PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI VERBAL, MATEMATIK, DAN GAMBAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs N 1 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 I Ketut Mahardika, Abdullah, Trapsilo Prihandono Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember Email: abdfisika@gmail.com Abstract Interactive learning based on the concept is learning model with priority given to self-mastery concept by the students and emphasizes the students role and teacher s role in creating interactive and educative situations in teaching and learning process. This model has a featured key which focused on understanding the concept, using demonstration, collaboration in small groups and prioritize classroom interaction or discussion. The purpose of this study was to improve student learning outcomes through the application of interactive learning model based on the concept of Physics learning grade VIII-A at MTs Negeri 1 Jember in 2012/2013. This study is a research class action (PTK). Data collection method in this study is using observation, documentation, interviews and tests. Data analysis is using quantitative analysis based on the post-test to monitoring representation development of verbal, mathematical, and image analysis of N-gain. Students learning outcomes related to increase the representation of verbal, mathematical, and image.verbal representation increased from 0.45 to 0.62 (medium category), mathematical representation of 0.33 to 0.57 (medium category), an image representation of 0, 61 to 0.66 (medium category). Keyword: Interactive learning model based on the concept, verbal representation, mathematical representation, dan image representation. PENDAHULUAN Fisika dalam pembelajaran atau pelaksanaan pendidikan tidak hanya menyangkut dua aspek proses dan produk, tetapi lebih dari itu dalam aspek proses diharapkan dapat memunculkan keterli-batan ilmiah dalam individu. Proses adalah kegiatan yang meliputi: observasi, evaluasi, membuat hipotesis, merencana-kan dan melaksanakan eksperimen, evaluasi data pengukuran, dan sebagainya. Sikap ilmiah merupankan perilaku-perilaku seseorang yang menyangkut percaya diri, menilai secara objektif dan jujur, menangguhkan keputusan dengan mempertimbangkan data baru, mengha-dapi kritik atau opini dan lainnya. Produk merupakan hasil dari proses yang ber-bentuk: fakta, konsep, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya (Sutarto dan Indrawati, 2009:2). Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, proses pembelajaran dijabarkan sebagai berikut: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Jadi, berhasil tidaknya suatu proses belajar di sekolah, salah satunya bergantung pada model pembelajaran yang digunakan guru, dan salah satu Inti dari PP No.19 tahun 2005 adalah suatu proses pembelajaran haruslah bersifat interaktif, sehingga dapat memberikan ruang kapada siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dengan kata lain proses 272
273 Jurnal Pendidikan Fisika, Vo. 2 No.3, Desember 2013, hal 272-277 pembelajaran harus berpusat pada siswa (student centered). Observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 8 Januari 2013 di kelas VIII-A MTs Negeri 1 Jember,kurang lebih 76.0% siswa menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran fisika guru masih jarang menggambarkan suatu kejadian fisika. Proses pembelajaran yang berlangsung masih didominasi penjelasan dalam bentuk verbal dan matematis saja. selain itu, guru juga jarang melibatkan siswa untuk membuat representasi suatu konsep maupun fenomena dalam bentuk lain seperti gambar, verbal, dan matema-tik. Berdasarkan observasi pelaksanaan pembelajaran dan wawancara guru bidang studi, diperoleh bahwa hasil belajar fisika siswa secara klasikal masih rendah, Hal ini ditunjukkan dari keaktifan siswa hanya 20.0% siswa dari 25 siswa yang aktif bertanya, hanya 12.0% dari 25 siswa yang aktif menjawab, dan hanya 8.0% dari 25 siswa yang aktif mengemukakan