BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Guna mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai drajat Sarjana S- 1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan kewarganegaraan yang berstatus wajib dalam kurikulum pendidikan. Keberadaan pendidikan kewarganegaraan terealisasi nyata disetiap jenjang pendidikan dimulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi. Muatan materi Pendidikan Kewarganegaraan hampir sama disetiap jenjang pendidikan, hanya saja setiap tingkatan ada penambahan muatan materi yang lebih mendalam untuk dipahami oleh siswa. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi cita-cita bangsa indonesia merupakan suatu bukti bahwa keberadaan pendidikan kewarganegaraan sangat penting dalam pembelajaran. Mencerdaskan kehidupan bangsa memerlukan adanya suatu ikatan tujuan. Ikatan tujuan ini dapat berwujud suatu ideologi nasional yaitu Pancasila yang menjadi suatu objek dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan ideologi Pancasila tersebut yang kemudian diturunkan menjadi lebih spesifik dalam tujuan pendidikan nasional. Menurut Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan nasional yaitu Untuk berkembangnya potensi warga agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1

2 YME, yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan karakter pada dasarnya sama dengan pendidikan akahlak mulia bagi peserta didik. Pendidikan karakter tentunya akan melibatkan aspek pengetahuan atau cognitive, perasaan atau feeling, tindakan atau action, dan sosial. Empat aspek itu dapat menguatkan karakter anak dalam menjalankan kehidupan. Peserta didik akan diarahkan pada pengembangan kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, spiritual, sosial, dan emosional. Melalui kecerdasan keempat ranah inilah nantinya penyelenggaraan pendidikan indonesia dilaksanakan. Arus globalisasi yang sangat deras, memunculkan adanya pengembanganpengembangan dan pembaruan-pembaruan atau inovasi dalam sistem pendidikan nasional. Pengembangan pendidikan nasional itu dapat dilihat dari munculnya 18 aspek karakter yang harus ada dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan. Mulai tahun ajaran 2011/2012, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pembelajaran. Menurut pusat kurikulum dalam Samani dan Haryanto (2011:52), 18 karakter terdiri dari: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa ingin tahu, (10) Semangat kebangsaan, (11) Cinta tanah air, (12) Menghargai prestasi, (13) Bersahabat atau komunikatif, (14) Cinta damai, (15) Gemar membaca, (16) Peduli lingkungan, (17) Peduli sosial, dan (18) Tanggung jawab.

3 Berdasarkan 18 aspek karakter tersebut terdapat karakter yang paling fundamental dalam berlangsungnya pembelajaran yaitu aspek religius. Aspek religius menjadi awal dari kemunculan aspek-aspek lain seperti jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, dan lain-lain. Aspek religius bersumber dari ajaran agama yang pelaksanaanya harus sejalan dengan ideologi Pancasila. Melalui pengembangan aspek ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam perilaku manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Muatan-muatan aspek religius sebenarnya lebih dikembangkan dalam pelajaran Pendidikan Agama, tetapi juga dikembangkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Muatan isi yang dikembangkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan hanya garis besarnya saja atau tidak terlalu dalam bila dibandingkan dengan Pendidikan Agama. Pengembangan aspek religius dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini misalnya dalam materi pokok menumbuhkan kesadaran dan keterikatan terhadap norma, Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan lain sebagainya. Aspek kerja keras juga tidak kalah pentingnya dari aspek religius. Aspek ini sangat dibutuhkan berkaitan dengan pencapaian sebuah tujuan pembelajaran. Muatan dari aspek kerja keras ini meliputi perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Sikap kerja keras dan pantang menyerah sangat dibutuhkan oleh siswa-siswi di sekolah dalam pembelajaran karena dapat mempengaruhi hasil dan prestasi belajar.

4 Arus globalisasi dapat menghambat implementasi aspek religius masyarakat indonesia. Pembuktian ini dapat dilihat dari cara berprilaku yang sering kali melanggar norma-norma agama. Berdasarkan kebiasaan-kebiasaan tersebut berakibat buruk terhadap pergaulan siswa-siswa. Bukti nyata perilaku akibat yang ditimbulkan dari kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah banyaknya moral-moral yang melenceng dari ajaran agama seperti terjadi tawuran antar pelajar, seks bebas yang dilakukan oleh pelajar, rasa kemanusiaan yang berkurang, dan perilaku pendidikan yang menunjukan dekadensi moralitas pendidikan yang termuat dalam berbagai berita baik surat kabar, maupun televisi. Implementasi dari aspek kerja keras yang kurang mengakibatkan siswa malas dan kurang disiplin dalam mencapai sebuah tujuan pembelajaran yaitu prestasi belajar. Kenyataanya siswa sering mengabaikan tugas-tugas dari guru, bersaing dengan tidak sehat, dan tidak memiliki motivasi untuk serius atau bersungguh-sungguh dalam belajar. Hal ini tentu dapat mempengaruhi kualitas para generasi penerus bangsa yang semakin lama semakin menjauh dan melenceng dari tujuan ideologi Pancasila. Kurangnya kualitas generasi muda ini tentu dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa indonesia, ditambah dengan persoalan-persoalan seperti pengangguran, kemiskinan, kesenjangan sosial, korupsi dan lain-lain yang dapat memecah belah negara ini. Penyebab memudarnya karakter bangsa khususnya aspek religius dan kerja keras tidak hanya kesalahan orang tua dalam mendidik siswanya. Kesalahan lain yang dapat menghancurkan aspek religius dan kerja keras adalah sering kali di acuhkan aspek-aspek ini oleh para pendidik. Hal itu dapat dilihat dari penilaian

