EVALUASI KAPASITAS SEISMIK BANGUNAN BETON BERTULANG EKSISTING DI KOTA PADANG DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH DINDING BATA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Dinding Bata dengan Bukaan (Lobang) terhadap Ketahanan Lateral Struktur Rangka Beton Bertulang

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH UKURAN BATA MERAH SEBAGAI DINDING PENGISI TERHADAP KETAHANAN LATERAL STRUKTUR BETON BERTULANG

Rekayasa pada Struktur Dinding Geser Ganda, Sebuah Upaya dalam Meningkatkan Duktilitas Bangunan Gedung

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

ASESMEN DAN PERKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERHADAP GEMPA PADA BANGUNAN RUSUNAWA I UNIVERSITAS SEBELAS MARET MAKALAH TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB III METODE PENELITIAN

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH PENGGUNAAN PENGEKANG (BRACING) PADA DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON GEMPA


ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli

JUDUL PENELITIAN ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP PADA STRUKTUR RANGKA TERBUKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUTAN BRESING BAJA

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

PERENCANAAN PENULANGAN DINDING GESER (SHEAR WALL) BERDASARKAN TATA CARA SNI Febry Ananda MS 1, Johannes Tarigan 2

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

ANALISIS EFEK PENEMPATAN DINDING BATA TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT EKSITASI GEMPA

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

BAB III METODELOGI PENELITIAN

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN PENULANGAN DINDING GESER (SHEAR WALL) BERDASARKAN TATA CARA SNI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB I PENDAHULUAN. bangunan saat ini adalah : kayu, beton, dan baja. Pada mulanya, bangunan-bangunan

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB V. Resume kerusakan benda uji pengujian material dapat dilihat pada Tabel V-1 berikut. Tabel V-1 Resume pola kerusakan benda uji material

EVALUASI DAKTALITAS STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PENGARUH DINDING PENGISI BATA MERAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Spesifikasi Benda Uji Benda Uji Tulangan Dimensi Kolom BU 1 D mm x 225 mm Balok BU 1 D mm x 200 mm

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG ABSTRAK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI LETAK TULANGAN HORIZONTAL TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS)

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

RANY RAKITTA DEWI SEMINAR TUGAS AKHIR

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

PENGARUH VARIASI JARAK TULANGAN HORIZONTAL DAN KEKANGAN TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

ANALISA STRUKTUR DAN KONTROL KEKUATAN BALOK DAN KOLOM PORTAL AS L1-L4 PADA GEDUNG S POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

TUGAS AKHIR RC OLEH : ADE SHOLEH H. ( )

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

STUDI PARAMETRIK PENGARUH VARIASI TINGKATAN BEBAN AKSIAL TERHADAP PERILAKU LENTUR DAN AKSIAL PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG DENGAN BEBAN SIKLIK

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Dinding Bata Merah Terhadap Ketahanan Lateral Struktur Beton Bertulang

Pengaruh Bentuk Bracing terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang

BAB IV ANALISA STRUKTUR

Yogyakarta, Juni Penyusun

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PENGARUH RASIO KEKAKUAN LATERAL STRUKTUR TERHADAP PERILAKU DINAMIS STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG BERTINGKAT RENDAH

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

FAKTOR DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG MUTU NORMAL (PEMANFAATAN OPEN SOURCE RESPONSE2000)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser horisontal dan momen guling akibat beban lateral. Secara umum, Dinding

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

EVALUASI KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG SECARA EKSPERIMEN DAN ANALISIS NUMERIK

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

Aplicability Metoda Desain Kapasitas pada Perancangan Struktur Dinding Geser Beton Bertulang

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR DAN RETROFITING (PERKUATAN) GEDUNG BLOK A RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. RASIDIN

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB I. penting. efek yang. tekan beton. lebih besar. Diilustrasikan I-1.