pendapatnya atau menyimpulkan hasil belajar-nya. Selain itu, ketuntasan hasil belajar siswa juga rendah. Berdasarkan hasil ujian semester ganjil kelas VIII-A diperoleh bahwa dari 25 siswa, sebanyak 48.0% dinyatakan tuntas belajar, sedangkan sisanya yakni 52.0% dinyatakan tidak tuntas belajar. Berdasarkan data hasil observasi di atas dan wawancara dengan guru bidang studi fisika di MTs Negeri 1 Jember, terdapat permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar fisika. Salah satu permasalahannya adalah rendahnya hasil belajar siswa, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya,sikap aktif siswa cenderung ditunjukkan bukan pada konteks pembelajaran melainkan aktivitas lain yang tidak sesuai dengan pembelajaran yaitu bercanda, tidak memperhatikan saat guru menerangkandan mereka cenderung berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Hal tersebut akan berdampak pada penguasaan konsep yang telah diberikan. Siswa kurang tertantang untuk dapat menjelaskan konsep yang sama dengan menggunakan representasi lain.contohnya mereka mengalami kesulitan untuk dapat memvisualisasikan konsep fisika dan dalam menyelesaikan permasa-lahan ke dalam bentuk gambar.hal ini sangat mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar dan cara berpikir siswa. Hasil belajar siswa merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, kemampuan tersebut meliputi kemampuan siswa secara verbal, matematis, dan gambar. Karena kemam-puan siswa berbeda-beda, mungkin ada dari salah satu dari keempat kemampuan di atas yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Oleh karena itu, perlu bagi guru untuk melibatkan siswa dalam membuat representasi konsep dalam bentuk verbal, matematis, dan gambar. Juga memberikan ruang kepada siswa untuk dapat mengembangkan keteram-pilan berinteraksi yang edukatif dalam setiap pembelajaran. Sehinggaberdasarkan permasala-han diatas untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, maka siswa harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru menyajikan konsep materi yang akan diajarkan dalam bentuk verbal, matematis, dan gambar. Sehingga siswa mampu merepresentasi-kan konsep yang dipahaminya dalam bentuk verbal, matematis, dan gambar dalam menyelesaikan atau memecahkan permasalahan. Menurut Prain dan Waldrip (2006) menyatakan bahwa penggunaan multirepresentasi dalam pembelajaran fisika dapat dilakukan dalam proses pembe-lajaran maupun dalam proses penilaian yang berupa tes hasil belajar. Sehingga dengan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan representasi verbal, matematik, dan gambarfisika siswa yang juga akan meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Dalam penerapannya peneliti menggunakan model pembelaja-ran interaktif berbasis konsep, sebab model pembelajaran ini memiliki empat ciri utama, yaitu: (1) berfokus pada penanaman konsep (concept first), (2) menggunakan metode demonstrasi, (3) kolaborasi dalam kelompok kecil, dan (4) mengutamakan diskusi kelas. Dengan empat kelebihan diatas diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pening-katan hasil belajar siswa kelas VIII-A di MTs Negeri 1 Jember tahun pelajaran 2012/2013?, adapuan pertanyaan peneliti adalah sebagai berikut: (1) bagaimana pe-ningkatan kemampuan representasiverbal siswa kelas VIII-A di MTs Negeri 1 Jember tahun pelajaran 2012/2013?, (2) bagaimana peningkatankemampuan
I Ketut, Penerapan Model Pembelajaran Interaktif. 274 representasimatematiksiswa kelas VIII-A di MTs Negeri 1 Jember tahun pelajaran 2012/2013?, (3) bagaimana peningkatankemampuan representasigambarsiswa kelas VIII-A di MTs Negeri 1 Jember tahun pelajaran 2012/2013?, yang diajar denganmenerapkan model pembelajaran interaktif berbasis konsep. METODE Penelitian ini adalah PTK, yaitu penelitian yang dilakukan karena terdapat permasalahan dikelas, subjek dan tempat penelitian adalah siswa kelas VIII-A MTs N 1 Jember tahun pelajaran 2012/2013, daerah penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling area. Desain penelitian yang digunakan adalah modifikasi dari Hopkins dalam Aqib.Penelitian ini dilaksanakan menurut siklus, dimana setiap siklus dilakukan dengan 4 tahapan secara siklik, yaitu perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi. ini dapat dihentikan apabila telah mencapai ketuntasan klasikal 75% siswa yang mencapai ketuntasan individu 75. