Pelatihan Manajemen Diri Bagi Guru Taman Kanak-Kanak Untuk Mengatasi Prokastinasi

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero)

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

PERPUSTAKAAN DAN UPAYA MENGURANGI ACADEMIC DYSFUNGSIONAL PROCRASTINATE

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentang sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. 3. kehidupan. Pendidikan tidak hanya bertindak sebagai alat yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sumber daya pada suatu organisasi merupakan kunci dari lajunya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah

lebih relevan dengan prokrastinasi akademik, Sehingga diharapkan mendapat praduga atau diagnosis awal yang lebih mendalam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan kualitas produknya. Karyawan merupakan harta terpenting bagi

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan turut

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. menghindari kerja yang tidak penting dan usaha yang impulsif, kedua

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

HUBUNGAN OPTIMISME YANG TIDAK REALISTIK TENTANG MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI SAAT MENYUSUN SKRIPSI MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PROKRASTINASI DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prokrastinasi Akademik

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat

INTUISI Jurnal Psikologi Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Proses penelitian tentang profil prokrastinasi akademik siswa dan

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Rancangan Intervensi Berbasis Cognitive-Behavioral Therapy untuk Menanggulangi Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

Transkripsi:

Pelatihan Manajemen Diri Bagi Guru Taman Kanak-Kanak Untuk Mengatasi Prokastinasi Retno Dwiyanti Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl Raya Dukuh Waluh PO BOX 202 Purwokerto 53182 Email: retnodwiyanti13@yahoo.co.id ABSTRAK Manajemen diri dimaksudkan untuk mengenali diri secara menyeluruh (konsep diri), mengidentifikasi secara jelas tujuan apa yang ingin dicapai, paham betul apa pentingnya mencapai tujuan tersebut, mengontrol dan mengelola diri (tingkah laku emosi), melakukan evaluasi diri atas apa yang telah dilakukan serta paham tentang insentif-insentif yang akan diperoleh akibat tindakan yang dilakukan. Kegiatan Pelatihan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan pada guru taman kanak-kanak tentang Prokastinasi, meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola diri (Self Manajemen), dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola diri terutama untuk mencegah prokastinasi. Metode yang digunakan adalah ceramah, brainstorming, simulasi, kuesioner, dan diskusi. Hasil dari pelatihan ini adalah tipe prokastinasi yang biasa terjadi pada guru taman kanak-kanak adalah (1) The tense-afraid type, (2) The relaxed type. Sedangkan Pengelolaan diri yang pertama adalah keterbukaan diri, yang hasilnya adalah sebanyak 65 % peserta berani terbuka apa adanya tentang dirinya, dan sebanyak 35 % peserta kurang terbuka tentang dirinya. Pengelolaan diri yang kedua adalah tentang Konsep diri atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri, yang hasilnya adalah sebanyak 81 % peserta konsep dirinya cenderung positif, dan 19 % peserta merasa konsep dirinya cenderung negatif, diantaranya adalah : malas, selalu ragu-ragu, tidak bisa apaapa, tidak percaya diri, tergantung, egois, mudah goyah, membosankan, tidak ideal, mudah putus asa, semau gue, dan penuh dosa. Kata kunci : Prokastinasi, Guru Taman Kanak Kanak, Manajeme diri PENDAHULUAN Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia tentu menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan agar bangsa Indonesia tidak tenggelam di lautan luas persaingan dunia. Konsep tentang sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh indikator utama antara lain disiplin, kreatif, dan memiliki etos kerja yang tinggi. Seseorang dikatakan mempunyai kualitas sumber daya manusia yang tinggi jika ia dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan adanya kedisiplinan, kreatifitas, maupun etos kerja yang tinggi dalam mengerjakan setiap tugas yang dimilikinya. Kenyataannya untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berpartisipasi tinggi bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut berkaitan dengan sikap mental negatif yang dimiliki karyawan. Mendukung asumsi tersebut McGregor (Saydam, 1996) mengemukakan pada dasarnya setiap manusia suka akan kebebasan dan tidak mau diperintah, kurang suka memikul tanggung jawab, tidak mau bekerja sama, suka mementingkan diri sendiri, mau bekerja yang ringan dengan penghasilan yang besar, seringnya karyawan melakukan pelanggaran misalnya, malas mengikuti rapat, terlambat datang di tempat kerja, atau menunda-nunda pekerjaan. Indikasiindikasi tersebut mengarah pada perilaku yang tidak dapat memanfaatkan waktu secara efektif. Perilaku tidak menghargai waktu dalam literature ilmiah psikologi disebut sebagai prokrastinasi (procrastination). American College Dictionary (Burka dan Yuen, 1983) menjelaskan tentang prokrastinasi sebagai menangguhkan suatu tindakan untuk melaksanakan suatu tugas yang akan dilaksanakan pada waktu atau hari lainnya. Pendapat ini sejalan dengan ulasan Ellis dan Knaus (Rachmahana, 2002) yang mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu kegagalan untuk memulai maupun menyelesaikan suatu pekerjaan atau aktivitas pada waktu yang telah ditentukan. Prokrastinasi tidak terjadi dengan sendirinya, ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Seperti dikemukakan oleh Ferrari (1995) banyak faktor yang mendasari individu melakukan prokrastinasi. Faktor tersebut adalah faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah lingkungan yang berada di luar individu. Lingkungan di luar individu tersebut meliputi kondisi lingkungan yang mendasarkan pada hasil akhir dan lingkungan yang laten. Sedangkan faktor internal meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis individu. Kondisi 442

