanan dirumah sakit. c. Motto Rekam Medis KOMPAK (konfidensial, organisasi, musyawarah, partisipasi, antusias, kejujuran)unit Rekam Medis Bagian Pencatatan Atau Perekaman Data 2. Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang a) Tugas Pokok dan Fungsi TPPRJ 40

1) Menerima pendaftaran pasien yang akan berobat dirawat jalan. 2) Melakukan pencatatan pendaftaran (registrasi). 3) Menyediakan formulir-formulir rekam medis dalam folder DRM bagi pasien yang baru pertama kali berobat (pasien baru) dan pasien yang datang pada kunjungan berikutnya (pasien lama). 4) Mengarahkan pasien ke unit rawat jalan atau poliklinik yang sesuai dengan keluhannya. 5) Memberi informasi tentang pelayanan di rumah sakit atau puskesmas yang bersangkutan b) Tugas Pokok dan Fungsi URJ Mencatat data-data hasil pelayanan klinis kedalam formulir rekam medis rawat jalan meliputi : 1) Anamnesa. 2) Pemeriksaan fisik. 3) Pemeriksaan penunjang 4) Diagnosis. 5) Terapi. 6) Tindakan (bila ada). 7) Hasil akhir pelayanan c) Tugas Pokok dan Fungsi TPPRI Yaitu mencatat mutasi pasien rawat inap yaitu keluar masuknya pasien di bangsal rawat rawat inap sehingga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang tempat tidur (TT) yang kosong dan nama-nama pasien yang sedang dirawat inap. 41

d) Tugas Pokok dan Fungsi URI 1) mencatat semua hasil-hasil pelayanan ke dalam formulir rawat inap yang sesuai. 2) Mencatat mutasi pasien pada formulir SHRI pada waktu yang telah ditentukan yang disebut cut off time (batas waktu pencatatan). 3) Mencatat kegiatan rawat inap pada register pasien rawat inap. 4) Membuat laporan kegiatan rawat inap e) Tugas Pokok dan Fungsi UGD 1) Melakukan pencatatan 2) Identitas pasien. 3) Hasil-hasil pelayanan UGD. 4) Hasil-hasil kegiatan pelayanan UGD f) Tugas Pokok dan Fungsi IPP 1) Mencatat hasil-hasil pemeriksaan atau pengobatan penunjang berdasar permintaan dokter. 2) Menyampaikan hasil-hasil tersebut kepada dokter yang meminta atau ke unit rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap. 3) Mencatat kegiatan pelayanan penunjang. 4) Melaporkan hasil-hasil kegiatan pelayanan penunjang g) Tugas Pokok dan Fungsi Assembling 42

1) Merakit kembali formulir-formulir dalam DRM dari rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai dengan kronologi penyakit pasien yang bersangkutan. 2) Meneliti kelengkapan data yang tercatat di dalam formulir rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya. 3) Mengendalikan DRM yang dikembalikan ke unit pencatat data karena isinya tidak lengkap. 4) Mengendalikan penggunaan nomor rekam medis. 5) Mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan nomor rekam medis. h) Tugas Pokok dan Fungsi Koding / Indeksing 1) Mencatat dan meneliti serta menetapkan kode penyakit dari diagnosis yang ditulis dokter, kode penyakit dari tindakan medis yang ditulis dokter atau petugas medis lainnya dan kode sebab kematian dari sebab kematian yang ditetapkan dokter. 2) Mencatat hasil pelayanan ke dalam formulir indeks penyakit, indeks operasi atau tindakan medis, indeks sebab kematian dan indeks dokter sesuai dengan ketentuan mencatat indeks.menyimpan indeks tersebut sesuai dengan ketentuan menyimpan indeks. 3) Membuat laporan penyakit (morbiditas) dan laporan kematian (mortalitas) berdasarkan indeks penyakit, indeks operasi dan indeks sebab kematian. 43

