BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

perkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ketiga terbanyak di negara-negara maju, setelah penyakit jantung dan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,


BAB I PENDAHULUAN. 90 mmhg.penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat

TINJAUAN FARMAKOVIGILAN PADA TERAPI OBAT ANTIHIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju (Depkes, 2006). The Seventh Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) menyatakan bahwa hipertensi merupakan kondisi tekanan darah sistolik 140 mmhg dan diastolik 90 mmhg berdasarkan rata rata pengukuran 2 kali atau lebih. Hipertensi diklasifikasi menjadi 3 kelompok yaitu prehipertensi, hipertensi derajat I, dan hipertensi derajat II. Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi hipertensi setiap tahun makin meningkat. Pada tahun 2000 sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk diseluruh dunia menderita hipertensi. Sebanyak 333 juta atau 34,26% berada di negara maju dan 639 juta atau 65,74% berada di negara berkembang termasuk di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 tercatat mencapai 25,8% dari populasi penduduk Indonesia pada usia 18 tahun ke atas, dan dari jumlah tersebut 60% penderita hipertensi akan menderita stroke, sementara sisanya akan mengalami gangguan jantung, gagal ginjal dan kebutaan. 1

Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur (Depkes, 2006). Bagi pasien hipertensi yang berusia antara 40 70 tahun, jika terjadi peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmhg atau tekanan darah diastolik sebesar 10 mmhg akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (Kusmana, 2009). Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi dapat menyerang berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Komplikasi hipertensi menyebabkan kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah kematian (Prasetyorini, 2012). Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ organ tersebut merupakan efek langsung, sedangkan efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain (Yogiantoro, 2009). Jika terjadi gangguan pada reseptor angotensin II maka akan menimbulkan vasokonstriksi yang mengakibatkan meningkatnya tekanan darah. Stress oksidatif dapat menyebabkan peradangan pembuluh darah dan penurunan nitrit oksidase sehingga tekanan darah meningkat. Jika seseorang mengalami tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan pembuluh darah ginjal menyempit sehingga fungsi ginjal terganggu, dan akan lebih cepat mengalami kemunduran jika terjadi hipertensi berat (Wilson, 2006). Hipertensi merupakan 2

salah satu faktor pemicu terjadinya penyakit ginjal akut serta penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD) karena menyebabkan kerusakan pembuluh darah dalam ginjal sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk memfiltrasi darah dengan baik sehingga terjadi penumpukan cairan (Guyton dan Hall, 2006). Penumpukan cairan dalam sirkulasi menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini terjadi karena orang yang mengalami gangguan fungsi ginjal tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Tindakan yang dilakukan untuk membantu menurunkan tekanan darah dan memfiltrasi darah pada pasien gagal ginjal adalah hemodialisis. Hemodialisis dapat membantu penderita dengan mempermudah kerja ginjal. Hemodialisis membantu penderita mengekskresi zat-zat sisa, garam, dan cairan yang berlebih agar tidak terakumulasi dalam sirkulasi tubuh. Proses hemodialisis akan meregulasi tekanan darah pasien (NKF, 2007). Hemodialisis dilakukan pada pasien gagal ginjal akut yang memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien penyakit ginjal stadium terminal yang memerlukan terapi jangka panjang atau terapi permanen. Hemodialisis memerlukan sebuah mesin dialisa dan sebuah filter khusus yang dinamakan dializer (suatu membran semipermeabel) yang digunakan untuk membersihkan darah dengan cara darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan masuk dalam mesin di luar tubuh (NKF, 2007). Bentuk kerusakan yang paling sering dijumpai adalah interstitial nephritis dan glomerulonephritis. Penderita dengan ginjal yang tidak berfungsi normal dapat menjadi lebih peka terhadap beberapa obat, bahkan jika eliminasinya tidak 3