fisik pekerja dapat digambarkan sebagai riwayat kesehatan yang dimiliki atau penyakit yang pernah dialami. Sedangkan yang dimaksud kondisi psikologis individu mencakup wilayah aspek kepribadian yang dimiliki seorang pekerja atau pegawai yang terdiri dari self regulation, motivasi, self esteem, tingkat kecemasan, self monitoring, self consciousness, self control, self critical, dan yang terakhir adalah self efficacy. Penelitian yang telah dilakukan oleh Aitken (Rachmahana, 2002) menyatakan bahwa prokrastinasi yang terjadi dalam masyarakat pada umumnya berkisar antara 25% sampai 70%. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Green (1992) menjelaskan bahwa dampak dari prokrastinasi adalah adanya penurunan kualitas kehidupan seseorang yang berakibat pada rendahnya kepuasan hidup procrastinator tersebut. Seorang prokrastinator akan mengalami ketidaknyamanan psikologis yang dapat menyusahkan individu tersebut misalnya rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam akibat tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan tepat waktu. Penelitian ini mengindikasikan bahwa prokrastinasi dapat meningkatkan stress maupun rasa sakit. Mendukung kedua pendapat dan hasil penelitian di atas Mc. Cown dan Johnson (1994) melengkapi adanya hubungan antara prokrastinasi dengan tingkat kekhawatiran, tekanan, dan sakit yang tinggi yang dialami oleh prokrastinator. Prokrastinasi telah menjadi fenomena di dalam masyarakat. Anon (Damayanti 2006) menyatakan bahwa semua individu di dunia ini dari kalangan mana saja mereka berasal, sedikitnya 95% dari mereka melakukan prokrastinasi dengan frekuensi kadang kala dan sekitar 15 20% diantaranya telah melakukan prokrastinasi secara konsisten. Pendapat Anon (Damayanti 2006) di atas dapat diinterpretasikan bahwa prokrastinasi dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja tak terkecuali di lingkungan kerja guru taman kanak-kanak. Prokrastinasi yang kerap mewarnai keseharian guru taman kanak-kanak dalam pelaksanaan tugasnya akan membawa konsekuensi negatif yang dapat merusak pola peraturan yang ada jika dilakukan dengan alasan yang kurang tepat. Pelaku prokrastinasi (prokrastinator) sebenarnya menyadari bahwa dirinya telah melakukan prokrastinasi tetapi seringkali tidak kuasa untuk menghentikannya. Seorang prokrastinator akan membuang waktunya dengan sia-sia dan percuma. Pekerjaan mereka menjadi terbengkalai sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas pada waktunya atau meski dapat menyelesaikan, hasil yang diperoleh tidak dapat maksimal. Hal ini sesuai dengan yang diungkap oleh Wulan (2000) bahwa prokrastinasi dapat menyebabkan seseorang kehilangan peluang dan kesempatan yang datang. Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTK) merupakan organisasi profesi yang anggotanya terdiri dari guru taman kanak-kanak. Organisasi ini merupakan tempat untuk meningkatkan profesionalisme para guru taman kanakkanak. Untuk itu, IGTK mengadakan pertemuan rutin sebulan sekali yang dikoordinir oleh pengurus. Permasalahnnya adalah upaya peningkatan profesionalisme belum dilakukan secara rutin, karena setiap kali pertemuan lebih sering mendiskusikan masalah organisasi. Hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugasnya di sekolah para guru sudah berusaha sebaik-baiknya berdasarkan panduan yang ada. Namun karena guru taman kanak-kanak hampir sebagian besar wanita dan ibu rumah tangga menunda pekerjaan itu hampir pernah dilakukan oleh semua guru. Perilaku prokrastinasi merupakan salah satu indikasi lemahnya manajemen diri yang dimiliki individu. Tidak optimalnya manajemen diri yang dimiliki oleh individu menyebabkan individu sulit mengendalikan perasaan, tingkah laku dan pikiran dalam menyelesaikan tujuan. Asumsi ini ditegaskan oleh Juana (2000) bahwa individu mengatur dan mengelola diri sendiri dalam hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, waktu dan pencapaian tujuan diri. Pendapat yang relevan diutarakan oleh Prijosaksono (2001) yang mengemukakan manajamen diri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan sepenuhnya keberadaan diri secara keseluruhan (fisik, emosi, mental atau pikiran, jiwa maupun rohnya) dan realita kehidupannya dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya. Self management adalah melakukan hal-hal seperti biasanya menyangkut diri sendiri dengan kebebasan dan spontan. Secara khusus seharusnya pemahaman manajemen diri harus diletakkan dalam konteks praktek. Artinya, untuk dapat menjadi cocreator atas realitas kehidupan, individu harus menguasai sejumlah keterampilan khusus untuk menerapkan manajemen diri dalam kehidupan. Keterampilan tersebut antara lain kemampuan untuk menurunkan frekuensi gelombang otak dan memasuki alam pikiran bawah sadar (tenik relaksasi dan meditasi), teknik afirmasi, teknik visualisasi, dan teknik membuat jangkar emosi. Seperti yang dikemukakan Goleman (2000) bahwa dengan menerapkan manajemen diri, individu dapat menciptakan realitas kehidupan sesuai dengan misi dan tujuan hidup. Baik itu berupa kebebasan finansial, pengembangan karir dan pekerjaan, hubungan yang lebih baik dengan keluarga, sesama, dan terutama dengan Tuhan, serta kesehatan yang terpelihara. Manajemen diri dimaksudkan untuk mengenali diri secara menyeluruh 443