Kata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

EVALUASI KAPASITAS SEISMIK BANGUNAN BETON BERTULANG EKSISTING DI KOTA PADANG DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH DINDING BATA Oleh : Maidiawati 1), Sukma Witjaya 2) 1) Dosen Teknik Sipil 2 Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Penelitian ini memberikan hasil evaluasi kapasitas seismik bangunan beton bertulang eksisting di kota Padang. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kapasitas seismik bangunan antara tanpa dan dengan pengaruh dinding bata. Kapasitas seismik bangunan yang dinyatakan dalam hubungan indeks kekuatan lateral dan indeks daktilitas bangunan di evaluasi berdasarkan pada Standar Jepang, The Japan Building Desaster Prevention Assosiation, 2001, sedangkan pengaruh dinding bata dihitung berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan sebelumnya. Sebagai hasilnya, kekuatan lateral bangunan dengan adanya dinding bata meningkat secara signifikan sampai rasio drift 0.8, akan tetapi pada rasio drift ini kekuatan lateral turun secara dratis saat dinding bata mengalami runtuh geser. Hasil evaluasi ini menunjukan bahwa dinding bata dalam struktur rangka dapat meningkatkan kapasitas seismik bangunan secara signifikan. Kata kunci : bangunan beton bertulang, dinding bata, kapasitas seismik 1. Pendahuluan Sistem struktur rangka beton bertulang yang diisi dengan dinding bata tanpa tulangan (RC frame with unreinforced brick masonry wall) sangat banyak dan umum dipakai di Sumatera Barat, Indonesia. Berdasarkan peristiwa gempa yang terjadi dalam 1 (satu) dekade terakhir di Sumatera Barat, banyak bangunan beton bertulang yang rusak dan roboh, seperti kerusakan beberapa bangunan akibat gempa yang terjadi tahun 2007 dan 2009. Namun demikian beberapa bangunan rangka beton bertulang yang memiliki jumlah dinding bata yang banyak dalam struktur rangka dapat bertahan selama gempa (Maidiawati dkk, 2008) Sehingga konstribusi dinding bata terhadap kekuatan bangunan dalam menahan beban gempa menjadi topik yang menarik untuk dipelajari. Dalam perencanaan struktur gedung beton bertulang terhadap beban siklik gempa, keberadaan dinding bata dalam struktur rangka selalu diabaikan pengaruhnya dengan menganggapnya hanya sebagai komponen tanpa penahan beban (non-structure). Berdasarkan pengujian struktur rangka beton bertulang tanpa dan dengan diisi dinding bata yang dilakukan oleh penulis (Maidiawati dkk, 2011), yang mendapatkan bahwa dinding pengisi bata dapat meningkatkan kekuatan dan kekakuan struktur rangka beton bertulang akan tetapi mengurangi duktilitas struktur secara keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan di atas dan pengalaman gempa yang pernah terjadi, maka kapasitas seismik bangunan beton bertulang eksisting di Padang, dimana daerah gempa resiko tinggi, sangat perlu dievaluasi dengan membandingkan antara kapasitas seismik bangunan tanpa dan dengan adanya pengaruh dinding bata. 2. Deskripsi Bangunan Bangunan yang dievaluasi dalam penelitian adalah bangunan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat yang berlokasi di kota Padang kecamatan Padang Barat. Bangunan ini merupakan bangunan beton bertulang berlantai tiga yang dibangun setelah gempa Padang tahun 2009 dikarenakan kantor lama rusak berat akibat gempa Sumatera September 2009. Dinding bata digunakan sebagai dinding pengisi dalam beberapa struktur rangka seperti ditunjukan dalam denah lantai 1 (satu) pada Gambar 1. Ada tiga tipe kolom pada bangunan ini yaitu, dan dengan 49