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, tes dan wawancara.dalam penelitian ini untuk mengukurpeningkatan kemampuan representasi verbal, matematik, dan gambarfisika siswa di ukur menggunakan rumus N-gain sebagai berikut: I II III (g) = S S S S Keterangan: S = skor post-test pada siklus I S = skor post-test pada prasiklus S =skor maks yang diperoleh siswa Kriteria yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Kriteria Peningkatan Kemampuan Multi representasi Fisika Siswa Nilai N-gain Kriteria g > 0,7 gain tinggi 0,3 g 0,7 gain sedang g 0,3 gain rendah (Hake dalam Kristianingsih, 2010) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan kemampuan representasi verbal, matematik, dan gambarfisika siswa pada beberapa siklus diperoleh dari hasil post-test, dimana ringkasan dari tiap aspek kemampuan yang diukur dapat dilihat pada tabel 2 dan untuk ketuntasan hasil belajar siswa dari setiap siklus seperti pada tabel 3,sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Analisis Data Kemampuan Representasi verbal, matematik, dan gambar Fisika Siswa Kemampuan Representasi Skor Skor No. verbal, matematik, dan Ratarata N-gain Kriteria Maksimal gambar Fisika 1. Representasi Verbal 25 21.32 0.4458 Sedang 2. Representasi Matematik 25 18.04 0.3308 Sedang 3. Representasi Gambar 23 19.16 0.6129 Sedang 1. Representasi Verbal 25 21.28 0.4398 Sedang 2. Representasi Matematik 25 20.24 0.5423 Sedang 3. Representasi Gambar 25 20.48 0.6208 Sedang 1. Representasi Verbal 25 22.48 0.6205 Sedang 2. Representasi Matematik 24 20.00 0.5745 Sedang 3. Representasi Gambar 25 20.92 0.6577 Sedang Tabel 3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kegiatan Tuntas Tidak tuntas Jumlah pembelajaran Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase siswa Pra-siklus 10 40 % 15 60 % 25
275 Jurnal Pendidikan Fisika, Vo. 2 No.3, Desember 2013, hal 272-277 Kegiatan Tuntas Tidak tuntas Jumlah pembelajaran Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase siswa 1 13 52 % 12 48 % 2 20 80 % 5 20 % 3 20 80 % 5 20 % Berdasarkan tabel 2, tentang hasil peningkatan kemampuan representasi verbal, matematik, dan gambar fisika siswa pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 terhadap hasil dari nilai pra-siklusnya. Pada siklus 1 diperoleh bahwa dari masing-masing representasi terdapat adanya peningkatan kemampuan representasi verbal, matematik, dan gambar, yaitu representasi verbal, matematik, dan gambar dikatakan berada pada kategori sedang. Namun peningkatan yang paling rendah adalah pada representasi matematik-nya dan untuk representasi gambar belum ada yang memperoleh skor maksimalnya. Pada siklus 2 peningkatan untuk semua aspek representasi yang diukur juga termasuk dalam kategori sedang. Terdapat peningkatan pada representasi matematik jika dibandingkan pada siklus 1 dan telah diperoleh skor maksimal untuk keempat kemampuan representasi-nya. Kemudian pada siklus 3 yang merupakan siklus pemantapan dari apa yang diperoleh pada siklus 2, peningkatan untuk representasi verbal, matematik, dan gambar termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan pada tabel 3, merupakan hasil analisis ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIII-A di MTs Negeri 1 Jember dari setiap siklus yang telah dilakukan. Pada siklus 1 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar dengan prosentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 52% yang sebelumnya hanya 40%, namun hal tersebut masih belum mencapai ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Pada siklus 2 dimana prosentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 