(konsep diri), mengidentifikasi secara jelas tujuan apa yang ingin dicapai, paham betul apa pentingnya mencapai tujuan tersebut, mengontrol dan mengelola diri (tingkah laku emosi), melakukan evaluasi diri atas apa yang telah dilakukan serta paham tentang insentif-insentif yang akan diperoleh akibat tindakan yang dilakukan. Manajemen diri yang dimiliki oleh seseorang diharapkan dapat mencegah prokrastinasi yang telah menjadi suatu kebiasaan dan menimbulkan berbagai konsekuensi yang negatif, seperti waktu menjadi terbuang siasia dan tugas-tugas menjadi terbengkelai. TUJUAN Kegiatan Pelatihan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan pada guru taman kanak-kanak tentang Prokastinasi, meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola diri (Self Manajemen), dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola diri terutama untuk mencegah prokastinasi. A. Kerangka Penyelesaian Masalah METODE PELAKSANAAN Penyelesaian masalah yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah Pelatihan Manajemen Diri bagi guru Taman kanak-kanak untuk menyelesaikan masalah Prokastinasi kerja, yang berisi tentang : Mengidentifikasi prokastinasi kerja pada guru Taman kanak-kanak dan bagaimana mengelola diri. B. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran dari kegiatan ini adalah guru Taman Kanak-kanak di Kecamatan Purwokerto Utara. C. Metode yang Digunakan Dalam kegiatan ini akan digunakan metode sebagai berikut: 1. Ceramah, untuk memberikan pengetahuan kepada peserta tentang Prokastinasi, Dampak prokastinasi, dan pengetahuan tentang manajemen diri, serta bagaimana mengelola diri. 2. Brainstorming, untuk mengidentifikasikan prokastinasi yang terjadi pada guru di sekolah maupun di luar sekolah. 3. Simulasi, untuk mempraktekkan berbagai macam strategi manajemen diri. 4. Kuesioner, untuk mengetahui konsep diri dan kepercayaan diri yang digunakan dalam mengelola diri dalam mengatasi permasalahan prokastinasi kerja. 5. Diskusi, mendiskusikan manajemen diri yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan prokastinasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelatihan manajemen diri bagi guru Taman kanak-kanak untuk menyelesaikan prokastinasi kerja diawali dengan memberikan pengetahuan dasar tentang prokastinasi kerja. Materi prokastinasi kerja menekankan pada tipe prokastinasi, faktor-faktor yang mendasari individu melakukan prokastinasi, dan dampak prokastinasi. Setelah menyampaikan materi, melakukan brainstorming dengan peserta yang hasilnya sebagai berikut : a. Tipe prokastinasi yang biasa terjadi pada guru taman kanak-kanak adalah (1) The tense-afraid type, yaitu seseorang yang sering merasa berada di bawah tekanan untuk mencapai sukses dan selalu merasa takut gagal sehingga melakukan prokrastinasi, contohnya: tidak mempunyai tujuan, tidak realistik, tidak dapat memutuskan, tidak puas, tidak percaya diri, dll; (2) The relaxed type, yaitu tipe orang tidak mau mengambil pusing dengan tugas yang sedang atau harus dikerjakan, merasa bisa melakukannya dilain waktu dan lebih memilih melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan. b. Faktor-faktor yang mendasari guru taman kanak-kanak melakukan prokastinasi diantaranya adalah : lingkungan dan kondisi psikologis individu. c. Pengelolaan diri dalam mengatasi prokastinasi kerja 444

