BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. siswa dengan topik baru dan di tengah-tengah pelajaran untuk menguji

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. pasang bagi. Metode Pembelajaran ini merupakan metode untuk menunjukkan. dan mendorong siswa bekerja bersama secara informal.

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN TEORI. panggal dan puncak proses pembelajaran 12. Setelah proses pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II LANDASAN TEORI. memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORI. segala macam pelajaran yang diberikan. Lebih lanjut Abdul Majid menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan, agar dapat memperngaruhi siswa mencapai tujuan

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB II KAJIAN TEORI. kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga sesuai dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB II KAJIAN TEORI. Sesuai yang dikatakan Slameto bahwa belajar ialah suatu proses atau

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB II KAJIAN TEORI. Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus. untuk menimbulkan hasil belajar siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di SD yang memadukan secara interdisplin konsep-konsep ilmu sosial

BAB II KAJIAN TEORI. ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Menurut Slameto,

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. 1. tingkah laku, kecakapan, keterampilan, dan kemampuan, serta perubahan

Cahya Hegar Permana, Hernawan. Key words: Active learning type guided note taking, power point media, student achievement.

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk. keterampilan yang mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah suatu pembelajaran mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, dan tempat yang baik menurut siasat perang. 2 Made Wena menjelaskan strategi pembelajaran sangat berguna, baik guru maupun siswa. Bagi guru, strategi pembelajaran dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar (mempermudah dan mempercepat 1 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insan Madani CTSD, Edisi Revisi, 2008, hlm, xiv 2 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2007, hlm, 1092 7

memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa. 3 Hal senada Bambang Warsita menjelaskan strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. 4 Hamdani menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, tetapi juga termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya. 5 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa strategi pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh seorang guru guna mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS. 2. Strategi Meninjau Kesulitan 3 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm. 3 4 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasnya, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008, hlm, 267-268 5 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011, hlm, 19

Silberman menjelaskan bahwa salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak. Itu karena pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk memikirkan kembali informasi dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak. 6 Salah satu strategi yang dapat membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran siswa, dan membantu siswa meninjau kembali apa yang telah dipelajari adalah dengan strategi meninjau kesulitan. Strategi meninjau kesulitan merupakan strategi yang dirancang seperti halnya permainan TV, jawaban diberikan terlebih dahulu, dan tantangannya adalah mengajukan pertanyaan yang cocok atau benar. Format ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran. 7 James Bellanca menjelaskan bahwa tujuan strategi meninjau kesulitan adalah untuk meninjau pencapaian akademis berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sejak awal dengan menggunakan format yang terstruktur. 8 Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa strategi meninjau kesulitan merupakan strategi yang dapat membantu siswa meninjau kembali apa yang telah dipelajari dengan memberikan jawaban terlebih dahulu, namun 6 Melvin L. Silberman, Loc. Cit. 7 Ibid, hlm, 258 8 James Bellanca, 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif untuk Melibatkan Kecerdasan Siswa, Jakarta: PT. Indeks, 2011, hlm, 311

siswa diharuskan membuat pertanyaan yang cocok atau sesuai dengan jawaban tersebut. Langkah-langkah strategi meninjau kesulitan yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah: a. Guru mempersiapkan setidaknya tiga jawaban untuk tiap pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa. b. Guru memperlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal, serta menempelkan semua jawaban pada papan permainan tersebut. c. Guru mengumumkan nilai poin untuk tiap pertanyaan, jika pertanyaan yang diberikan sesuai dengan jawaban poinnya 30. Jika pertanyaannya tidak sesuai dengan jawaban, nilai angka pada skor tim dikurangi 10 dan tim yang lain berkesempatan untuk menjawab. d. Guru membentuk tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa, dan memberikan kartu pertanyaan untuk tiap tim. e. Guru meminta tim untuk memilih kapten tim, dan pencatat nilai tim. f. Guru memberikan kesempatan kapten tim yang memegang kartu pertanyaan pertama untu memulai membacakan pertanyaan mereka. g. Sebagai moderator permainan, guru bertanggung jawab mencermati pertanyaan yang mana saja yang telah diajukan. Ketika tiap pertanyaan diajukan, guru memberikan tanda silang pada papan permainan, dan tanda centang pada jawaban yang sulit dibuat pertanyaan oleh siswa.

