2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

dokumen-dokumen yang mirip
2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erpan Herdiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang banyak di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

USWAN FIRMANSYAH K

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rukita Ramdan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

PENGATURAN LATIHAN ACAK POLA TETAP DAN GABUNGAN POLA TETAP - ACAK TERHADAP HASIL PERTANDINGAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

PERBANDINGAN KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR PEMAIN TUNGGAL DENGAN PEMAIN GANDA DALAM CABOR BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syahrul Akbar, 2014 Tingkat kepercayaan diri tim dengan kehadiran libero dalam pertandingan bola voli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OLEH DILLA FARID W. T

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak hingga orang dewasa, hal itu menunjukkan bahwa sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

BAB III METODE PENELITIAN

KETERAMPILAN BERMAIN BULUTANGKIS DITINJAU DARI

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

2016 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dunia Internasional. Nama-nama besar telah lahir seperti Ferry Soneville,

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Satriya (2008, hlm. 1) mengatakan Permainan bulutangkis bersifat individual yang dapat dimainkan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kok sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh garis dan net untuk memisahkan antara daerah permain sendiri dan daerah permainan lawan. Berdasar penjelasan diatas, bulutangkis adalah permainan yang menggunakan shuttlecock sebagai alatnya yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan raket. Permainan ini dilakukan dalam suatu lapangan yang berbentuk persegi panjang dan dibagi menjadi dua bagian oleh net sesuai aturan yang berlaku. Olahraga bulutangkis mendapatkan perhatian yang sangat baik dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, KONI, maupun dari seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan atlet-atlet bulutangkis Indonesia banyak yang berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia dimata dunia. Bagi Atlet untuk mencapai prestasi terbaik, ada beberapa aspek yang mempengaruhinya. Harsono (1988, hlm. 100) menjelaskan bahwa Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu, latihan fisik, teknik, taktik dan mental. Aspek kondisi fisik merupakan aspek yang paling mendasar bagi pengembangan aspek-aspek lainnya dan memberikan peranan yang sangat penting dalam pencapaian suatu prestasi olahraga. Hal ini dijelaskan oleh Harsono (1988, hlm. 153) bahwa Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet. 1

2 Dalam pertandingan bulutangkis seorang atlet harus dapat menguasai lapangan dan dapat bergerak kesegala arah dengan cepat dan tepat untuk mengejar dan mengembalikan kok ke daerah lawan dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Hartanto (1992, hlm. 40) bahwa Gerakan kaki yang baik diperlukan sekali dalam permainan bulutangkis agar dapat berpindah tempat ke semua bagian lapangan permainan. Maka dari itu olahraga bulutangkis merupakan olahraga yang menuntut kemampuan untuk bergerak dengan cepat ke segala arah, melompat, memukul dan mampu membaca permainan lawan. Melihat dari karakteristik permainan bulutangkis, komponen kondisi fisik yang paling dominan adalah kelincahan. Subarjah (2007, hlm. 29) mengatakan bahwa Dalam permainan bulutangkis, komponen-komponen kondisi fisik yang menonjol adalah agilitas. Hal ini dikarenakan atlet harus bisa menguasai lapangan dan dapat bergerak dengan cepat dan tepat ke berbagai arah. Menurut Sidik (2010, hlm. 20) kelincahan adalah kemampuan mengubah arah gerakan secepat-cepatnya. Kelincahan menggambarkan kemampuan gerak seseorang dalam mengubah arah secara cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pembina dan pelatih PB Maher, permasalahan yang terjadi dalam PB. Maher Jatiwangi adalah atlet sulit bersaing ditingkat Jawa Barat. Penyebabnya adalah aspek kelincahan yang belum baik, sedangkan dalam pertandingan bulutangkis atlet harus bisa bergerak cepat ke berbagai arah untuk menguasai lapangan. Kelincahan tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui suatu proses latihan. Latihan untuk meningkatkan kelincahan cukup beragam diantaranya shadow badminton dan ladder. Latihan shadow badminton merupakan salah satu bentuk latihan yang digunakan untuk meningkatkan footwork. Menurut Subarjah (2007, hlm. 42) menjelaskan bahwa Untuk melatih gerakan kaki dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah dengan melakukan pukulan bayangan (shadow strokes), mengambil kok pada posisiposisi tertentu dan melakukan gerakan/melangkah kearah tertentu dan lain-lain.