4) Mencatat indeks penyakit, operasi, dokter, dan kematian di kartu indeks masing-masing jenis penyakit, jenis operasi / tindakan, nama dokter dan jumlah kematian. i) Tugas Pokok dan FungsiFiling 1) Menyimpan DRM dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan penyimpanan DRM. 2) Mengambil kembali (retrief) DRM untuk berbagai keperluan. 3) Menyusutkan (meretensi) DRM sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan. 4) Memisahkan penyimpanan DRM in-aktif dari DRM aktif Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis. 5) Menyimpan DRM yang dilestrikan ( diabadikan). 6) Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis j) Tugas Pokok dan FungsiAnalising Reporting 1) Mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang dicatat oleh petugas unit pelayanan pencatat data kegiatan rumah sakit. 2) Merekap sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan rumah sakit. 3) Mengumpulkan dan mengolah data penyakit rawat jalan dan rawat inap sebagai dasar laporan morbiditas. 4) Mengumpulkan dan mengolah data penyakit khusus rawat inap dan status imunisasi sebagai dasar laporan surveilans terpadu. 44

5) Mengumpulkan dan mengolah data rumah sakit sebagai dasar laporan keadaan rumah sakit. 6) Mengumpulkan dan mengolah data keadaan ketenagaan sebagai dasar laporan keadaan ketenagaan. 7) Mengumpulkan dan mengolah data peralatan medis dan data kegiatan kesehatan lingkungan. 8) Mengumpulkan dan mengolah data infeksi nosokomial (inos) 45

3. Strukur Organisasi Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang KARUMKIT KBP.dr.DIDIET SETIOBOEDI,spTHT-KL,DFM WAKARUMKIT AKBP Drs.DJOKO RIJANTO,Apt KA SUBBAG BINFUNG KOMPOL KUSMIYATI,Spd KAUR SIM REKAM MEDIS dr. ARIS JATI M,SPOT KA UNIT REKAM MEDIS PRAPTI HANDAYANI PENDAFTARAN CATUR FITRIYANI ASSEMBLING TITIK TRI MINARSIH CODING & INDEKSING ATIKA RIZKY PELAPORAN DAN ANALISA EKA SETYA FILING HASANAH Gambar 4.2 Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Bhayangkara Semarang 46

C. Hasil Penelitian 1. Pengetahuan Petugas Berdasarkan Karakteristik Sumber Daya Manusia terhadap Pengendalian Ketidaklengkapan DRM Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara terhadap petugas assemblingbahwa di RS Bhayangkara Semarang petugas di assembling hanya ada satu orangdikarenakan petugas di rekam medis selalu di rolling. Pada saat melakukan wawancara peneliti melakukan wawancara terhadap dua petugas rekam medis yang pernah melakukan assembling, dari hasil wawancara tersebut didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.1Data Karakteristik Petugas Assembling No Responden Jenis kelamin Umur Pendidikan Masa kerja Profesi 1 Petugas A P 23 th D3-RMIK 1 Th Staff rekam medis 2 Petugas B P 50 th SMA 32 th Staff rekam medis 47

Tabel 4.2 Hasil Wawancara terkait Pengetahuan Petugas Assembling Terhadap Pengendalian Ketidaklengkapan DRM Rawat Inap NO PERNYATAAN MENGETAHUI TIDAK MENGETAHUI FREKUENSI % FREKUENSI % 1 Menerima DRM 2 100% 0 0% dari bangsal 2 Meneliti 2 100% 0 0% kelengkapan DRM 3 DRM Lengkap : 2 100% 0 0% diserahkan ke pengkode /indeksing dan analising/reporting 4 DRM tidak 1 50% 1 50% lengkap: Melakukan analisia kuantitatif dan kualitatif 1 50% 1 50% 5 Mencatat lembarlembar DRM yang tidak lengkap pada lembar analisa 48

ketidaklengkapan catatan medis 6 Menggunakan 2 100% 0 0% kartu kendali untuk menuliskan lembar DRM yang tidak lengkap dilengkapi untuk oleh dokter / petugas yang bertanggung jawab 7 Menggunakan 2 100% 0 0% buku ekspedisi untuk menyerahkan DRM keluar ruangan atau bangsal untuk dilengkapi 8 Menghitung IMR 1 50% 1 0% untuk dokumen yang tidak lengkap < 14 hari 9 Menghitung DMR 1 50% 1 50% untuk dokumen bandel yang >14 49

