BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada Bab V ini dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

BAB I PENDAUHULUAN. dan terus berupaya melakukan dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat Berwisata Siswa

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dan industrialisasi telah menimbulkan banyak permasalahan. Salah satunya adalah pertumbuhan yang muncul atas tidak seimbangnya antara lapangan pekerjaan dan pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Akibatnya jumlah pengangguran semakin besar dan berdampak pada kondisi perekonomian. Angka kemiskinan di Indonesia relatif tinggi.data dari Badan Pusat Statistika (BPS) menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2015 mencapai 28,59 juta orang, sementara jumlah pengangguran pada bulan Februari 2015 mencapai 7,45 juta orang. Sedangkan jumlah pengangguran pada bulan Agustus 2015 mencapai 7,56 juta orang. Kenaikan jumlah pengangguran ini berakibat pada naiknya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,55%.Secara umum Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung naik dimana TPT bulan Februari 2015 mencapai 5,81% naik dari TPT bulan Agustus 2015 yang mencapai 5,94% dan TPT bulan Agustus 2014yang mencapai 6,70%. Sedangkan TPT untuk program SMK mengalami penurunan yang signifikan yaitu pada bulan Februari 2014, masing-masingsebesar 6,4 juta orang turundaribulanfebruari 2015 masing-masingsebesar 3 juta orang (BPS,2015). 1

2 Salah satu cara untuk mengatasi pengangguran di Indonesia adalah dengan kewirausahaan.pilihan untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan berpeluang menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada berkarir menjadi karyawan. Selain itu menjadi wirausaha dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran.pajak yang dihasilkan dari wirausaha juga dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia. Menurut Suryani (2012) Data pengangguran tingkat SMK yang di publikasi, menunjukkan hasil tes terjadi kesenjangan yang tinggi antara lulusan dan lapangan pekerjaan. Hal ini berartibanyak lulusan SMK yang tidak paham tentang adanya skill yang sudah mereka kuasai atau miliki dan tidak memanfaatkannya sebaik mungkin, sehingga SMK selalu menduduki peringkat pertama dalam data pengangguran. SMK merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Dalam merealisasikan tujuan SMK adalah bekerjasama antara pihak sekolah dan siswa sangat penting, pihak sekolah berperan penting mewujudkan siswanya agar memenuhi tanggungjawab sebagai siswa dengan memiliki prestasi belajar yang tinggi,memiliki minat dan bakat. Sebagai siswa yang telah memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang menengah kejuruan dan mantap bahwa memilih jenjang menengah kejuruan adalah motivasi dari keluarga, teman,bahkan karena tidak bisa masuk ke sekolah pilihannya atau salah jurusan, ini dibuktikan dengan awal peneliti pada siswa.

3 Menurut Wijaya (2008) Pengembangan kewirausahaan diyakini akan memberi solusi bagi tingginya pengangguran yang berpendidikan. SedangkanLince (2009) Kemampuan berwirausaha harus dibangun secara sadar dari usia dini dengan demikian generasi muda juga mulai menjadikan wirausaha sebagai salah satu pilihan karier yang ternyata penting untuk mendukung kesejahteraan bangsa dimasa depan. Menurut Iwan K (2009) Tanpa ada wirausaha, perekonomian Indonesia tidak akan maju sebab, jika dibandingkan dengan rasio jumlah penduduknya, Indonesia sangat kekurangan wirausahawan. Fasli Jalal (Dirjen Dikti)(2009) Indonesia minimal harus memiliki 2% wirausahawan dari total populasi. Saat ini penduduk Indonesia yang berani mengambil resiko menjadi wirausahawantidak lebih dari 0,18%. Peran tingkat SMK sangat besar untuk mewujudkan mimpi ini. Wirausaha merupakan salah satu faktor pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian di Indonesia, karena dalam bidang wirausaha sendiri mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri. Seseorang mempunyai keinginan dan kemauan serta siap untuk berwirausaha,berarti seseorang itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, dan tidak perlu mengandalkan orang lain maupun perusahaan lain untuk mendapatkan pekerjaan lagi, bahkan dapat membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain. Pendidikan kewirausahaan sedini mungkin diajarkan disekolahsekolah.mata pelajaran kewirausahaan termasuk salah satu ciri muatan yang dibelajarkan pada kurikulum SMK sekarang ini, dengan diajarkan mata pelajaran kewirausahaan akan semakin menambah pengetahuan kewirausahaan siswa SMK

4 tentang wirausaha.hal ini diharapkan akan semakin menumbuhkan minat berwirausaha siswa, dengan diajarkan mata pelajaran kewirausahaan dan keterampilan,diharapkan siswa mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan keterampilan masing-masing. Kegiatan di lingkungan sekolah dan faktor-faktor personal peserta didik yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keyakinan diri atau efikasi diri saling mempengaruhi dan dipengaruhi hingga peserta didik melanjutkan ke jenjang pendidikan yang selanjutnya sesuai dengan pilihannya dan harapannya sukses dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus.siswa yang sudah memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran kewirausahaan pasti akan menentukan sikap untuk memperoleh prestasi yang ditumbuhkan oleh keyakinan dalam dirinya. Keyakinan diri atau efikasi diri yang positif merupakan faktor penentu keberhasilan yang akan menciptakan kepuasan yang muncul bersamaan dengan adanya pengetahuan yang sudah diserap.setelah mengetahui betapa pentingnya faktor-faktor personal siswa, peneliti tertarik dengan keyakinan diri atau efikasi diri yang dimiliki oleh siswa terhadap suatu mata pelajaran kewirausahaan. Sekolah SMK Negeri 1 Pantai Cermin merupakan sekolah yang terdiri dari 4 jurusan yaitu: Jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Perhotelan dan Perikanan, dimana setiap jurusannya terdapat mata pelajaran kewirausahaan yang dapat menambah pengetahuan berwirausaha dan minat untuk menjadi seorang wirausaha. Sebagaimana pada saat peneliti melakukan observasi danmelakukan wawancara sehubungan dengan mata pelajaran kewirausahaan terhadap siswa yang sudah mempunyai bekal pengetahuan, pengalaman praktik