3.00 4.00 7.00 2.00 3.00 Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 2 No.1 Januari 2015 ISSN: 2354-8452 ukuran masing-masing adalah 500x500 mm, 800x800 dan 600x600 mm. Detail penampang dan susunan tulangadirunjukan dalam Gambar 2, dan data material struktur ditunjukan dalam Tabel 1. x7 x6 x5 x4 x3 x2 x1 3.30 4.00 4.50 4.50 4.00 8.00 4.00 4.50 4.50 4.00 3.30 T S = dindingbatapenuh y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 Gambar 1. Denah Kolom dan Dinding DENAH LANTAI.1 SKALA 1 : 200 - Gambar 2. Tipe dan Detail Tulangan Kolom Tabel 1. Data Material No. Uraian Kekuatan Kolom Lantai 1, 2 dan 3 C-1 C-2 C-3 1 Tulangan Utama 12 D 19 20 D 22 12 D 22 2 Tulangan sengkang D 13-100 D 13-100 D 13-100 3 Kuat leleh tulang utama dan tulangan sengkang, f y 343 (N/mm 2 ) & 294 (N/mm 2 ) 4 Kuat tekan beton, f c 30 (N/mm 2 ) 3. Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Bangunan Eksisting Kapasitas seismik bangunan dinyatakan dalam bentuk hubungan antara rasio indeks kekuatan dan indek daktilitas yang dihitung berdasarkan The Japan Building Desaster Prevention 50

Association prosedur skrining kedua (JBDPA, 2001). Tahapan evaluasi kapasitas seismik bangunan eksisting ditunjukan dalam flowchart Gambar 3. Mulai Ada Gambar Bangunan Tidak Data bangunan (Detail struktur) Data lapangan (Detail struktur) Analisa Perhitungan Indek kekuatan (C) Indek daktilitas (F) Gambar bangunan (denah dan detail struktur) Indek Seismik Dasar (E 0 =f(c,f)) Selesai Gambar 3. Bagan Alir Evaluasi Kapasitas Seismik Bangunan Beton Bertulang Eksisting 3.1. Indeks Kekuatan Kolom Indeks kekuatan kumulatif, C merupakan jumlah indeks kekuatan dari kolom pada indek daktilitas tertentu yang ditentukan dengan Persamaan (1) (The Japan Building Desaster Prevention Assosiation, 2001). C C C (1) c i j c j Q u C (2) c i W Dimana c C i : indeks kekuatan kolom yang memiliki indeks daktilitas yang sama yang dihitung dengan Persamaan (2), Q u :Min { Q mu, Q su },M u : momen ultimit diberikan dalam Persamaan (3), Q mu : kuat lentur ultimit diberikan dalam Persamaan (4), Q su : kuat geser ultimit dihitung dengan Persamaan (5), c C j : indeks kekuatan kelompok-i anggota vertikal memiliki indeks daktilitas yang sama, α j : faktor kekuatan efektif ditunjukan dalam Tabel 2 (JBDPA, 2001), W: berat bangunan yang diasumsikan sebesar 12 kn/m 2 setiap luas lantai. M Q u N 0.8a. D 0.5. N. D t y 1 (3) b. D. f c Q 2 M 0.23 53 P (18 F ) t c M /( Q. d ) 0.12 u (4) mu h o t 0.85. su P 0.1 b j w w o (5) 51