hari belum dilengkapi 10 Mengetahui batas 2 100% 0 0% waktu untuk pengembalian DRM yang tidak lengkap ke bangsal untuk dilengkapi. Dari hasil wawancara dengan dua petugas assembling disimpulkan bahwa ada satu petugas yang belum mengetahui tentang pengendalian ketidaklengkapan dokumen rekam medis dikarenakan petugas bukan lulusan dari D3 Rekam medis, melainkan lulusan SMA,dan petugas-petugas di rekam medis khususnya di assembling belum pernah mengikuti pelatihan-pelatihan terkait dengan lingkup rekam medis. 50

2. Pelaksanaan Prosedur Tetap Pengendalian Ketidaklengkapan DRM Berdasarkan Prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit dalam melaksanakan pengendalian ketidaklengkapan dokumen rekam medis terdapat dua prosedur yang mengacu pada pengendalian ketidaklengkapan dokumen rekam medis yaitu : 1. Dalam Peraturan Direktur RS Bhayangkara Semarang Nomor : 0239/RM/II/2009 tentang Prosedur pelayanan rekam medis di assembling. Prosedurnya Sebagai berikut : a) Terhadap sensus harian yang diterima : - Mengambil SHRJ, SHGD, SHRI beserta DRM rawat jalan,rawat inap, gawat darurat setiap hari. - Mencocokan jumlah pasien yang tercatat pada sensus harian masing-masing - Menandatangi buku ekspedisi sebagai bukti serah terima DRM b) Terhadap DRM yang diterima Merakit kembali formulir rekam medis bersamaan dengan itu melakukan kegiatan penelitian terhadap kelengkapan data rekam medis pada setiap lembar formulir rekam medis sesuai dengan kasus nya, misalnya pada formulir masukkeluar pasien dijumpai : - Ada tindakan medis/operasi, maka harus ada laporan operasinya - Ada kematian, maka harus ada laporan sebab kematian 51

- Ada bayi lahir maka harus ada laporan persalinan, laporan bayilahir dan identitas bayi lahir - Penyakit yang harus ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium, rontgen, maka harus ada laporan hasil pemeriksaannya - Mencatat hasil penelitian ke kartu kendali. c) Bila DRM lengkap selanjutnya menyerahkan DRM dan buku bantu ke bagian pengkode ( koding) / pengindeks (indeksing) dan menyerahkan sensus harian ke bagian penganalisis (analising) / pelaporan (reporting). d) Bila DRM tidak lengkap: i) Menempelkan kertas kecil pada halaman depan folder DRM ii) Dengan menggunakan buku ekspedisi, menyerahkan DRM tidak lengkap kepada unit pencatatat untuk diteruskan kepada petugas yang bertanggung jawab terhdapa kelengkapan isi data rekam medis yang bersangkutan. iii) Mengambil kembali DRM tidak lengkap pada 14x24 jam setelah waktu penyerahan 52

Tabel 4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Prosedur Tetap tentang Pelayanan Rekam Medis di Assembling No Prosedur Pelayanan Hasil 1 Terhadap sensus harian yang diterima : Ya Tidak - Mengambil SHRJ, SHGD, SHRI beserta V DRM rawat jalan,rawat inap, gawat darurat setiap hari. - Mencocokan jumlah pasien yang tercatat V pada sensus harian masing-masing - Menandatangi buku ekspedisi sebagai V bukti serah terima DRM 2 Terhadap DRM yang diterima : V Merakit kembali formulir rekam medis Melakukan kegiatan penelitian terhadap V kelengkapan data rekam medis pada setiap lembar formulir rekam medis sesuai dengan kasusnya 3 Bila DRM lengkap : v Menyerahkan DRM dan Buku bantu ke bagian pengkode (koding) / pengindeks( 53

