BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. spiritualitas, di samping membuktikan ajaran-ajaran Al-Qur an yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. (Q.S. Al-Qomar:17). 1

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

KORELASI ANTARA MINAT MEMBACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

IMPLEMENTASI METODE DIROSATI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ AL-FALAH WULUHAN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutawtir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah. 2

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan melangsungkan kehidupan. Sedangkan pendidikan dalam arti. kemampuan dan keterampilan. Sementara Lembaga Pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan pekerti

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 2. dijadikan suatu bidang studi atau mata pelajaran dalam kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar, meliputi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kalamullah yang merupakan mu jizat yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. kebahagian di akhirat. Bagi orang Islam tentunya wajib mempelajari kitab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, Hlm: 28 2

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar, 2011), hlm Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta, Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu mahkluk ciptaan Allah SWT yang diberi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al-Quran merupakan ayat-ayat Allah yang berupa kalamullah yang diturunkan dengan bahasa arab, yaitu satu-satunya bahasa yang terjaga dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran. Allah berfirman : Artinya: Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan sesungguhnya kami benar-benar menjaganya (Q.S Al-Hijr:15:9) 1 Siswa yang memiliki tingkat kelancaran dan kefasihan yang baik dalam membaca Al-Quran akan mudah dalam memahami dan menghafalkan ayat-ayat Al-Qur an. Karena Al-Quran bisa dipahami dan diamalkan apabila kemampuan membaca dan melafalkannya baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid. Membaca Al-Quran untuk sebagian siswa merupakan aktivitas yang membosankan dan menjenuhkan bahkan merupakan kesulitan, karena bacaan yang dibaca menggunakan bahasa Arab berbeda dengan bacaan berbahasa Indonesia yang hal itu lebih mudah dibaca. Namun lain 1 Departemen Agama, Alqur an dan terjemahannya, (Jakarta:Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir alqur an), hlm., 390

halnya dengan siswa yang senang membaca Al-Quran menurut mereka membaca Al-Quran merupakan hal yang unik dan menarik. Bagi sebagian orang tua hal tersebut merupakan suatu kebanggaan tersendiri apabila anaknya mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Memang setiap mata pelajaran yang berhubungan dengan membaca Al-Quran sebagian siswa merasa kesulitan sehingga pemahaman akan materi pembelajaran kurang dipahami. Padahal, setiap lembaga pendidikan berharap seluruh anak didiknya mampu membaca dan menghafalkan Al-Quran dengan baik dan benar. Lemahnya tingkat kelancaran dan kefasihan siswa dalam membaca Al-Quran akan berpengaruh sekali pada lemahnya tingkat hafalan Al- Quran. Hal ini merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian lebih dan membutuhkan sebuah langkah solutif dari seorang pendidik, karenanya siswa yang seharusnya memahami pembelajaran melalui bacaan Al-Quran, malah mendapat kesulitan dalam membaca dan menghafal Al- Quran. Kemampuan membaca dan menghafal Al-Quran merupakan hal yang penting bagi siswa madrasah tsanawiyah sebagai bekal dasar untuk memahami ayat-ayat Al-Quran. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan membaca dan menghafal dengan baik dan benar akan lebih mudah memahami dan mengamalkan isi Al-Quran. Juga, sebagai bekal lulusan 2

dari sebuah pendidikan yang berbasis agama agar dapat mengamalkan isi Al-Quran secara utuh. 2 Sebagaimana Allah SWT. telah menjelaskan tentang kewajiban membaca dalam Al-Quran surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi: Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 3 Iqra atau perintah membaca, adalah kata pertama dari wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Mungkin mengherankan bahwa perintah tersebut ditujukan pertama kali kepada seorang yang tidak pernah membaca suatu kitab sebelum turunnya Al-Quran bahkan seseorang yang tidak pandai membaca suatu tulisan sampai akhir hayatnya. 4 2 Yusuf Qordhawi, Al-Qur an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan. (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hlm., 35 3 Kementerian Agama RI, Al-Qur an & Tafsirnya, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), hlm., 719 4 Quraish shihab, Membumikan Al-Qur an, (Bandung:Mizan, 1996), hlm., 167 3

Membaca adalah salah satu usaha untuk menambah ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi hidup dan kehidupan manusia. Dari sepenggal ayat tersebut dapat dimengerti bahwa dasar seseorang mendapat ilmu pengetahuan adalah dengan membaca, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan, baik secara epistomologi berupa bacaan huruf-huruf yang tertulis dalam bukubuku, maupun terminologis yakni membaca dalam arti lebih luas maksudnya, membaca alam semesta. 5 Masa anak-anak merupakan masa yang amat kondusif untuk membiasakan perilaku keagamaan, seperti mendirikan sholat lima waktu, pembiasaan membaca Al-Quran, berbakti kepada kedua orang tua, dan sebagainya. Apabila latihan-latihan agama yang kaku, salah atau tidak cocok, dengan anak-anak, maka waktu dewasa nanti, ia akan cenderung kepada atheis atau kurang peduli terhadap agama, atau kurang merasakan pentingnya agama bagi dirinya. Dan sebaliknya, semakin banyak si anak mendapat latihan-latihan keagamaan waktu kecil, sewaktu dewasa nanti akan semakin terasa kebutuhannya kepada agama. 6 Untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan, tentu tidak terlepas dari berbagai faktor pula yang menunjang keberhasilan tersebut. Di antara salah satu faktornya yang paling dominan adalah diri siswa itu sendiri. Kemauan yang keras untuk berhasil akan menentukan seberapa jauh tingkat keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Indikator keberhasilan 5 Yusuf Qordhawi, Al-Qur an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan. (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hlm., 35 6 Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan. (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hlm., 41. 4