Dimana a t : luast tulangan tarik, σ y: tegangan leleh tulangan longitudinal, b: lebar kolom, D: 2 tebal kolom, N: gaya aksial kolom ( N Ax 12 kn / m ), A: luas lantai yang didukung oleh masingmasing kolom, P t : rasio tulangan tarik (%), P w : rasio tulangan geser yang mana apabila nilai P w bernilai lebih besar dari 12, maka nilai p w yang digunakan adalah 12, σ w : tegangan leleh tulangan geser. σ 0 :tegangan aksial dari kolom. Jika nilai σ 0 bernilai lebih besar dari 8 N/mm2, maka nilai σ 0 yang digunakan adalah 8 N/mm2,j: jarak antara center tulangan kearah luar selimut beton = 0,8 D. Tabel 2. Faktor Kekuatan Efektif (α j ) Nilai F 1 untukgruppertama = 0.8 (R 1 = R 500 = 1/500) F 1 F 1 = 0.8 R 1 R 1 = R 500 Geser (R = R ) su 250 α s Geser (R su < R 250 ) α s GrupKedua Lentur (R my = R 250 ) 0.65 Lentur (R 250 <R my <R 150 ) α m Lentur (R my = R 150 ) 0.51 Dindinggeserdanlentur 0.65 Jikapadagruppertamanilai F 1 (R 1 R 250 = 1/250) F 1 F 1 = <F 1 <1.27 1.27 F 1 R 1 R 250 R 250 <R 1 <R 150 R 150 R 1 Geser (R su = R 250 ) 0 Geser (R 1 <R su ) α s α s 0 GrupKedua Lentur (R my <R 1 ) Lentur (R 1 <R my ) α m α m Lentur (R my =R 150 ) 0.72 α m Dimana: α s = Q(F1)/Q su = α m Q mu /Q su α m = Q(F1)/Q mu = 0.3 + 0.7 x R1/R my 3.2. Indeks Daktilitas Kolom Indeks daktilitas, F merupakan indeks untuk kemampuan deformabilitas struktur kolom yang dihitung sesuai dengan spesifikasi struktural berdasarkan kekakuan, kekuatan, dimensi, bentuk keruntuhan dll (JBDPA, 2001). Berdasarkan bentuk keruntuhan kolom dibedakan atas kolom geser dan kolom lentur. Kolom geser yaitu kolom yang memiliki rasio kuat geser terhadap kuat lentur kurang dari satu (Q su /Q mu <1), dan kolom lentur didefenisikan sebagai kolom yang memiliki rasio kuat geser dan kuat lentur besar dari satu (Q su /Q mu >1).Besarnyaindeks daktilitas untuk kolom geser diberikan dalam Persamaan (6)dan untuk kolom lentur ditentukan dengan Persamaan(7) untuk kasus R mn < R y dan dengan Persamaan (8)untuk kasus R mn R y (The Japan Building Desaster Prevention Assosiation, 2001) F R su 250 1 0.27 (6) R y R R 250 F R mu 250 1 0.27 (7) R y R R 250 2 R / R 1 mu y F 3.2 (8) 0.75 1 5 R / R mu y 52

Dimana : R su = c Q su / c Q mu 0.3. R my R 250 untuk c α. c Q mu < c Q su R su =R 250 untuk cα. c Q mu c Q su R my = (ho/ho). c R my R 250, dimana ho/ho cr my = c R 150 untuk ho/d 3.0 cr my = c R 250 untuk ho/d 2.0 cr my = Nilai interpolasi dari 2.0< ho/d<3.0 R y =deformasileleh yang secaraprinsipdiambilr y = 1/150 R mu = (h 0 /H 0 ). c R mu R 250 cr mu = c R my + c R mp c R 30 cr mp = 10 ( c Q su / c Q mu q). c R my 0 q = untuk S 100 mm, s:jaraktulangansengkang. q = 1,1untuk S > 100 mm h o =Tinggi bersih dari kolom H o = Tinggi kolom yang dibatasi dari balok kolom atas dan plat lantai D =Tebal kolom cr 150 = Nilai standar sudut deformasi kolom (diukur dari tinggi bersih kolom) yang bernilai 1/150 cr 250 = Nilai standar sudut deformasi kolom (diukur dari tinggi bersih kolom) yang bernilai 1/250 R 250 = Nilai standar dari sudut yang dibentuk saat terjadi deformasi tiap lantai =Nilai Yield drift angle dari kolom cr my Nilai c R mu dan c R my tidak harus tidak lebih besar c R max yaitu nilai batas atas drift angle kolom lentur yang diambil sebagai nilai min{ c R max(n), cr max(s), c R max(t), c R max(b), cr max(h) }, dapat ditentukan sebagai berikut : a cr max(n) adalah batas atas drift angle kolom lentur yang ditentukan ditentukan oleh gaya aksial cr max(n) = R 250 untuk η > η H cr max(n) = c R 30 ( c R 250 )/( c R 30 ) η c R 30 untuk lainnya Dimana : η = (η- η L ) (η H η L ) η =Ns / (b.d F c ) η L = 0,25 dan η H = 0,5 untuk S 100 mm η L = 0,2 dan η H = 0,4 untuk S > 100 mm b cr max (s) adalah batas atas drift angle kolom lentur yang ditentukan ditentukan oleh gaya geser cr max (s) = c R 250 untuk c τ u /Fc > 0,2 dimana c τ u = tegangan geser kolom yang diambil nilai min { c Q mu /(b.j), cq su /(b.j)} cr max (s) = c R 30 untuk yang lainnya. c c R max (t) adalah batas atas drift angle kolom lentur yang ditentukan berdasarkan rasio tulangan tarik. c R max (t) = c R 250 untuk Pt > 1 % d e c R max (t) = c R 30 untuk yang lainnya c R max (b) adalah batas atas drift angle kolom lentur yang ditentukan berdasarkan jarak tulangan sengkang. c R max (b) = c R 50 untuk S/db > 8 c R max (b) = c R 30 untuk kasus lainnya c R max (h ) adalah batas atas drift angle kolom lentur yang ditentukan berdasarkan tinggi bersih kolom c R max (h )= c R 250 untuk h 0 / D 2 c R max (h ) = c R 30 untuk lainnya 3.3. Indeks Kekuatan dan Daktilitas Dindidng Bata Berdasarkan pengujian struktur rangka beton bertulang dengan dan tanpa diisi dengan dinding bata oleh maidiawati dkk (Maidiawati dkk. 2012), didapatkan bahwa dinding bata dapat meningkatkan kekuatan lateral dan kekakuan struktur rangka namun menurunkan kemampuan 53