terganggu. Penggunaan obat obatan tertentu dapat menyebabkan gangguan terhadap fungsi ginjal diantaranya adalah penggunaan obat-obat antihipertensi, antibiotik, dan AINS pada penderita gagal ginjal. Obat ini penggunaannya perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan nefrotoksisitas pada ginjal (Kenward dan Tan, 2003). Tujuan dari pengobatan hipertensi pada penyakit gagal ginjal kronik adalah untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan resiko terjadinya Cardio Vaskular Disease (CVD) pada pasien hipertensi dan memperlambat progresi penyakit ginjal pada pasien dengan atau tanpa hipertensi (NKF, 2007). Obat antihipertensi mempunyai jalur eliminasi melalui ginjal. Pada kondisi gagal ginjal, obat antihipertensi dapat menyebabkan penumpukan pada ginjal sehingga bisa memperburuk fungsi ginjal, oleh karena itu diperlukan perhatian dan penanganan yang khusus terutama pemilihan obat antihipertensi yang aman bagi ginjal. Obatobat golongan ACE inhibitor (Angiostensin-Converting Enzyme) dan ARB (Angiotensin II Receptor Blocker) atau kombinasi keduanya dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi tekanan intraglomerular (Saseen dan Maclaughlin, 2008). Evaluasi penggunaan obat antihipertensi bertujuan untuk menjamin penggunaan obat yang rasional pada penderita hipertensi. Penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan terapi (Suyono dan Lyswanti, 2008). Peresepan untuk penderita dengan gagal ginjal memerlukan pengetahuan mengenai fungsi hati dan ginjal penderita, riwayat pengobatan, metabolisme dan aktivitas obat, lama kerja obat, serta cara ekskresinya. Perubahan dosis obat yang 4

sering dijumpai adalah penurunan dosis atau perpanjangan interval pemberian obat atau gabungan keduanya (Kenward dan Tan, 2003). Keberadaan apoteker memiliki peran yang penting dalam pelaksanaan Pharmaceutical Care yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah terkait obat. Pola pelayanan ini dilakukan dengan pemantauan terapi obat yang bertujuan mengoptimalkan penggunaan obat secara rasional (efektif, aman, bermutu dan terjangkau) serta memastikan ketepatan pemberian dosis obat pada pasien (Menkes RI, 2014). Banyaknya jumlah penderita hipertensi dengan gangguan ginjal serta risiko kesalahan dalam pemilihan obat untuk terapi hipertensi dengan gagal ginjal sering kali terjadi, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dan mengevaluasi kejadian ketidaktepatan pemilihan dan dosis obat untuk terapi penyakit hipertensi dengan gagal ginjal sehingga dapat memperburuk kondisi dan kualitas hidup pasien. 1.2 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan obat antihipertensi dengan gagal ginjal kronik di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Kota Medan Oktober Desember 2015. Dalam hal ini yang merupakan variabel bebas (independent variable) adalah seluruh data rekam medik pasien hipertensi meliputi usia, jenis kelamin, bentuk sediaan, jenis obat, golongan obat dan golongan antihipertensi sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah profil penggunaan obat antihipertensi. 5

Adapun selengkapnya mengenai gambaran kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1 Parameter Pengamatan Karakteristik Pasien - Usia - Jenis Kelamin Data Penggunaan Obat - Golongan Obat Antihipertensi - Jenis Obat Antihipertensi - Dosis Obat Antihipertensi - Kombinasi Obat Lain Variabel Pengamatan Profil penggunaan obat antihipertensi Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi - Sesuai - Tidak Sesuai Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi yang Menjalani Hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Kota Medan 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. bagaimana karakteristik pasien hipertensi yang menjalani hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Kota Medan? b. apa golongan antihipertensi yang paling banyak diberikan kepada pasien hipertensi yang menjalani hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Kota Medan? c. apakah regimen dosis obat antihipertensi yang diberikan kepada pasien hipertensi yang menjalani hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Kota Medan sudah sesuai dengan JNC VIII? 6

d. apakah ada interaksi obat antihipertensi dengan obat lain yang dapat menurunkan efektivitas obat antihipertensi? 1.4 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. karakteristik pasien hipertensi yang menjalani hemodialisis meliputi jenis kelamin dan usia. b. penggunaan obat antihipertensi tergolong baik pada peresepan pasien hipertensi yang menjalani hemodialisis. b. regimen dosis antihipertensi yang diberikan kepada pasien hipertensi yang menjalani hemodialisis sudah sesuai dengan acuan. c. terdapat interaksi antihipertensi dengan obat lain yang dapat menurunkan efektivitas antihipertensi. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan hipotesis penelitian di atas, maka tujuan dalam penetian ini adalah untuk mengetahui: a. karakteristik pasien hipertensi yang menjalani hemodialisis. b. golongan obat antihipertensi pada pasien hipertensi yang menjalani hemodialisis c. rasionalitas dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi yang menjalani hemodialisis. d. interaksi obat antihipertensi dengan obat lain yang mempengaruhi hasil terapi. 7

1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. dapat menjadi informasi dalam menentukan strategi terapi hipertensi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis. b. menjadi bahan evaluasi dan masukan dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan kefarmasian di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Kota Medan c. dapat menjadi gambaran seputar masalah terapi obat yang terjadi dari penyakit hipertensi dengan gagal ginjal kronik 8