indeksing) dan menyerahkan sensus harian ke bagian penganailisis (analising) /pelaporan(reporting) 4 Bila DRM tidak lengkap : V Menempelkan kertas kecilpada halaman depan folder DRM Dengan menggunakan buku ekspedisi, V menyerahkan DRM tidak lengkap kepada unit pencatatat untuk diteruskan kepada petugas yang bertanggungjawab terhadap kelengkapan isi data rekam medis yang bersangkutan untuk dilengkapi Mengambil kembali DRM tidak lengkap pada V 14X24 jam setelah waktu penyerahan Berdasarkan hasil dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa petugas tidak mengambil SHRJ, SHRI, SHGD dan dokumen rekam medis disetiap bangsal, petugas juga tidak menyerahkan DRM yang tidak lengkap ke unit pencatat untuk diteruskan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap kelengkapan isi, dan petugas tidak mengambil kembali DRM tidak lengkap pada 14x24 jam setelah penyerahan. 54

2. Dalam peraturan Direktur RS Bhayangkara Semarang Nomor :0268/RM/II/2000 tentang prosedur kebijakan pengembalian dokumen rekam medis yang kurang lengkap. Prosedur nya adalah sebagai berikut : a. Dokumen rekam medis yang dikembalikan ke bagian rekam medis selanjutnya disusun (assembling) dan dilakukan analisa kuantitatif dan kualitatif b. Setiap dokumen rekam medis pasien rawat inap yang sudah lengkap diserahkan kebagian pengkodean atau pengindekan c. Dokumen rekam medis yang belum lengkap pengisianya dicatat ketidaklengkapannya dan dikembalikan ke ruangan yang merawat pasien tersebutuntuk dilengkapi paling lambat 2x24 jam setelah pasien pulang. d. Setiap dokumen rekam medis yang dikembalikan ke ruangan akan dicatat pada buku analis rekam medis kurang lengkap Dokumen terkait anatara lain : - Berkas rekam medis pasien rawatinap - Buku catatan ketidaklengkapan isi 55

Tabel 4.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Prosedur Tetap tentang Pengembalian Dokumen Rekam Medis yang Kurang Lengkap No Prosedur Pelayanan Hasil Ya Tidak 1 Dokumen rekam medis yang dikembalikan ke bagian rekam medis selanjutnya V disusun (assembling) dan dilakukan analisis kuantitatif maupun kualitatif 2 Setiap dokumen rekam medis pasien rawat inap yang sudah lengkap diserahkan ke bagian pengkodean dan V pengindekan 3 Dokumen rekam medis yang belum lengkap pengisiannya dicatat macam ketidaklengkapannya dan dikembalikan ke ruangan yang merawat pasien tersebut V untuk dilengkapi paling lambat 2x24 jam setelah pasien pulang 4 Setiap dokumen rekam medis yang V dikembalikan ke ruangan akan dicatat pada buku analisis rekam medis kurang lengkap 56

Berdasarkan hasil dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa petugas tidak melakukan analisa kuantitatif dan kualitatif dalam pengendalian ketidaklengkapan DRM rawat inap, dan petugas tidak menyerahkan DRM yang tidak lengkap pada ruangan pasien yang merawat pasien sesuai waktu yang telah di tetapkan dalam prosedur tetap rumah sakit Tabel 4.5 Hasil Wawancara Kepada Kepala Unit Rekam Medis terkait pelaksanaan prosedur tetap pengendalian ketidaklengkapan DRM Responden Kepala Unit Rekam Medis Jawaban Ya, ada protap terkait dengan pengendalian ketidaklengkapan DRM,tetapi Petugas assembling memang belum sepenuhnya melakukan sesuai dengan protap 3. Kebijakan Pengendalian Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Berdasarkan hasil wawancara kepada 2 petugas assembling dan kepala unit rekam medis RS Bhayangkara Semarang terkait kebijakan pengendalian ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat inap dengan hasil sebagai berikut : 57