Gaya Lateral (kn) Gaya Lateral (kn) Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 2 No.1 Januari 2015 ISSN: 2354-8452 duktilitas struktur seperti ditunjukan dalam Gambar 4. Hasil tes mendapatkan besar tegangan geser dinding bata adalah sebesar 0,73 N/mm2 seperti di tunjukan pada Gambar 5.Sedangkan daktiltas dinding bata, dengan asumsi bahwa dinding bata adalah elemen dengan material bersipat rapuh (brittle), maka berdasarkan standar Jepang dinding bata dikelompokan pada elemen vertikal dengan daktilitas 0.8 (JBDPA, 2001). 300 300 200 200 100 0 Qmax=36.8 kn 100 0-100 - 200-300 -8-6 -4-2 0 2 4 6 8 Rasio Drift (%) Deformation capacity - 100-200 - 300 Qmax=174.0 kn Deformation capacity -8-6 -4-2 0 2 4 6 8 Rasio Drift (%) a) Struktur rangka tanpa dinding b) Struktur rangka dengan dinding Gambar 4. Hubungan Gaya Lateral dan Rasio Drift Struktur Rangka Beton Bertulang Tanpa dan Dinding Bata Gambar 5. Tegangan Geser Dinding Bata Dinding bata yang diperhitungkan dalam analisis ini adalah dinding penuh, sedangkan dinding dengan ada bukaan tidak memberikan konstribusi yang siknifikan pada struktur rangka berdasarkan pada Referensi (Choi H, 2005). Sedangkan dinding dengan tinggi sebagian hanya diperhitungkan untuk tinggi bersih kolom. 4. Kapasitas Seismik Bangunan Kapasitas seismik bangunan kantor Peternakan Kota Padang dievaluasi dengan dinyatakan dalam bentuk hubungan indeks kekuatan dan indek daktiltas yang dihitung untuk dua arah, arah utara-selatan (U-S) dan arah Timur-Barat (T-B). Untuk kasus tanpa pengaruh dinding bata, kapasitas seismik bangunan ditunjukan dalam Gambar 6. Garfik ini memberikanbahwa kekuatan bangunan tanpa pengaruh dinding bata memiliki indeks kekuatan lateral yang sama yaitu sebesar 0.46 untuk ke dua arah.banguanan ini memilikidaktilitas yangcukup besar dimana kekuatan dapat bertahan sampai rasio drift lebih dari 2,0%. 54