h. Guru mengumumkan tim yang menang berdasarkan nilai yang diperoleh. 9 Aturan permainan : a. Kapten tim yang memegang kartu pertanyaan pertama mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaannya. b. Semua jawaban harus diberikan dalam bentuk pertanyaan. c. Jika pertanyaan yang diberikan benar, nilai angka untuik kategorinya akan diberikan. Jika pertanyaan tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi dan tim yang lain berkesempatan untuk memberikan pertanyaan. d. Tim yang memberikan pertanyaan terakhir yang benar akan menguasai papan permainan, yaitu langsung memberikan pertanyaan untuk jawaban berikutnya. 10 3. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Meninjau Kesulitan Silbermen menjelaskan bahwa keunggulan strategi meninjau kesulitan adalah sebagai berikut: a. Cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran b. Strategi ini dapat mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. c. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak, sehingga hasil belajar siswa lebih dapat ditingkatkan. 9 Melvin L. Silberman, Loc. Cit. 10 Ibid, hlm, 259

d. Memungkinkan siswa untuk memikirkan kembali informasi dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak. 11 Sedangkan kelemahan strategi meninjau kesulitan adalah sebagai berikut : a. Akan memakan waktu yang lama dan menyita waktu yang dipergunakan untuk jam pelajaran lain, apabila jawaban sulit dibuat pertanyaaannya oleh siswa. b. Tim yang kurang bekerjasama, akan membuat siswa yang pasif makin bertambah pasif. c. Sulit menentukan tingkat masalah yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan perkembangan siswa. 12 4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. 13 Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang/mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap belajar mengajar keberhasilannya diukur dari berapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Artinya seberapa jauh hasil belajar dimiliki siswa. Tipe hasil belajar harus 11 Ibid, hlm, 249 12 Ibid, hlm, 160 13 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm, 7

nampak dalam tujuan pengajaran (tujuan instruksional), sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar mengajar. 14 Robertus Angkowo menjelaskan hasil belajar merupakan suatu aktivitas mental dan psikis yang berlansung dalam interaksi aktif dengan lingkungan demi menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai, sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. 15 Aunurrahman menjelaskan hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 16 Hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 17 Berdasarkan teori ini dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Paul Suparno dalam Sardiman mengemukakan beberapa prinsip dalam hasil belajar yaitu: a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. 14 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009, hlm, 45 15 Robertus Angkowo, Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian, Jakarta: PT. Grasindo, 2007, hlm, 48 16 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm, 35 17 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Citpa, 2008, hlm, 13

b. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus. c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri. d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. 18 Dengan berpegang kepada prinsip tersebut maka akan tercipta suasana belajar dan pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan potensi dan cita-cita siswa serta kurikulum. Dengan demikian upaya pendidikan untuk menjadikan siswa sebagai manusia seutuhnya akan tercapai melalui kegiatan belajar dan pembelajaran yang diselenggarakan guru. Tentang ini Engku Muhammad Syafei, yang juga pelopor Pendidikan Nasional Indonesia, mengingatkan Jadilah Engkau jadi Engkau. Artinya guru dan sekolah harus berfungsi mengasah kecerdasan dan akal budi siswa, bukan membentuk manusia lain dari dirinya sendiri. 19 Selanjunya Tulus Tu u mengemukakan bahwa hasil belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. 20 18 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004, Edisi Revisi, hlm, 38 19 Abdorrahkman Gintings, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Humaniro, 2008, hlm, 15 20 Tulus Tu u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004, hlm, 76.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah mengikuti pembelajaran atau tes yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Sehubungan dengan penelitian ini maka hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan model pembelajaran. 5. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Dalam pencapaian hasil belajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut yang secara garis besar dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal (berasal dari dalam diri), dan faktor eksternal (berasal dari luar diri. Slameto mengemu kakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Yang termasuk dalam faktor intern seperti, faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu, faktor keluarga, faktor sekolah (organisasi) dan faktor masyarakat. 21 Muhibbin Syah juga menambahkan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakn : a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 21 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hlm, 54-60

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar ( approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi stategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 22 Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa faktor yang mempengaruhi dalam arti menghambat atau mendukung proses belajar, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor intern (dari dalam diri subjek belajar) dan faktor ekstern (dari luar diri subjek belajar). 6. Keterkaitan Strategi Meninjau Kesulitan dengan Hasil Belajar Sebagaimana yang dinyatakan Muhabbin Syah, bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal (faktor dalam diri siswa) yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan sekitar siswa dan faktor pendekatan belajar (approach learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran, materimateri pelajaran. 23 Dengan demikian strategi meninjau kesulitan merupakan salah satu cara yang cukup variatif dan juga dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran IPS, terutama dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 015 Palung Raya Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. 22 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2008, hlm, 144 23 Muhabbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung, Rosda, 1995, hlm, 132