siswa dalam pembelajaran adalah mampu dan bisa mengaplikasikan setiap ilmu yang diperolehnya dari pembelajaran tersebut. Kemampuan mengaplikasikan setiap ilmu yang diperoleh dari proses pendidikan dan pembelajaran dalam kehidupan akan melahirkan sebuah kebiasaan positif yang akan mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik. Kebiasaan yang berulang-ulang dan terus dilakukan dalam mengerjakan sesuatu yang awalnya tidak bisa dan sulit akan bisa dan mudah untuk dilakukan. Beberapa studi para psikolog modern mengungkapkan pentingnya pengulangan dalam proses pembelajaran. 7 Proses kegiatan pengulangan menggunakan dua kemampuan kerja yang bersamaan yakni kemampuan fisik dalam mengucapkan kata-kata dan kemampuan otak untuk mentransfer dan mengolah apa yang diucapkan atau dibaca. Dalam Al-Quran kita menemukan banyak sekali pengulangan mengenai beberapa kebenaran seperti yang terdapat dalam surat Al Qomar ayat 17,22,32 yang berbunyi : Artinya: Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? 8 Berdasarkan ayat di atas, proses pembelajaran yang berkelanjutan dan kontinuitas yang baik akan menghasilkan sebuah pemahaman yang 7 Muhammad Usman Najati, Psikologi dalam Alqur an, (Bandung:Pustaka Setia. 2003), hlm. 282. 8 Kementerian Agama RI, Al-Qur an & Tafsirnya, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), hlm., 567,572,575 5

maksimal dan hasil dari pemahaman itu akan menjadi sebuah keyakinan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dengan tadarus, jika dilakukan dengan terus-menerus dan berkesinambungan, maka akan menjadikan sebuah kebutuhan pribadi yang menumbuhkan rasa kecintaan dan keyakinan akan isi Al-Quran. Madrasah Tsanawiyah Negeri Bandung Tulungagung ini merupakan salah satu dari beberapa lembaga pendidikan tingkat menengah yang menerapkan pembiasaan tadarus sebagai pembiasaan dalam pembelajaran membaca Al-Quran khususnya dalam meningkatkan prestasi hafalan Al-Quran yang bertujuan untuk menyiapkan anak didiknya agar menjadi generasi muda yang Qur ani. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan mengadakan penelitian dan membahas skripsi yang berjudul: Hubungan Tadarus Dengan Prestasi Belajar Siswa Hafalan Al-Qur an Juz Ke-30 Di MTs Negeri Bandung Tulungagung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi dari judul Hubungan Tadarus dengan Prestasi Belajar Siswa Hafalan Al-Qur an Juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung, sebagai berikut: 1. Kurang lancarnya siswa dalam menghafal Al-Qur an 2. Kurang fasihnya siswa dalam menghafal Al-Qur an 6

3. Kurang ada minat baca siswa mengurangi kelancaran dan kefasihan siswa hafalan Al-Qur an 4. Siswa sulit untuk menghafalkan Al-Qur an khususnya juz ke-30 C. Batasan Masalah Sehubungan dengan masalah yang terkait dengan Hubungan Tadarus dengan Prestasi Belajar Siswa Hafalan Al-Qur an Juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung, adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Tadarus 2. Prestasi Belajar siswa hafalan Al-Qur an juz ke-30 D. Rumusan Masalah 1. Adakah hubungan kelancaran tadarus dengan prestasi belajar siswa hafalan Al-Qur an juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung? 2. Adakah hubungan kefasihan tadarus dengan prestasi belajar siswa hafalan Al-Qur an juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung? 3. Adakah hubungan kelancaran dan kefasihan tadarus dengan prestasi siswa hafalan Al-Qur an juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung? E. Tujuan Pembahasan 7