Indeks kekuatan Lateral Indeks Kekuatan Lateral Indeks Kekuatan Lateral Indeks Kekuatan Lateral Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 2 No.1 Januari 2015 ISSN: 2354-8452 Perbandingan kapasitas seismik bangunan dengan dan tanpa memperhitungkan pengaruh dinding bata ditunjukan dalam Gambar 7. Dari gambar ini dapat dilihat dengan adanyanya dinding bata dalam struktur rangka dapat meningkatkan kekutana lateral secara siknifikan sampai rasio drift 0.8. Kekuatan lateral bangunan dalam T-B meningkat jauh lebih besar dibandingkan dalam arah U- S dikarenakan dalam arahtersebutjumlah dinding bata lebih banyak. Hasil evaluasi ini menunjukan bahwa dinding bata dalam struktur rangka dapat meningkatkan kekuatan dan kekakuan lateral bangunan secara keseluran tanpa dinding tanpa dinding 0.8 0.8 0.6 0.6 0.4 0.4 0.2 0.2 0.5 1.5 2.0 Indeks Daktilitas 2.5 3.0 3.5 0.5 1.5 2.0 Indeks Daktilitas 2.5 3.0 3.5 a) Arah Utara-Selatan (U-S) b) Arah Timur-Barat (T-B) Gambar 6. Hubungan Indeks Kekuatan dan Indeks Daktilitas Bangunan Tanpa Pengaruh Dinding Bata 1.4 1.4 1.2 tanpa dinding dengan dinding 1.2 tanpa dinding dengan dinding 0.8 0.8 0.6 0.6 0.4 0.4 0.2 0.2 0.5 1.5 2.0 Indeks Daktilitas 2.5 3.0 3.5 0.5 1.5 2.0 Indeks Daktilitas a) Arah Utara-Selatan (U-S) b) Arah Timur-Barat (T-B) Gambar 7. Hubungan indeks kekuatan dan indeks daktilitas bangunan dengan dan tanpa pengaruh dinding bata 2.5 3.0 3.5 5. Kesimpulan Berdasarkan evaluasi kapasitas bangunan gedung Kantor Peternakan Kota Padang dengan membandingkan tanpa dan dengan memperhitungkan pengaruh dinding bata, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kapasitas seismik bangunan tanpa memperhitungkan pengaruh dinding bata memiliki indeks kekuatan lateral dan daktilitas yang sama pada arah Timur-Barat dan arah Utara-Selatan. 2. Dinding bata dalam struktur rangka meningkatkan kekuatan lateral bangunan secara siknifikan sampai dengan indeks daktilitas sebesar 0.8. Kekuatan lateral bangunan dengan adanya pengaruh dinding pada arah Utara-Selatan jauh lebih besar dari pada kekuatanya pada arah Timur-Barat dikarenakan jumlah dinding dalam arah Utara-Selatan jauh leibh banyak dari pada arah Timur-Barat. 3. Hasil evaluasi ini menunjukan bahwa keberadaan dinding bata pada bangunan beton bertulang bepengaruh terhadap kapasitas seismik bangunan secara siknifikan. 55

Daftar Pustaka Choi H, Nakano Y, and Sanada Y. 2005. Seismic Performance and Crack Pattern of Concrete Block Infilled Frames. Bulletin of ERS; 38. Maidiawati and Yasushi Sanada 2008. Investigation and Analisis of Buildings Damaged During The September 2007 Sumatera, Indonesia Earthquake. Journal of Asian Architecture and Building Engineering. 7,(2)371-378. Maidiawati, Sanada Y, Yoshiko, Tanjung J. 2011. Seismic Performance of Non Structural Brick Walls Used In Indonesian R/C Building. Journal of Asian Architecture and Building Engineering.10,(1), 203-210 The Japan Building Disaster Prevention Association. 2005. Standart for Seismic Evaluation of Existing Reinforced Concrete Building. 56