5 yang menitik beratkan pada kecerdasan intelektualnya saja tanpa mempertimbangkan kecerdasan sepiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial. Penilaian yang tanpa keseimbangan antara aspek kecerdasan tersebut mengakibatkan siswa sering mengacuhkan aspek religius dan kerja keras. Siswa sering melakukan hal-hal yang melanggar norma-norma demi mendapatkan hasil intelektual seperti mencontek dalam ulangan, membayar teman untuk membuatkan tugas, adanya joki-joki tes, plagiat, dan lain sebagainya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian terhadap aspek religius dan kerja keras dalam pembelajaran. Dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang implementasi aspek religius dan kerja keras dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Banyudono Tahun Pelajaran 2013/2014. Alasan peneliti menggunakan aspek religius dan kerja keras dari 18 karakter karena kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek religius menjadi dasar dari berbagai perilaku kehidupan manusia, sedangkan aspek kerja keras memandang dari keseriusan dan pantang menyerah dari berbagai hambatan dalam mencapai suatu tujuan yang akan dicapai.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan implementasi aspek religius dan kerja keras dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana implementasi aspek religius dan kerja keras dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimana bentuk penilaian aspek religius dan kerja keras dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan perencanaan implementasi aspek religius dan kerja keras dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mendiskripsikan implementasi aspek religius dan kerja keras dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014.

7 3. Untuk mendiskripsikan bentuk penilaian aspek religius dan kerja keras dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Mendapatkan teori baru tentang implementasi aspek religius dan kerja keras dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. b. Menambah wawasan dan pemahaman guru Pendidikan Kewarganegaraan mengenai implementasi aspek religius dan kerja keras dalam pembelajaran. c. Menambah wawasan dan pemahaman siswa mengenai pentingnya aspek religius dan kerja keras dalam kehidupan. d. Dapat dijadikan acuhan dalam penelitian selanjutnya 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa 1) Melatih siswa untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing-masing. 2) Melatih siswa untuk saling menghargai satu sama lain. 3) Melatih siswa untuk bekerja keras dalam menggapai cita-cita. 4) Meningkatkan keseriusan siswa dalam pembelajaran. 5) Melatih siswa untuk mengelola waktu dengan sebaik-baiknya. b. Manfaat bagi guru 1) Memperluas pengetahuan guru mengenai aspek religius dan kerja keras.

8 2) Meningkatkan keterampilan guru dalm mengimplementasikan aspek religius dan kerja keras dalam pembelajaran. 3) Memperluas pengetahuan guru dalam membaca karakter siswa. 4) Melatih guru untuk inovativ dalam pembelajaran. c. Manfaat bagi sekolah 1) Meningkatkan kualitas karakter siswa. 2) Meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. 3) Meningkatkan reputasi sekolah pada masyarakat umum. 4) Meningkatkan peringkat sekolah. E. Daftar Istilah Menurut Maryadi dkk (2010:11) menjelaskan pengertian daftar istilah adalah, suatu penjelasan istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: : 1. Implementasi. Menurut Usman (2002:70), Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Jadi implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang disusun secara terperinci dan matang serta memerlukan penyesuaian proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapai sebuah tujuan pokok. 2. Aspek. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2007:39), aspek dapat diartikan sebagai tanda untuk memper-timbangkan sesuatu. Jadi

9 aspek merupakan sebuah kata benda yang dapat diartikan sebagai tanda untuk mempertimbangkan sesuatu. 3. Karakter. Menurut Hidayatullah (2010:13), karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan keperibadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Jadi karakter adalah ciri khas yang membedakan satu orang dengan orang yang lain mengenai kualitas mental atau moral, akhlak atau budi pekerti. 4. Religius. Menurut Rosyadi (2005:90), religi merupakan suatu keadaan menggejala secara mendalam pada lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut keseluruan dari pribadi manusia secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruan dari pada secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan. Jadi religius adalah bentuk ajaran agama yang masuk ke dalam pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang menyangkut keseluruan dari pada secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan. 5. Kerja keras. Menurut Kesuma, dkk. (2011:17), kerja keras dapat diartikan sebagai suatu usaha yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan atau yang menjadi tugasnya sampai tuntas tanpa henti dengan maksud mengarah pada visi besar yang harus dicapai untuk kebaikan atau kemuslihatan manusia (umat) dan lingkungan. Jadi kerja keras adalah perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dengan sepenuh hati dengan sekuat tenaga untuk berupaya mendapatkan keingingan pencapaian

10 hasil yang maksimal untuk kebaikan atau kemuslihatan manusia (umat) dan lingkungan. 6. Pembelajaran. Menurut Sagala (2003:61), pembelajaran ialah membelajarkan siswa dengan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Jadi pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang sengaja dilakukan berdasarkan atas asas pendidikan atau teori belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. 7. Pendidikan Kewarganegaraan. Menurut Depdiknas sebagaimana dikutip oleh Haris (2012), Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Jadi Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan demokrasi untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.