PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

UPAYA HUKUM TERHADAP PENOLAKAN KLAIM ASURANSI JIWA OLEH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG GATSU. Komang Ayu Devi Natasia

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

WANPRESTASI DALAM PEMBAYARAN PREMI ASURANSI DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG ASURANSI JIWA

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

Keywords : protection, Insurance, compensation

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KEPEMILIKAN MODAL ANTARA PT. AMBARA PRANATA DENGAN PT. MACCARONI APABILA TERJADI WANPRESTASI

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

Oleh : I Nyoman Edi Pramana Wijaya. Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

POLIS ASURANSI JIWA YANG DIGADAIKAN SEBAGAI JAMINAN PINJAMAN PADA PERUSAHAAN SEQUIS LIFE

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

PENYELESAIAN PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN ASURANSI JIWA DALAM HAL TERTANGGUNG TIDAK DAPAT MELAKUKAN KEWAJIBANNYA MEMBAYAR PREMI ASURANSI:

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

TANGGUNG JAWAB SEKUTU TERHADAP COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP ( CV ) YANG MENGALAMI PAILIT

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PENGGUNA JASA AKUNTAN PUBLIK. Study Kasus di Kantor Akuntan Publik Budiman, Wawan, dan Pamudji

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PADA KREDIT DI BANK MANDIRI CABANG SANUR

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK BISNIS ANTARA BIRO PERJALANAN WISATA GOH DENGAN JAYAKARTA HOTEL DI LEGIAN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HARTA SUAMI - ISTRI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian. Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Disusun Oleh: WILLY FITRI PRATAMI

SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

PERJANJIAN KERJASAMA DI BIDANG JASA ANTARA HOTEL PATRA BALI DENGAN BIRO PERJALANAN WISATA (BPW) PT. SERUM TRANSPORT

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

PROSES PEMBERIAN GANTI RUGI TERHADAP KERUSAKAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN MELALUI UDARA DI BANDARA NGURAH RAI

JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH LABA PURA LUHUR ULUWATU

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK YANG BERITIKAD BAIK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI (STUDY KASUS PUTUSAN NO: 722/PDT. G/2014/PN

PEMBATALAN PERJANJIAN MAATSCHAP YANG DIDIRIKAN TANPA JANGKA WAKTU DAN ATAS DASAR WANPRESTASI

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

ASPEK HUKUM PENGALIHAN PIUTANG ATAS NAMA (CESSIE) KARENA WANPRESTASI PT. BANK SRI PARTHA KEPADA PT. SRI PARTHA PUSAKA DENPASAR

PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA MELARIKAN WANITA YANG BELUM CUKUP UMUR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEMANDU PARIWISATA PADA PERUSAHAAN PARIWISATA PT. PARADISE BALI INDAH TOUR

Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN NOMINEE DALAM KEPEMILIKAN TANAH DI KABUPATEN GIANYAR OLEH ORANG ASING

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN STATUS TERSANGKA DALAM PUTUSAN PRAPERADILAN

PERTANGGUNGJAWABAN PT

WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSINYASI MINUMAN BERARKOHOL GOLONGAN C DI AJ SHOP SANUR

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN TANAH DI BALI OLEH ORANG ASING DENGAN PERJANJIAN NOMINEE

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN KORBAN KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENOLAKAN PEMBERIAN DANA SANTUNAN OLEH PT.

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN INITIAL PUBLIC OFFERING TERHADAP EMITEN DAN INVESTOR

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

PROSEDUR PENANGANAN KLAIM NASABAH DI BAGIAN ASURANSI KENDARAAN PADA PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) CABANG MEDAN

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI PT. BII FINANCE CENTER DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia selalu terdapat kejadian kejadian yang tidak dapat

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

Oleh: Rantika Andreani I Wayan Wiryawan Dewa Gde Rudy Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB SEWA MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

AKIBAT HUKUM BAGI PENERBIT BILYET GIRO KOSONG

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE) KUCH2HOTAHU DI DENPASAR. Oleh Gusti Ayu Mirah Handayani I Made Sarjana I Made Dedy Priyanto

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

PERTANGGUNG JAWABAN PIHAK RUMAH SAKIT TERHADAP PASIEN TERLANTAR PENGGUNA JASA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ( BPJS ) DI RUMAH SAKIT SANGLAH