d. Langkah-langkah atau Bagaimana mengelola diri agar terhindar dari prokastinasi. Berdasarkan identifikasi tentang prokastinasi tersebut maka guru taman kanak-kanak perlu mengelola diri dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai guru. Pemahaman peserta tentang prokastinasi diindikasikan oleh beberapa pertanyaan tentang menunda pekerjaan atau malas menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan tentang manajemen diri diindikasikan melalui beberapa pertanyaan tentang emosi marah. Setelah peserta memahami tentang prokastinasi dan manajamen diri, peserta diberi kuesioner untuk mengetahui bagaimana peserta dalam mengelola dirinya. Pengelolaan diri yang pertama adalah keterbukaan diri, peserta diminta mengisi workseet keterbukaan diri yang hasilnya dari 37 peserta adalah sebagai berikut : 1. Sebanyak 65 % peserta berani terbuka apa adanya tentang dirinya 2. Sebanyak 35 % peserta kurang terbuka tentang dirinya. Pengelolaan diri yang kedua adalah tentang Konsep diri atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri. Hasil dari workseet tentang konsep diri menggambarkan sebagai berikut : 1. 81 % peserta konsep dirinya cenderung positif. 2. 19 % peserta merasa konsep dirinya cenderung negatif, diantaranya adalah : malas, selalu ragu-ragu, tidak bisa apa-apa, tidak percaya diri, tergantung, egois, mudah goyah, membosankan, tidak ideal, mudah putus asa, semau gue, dan penuh dosa. Aspek keberhasilan yang dapat dijadikan indikator adalah pemahaman peserta tentang bagaimana mengelola diri yang digunakan untuk mengatasi permasalahan prokastinasi kerja. Perilaku prokrastinasi merupakan salah satu indikasi lemahnya manajemen diri yang dimiliki individu. Tidak optimalnya manajemen diri yang dimiliki oleh individu menyebabkan individu sulit mengendalikan perasaan, tingkah laku dan pikiran dalam menyelesaikan tujuan. Asumsi ini ditegaskan oleh Juana (2000) bahwa individu mengatur dan mengelola diri sendiri dalam hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, waktu dan pencapaian tujuan diri. Pendapat yang relevan diutarakan oleh Prijosaksono (2001) yang mengemukakan manajamen diri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan sepenuhnya keberadaan diri secara keseluruhan (fisik, emosi, mental atau pikiran, jiwa maupun rohnya) dan realita kehidupannya dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya. Pada akhir kegiatan pelatihan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan peserta dalam mengelola diri diantaranya : a. Keterbukaan diri b. Percaya diri c. Memiliki konsep diri yang positif d. Penetapan tujuan e. Manajemen waktu dengan baik yang mengacu pada prinsip sebagai berikut : Penting dan Mendesak Penting dan tidak mendesak Tidak penting tapi Mendesak f. Ciptakan suasana atau lingkungan sekolah yang menyenangkan Tidak penting dan tidak mendesak Pelatihan ini juga menghasilkan munculnya pemahaman tentang pentingnya mengelola diri dalam mengatasi permasalahan prokastinasi kerja. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan perlu dilanjutkan sesuai dengan permasalahan yang ingin dimanaj oleh guru Taman kanak-kanak di kecamatan Purwokerto Utara. KESIMPULAN Mengelola diri untuk menyelesaikan masalah prokastinasi kerja sangat diperlukan oleh guru Taman Kanakkanak. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tentang berbagai langkah dalam manajemen diri. Pengelolaan diri yang pertama adalah keterbukaan diri, yang hasilnya adalah sebanyak 65 % peserta berani terbuka apa adanya tentang dirinya, dan sebanyak 35 % peserta kurang terbuka tentang dirinya. Pengelolaan diri yang kedua adalah tentang Konsep diri atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri, yang hasilnya adalah sebanyak 81 % peserta konsep dirinya cenderung positif, dan 19 % peserta merasa konsep dirinya cenderung negatif, diantaranya adalah : malas, selalu ragu-ragu, tidak bisa apa-apa, tidak percaya diri, tergantung, egois, mudah goyah, membosankan, tidak ideal, mudah putus asa, semau gue, dan penuh dosa. 445