3 Shadow berarti bayangan, jadi maksud dari latihan shadow badminton adalah latihan yang dilakukan dengan membayangkan berada dalam suatu permainan. Ladder adalah salah satu bentuk latihan yang fungsinya melatih kelincahan kaki dan sinkronisasi gerak secara seimbang. Menurut Sutiyono (2014) menjelaskan bahwa Tujuan utama dari program agility ladder adalah untuk mempermudah cakupan gerakan luas yang berbeda-beda pada kaki dan pola-pola gerakan. Gerakan-gerakan skill ini dapat menjadi gerakan alamiah kedua dan tubuh mampu dengan cepat merespon berbagai derajat gerakan yang diperlukan dalam olahraga kompetisi. Untuk berlatih gerak ini yang dibutuhkan adalah alat yang meyerupai anak tangga yang di letakkan pada bidang datar atau lantai. Berdasarkan uraian di atas peneliti menganggap penting untuk diangkat dalam bentuk penelitian, khususnya penelitian mengenai latihan shadow badminton dan latihan ladder dalam meningkatkan kelincahan. B. Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada latihan shadow badminton dan latihan ladder dalam meningkatkan kelincahan atlet bulutangkis adalah sebagai berikut: 1. Apakah latihan shadow badminton dapat meningkatkan kelincahan secara signifikan? 2. Apakah latihan ladder dapat meningkatkan kelincahan secara signifikan? 3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara latihan shadow badminton dengan latihan ladder dalam meningkatkan kelincahan? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan masalah penelitian yang akan diungkap dan dirumuskan oleh penulis, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Ingin memperoleh data dan informasi yang akurat dan signifikan tentang pengaruh latihan shadow badminton terhadap peningkatan kelincahan.

4 2. Ingin memperoleh data dan informasi yang akurat dan signifikan tentang pengaruh latihan ladder terhadap peningkatan kelincahan. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh antara latihan shadow badminton dengan latihan ladder terhadap peningkatan kelincahan.

5 D. Manfaat Penelitian Mengacu pada latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan praktis, yang dipaparkan sebagai berikut : 1. Secara teoritis : Untuk bahan ilmu pengetahuan dan referensi khususnya bagi pelatih, atlet juga Pembina pada cabang olahraga bulutangkis. 2. Secara praktis : Untuk memberikan variasi latihan yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kelincahan. E. Batasan Penelitian Pada penelitian ini penulis memberikan batasan agar pelaksanaan penelitian berjalan sebagaimana mestinya, maka penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut : 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan shadow badminton dan latihan ladder. 2. Variabel tetap dalam penelitian ini adalah kemampuan kelincahan. 3. Sampel yang digunakan sebanyak 20 atlet kelompok usia 13-15 tahun putra yang diambil dari klub bulutangkis PB. Maher Jatiwangi. F. Penjelasan Istilah Penafsiraan seseorang terhadap suatu istilah sering tidak sama sehingga dapat menimbulkan kekeliruan serta kesalahpahaman, oleh sebab itu untuk menghindari perihal tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi beberapa istilah serta menjelaskan istilah tersebut. Adapun beberapa istilah tersebut di antarannya : 1. Latihan menurut Harsono (1988, hlm. 101) adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan dan pekerjaannya. 2. Shadow badminton menurut Subarjah (2007, hlm. 33) adalah latihan yang dilakukan dengan membayangkan berada dalam suatu permainan bulutangkis.

6 3. Ladder dalam Jurnal PB Djarum (2015) adalah salah satu bentuk latihan fisik yang fungsinya melatih kelincahan kaki dan sinkronisasi gerak secara seimbang. 4. Kelincahan Menurut Sidik (2010, hlm. 20) adalah kemampuan mengubah arah gerakan secepat-cepatnya. Kelincahan menggambarkan kemampuan gerak seseorang dalam mengubah arah secara cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan. G. Struktur Organisasi Skripsi Agar penelitian terancang dengan baik, maka perlu adanya penyusunan secara terstruktur. Dalam menyusun skripsi ini terbagi menjadi lima bab, yang diawali dengan bagian formalitas yang berisi halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar grafik dan daftar lampiran. Bab 1 berisi pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, penjelasan istilah dan struktur organisasi. Bab 2 menguraikan tentang pengertian bulutangkis, pengertian komponen kondisi fisik, pengertian kelincahan, pengertian shadow badminton, pengertian latihan ladder, anggapan dasar dan hipotesis. Pada bab 3 berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya yaitu desain penelitian; populasi dan sampel; instrumen penelitian; uji validitas dan reliabilitas; dan teknik pengumpulan data. Bab 4 berisi hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama, yakni pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan. Bab 5 menguraikan kesimpulan dan saran yaitu penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.