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

IMPLEMENTASI PERTANGGUNGAN ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT BUMI PRIMA DANA

PERLINDUNGAN JAMINAN KESEHATAN TERHADAP TENAGA KERJA KONTRAK PADA DINAS TENAGA KERJA DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI KOTA DENPASAR *

TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP. Merdeka terhadap nasabah akibat kesalahan agen yang tidak menyetor pembayaran premi adalah

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG KUTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA PENGIRIMAN SURAT DAN BARANG PADA IDA S POSTAL AGENT CABANG KEROBOKAN

AKIBAT HUKUM OVERMACHT DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA SEPEDA MOTOR (MOTOR BIKE RENT) OLEH PENYEWA WARGA NEGARA ASING

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

MEKANISME PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT MELALUI PENGADILAN NIAGA I Gede Yudhi Ariyadi A.A.G.A Dharmakusuma Suatra Putrawan

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN SELA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SUATU PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

ANALISIS YURIDIS AKTA KETERANGAN LUNAS YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS SEBAGAI DASAR DIBUATNYA KUASA MENJUAL JURNAL. Oleh

Transkripsi:

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA Oleh I Made Aditya Mantara Putra I Gusti Nyoman Agung I Made Dedy Priyanto Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper has the title " Payment of claims by the Perusahaan AJB Bumiputera 1912 in the case of a default by the insured in the partner program scholarship plan ". The research method used in this paper is the Juridical Empirical, namely a state research gap das solen ( theory ) and das sein ( practice or reality ) that the gap between the theoretical state of the legal facts. In this paper, the issue raised is why the Perusahaan AJB Bumiputera 1912 pleaded no cancellation insurance agreement to the judge in the case of a default by the insured and how the payment of claims against the insured who are in default. The conclusion is AJB Bumiputera 1912 the Company did not plead to the judge because the cancellation is costing, time as well as a great power, so its cancellation can be done by both parties only and on payment of a claim, the policy will only be made if the insured already has a cash value. Keywords : Claim, Premium Payment, Insured, Default ABSTRAK Penulisan ini mempunyai judul Pembayaran klaim oleh Perusahaan AJB Bumiputera 1912 dalam hal terjadinya wanprestasi oleh tertanggung pada program mitra beasiswa berencana. Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah Yuridis Empiris, yaitu suatu penelitian yang beranjak dari keadaan kesenjangan das solen (teori) dan das sein (praktek atau kenyataan) yaitu kesenjangan antara keadaan teoritis dengan fakta hukum. Dalam penulisan ini, permasalahan yang diangkat yaitu mengapa Perusahaan AJB Bumiputera 1912 tidak memohonkan pembatalan perjanjian asuransi kepada hakim dalam hal terjadinya wanprestasi oleh tertanggung dan bagaimanakah pembayaran klaim terhadap tertanggung yang melakukan wanprestasi tersebut. Kesimpulan yang diperoleh adalah Perusahaan AJB Bumiputera 1912 tidak memohonkan pembatalan kepada hakim karena hanyalah menguras biaya, waktu serta tenaga yang besar, jadi pembatalannya dapat dilakukan oleh kedua belah pihak saja dan mengenai pembayaran klaim, hanya akan dilakukan apabila polis tertanggung sudah memiliki nilai tunai. Kata Kunci : Klaim, Premi, Tertanggung, Wanprestasi I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1

