PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA KONSULTASI PENYUSUNAN PETA RENCANA TATA RUANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PETA RENCANA TATA RUANG

BIG. Peta. Rencana Tata Ruang. Pengelolaan. Tata Cara.

KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K

BAB 3 IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI UU NOMOR 4 TAHUN 2011 MENGENAI INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK KELAUTAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

No.1078, 2014 GEOSPASIAL. Standar Kompetensi. Jasa Profesional. Ilmiah. Teknis.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PRT/M/2014

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

2 4. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan InaGeoportal; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTANSELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)

BIG. Data Geospasial. Habitat Dasar. Laut Dangkal. Pengumpulan. Pengolahan. Pedoman Teknis.

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME PERAN SERTA SETIAP ORANG DALAM JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENILAIAN KESESUAIAN DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN INFORMASI BERKLASIFIKASI MILIK PEMERINTAH

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 15 TAHUN 2013 /2001 TENTANG SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA 2013

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOSPASIAL

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

2016, No masih terdapat kekurangan dan belum mengakomodasi seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan bidang Penelitian, Pengkajian, Pengemb

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN KOLEKSI KHUSUS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR ALGORITMA KRIPTOGRAFI PADA INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG TUNJANGAN PENGAMANAN PERSANDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

2016, No b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG JARINGAN DATA SPASIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PENYIMPANAN DAN MEKANISME PENYIMPANAN UNTUK PENGARSIPAN DATA GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial tentang Standar Prosedur Penyimpanan dan Mekanisme Penyimpanan untuk Pengarsipan Data Geospasial dan Informasi Geospasial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214); 2. Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial; M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG STANDAR PROSEDUR PENYIMPANAN DAN MEKANISME PENYIMPANAN UNTUK PENGARSIPAN DATA GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I...

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala ini, yang dimaksud dengan: 1. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. 2. Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis, dimensi, atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam, dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. 3. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. Pasal 2 (1) Penyimpanan dan pengamanan DG dan IG merupakan cara menempatkan DG dan IG pada tempat yang aman dan tidak rusak atau hilang untuk menjamin ketersediaan IG. (2) Penyimpanan DG dan IG bertujuan untuk: a. menjamin ketersediaan DG dan IG dari kegiatan penyelenggaraan IG; b. menjamin ketersediaan DG dan IG yang autentik dan terpercaya untuk pemanfaatan IG; c. menjamin keselamatan dan keamanan DG dan IG sebagai aset nasional; d.menjamin...

-3- d. menjamin terwujudnya pengelolaan DG dan IG yang andal dan pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan e. meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan DG dan IG yang autentik dan terpercaya. (3) Penyimpanan DG dan IG sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan: a. standar prosedur penyimpanan DG dan IG; dan b. mekanisme penyimpanan untuk pengarsipan DG dan IG. BAB II STANDAR PROSEDUR PENYIMPANAN DATA GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL Bagian Kesatu Umum Pasal 3 Standar prosedur penyimpanan DG dan IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a merupakan metode baku untuk penyimpanan DG dan IG yang digunakan sebagai acuan dalam kegiatan penyimpanan DG dan IG yang dilaksanakan oleh penyelenggara IG. Pasal 4 Standar prosedur penyimpanan DG dan IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi: a. unit penyimpan; b. personil penyimpan; c. sarana dan prasarana penyimpanan; d. pengamanan; e. pengaksesan kembali; dan f. prosedur penyimpanan. Bagian Kedua...

-4- Bagian Kedua Unit Penyimpan Pasal 5 (1) Penyimpanan DG dan IG menjadi tanggung jawab pihak penyelenggara IG dan dilaksanakan oleh: a. unit kerja yang melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan DG dan IG; dan/atau b. unit kerja yang melaksanakan penyimpanan, pengamanan dan penyebarluasan DG dan IG. (2) Tanggung jawab penyimpanan DG dan IG sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) meliputi penetapan kebijakan, pembinaan penyimpanan, pengamanan, dan pengelolaan DG dan IG. Pasal 6 (1) Unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) melaksanakan penyimpanan DG dan IG di lingkungan penyelenggara IG untuk menjamin kesinambungan dan kualitas DG dan IG. (2) Unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b melakukan pembinaan terkait pengumpulan dan pengamanan DG dan IG terhadap unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a. Bagian Ketiga Personil Penyimpan DG dan IG Pasal 7 Personil penyimpan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b harus memiliki: a. kualifikasi kompetensi terkait dengan penyimpanan DG dan IG; dan/atau b. kewenangan di dalam melaksanakan penyimpanan DG dan IG. Pasal 8...