DAFTAR PUSTAKA Burka, J.B., & Yuen, L.M. 1983. Procrastination: Why you do it. What to do about it. New York : Perseus Books Damayanti, Rita. 2006. Peran Biopsiokososial Terhadap Perilaku Berisiko Tertular HIV pada Remaja SLTA di DKI, 2006. Disertasi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Ferrari, J.R., Jhonson, J.L., & McCown, W.G. 1995. Procrastination And Task Avoidance : Theory, Research and Treatment. New York : Plenum Press. Goleman, D. 2000. Kecerdasan Emosional (terjemah Hermaya). Jakarta: PT. Gramedia Green, L.W., 1992. Health Education Planning: a diagnostic approach. (1st edition). California: Mayfield Publishing Company. McCown, W. G & Johnson, J.L. 1995. Procrastination and Task Avoidance. New York : Plenum Press Prijosaksono, Aribowo dan Marlan Mardianto. 2001. 12 Langkah Manajemen Diri. Jakarta : Elex Media Computindo. Rachmahana, R.S. 2001. Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Psikodimensia; Kajian Ilmiah Psikologi. Vol.2 No. 3 Saydam, G. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2, Jakarta, Gunung. Agung. Wulan, R., 2000. Hubungan antara gaya Pengasuhan Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik, Skripsi (tidakditerbitkan), Jogjakarta; FakultasPsikologi UniversitasGadjahMada 446