5 industri belum memunculkan efikasi dirinya setelah mendapatkan pengetahuan tentang mata pelajaran kewirausahaan. Sebagian siswa belum tahu apa yang akan dilakukan setelah lulus, padahal jika peserta didik yakin atau mempunyaiefikasi diri yang tinggi dan mempunyai minat, maka untuk berwirausaha masa depannya akan terjamin. Kecilnya minat berwirausaha pada siwa sangat disayangkan.siswa seharusnya lebih memahami bahwa lapangan pekerjaan yang ada tidak mungkin menyerap semua lulusan SMK. Kewirausahaan dapat diterapkan di berbagai bidang pekerjaan dan kehidupan. Kewirausahaan juga sangat berguna untuk masa depan dan dapat menyelamatkan siswa dari pengangguran ketika lulus nanti.maka dari itu siswa tidak hanya harus berpendidikan karakter,namun juga harus berpendidikan kewirausahaan. Oleh karena itu, pembinaan danpengembangan minat berwirausaha melalui mata pelajaran kewirausahaan bagisiswa SMK merupakan langkah penting untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia. Upaya menumbuhkan minat berwirausaha siswa SMK terdapat beberapa kendala. Kendala yang dihadapi sehubungan dengan usaha mengembangkan minat berwirausaha siswa SMK adalah masih banyaknya siswa SMK yang mempunyai anggapan bahwa untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik hanya ditentukan oleh kesempatan mendapatkan pendidikan yang tinggi dan masih banyak yang menggantungkan masa depan mereka pada gelar-gelar kependidikan dan ijazah-ijazah sekolah tanpa membekali mereka dengan sikap mandiri yang sangat dibutuhkan untuk terjun ke dunia wirausaha.

6 Alasan inilah yang kemudian menjadi bahan dan dasar peneliti untuk mengetahui minat berwirausaha di kalangan siswa, sehingga penulis tertarik dengan memberikan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan,Self Efficacy, dan Karakter Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa KelasXI SMK Negeri 1 Pantai Cermin. 1.2 IndentifikasiMasalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan identifikasimasalahnya.identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap self efficacy pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cemin? 2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap karakter wirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cemin? 3. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cemin? 4. Bagaimana pengaruh self efficacy terhadap minat berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cemin? 5. Bagaimana pengaruh karakter wirausaha terhadap minat berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cemin? 6. Faktor apa yang menyebabkan angka pengangguran di Indonesia yang relatif masih sangat tinggi? 7. Faktor apa yang menyebabkan jumlah wirausaha yang seharusnya 2% baru ada 0,18% dari jumlah penduduk di Indonesia?

7 8. Apa penyebab pengetahuan kewirausahaan kurang menunjang untuk membentuk jiwa kewirausahaan siswa? 9. Bagaimanakah karakter wirausaha dan minat berwirausaha di kalangan siswa SMK? 10. Mengapa lulusan SMK lebih banyak memilih sebagai pencari kerja dari pada menciptakan lapangan peekerjaan? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat disimpulkan batasan masalah khususnya minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin adalah sebagai berikut: Apakah pengetahuan kewirausahaan,self efficacydan karakter wirausaha berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin? 1.4PerumusanMasalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusanmasalahnya, yaitu sebagai berikut: 1. Apakah pengetahuan kewirausahaan berpengaruh langsung terhadap self efficacy pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin? 2. Apakah pengetahuan kewirausahaan berpengaruh langsungterhadap karakter wirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin?

8 3. Apakah pengetahuan kewirausahaan berpengaruh langsung terhadap minat berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin? 4. Apakah self efficacyberpengaruh langsungterhadap minat berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin? 5. Apakah karakter wirausaha berpengaruh langsung terhadap minat berwirausaha pada SiswaKelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin? 1.5 TujuanPenelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, makatujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh langsung pengetahuan kewirausahaan terhadap self efficacypada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin. 2. Untuk mengetahui pengaruh langsung pengetahuan kewirausahaanterhadap karakter wirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin. 3. Untuk mengetahui pengaruh langsung pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin. 4. Untuk mengetahui pengaruh langsungself efficacyterhadap minat berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin. 5. Untuk mengetahui pengaruh langsung karakter wirausahaterhadap minat berwirausaha pada SiswaKelas XI SMK Negeri 1 Pantai Cermin.

9 1.6 ManfaatPenelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segiteoritis maupun praktis. 1. Teoritis a. Dapat dijadikan bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitiandengan teori-teori kewirausahaan yang relevan sehubungan denganmasalah yang teliti. b. Menambah bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitianberikutnya. 2. Praktis a. Bagi peneliti, memperluas wawasan dan pengetahuan tentang faktor dominan apa saja yang dapat meningkatkan minat siswa dalamberwirausaha. b. Bagi lembaga pendidikan kejuruan penelitian ini diharapkan memberiinformasi yang bermanfaat untuk mengambil kebijakan dalampeningkatan minat berwirausaha siswa setelah lulus sekolah. c. Bagi siswa dapat digunakan sebagai motivasi dan sebagai bahanpertimbangan serta menambah pemahaman akan pentingnya aspekwirausaha sebagai arah masa depan.