Pada dasarnya asuransi merupakan perjanjian timbal balik, dengan mana para pihak mempunyai hak dan kewajiban. Adapun hak dan kewajiban para pihak tersebut yaitu penanggung berkewajiban untuk mengganti kerugian apabila terjadi evenemen yang merugikan tertanggung serta berhak menerima uang premi, sedangkan tertanggung berkewajiban untuk membayar uang premi serta berhak mendapatkan penggantian kerugian. 1 Menurut H.M.N. Purwosutjipto, menyebutkan bahwa apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi, maka dapat mengakibatkan perjanjian tersebut dibatalkan, dengan mana pembatalannya disini harus dimohonkan kepada hakim (Pasal 1266 KUHPerdata). 2 Pada Perusahaan AJB Bumiputera 1912 khususnya dalam program mitra beasiswa berencana ditemukan permasalahan yaitu wanprestasi oleh tertanggung yang dalam hal ini adalah tidak dapat melanjutkan pembayaran preminya. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, apabila terjadi wanprestasi, perusahaan asuransi berhak memohonkan pembatalan perjanjian asuransi kepada hakim. Namun pada prakteknya, Perusahaan AJB Bumiputera 1912 tidak melakukan permohonan pembatalan perjanjian asuransi kepada hakim melainkan hanya membiarkan polis tersebut sampai menjadi polis kadaluwarsa. Dilihat dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah, yaitu mengapa Perusahaan AJB Bumiputera 1912 tidak memohonkan pembatalan perjanjian asuransi kepada hakim dalam hal terjadinya wanprestasi oleh tertanggung dan bagaimana pembayaran klaim terhadap tertanggung yang melakukan wanprestasi dalam program mitra beasiswa berencana. I.2. Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami alasan Perusahaan AJB Bumiputera 1912 yang tidak melakukan permohonan pembatalan perjanjian asuransi kepada hakim terhadap tertanggung yang melakukan wanprestasi dan mengenai dapat dilakukannya pembayaran klaim terhadap tertanggung yang melakukan wanprestasi. II. ISI MAKALAH. 1 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1980, Hukum Pertanggungan dan Perkembangan, BPHN, Jakarta, hal.22. 2 H.M.N. Purwosutjipto, 2003, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 6, Cet. V, Djambatan, Jakarta, hal.160. 2

2.1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah Yuridis Empiris yaitu suatu penelitian yang beranjak dari keadaan kesenjangan-kesenjangan das solen (teori) dan das sein (praktek atau kenyataan), kesenjangan antara keadaan teoritis dengan fakta hukum dan atau adanya situasi ketidaktahuan yang dikaji untuk pemenuhan kepuasan akademik. 3 2.2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1. Alasan Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Yang Tidak Melakukan Permohonan Pembatalan Perjanjian Asuransi Kepada Hakim Terhadap Tertanggung Yang Melakukan Wanprestasi Pada Program Mitra Beasiswa Dalam Pasal 1266 Ayat 1 KUHPerdata disebutkan bahwa apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi pada suatu perjanjian yang bertimbal balik, maka perjanjian dapat dibatalkan dan pembatalannya disini harus dimohonkan kepada Hakim. Mengingat asuransi merupakan perjanjian yang bertimbal balik, maka apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi, maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan dan pembatalannya tersebut harus dimohonkan kepada hakim. Namun pada prakteknya, dalam hal terjadinya wanprestasi oleh tertanggung, Perusahaan AJB Bumiputera 1912 tidak melakukan permohonan pembatalan perjanjian kepada hakim. Alasan perusahaan AJB Bumiputera 1912 tidak memohonkan pembatalan kepada hakim yaitu karena membutuhkan biaya, waktu serta tenaga yang sangat besar, terlebih lagi apabila tertanggung yang sudah digugat ke pengadilan tetap tidak dapat membayar tunggakan preminya, yang artinya setelah satu bulan tetap juga tidak bisa memenuhi kewajiban untuk melunasi pembayaran atas preminya yang tertunda, jadi pihak perusahaan harus menggugat tertanggung kembali karena dianggap telah melakukan wanprestasi lagi. Maka dari itu Perusahaan AJB Bumiputera 1912 merasa tidak perlu untuk melakukan pembatalan perjanjian kepada hakim di pengadilan. Selain itu dalam prakteknya, Perusahaan AJB Bumiputera 1912 mengesampingkan Pasal 1266 KUHPerdata tentang pembatalan perjanjian yang harus dimohonkan kepada hakim. Alasan dikesampingkannya Pasal 1266 KUHPerdata tersebut dikarenakan Pasal 3 H. Abdurrahmat Fathoni, 2006, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, PT. RINEKA CIPTA, Jakarta, hal. 104. 3

