MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 46 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN:

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

Peraturan...

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 No

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.04/2014 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

2017, No Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat :

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sip

2016, No Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Transkripsi:

SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 31/KEP/M.PAN/5/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AGEN DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 31/KEP/M.PAN/5/2002 tentang Jabatan Fungsional Agen dan Angka Kreditnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan organisasi dan peraturan perundang-undangan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dipandang perlu mengatur kembali Jabatan Fungsional Agen dan Angka Kreditnya dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;

-2- c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 31/KEP/M.PAN/5/2002 tentang Jabatan Fungsional Agen dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5249); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan

-3- Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4016), sebagaimana telah dua kali diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peratuaran Pemerintah Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5467); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);

-4-8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5258); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58); 12. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 235);

-5- MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 31/KEP/M.PAN/5/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AGEN DAN ANGKA KREDITNYA. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 31/KEP/M.PAN/5/2002 tentang Jabatan Fungsional Agen dan Angka Kreditnya diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan angka 2 Pasal 1 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 1. Agen adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan atau operasi intelijen. 2. Intelijen adalah pengetahuan, organisasi, dan kegiatan yang terkait dengan perumusan kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi dan fakta yang terkumpul melalui metode kerja untuk pendeteksian dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman terhadap keamanan nasional. 3. Penyelidikan adalah salah satu tugas intelijen yang melakukan usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk memperoleh yang diperlukan (mengenai masalah tertentu).

-6-4. Pengamanan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk melawan dan menggagalkan penyelenggaraan fungsi-fungsi intelijen oleh musuh, bakal musuh atau pihak asing. 5. Penggalangan adalah semua usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan dalam mencapai tujuan. 6. Analisa produk intelijen adalah kegiatan yang mencakup seleksi, evaluasi, interretasi, integrasi dan menyimpulkan informasi yang diperoleh sehingga menjadi intelijen. 7. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dam/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh agen dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. 8. Tim Penilai Kredit adalah Tim Penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang bertugas untuk menilai prestasi kerja agen. 2. Ketentuan ayat (3) Pasal 6 ditambahkan huruf d, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 6 (1) Jabatan fungsional agen terdiri dari agen terampil dan agen ahli. (2) Jenjang jabatan agen terampil dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu: a. Agen pelaksana; b. Agen pelaksana lanjutan; dan c. Agen penyelia.

-7- (3) Jenjang jabatan agen ahli dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu: a. Agen pertama; b. Agen muda; c. Agen madya; dan d. Agen utama. (4) Jenjang pangkat dan golongan ruang agen terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. Agen pelaksana dengan pangkat: 1. Pengatur muda Tingkat I, golongan ruang II/b. 2. Pengatur, golongan ruang II/c. 3. Pengatur tingkat I, golongan ruang II/d. b. Agen pelaksana lanjutan dengan pangkat: 1. Penata muda, golongan ruang III/a. 2. Penata muda tingkat I, golongan ruang III/b. c. Agen penyelia dengan pangkat: 1. Penata, golongan ruang III/c. 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. 3. Ketentuan ayat (5) Pasal 6 ditambahkan huruf d, dan ditambahkan 2 (dua) ayat baru yaitu ayat (6) dan ayat (7) sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut: (5) Jenjang pangkat dan golongan ruang agen terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi: a. Agen pertama dengan pangkat: 1. Penata muda, golongan ruang III/a. 2. Penata muda Tingkat I, golongan ruang III/b. b. Agen muda dengan pangkat: 1. Penata, golongan ruang III/c. 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d c. Agen Madya dengan pangkat: 1. Pembina, golongan ruang IV/a. 2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b. 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. d. Agen Utama dengan pangkat: 1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d.

