BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai bahan serta fungsi homoestosis. Volume darah sel keseluruhan adalah seperduabelas atau kira-kira lima liter sekitar 55% adalah plasma darah, sedangkan 45% sisanya terdiri dari eritrosit. (Evelyn, CP, 1995) Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut oksigen diperlukan untuk hidup di seluruh tubuh, yaitu mengangkut oksigen ke jaringan dan mengembalikan karbon dioksida dari jaringan paru-paru Untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah mengandung protein khusus yaitu, hemoglobin. (A.V.Hofbrand, 1987) Sel darah merah adalah suatu komponen di dalam darah yang fungsi utamanya adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya akan mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan, sebagai protein bebas di dalam plasma tidak tertutup di dalam sel darah merah (maksudnya tidak terus menerus di dalam sel darah merah) tetapi jika hemogen ini sampai terlepas bebas di dalam darah manusia, yakni kurang lebih 3% maka akan bocor melalui membran kapiler masuk ke dalam jaringan atau melalui membrane glomerulus pada ginjal, terus masuk kedalam simpai bowman ketika setiap kali darah 4
5 tersebut melewati kapiler kapiler jadi agar hemoglobin ini tetap ada di dalam darah, dan harus berada di dalam sel-sel darah merah. (Arthur.C.Guyton, 1993) Darah juga mengandung berbagai bahan sistem imunisasi yang bertujuan untuk mempertahankan badan dari kuman. Hormon endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah berwarna merah terang apabila ada oksigen dan merah tua apabila tidak ada oksigen. Warnanya di sebabkan oleh hemoglobin, protein pernafasan (respiratory protein) yang mempunyai besi dalam bentuk heme, tempat oksigen bergabung. B. Macam-macam Pemeriksaan Hematologi Macam-macam pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan hemoglobin (Hb), pemeriksaan hemotokrit (Ht), pemeriksaan laju endap darah (LED), dan hitung jumlah sel (Diffcount). C. Pemeriksaan Hemoglobin 1. Pengertian kadar Hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu substensi protein di dalam sel-sel darah merah yang terdiri dari zat yang merupakan pembawa oksigen. Nilai hemoglobin yang rendah berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia.
6 2. Fungsi hemoglobin. Fungsi sel darah merah dalam darah arteri sistemik mengangkut oksigen dari paru- paru kejaringan dan kembali dalam darah vena dengan karbon dioksida (C0 2 ) keparu-paru ketika molekul hemoglobin memuat dan melepas oksigen (O 2 ) masing-masing rantai globin dalam molekul hemoglobin mendorong satu sama lain (A.V.Hofbrand.1987) Tabel 1. Batasan normal kadar hemoglobin. USIA Hb (gr %) Dewasa ; Laki-laki Wanita 13,0-16,0 11,0-13,0 Anak ; Bayi baru lahir: Bayi umur 3 bulan: Bayi umur 1tahun: Bayi umur 10-12 tahun: 13,6-19,6 9,0-12,5 11,0-13,0 11,5-14,8 Sumber: R. Gandasoebrata. 1984. 3. Peningkatan dan penurunan kadar Hb. Peningkatan kadar Hb tergantung oleh lamanya anoreksia, juga tergantung dari respons individu yang berbeda-beda. Kerja fisik yang berat juga dapat menaikkan kadar hemoglobin, mungkin hal ini disebabkan
7 masuknya sejumlah eritrosit yang tersimpan didalam kapiler-kapiler ke peredaran darah atau karena hilangnya plasma. Kadar hemoglobin yang kurang dari rujukan merupakan salah satu tanda dari anemia. Menurut morfologi eritrosit di dalam sediaan darah apus, anemia dapat digolongkan atas tiga golongan yaitu anemia mikrositik hipokrom, anemia makristik dan anemia normostik normokrom. Untuk mencari penyebab suatu anemia diperlukan pemeriksaanpemeriksaan lebih lanjut. Bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari nilai rujukan, maka keadaan ini disebut polistemia. Polistemia ada tiga macam yaitu polistemia vera, suatu penyakit yang tidak diketahui penyebabnya, polisimia sekunder, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat berkurangnya saturasi oksigen misalnya kelainan jantung bawaan, penyakit paru-paru, karena peningkatan kadar eritroprotein berlebih, dan polisitemia relatif, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma misal pada luka bakar. (R. Dharma, 2004) D. Cara Pengambilan Sampel Pada tahap ini perlu dikerjakan adalah melakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, agar pasien tidak panik, karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan kontriksi. Darah dapat diambil dari vena, arteri dan kapiler. Lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis.