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Terkait Kebijakan pengendalian ketidaklengkapan DRM rawat inap kepada petugas assembling NO PETUGAS JAWABAN 1 Petugas A Tidak ada kebijakan lain dari rumah sakit, pihak rumah sakit msih berpatokan pada protap untuk saat ini 2 Petugas B Tidak ada kebijakan yang dibuat oleh RS. Tabel 4.7 Hasil Wawancara Terkait Kebijakan pengendalian ketidaklengkapan DRM Rawat Inap Kepada Kepala Unit Rekam Medis NO PETUGAS JAWABAN 1 Kepala Unit Rekam Medis Tidak ada kebijkan yang dibuat oleh rumah sakit terkait pengendalian ketidaklengkapan DRM rawat inap. Berdasarkan hasil wawancara terhadap petugas assembling dan kepala unit rekam medis terkait kebijakan yang dibuat oleh rumah sakit tentang pengendalian ketidaklengkapan DRM, diketahui bahwa di RS Bhayangkara Semarang tidak memiliki kebijakan terkait dengan pengendalian Ketidaklengkapan DRM 58

4. Faktor Kendala Dalam Pelaksanaan Pengendalian Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas assembling faktor kendala yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pengendalian ketidaklengkapan DRM dilihat dari theori 5M : Tabel 4.8 Hasil Wawancara Tentang Faktor Kendala Dalam Pelaksanaan Pengendalian Ketidaklengkapan DRM No Responden Jawaban 1 Petugas A a. Faktor Man (Petugas): dokter yang belum melengkapi dokumen rekam medis sampai batas waktu yang telah ditentukan, dikarenakan keterbatasan waktu dokter, sehingga dapat menjadikan kendala petugas assembling dalam mengendalikan DRM dan petugas harus menyesuaikan waktu dokter untuk melengkapi DRM. selain itu petugas di assembling tidak tetap dan dirolling. b. Faktor machine(kebijakan ) kebijakan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit tidak menjadi kendala dalam pelaksanaan pengendalian ketidaklengkapan 59

DRM c. Faktor Methode ( metode) metode yang digunakan dalam mengendalikan DRM rawat inap yang tidak lengkap tidak menjadi kendala. d. Faktor Matherials(sarana prasarana) sarana prasarana yang digunakan sudah lengkap seperti perlengkapan ATK, stapless, pembolong, gunting untuk merakit dokumen. Namun untuk meneliti kelengkapan isi DRM tidak ada lembar ketidaklengkapan pengisian catatan medis yang berfungsi untuk data ketidaklengkapan DRM, petugas hanya menggunakan buku ketidaklengkapan yang hanya berisi nomor, nomor rekam medis, hasil cheklist lengkap atau tidak lengkap, dan nama dokter nya saja. Padahal untuk melakukan analisa kuantitatif dan kualitatif harus ada lembar yang berisi review identifikasi, 60

othentifikasi, autenthifikasi dan pelaporan e. Faktor money(dana ) Tidak menjadi kendala dalam mengendalikan ketidaklengkapan DRM 2 Petugas B a. Faktor man (manusia): dokter belum melengkapi dokumen rekam medis yang tidak lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan, dikarena kan harus menyesuaikan waktu dokter sehingga petugas harus menunggu waktu dokter praktek. b. Faktor machine : tidak ada kendala c. Faktor methode : tidak tahu karena tidak mengetahui metode yang digunakan d. Faktor matherials: rak arsip untuk dokumen rekam medis e. Faktor money: tidak ada kendala 61

3 Kepala Unit Rekam Medis a. Faktor man:dokter yang telat melengkapi, kurang telitinya petugas assembling dalam mengecek kelengkapan DRM b. Faktor Machine : tidak ada kendala c. Faktor Methode: menggunakan analisis kuantitatif, tetapi belum dilaksanakan sesuai teori. d. Faktor Matherials: tidak menggunakan buku atau lembar analisis kelengkapan isi DRM e. Faktor Money: tidak ada kendala Berdasarkan hasil wawancara terhadap dua petugas assembling dan kepala unit rekam medis terkait faktor kendala yang mempengaruhi pelaksanaan pengendalian ketidaklengkapan DRM dapat diketahui bahwa dari 5 faktor berdasarkan teori sumber daya diketahui faktor man ( manusia ) dan faktor matherials( sarana dan prasarana ) menjadi faktor kendala yang mempengaruhi pelaksanaan pengendalian ketidaklengkapan DRM 62