B. Penelitian yang Relevan Asmidar tahun 2010 dengan judul : Meningkatkan Hasil Belajar Sains dengan Penerapan Strategi Active Learning Meninjau Kesulitan pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 049 Bukit Sembilan Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. Dengan penerapan strategi active learning meninjau kesulitan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan perincian pada siklus siswa yang tuntas adalah 18 orang siswa atau ketuntasan telah mencapai 64,29%. namun secara klasikal atau secara keseluruhan hasil belajar siswa belum 75% mencapai KKM yang telah ditetapkan, secara individu sebagian masih ada siswa yang tidak tuntas. Setelah dilakukan tindakan perbaikan yaitu pada siklus II ternyata ketuntasan siwa mencapai 22 orang siswa atau dengan persentase 78,57%. 24 Perbedaan penelitian Asmidar dengan penelitian yang penulis lakukan terletak pada variabel Y yang diteliti. Variabel Y saudari Asmidar adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains, penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan strategi active learning meninjau kesulitan. C. Kerangka Berfikir Penerapan strategi meninjau kesulitan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi kenampakkan alam dan buatan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 015 Palung Raya Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar dapat digambarkan dalam bentuk kerangka berpikir dengan skematis 24 Asmidar, Meningkatkan Hasil Belajar Sains dengan Penerapan Strategi Active Learning Meninjau Kesulitan pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 049 Bukit Sembilan Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar, Pekanbaru, Skripsi Pustaka UIN Suska Riau, 2010.

dapat memperjelas variabel yang akan diteliti. Lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut: Rendahnya hasil belajar IPS kelas IV Sekolah Dasar Negeri 015 Palung Raya Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Penerapan Strategi Meninjau Kesulitan dalam proses pembelajaran Solusi Berdasarkan gambar di atas, dapat dipahami bahwa strategi meninjau kesulitan merupakan salah satu strategi yang sangat cocok menjadi alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini disebabkan strategi meninjau kesulitan membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran, dan materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak, sehingga hasil belajar siswa lebih dapat ditingkatkan. 1. Cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran 2. Strategi ini dapat mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. 3. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak, sehingga hasil belajar siswa lebih dapat ditingkatkan. 4. Memungkinkan siswa untuk memikirkan kembali informasi dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak. Gambar 1. Kerangka Berpikir D. Indikator Keberhasilan

1. Indikator Kinerja a. Indikator Aktivitas Guru Indikator aktivitas guru dengan penerapan strategi meninjau kesulitan adalah sebagai berikut: 1) Guru mempersiapkan setidaknya tiga jawaban tiap pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa. 2) Guru memperlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar dan tebal, serta menempelkan semua jawaban pada papan permainan tersebut. 3) Guru mengumumkan nilai poin untuk tiap pertanyaan, jika pertanyaan yang diberikan sesuai dengan jawaban poinnya 30. Jika pertanyaannya tidak sesuai dengan jawaban, nilai angka pada skor tim dikurangi 10 dan tim yang lain berkesempatan untuk menjawab. 4) Guru membentuk tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa, dan memberikan kartu pertanyaan untuk tiap tim. 5) Guru meminta tim untuk memilih kapten tim, dan pencatat nilai tim. 6) Guru memberikan kesempatan kapten tim yang memegang kartu pertanyaan pertama untu memulai membacakan pertanyaan mereka. 7) Sebagai moderator permainan, guru bertanggung jawab mencermati pertanyaan yang mana saja yang telah diajukan. Ketika tiap pertanyaan diajukan, guru memberikan tanda silang pada papan permainan, dan tanda centang pada jawaban yang sulit dibuat pertanyaan oleh siswa.

8) Guru mengumumkan tim yang menang berdasarkan nilai yang diperoleh. b. Indikator Aktivitas Siswa Indikator aktivitas siswa dengan penerapan strategi meninjau kesulitan adalah sebagai berikut: 1) Siswa memperhatikan guru mempersiapkan tiga jawaban tiap pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa. 2) Siswa memperhatikan guru menempelkan semua jawaban pada papan permainan. 3) Siswa mendengarkan guru mengumumkan nilai poin untuk tiap pertanyaan. 4) Siswa membentuk tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa, dan menerima kartu pertanyaan untuk tiap tim dengan tertib. 5) Siswa memilih sebagai kapten tim, dan pencatat nilai tim. 6) Kapten tim yang memegang kartu pertanyaan pertama memulai membacakan pertanyaan mereka. 7) Siswa memperhatikan guru memberikan tanda silang pada papan permainan, dan tanda centang pada jawaban yang sulit dibuat pertanyaan oleh siswa. 8) Siswa memberikan selamat bagi tim yang menang berdasarkan nilai yang diperoleh. 2. Indikator Hasil

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan. 25 Adapun KKM yang telah ditetapkan adalah 65. Artinya dengan persentase tersebut hampir keseluruhan hasil belajar siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: dengan penerapan strategi meninjau kesulitan, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi kenampakkan alam dan buatan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 015 Palung Raya Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. 25 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, hlm, 257