-8-2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e. (6) Jenjang pangkat dan golongan ruang untuk masingmasing jenjang jabatan fungsional agen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) berdasarkan jumlah angka kredit yang ditetapkan. (7) Penetapan jenjang jabatan untuk pengangkatan dalam jabatan fungsional agen berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, sehingga jenjang jabatan, pangkat, golongan ruang dapat tidak sesuai dengan jenjang jabatan, pangkat, golongan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5). 4. Ketentuan ayat (2) Pasal 7 diubah dan ditambah 1 (satu) huruf yaitu huruf d, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 7 (1) Rincian kegiatan Agen terampil sebagai berikut: a. Agen Pelaksana, yaitu: 1. Mengumpulkan Baket dalam rangka penyelidikan dalam wilayah C; 2. Melakukan persiapan pengamanan dalam wilayah C; 3. Melakukan pengamanan dalam wilayah C; 4. Membuat jaring penggalangan dalam wilayah C; 5. Mendistribusikan produk intelijen dalam wilayah C; b. Agen Pelaksana Lanjutan, yaitu: 1. Menyusun rencana dan persiapan penyelidikan dalam wilayah C; 2. Melakukan briefing dan de-briefing penyelidikan dalam wilayah C; 3. Mengumpulkan Baket dalam wilayah B;

-9-4. Mengolah dan menyajikan Baket dalam wilayah C; 5. Melakukan persiapan pengamanan dalam wilayah B; 6. Melakukan pengamanan dalam wilayah B; 7. Membuat jaring penggalangan dalam wilayah B; 8. Menyusun rencana dan persiapan pengolahan produk intelijen dalam wilayah C; 9. Membuat produk intelijen dalam wilayah C; 10. Mendistribusikan produk intelijen dalam wilayah B. c. Agen Penyelia, yaitu: 1. Menyusun rencana dan persiapan penyelidikan dalam wilayah B; 2. Melakukan briefing dan de-briefing penyelidikan dalam wilayah B; 3. Melakukan pengawasan kegiatan/operasi penyelidikan dalam wilayah C; 4. Menyusun rencana pengamanan dalam wilayah C; 5. Melakukan briefing dan de-briefing pengamanan dalam wilayah C; 6. Menyusun laporan dan evaluasi kegiatan/operasi pengamanan dalam wilayah C; 7. Menyusun rencana dan persiapan pengolahan produk intelijen dalam wilayah B; 8. Melakukan briefing dan de-briefing analisis produk intelijen dalam wilayah C; 9. Membuat produk intelijen dalam wilayah B; (2) Rincian kegiatan Jabatan Fungsional Agen Ahli sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut: a. Agen Pertama, yaitu: 1. Mengumpulkan Baket dalam wilayah A;

-10-2. Membuat jaring penyelidikan dalam wilayah B; 3. Mengolah dan menyajikan Baket dalam wilayah B; 4. Menyusun rencana pengamanan dalam wilayah B; 5. Melakukan briefing dan de-briefing pengamanan dalam wilayah B; 6. Melakukan persiapan pengamanan dalam wilayah A; 7. Melakukan pengamanan dalam wilayah A; 8. Menyusun laporan dan evaluasi kegiatan/ operasi pengamanan dalam wilayah B; 9. Menyusun rencana penggalangan dalam wilayah C; 10. Melakukan persiapan penggalangan dalam wilayah C; 11. Melakukan penggalangan dalam wilayah C; 12. Membuat jaring penggalangan dalam wilayah A; 13. Menyusun laporan operasi penggalangan dalam wilayah C; 14. Melakukan briefing dan de-briefing analisis produk intelijen dalam wilayah B; dan 15. Mendistribusikan produk intelijen dalam wilayah A. b. Agen Muda, yaitu: 1. Menyusun rencana dan persiapan penyelidikan dalam wilayah A; 2. Melakukan briefing dan de-briefing penyelidikan dalam wilayah A; 3. Mengumpulkan Baket dalam wilayah D; 4. Mengolah dan menyajikan Baket dalam wilayah A; 5. Melakukan pengawasan kegiatan/operasi penyelidikan dalam wilayah B;

-11-6. Menyusun rencana pengamanan dalam wilayah A; 7. Melakukan briefing dan de-briefing pengamanan dalam wilayah A; 8. Menyusun laporan dan evaluasi kegiatan/ operasi pengamanan dalam wilayah A; 9. Menyususn rencana penggalangan dalam wilayah B; 10. Melakukan briefing dan de-briefing penggalangan dalam wilayah B; 11. Melakukan persiapan penggalangan dalam wilayah B; 12. Melakukan penggalangan dalam wilayah B; 13. Membuat jaring penggalangan dalam wilayah D; 14. Menyusun laporan operasi penggalangan dalam wilayah B; 15. Menyusun rencana dan persiapan pengolahan produk intelijen dalam wilayah A; 16. Melakukan briefing dan de-briefing analisis produk intelijen dalam wilayah A; 17. Membuat produk intelijen dalam wilayah A; dan 18. Mendistribusikan produk intelijen dalam wilayah D. c. Agen Madya, yaitu: 1. Menyusun rencana dan persiapan penyelidikan dalam wilayah D; 2. Melakukan briefing dan de-briefing penyelidikan dalam wilayah D; 3. Membuat jaring penyelidikan dalam wilayah A dan D; 4. Mengolah dan menyajikan Baket dalam wilayah D; 5. Melakukan pengawasan kegiatan/operasi penyelidikan dalam wilayah A dan D;