8 Ada cara pengambilan sample yaitu: Pengambilan darah. Yang perlu disiapkan dalam pengambilan darah antara lain: kapas alcohol 70%, karet pembendung (torniquet), spuit 3ml-5ml, penampung kering tertutup dan berlabel. Penampung dapat diberi anti koagulan dan mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Untuk pemeriksaan hematologi yang mengandung anti koagulan digunakan anti koagulan Na2EDTA/ K2EDTA E. Ketelitian Dan Ketepatan Dalam Pemeriksaan Ketelitian dan ketepatan berhubungan erat dengan kesalahan-kesalahan dalam pemeriksaan laboratorium. 1. Ketelitian Untuk mendapatkan hasil anlisa dengan ketelitian yang baik dibutuhkan peralatan dan reagensia yang berkualitas tinggi, pelaksanaan pemeriksaan yang cermat oleh instansi yang trampil dan terlatih. Dalam pemeriksaan ini yang terpenting adalah pemipetan yang ekstrak, terutama pada teknik semi mikro dan mikro, pipet yang digunakan bila tidak sesuai dan tidak akurat maka mudah menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang relatif besar. 2. Ketepatan Pelaksaan analisa yang tepat dapat diperiksa dengan cara mengukur suatu serum kontrol ketepatan. Ada dua macam serum kontrol yaitu;
9 a. Serum kontrol cair. Terdiri dari pool serum dan serum control cair komersial Pool serum adalah pool serum yang terbuat dari serum-serum penderita yang tersisa, namun tidak hemolitik dan lipemik. Serum kontrol cair komersial adalah serum kontrol yang siap pakai. Didalamnya mengandng stabilisator dan zat-zat anti bakteri, serum kontrol cair komersial merupakan bahan kontrol untuk analisa rutin di laboratorium klinik. b. Serum kontrol liofilisat (pengeringan dibawah titik beku dan vakum). Liofilsat adalah cara pengeringan pada suhu yang sangat rendah (dibawah titik beku larutan) dengan tekanan yang sangat rendah. Sebagai bahan serum kontrol liofilisat biasanya menggunakan serum manusia. (Marsetio Dono Sapoetra, 1996) F. Perbedaan Posisi Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan Kadar Hb. Perubahan sikap tubuh dapat menimbulkan perubahan kadar hemoglobin yang bersifat sementara. Pada sikap duduk kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada berbaring. Pada pengambilan sampel darah vena dianjurkan dilakukan dengan posisi berbaring karena bila pengambilan dilakukan dalam posisi duduk maka volume plasma akan turun sekitar 10%. Penetapan kadar hemoglobin pada sampel darah vena pada posisi duduk terjadi peningkatan oksigen sehingga mikrosirkulasi berdilatasi untuk meningkatkan aliran darah dan dalam keadaan aliran darah yang tinggi ini memungkinkan kenaikan dari kadar hemoglobin. Pada posisi berbaring
10 viskositas darah mengalami penurunan dan perfusi meningkat, menyebabkan mikrosirkulasi menurunkan aliran darah dan memungkinkan penurunan dari kadar hemoglobin. (Isbiter, 1999) G. Metoda Pemeriksaan Kadar Hemoglobin. Pemeriksaan kadar hemoglobin dapat menggunakan metode kolorimetri visual dan metode kolorimetri fotoelektri. Tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah metode kolorimetri fotoelektri yaitu metoda sianmethmoglobin (R. Gandasoebrata, 1984) 1. Cara kolorimetri visual a. Metode Tallquis Tallquis merupakan metoda yang jarang dipakai karena kesalahannya terlalu besar yaitu antara 25 50 %. Prinsipnya adalah sampel darah diteteskan pada kertas saring kemudian kertas saring tersebut dibandingkan dengan standar. b. Metoda sahli Prinsip metoda sahli adalah hemoglobin dalam darah diubah oleh HCl menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat tersebut. Metode sahli kurang baik karena tidak semua jenis hemoglobin dapat diubah menjadi asam hematin seperti karboksi hemoglobin, methemoglobin, sulfathemoglobin.
11 2. Metode kolorimetri fotoelektrik Metode sianmethemoglogin Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan yang berisi larutan kalium ferrisianida dan kalium sianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang nm atau filter hijau. Larutan drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah menjadi sianmethemoglobin. (R. Gandasoebrata, 1984)