80%, maka dapat dikatakan ketuntasan klasikal yang diperoleh telah memenuhi kriteria KKM yakni 75% siswa yang tuntas. Selanjutnya dilakukan siklus 3 sebagai pemantapan dari siklus 2, hasil yang diperoleh tidak jauh beda dari hasil pada siklus 2. PEMBAHASAN Pada pembahasan ini akan dijabarkan dari setiap siklus yang telah dilakukan tentang peningkatan kemam-puan representasi verbal, matematik, dan gambar fisika, dan ketuntasan hasil belajar siswa. Hasil analisis data peningkatan kemampuan representasi verbal, matema-tik, dan gambarfisika dan ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 (pemantapan) dapat di tunjukkan seperti pada grafik berikut ini. 0,8 0,6 0,4 Verbal 0,2 0 1 2 3 Gambar Matematik Verbal Matematik Gambar Gambar 1. Grafik peningkatan kemampuan representasi verbal, matematik, dan gambar fisika
I Ketut, Penerapan Model Pembelajaran Interaktif. 276 100% 80% 60% 40% 20% 0% 80% 80% 60% 40% 52% 48% 20% 20% Pra-siklus 1 2 3 Tuntas Tidak Tuntas Gambar 2. Peningkatan ketuntasan hasil belajar fisika siswa Berdasarkan grafik pada gambar 1 dan 2 dapat dikatakan bahwasanya pada siklus 1 peningkatan kemampuan representasi verbal, matematik, dan gambarfisika siswa termasuk kategori sedang. Tapi untuk peningkatan representasi matematik masih sangat rendah, hal ini menyebabkan hasil belajar yang juga rendah dimana ketuntasan hasil belajar yang dicapai masih 52% dari jumlah siswa.namun hasil tersebut tergolong lebih baik dari pra-siklus sebab pemahaman siswa dalam memecahkan permasalah lebih baik karena mereka dapat merepresentasikan dalam bentuk gambar dan grafik. Pada siklus 2 dari keempat representasi peningkatannya relatif hampir sama, dimana telah mencapai kategori sedang dan sudah ada yang mendapat skor maksimal untuk semua aspek yang di ukur. Adanya peningkatan tersebut merupakan peningkatan dari hasil belajarnya sebagai mana terlihat pada gambar 2, namun peningkatan tersebut juga dipengaruhi oleh keterampilan proses sains siswa yang baik. Oleh karena pada siklus 2 telah dicapai ketuntasan minimal yang telah ditentukan sehingga siklus dapat dihentikan, tapi peneliti melakukan pemantapan pada siklus 3. Terlihat pada gambar 1 bahwa peningkatan kemampuan representasi verbal, matematik, dan gambarfisika siswa lebih baik dari siklus 2 jika dilihat dari nilai N-gain yang diperoleh. Tapi masih termasuk da-lam kategori sedang, kecuali representasi grafik termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pembahasan di atas bahwa dengan pembelajaran interaktif berbasis konsep, siswa dapat mening-katkan kemampuan representasi verbal, matematik, dan gambarfisikanya yang pada akhirnya juga akan meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa di kelas VIII-A MTs Negeri 1 Jember tahun pelajaran 2012/2013. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas VIII-A di MTs Negeri 1 Jember melalui penerapan model pembelajaran interaktif berbasis konsep sebagai berikut. Kemampuan N-gain Kriteria Representasi a. Verbal 0,45 menjadi 0,62 Sedang b. Matematis 0,33 menjadi 0,57 Sedang c. Gambar 0,61 menjadi 0,66 Sedang DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Kristianingsih, D.D., Sukiswo, Khanifiah, S. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Pada Pokok Bahasan Alat-alat Optik di SMP. Jurnal Pend. Fisika Indonesia, 6 (1): Januari 2010.
277 Jurnal Pendidikan Fisika, Vo. 2 No.3, Desember 2013, hal 272-277 Peraturan Pemerintah RI No.19. 2005. Standart Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Sutarto dan Indrawati. 2009. Diktat Media Pembelajaran Fisika. Tidak Dipublikasikan. Makalah. Jember: FKIP Universitas Jember. Waldrip, B., Prain, V., and Carolan, J. (2006). Learning Junior Secondary Science through Multi-Modal Representations. Electronic Journal of Science Education, 11 (1), 88-107. Widayanto. 2009. Pengembangan Keterampilan Proses Dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui KIT Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(2009):1-7