-12-6. Menyusun rencana pengamanan dalam wilayah D; 7. Melakukan briefing dan de-briefing pengamanan dalam wilayah D; 8. Melakukan persiapan pengamanan dalam wilayah D; 9. Melakukan pengamanan dalam wilayah D; 10. Menyusun laporan dan evaluasi kegiatan/ operasi pengamanan dalam wilayah D; 11. Menyusun rencana penggalangan dalam wilayah A dan D; 12. Melakukan briefing dan de-briefing penggalangan dalam dalam wilayah A dan wilayah D; 13. Melakukan persiapan penggalangan dalam wilayah A dan D; 14. Melakukan penggalangan dalam wilayah A dan D; 15. Menyusun laporan operasi penggalangan dalam wilayah A dan D; 16. Menyusun rencana dan persiapan pengolahan produk intelijen dalam wilayah D; 17. Melakukan briefing dan de-briefing analisis produk intelijen dalam wilayah D; dan 18. Membuat produk intelijen dalam wilayah D. d. Agen Utama, yaitu: 1. Memutuskan rencana kegiatan/operasi rahasia penyelidikan; 2. Melakukan kegiatan/operasi rahasia penyelidikan; 3. Melakukan tugas sebagai pengendali kegiatan/operasi rahasia penyelidikan; 4. Membuat rekomendasi teknis yang berkaitan dengan orang dan/atau lembaga asing;

-13-5. Menyusun laporan kegiatan/operasi penyelidikan; 6. Membuat pertimbangan tentang pengamanan penyelenggaraan pemerintahan; 7. Membuat saran tentang pengamanan penyelenggaraan pemerintahan; 8. Membuat rekomendasi tentang pengamanan penyelenggaraan pemerintahan; 9. Melakukan tugas sebagai pengendali operasi intelijen pengamanan; 10. Memutuskan rencana kegiatan rahasia pengamanan; 11. Melakukan kegiatan rahasia pengamanan VVIP; 12. Melakukan tugas sebagai pengendali pengamatan sumber dan jaringan kelompok oposisi; 13. Melakukan pengamatan sumber dan jaringan kelompok oposisi; 14. Melakukan monitoring sumber dan jaringan kelompok oposisi; 15. Membuat rekomendasi pencegahan sumber dan jaringan kelompok oposisi; 16. Membuat rekomendasi penangkalan sumber dan jaringan kelompok oposisi; 17. Memutuskan laporan kegiatan/operasi pengamanan; 18. Memutuskan rencana penggalangan;

-14-19. Melakukan tugas sebagai pengendali kegiatan rahasia/operasi penggalangan; 20. Melakukan kegiatan rahasia/operasi penggalangan; 21. Memutuskan laporan kegiatan/operasi penggalangan; 22. Membuat kajian kebijakan nasional di bidang intelijen; 23. Membuat telaah kebijakan nasional di bidang intelijen; 24. Membuat materi teknis kebijakan nasional di bidang intelijen; 25. Menyusun perkiraan keadaan 1 tahunan intelijen; 26. Menyusun perkiraan keadaan 5 tahunan intelijen; 27. Memutuskan memorandum intelijen; 28. Menyusun Basic Description Intelligent (BDI); 29. Menyusun perkiraan keadaan kunjungan; 30. Memutuskan evaluasi intelijen; dan 31. Memutuskan laporan khusus/atensi khusus; 5. Ketentuan ayat (4) Pasal 7 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: (4) Agen Pertama sampai dengan Agen Utama yang melaksanakan kegiatan pengemangan profesi dan penunjang tugas Agen diberikan nilai Angka Kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini. 6. Lampiran II Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 31/KEP/M.PAN/5/2002, diubah menjadi