tersebut dianggap telah melanggar kebebasan para pihak dalam menyelesaikan kasus wanprestasi terkait dengan perjanjian asuransi jiwa khususnya pada program mitra beasiswa berencana. Dalam hal pengesampingan Pasal 1266 KUHPerdata ini, tidak sematamata tidak diberlakukan, Pasal 1266 KUHPerdata akan berlaku terhadap tertanggung yang merasa dirugikan akibat kesalahan dari perusahaan asuransi, serta memberikan hak kepada tertanggung untuk menuntut pemenuhannya apabila perusahaan asuransi terbukti melakukan kesalahan dan kesalahannya tersebut dapat dibuktikan oleh tertanggung. 2.2.2. Pembayaran Klaim Oleh Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Terhadap Tertanggung Yang Melakukan Wanprestasi Pada Program Mitra Beasiswa Mengenai pembayaran klaim terhadap tertanggung yang dinyatakan wanprestasi dalam program mitra beasiswa berencana ini, hanya akan dilakukan apabila polis yang dimiliki tertanggung tersebut sudah mempunyai nilai tunai. Dalam hal ini langkah awal yang dilakukan pihak perusahaan sebelum membayarkan klaimnya adalah mengecek terlebih dahulu apakah polis asuransi yang dimiliki tertanggung tersebut sudah memiliki nilai tunai atau belum. Polis asuransi memiliki nilai tunai apabila perjanjian asuransi tersebut sudah berjalan minimal 1 tahun, dengan mana sebelumnya tertanggung lancar dalam pembayaran preminya. Apabila polis dari tertanggung sudah memiliki nilai tunai, maka dalam hal ini perusahaan asuransi akan mengadakan pertemuan dengan tertanggung untuk mencapai kata sepakat mengenai apakah akan dilakukan pembayaran klaim berdasarkan nilai tunai yg sudah ada atau pertanggungan tetap akan dilanjutkan. Apabila tercapai kata sepakat agar klaim dibayarkan berdasarkan nilai tunai yang ada, maka pembayaran klaim akan dilaksanakan dengan mengembalikan sejumlah uang yang diperkecil dan besarnya uang pertanggungan ditentukan oleh perusahaan asuransi berdasarkan atas perhitungan aktuaria. Sebelum dilakukannya pembayaran klaim nilai tunai, tertanggung diwajibkan untuk mengisi formulir permohonan klaim nilai tunai dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Perusahaan AJB Bumiputera 1912. Setelah itu bagian klaim akan memproses permohonan klaim nilai tunai dari tertanggung serta mengecek persyaratan yang harus dipenuhi oleh tertanggung. Apabila persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi 4

sudah dipenuhi dan permohonan klaim nilai tunainya disetujui oleh bagian klaim, maka perusahaan asuransi akan melakukan pembayaran klaim nilai tunai langsung kepada tertanggung. Setelah pembayaran klaim tersebut dilakukan, maka sejak saat itu juga pertanggungan antara tertanggung dengan penanggung dikatakan telah berakhir. III. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari penulisan ini yaitu : 1. Alasan Perusahaan AJB Bumiputera 1912 tidak memohonkan pembatalan perjanjian kepada hakim terhadap tertanggung yang melakukan wanprestasi yaitu karena hanyalah menguras biaya, waktu serta tenaga yang sangat besar, terlebih lagi apabila tertanggung yang wanprestasi tersebut setelah satu bulan tetap tidak membayar tunggakannya, jadi pihak perusahaan harus menggugat tertanggung karena telah melakukan wanprestasi kembali, maka dari itu pihak perusahaan merasa tidak perlu memohonkan pembatalannya kepada hakim. 2. Pembayaran klaim akan dilakukan apabila polis dari tertanggung sudah memiliki nilai tunai. Apabila tertanggung sepakat agar klaim dibayarkan berdasarkan nilai tunai, maka tertanggung diwajibkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Setelah persyaratan dipenuhi dan permohonan klaim nilai tunainya disetujui oleh bagian klaim, maka selanjutnya perusahaan asuransi akan melakukan pembayaran klaim nilai tunai langsung kepada tertanggung dengan mengembalikan uang pertanggungan yang diperkecil dan besarnya tidak sesuai dengan yang diperjanjikan sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1980, Hukum Pertanggungan dan Perkembangan, BPHN, Jakarta. H. Abdurrahmat Fathoni, 2006, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, PT. RINEKA CIPTA, Jakarta. H.M.N. Purwosutjipto, 2003, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 6, Cet. V, Djambatan, Jakarta. 5

Peraturan Perundang-Undangan R. Subekti, 1999, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Redaksi Aksara Sukses, 2013, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Aksara Sukses, Cet. I, Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Perasuransian 6