1. Mengetahui hubungan kelancaran tadarus dengan prestasi belajar siswa hafalan Al-Qur an juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung. 2. Mengetahui hubungan kefasihan tadarus dengan prestasi belajar siswa hafalan Al-Qur an juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung. 3. Mengetahui hubungan kelancaran dan kefasihan tadarus dengan prestasi belajar siswa hafalan Al-Qur an juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung. F. Kegunaan Hasil Penelitian Manfaat penelitian yang di harapkan sebagai berikut : 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam keagamaan, khususnya dalam meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam hafalan Al-Qur an Juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung. 2. Secara praktis a. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung tentang hubungan tadarus dengan prestasi belajar hafalan Al-Qur an juz ke-30 masing-masing siswa, sehingga para guru dapat menerapkan metode yang tepat untuk melakukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan lebih kreatif dan inovatif, khususnya pada pembelajaran Al-Qur an. 8

b. Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam hafalan Al-Qur an juz ke-30 c. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya pengetahuan dalam meningkatkan metode pembelajaran yang sesuai untuk peserta didik. d. Bagi dunia penelitian Hasil penelitian ini sebagai acuan penelitian mengenai faktor faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menghafalkan Al-Qur an juz ke-30. e. Bagi MTs Negeri Bandung Tulungagung Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif untuk pengembangan pembelajaran Al-Qur an. G. Penegasan Istilah Penegasan istilah ada agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian yang berjudul Hubungan Tadarus dengan Prestasi Belajar Hafalan Al-Qur an Juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung tidak menyimpang dari tujuan awal dan agar tidak terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan, maka perlu adanya penegasan penegasan istilah sebagai berikut: 9

1. Secara Konseptual a. Tadarus Tadarus adalah belajar bersama atau sama dengan mudzakarah atau muthala ah bersama, belajar bersama yang oleh para huffazh Alquran disebut juga sima an, artinya saling menyimak atau saling mendengarkan. Dengan demikian, jika Alquran dibaca sendirian, tidak dinamakan tadarus, tetapi lebih layak disebut deres. 9 Tadarus biasanya berbentuk sebuah majelis di mana para pesertanya membaca Al-Quransecara serentak dan bersama-sama serta didampingi oleh pembimbing. b. Prestasi belajar Prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar yang berupa perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pengalaman, dalam bidang ketrampilan, dalam bidang sikap dan nilai seseorang dalam belajar. 10 c. Hafalan Al-Qur an Hafalan Al-Quran merupakan gabungan dari hafalan dan al- Qur an. Adapun arti menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. 11 Sedangkan Al-Qur an adalah firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, melalui Malaikat Jibril as, mengandung 381 9 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira at, (Jakarta: AMZAH, 2011), hlm., 37 10 WS Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi, (Jakarta: Erlangga, 1984) hlm., 102 11 Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Duta Rakyat, 2002) hlm., 10

aspek mu jizat (i jaz), diriwayatkan secara consensus (tawatur), serta digunakan sebagai bacaan dalam beberapa situs keagamaan, seperti shalat 12 2. Secara operasional Secara operasional yang dimaksud dengan Hubungan tadarus dengan prestasi belajar siswa hafalan Al-Quran juz ke-30 di MTs Negeri Bandung Tulungagung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam penguasaan hafalan dan pemahaman tentang Al-Quran terutama dalam penelitian ini adalah juz yang ke-30 yang dilakukan di MTs Negeri Bandung Tulungagung. Dengan adanya Kegiatan Tadarus yang dilaksanakan setiap hari efektif, membuat siswa terbiasa membaca dan mendengarkan bacaan Al-Quran sehingga tumbuhnya dalam diri siswa cinta terhadap Al-Quran, dan bagi siswa yang belum bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar akan terdorong untuk belajar membaca Al-Quran lebih baik lagi Ada tidaknya hubungan tersebut dapat diketahui melalui hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai hafalan Al-Quran juz ke-30 surah Al-Qadr yang telah diberikan. H. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan sistematika skripsi ini terdiri dari tiga bagian antara lain: 1. Bagian Awal 2008), hlm., 36 12 Ahmad Shams Madyan, Peta Pembelajaran Al-Qur an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 11

Pada bagian ini meliputi: halaman sampul depan, halaman judul, halamanpersetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak. 2. Bagian Isi Pada bagian ini terdiri dari enam bab yaitu: a. Bab I Pendahuluan Pada bagian ini terdiri dari: latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. b. Bab II Landasan Teori Pada bagian ini akan disajikan tentang kajian teori yang mencangkup: deskripsi teori yang meliputi (tadarus, prestasi belajar, hafalan Al-Qur an, hubungan tadarus dengan prestasi belajar siswa hafalan Al-Qur an), penelitian terdahulu, dan kerangka berfikir penelitian. c. Bab III Metode Penelitian Pada bagian ini akan disajikan tentang metodologi penelitian yang meliputi: rancangan penelitian (berisi pendekatan dan metode penelitian), populasi, sampling dan sampel penelitian, sumber data, variabel dan skala pengukurannya; tehnik 12

pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian. d. Bab IV Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi tentang hasil penelitian (yang berisi deskripsi data dan pengujian hipotesis). e. Bab V Pembahasan Pada bagian ini merupakan bagian yang membahas tentang rumusan masalah 1, 2, dan 3. f. Bab VI Penutup Pada bagian ini merupakan bagian yang membahas tentang kesimpulan dan saran-saran. 3. Bagian Akhir Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian, surat izin penelitian, daftar riwayat hidup, dan lain-lainnya yang berhubungan dan mendukung pembuatan skripsi. 13