-15- sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini. 7. Lampiran IV Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 31/KEP/M.PAN/5/2002, diubah menjadi sebagaimana tercantum dalam lampiran IV Peraturan Menteri ini. 8. Ketentuan ayat (2) dan ayat (6) Pasal 11 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: (1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan pangkat/jabatan Agen terampil adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran III Keputusan ini dan untuk Agen Ahli adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV keputusan ini, dengan ketentuan: a. Sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama; dan b. Sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang. (2) Untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Agen Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/b sampai dengan Agen Utama, pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e, diwajibkan mengumpulkan paling kurang 12 (dua belas) angka kredit dari kegiatan unsur pengembangan profesi. (3) Agen yang telah memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya. (4) Agen yang telah mencapai angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat pada tahun pertama dalam masa jabatan/pangkat yang didudukinya, pada tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20% (dua puluh

-16- persen) dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan intelijen. (5) Agen Penyelia pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, setiap tahun sejak menduduki pangkat/jabatannya wajib memperoleh angka kredit sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) yang berasal dari unsur utama. 9. Ketentuan ayat (6) Pasal 11 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: (6) Agen Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya, wajib mengumpulkan paling rendah 25 (dua puluh lima) Angka Kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan profesi. 10. Ketentuan ayat (1) huruf a Pasal 14 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: (1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Jabatan Fungsional Agen sebagai berikut: a. Kepala Badan Intelijen Negara atau Pejabat lain yang ditunjuk bagi Agen Madya dan Agen Utama. b. Sekretaris Utama atau pejabat lain yang ditunjuk bagi Agen Pelaksana sampai dengan Agen Penyelia serta Agen Pertama sampai dengan Agen Muda. (2) Dalam menjalankan kewenangannya pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibantu oleh: a. Tim Penilai Jabatan Agen Tingkat Kepala, bagi Kepala Badan Intelijen Negara yang selanjutnya disebut Tim Penilai Kepala. b. Tim Penilai Jabatan Agen Tingkat Sekretaris Utama, bagi Sekretaris Utama yang selanjutnya disebut Tim Penilai Sesma. 11. Ketentuan huruf a Pasal 18 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Usul Penetapan Angka Kredit Agen diajukan oleh:

-17- a. Sekretaris Utama kepada Kepala Badan Intelijen Negara untuk Angka Kredit bagi Agen Madya dan Agen Utama di lingkungan masing-masing. b. Direktur yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk kepada Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara sepanjang mengenai angka kredit Agen Pelaksana sampai dengan Agen Penyelia serta Agen Pertama sampai dengan Agen Muda di lingkungan masing-masing. 12. Diantara BAB XI dan BAB XII disisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB XIA sehingga berbunyi sebagai berikut: BAB XIA KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32A Sebelum peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ditetapkan, berlaku ketentuan: a. Persyaratan perpindahan PNS dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional Agen Utama yakni: 1. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 31/KEP/ M.PAN/5/2002 tentang Jabatan Fungsional Agen dan Angka Kreditnya; 2. Memiliki pengalaman di bidang Intelijen paling kurang 3 (tiga) tahun; 3. Berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun, kecuali bagi yang pernah menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi di lingkungan Badan Intelijen Negara dan belum lebih dari 6 (enam) bulan diberhentikan dari Jabatan Pimpinan Tinggi; dan

-18-4. Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. b. Persyaratan kenaikan jabatan dari Jabatan Fungsional Agen Madya menjadi Jabatan Fungsional Agen Utama yakni: 1. Memenuhi Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk Jabatan Fungsional Agen Utama; 2. Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; 3. Mengikuti dan lulus uji kompetensi; dan 4. Tersedia formasi Jabatan Fungsional Agen Utama. c. Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sebagaimana dimaksud pada huruf a yakni sama dengan pangkat yang dimilikinya, dan jenjang jabatan Agen ditetapkan sesuai dengan Angka Kredit yang diperoleh PNS yang bersangkutan berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit yang berasal dari unsur pendidikan, kegiatan intelijen, pengembangan profesi, dan penunjang tugas Agen. Pasal II Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-19- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 2016 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, ttd Diundangkan di Jakarta pada tanggal 2 Juni 2016 YUDDY CHRISNANDI DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 823 Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik, ttd Herman Suryatman