-5- Pasal 8 Ketentuan lebih lanjut mengenai kualifikasi kompetensi serta kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Bagian Keempat Sarana dan Prasarana Penyimpanan Paragraf 1 Umum Pasal 9 Sarana dan prasarana penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan IG dengan cara menempatkan DG dan IG pada tempat yang aman sehingga tidak mudah rusak atau hilang. Pasal 10 Sarana dan prasarana penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 harus mempertimbangkan: a. tempat dan lokasi penyimpanan yang aman dan tidak membahayakan keberadaan DG dan IG yang disimpan; b. kontrol lingkungan yang disesuaikan dengan jenis DG dan IG yang disimpan; dan c. pencegahan dan perlindungan terhadap potensi bahaya. Pasal 11 (1) Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 terdiri atas: a. media penyimpanan; b. media penyimpanan duplikat; c. perangkat lunak penyimpanan; d. sistem dan aplikasi antar muka pengelolaan basisdata geospasial; e. perangkat perawatan dan pemulihan; f.sistem...

-6- f. sistem dan aplikasi pengamanan. g. perangkat dan aplikasi alih media; dan/atau h. sistem pengelolaan basisdata dan aplikasi pengelolaan katalog. (2) Spesifikasi dan pengoperasian sarana penyimpanan dan pengamanan DG dan IG disesuaikan dengan jenis sarana penyimpanan dan pengamanan. (3) Penyelenggara IG menetapkan spesifikasi minimum dan prosedur operasional penggunaan sarana penyimpanan dan pengamanan DG dan IG. (4) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib mengutamakan pemberian perlindungan secara maksimal terhadap DG dan IG secara berkesinambungan. Pasal 12 (1) Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 merupakan spesifikasi minimal bangunan, ruang dan perangkat pendukung sarana penyimpanan dan pengamanan DG dan IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. (2) Prasarana penyimpanan dan pengamanan DG dan IG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. ruang penyimpanan; b. perangkat pendukung ruang penyimpanan; c. perangkat pengamanan ruang penyimpanan; d. sistem pengelolaan ruang penyimpanan e. ruang pelayanan; f. ruang perawatan dan pemulihan; dan g. ruang alih media. (3) Prasarana penyimpanan dan pengamanan DG dan IG disesuaikan dengan jenis sarana penyimpanan dan pengamanan. (4) Penyelenggara IG menetapkan spesifikasi minimum prasarana penyimpanan dan pengamanan DG dan IG. (5) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib mempertimbangkan pemberian perlindungan secara maksimal terhadap sarana penyimpanan dan pengamanan DG dan IG secara berkesinambungan. Pasal 13...

-7- Pasal 13 Media penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a terdiri dari: a. media penyimpanan elektronik; dan b. media penyimpanan cetak. Paragraf 2 Media Penyimpanan Elektronik Pasal 14 (1) Media penyimpanan elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a diperuntukkan untuk DG dan IG yang berbentuk digital dan hanya dapat digunakan dengan perangkat elektronik. (2) Perangkat elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa media lepas maupun dalam jaringan komputer. Pasal 15 (1) DG dan IG yang berbentuk digital yang disimpan dalam perangkat elektronik harus memperhatikan struktur penyimpanan DG dan IG digital. (2) Struktur penyimpanan DG dan IG digital sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa katalog unsur geografi Indonesia. (3) Penyusunan katalog unsur geografi Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu kepada standar nasional yang berlaku di Indonesia dan peraturan perundang-undangan. Paragraf 3...

-8- Paragraf 3 Media Penyimpanan Cetak Pasal 16 (1) Media penyimpanan cetak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b diperuntukkan untuk DG dan IG yang berbentuk cetakan. (2) Media penyimpanan cetak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan media yang dapat digunak an langsung oleh manusia secara visual. Bagian Kelima Pengamanan Pasal 17 (1) Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d digunakan untuk melindungi sarana dan prasarana penyimpanan DG dan IG menjamin keamanan dan keberlangsungan sebuah DG dan IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12. (2) Pengamanan untuk sarana penyimpanan DG dan IG dapat berupa kode enkripsi pengamanan terhadap media penyimpanan. (3) Kode enkripsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan setiap perubahannya didokumentasikan secara rahasia oleh penyelenggara IG. (4) Pengamanan untuk prasarana penyimpanan DG dan IG dapat berupa sumber daya manusia dan perangkat keras pengamanan. Bagian Keenam...

-9- Bagian Keenam Pengaksesan Kembali Pasal 18 (1) Pengaksesan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e bertujuan untuk memudahkan penyediaan kembali DG dan IG dengan cepat ketika dibutuhkan. (2) Sistem pengaksesan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. sistem pengaksesan kembali untuk DG dan IG digital; dan b. sistem pengaksesan kembali untuk DG dan IG cetak. (3) Sistem pengaksesan kembali untuk DG dan IG digital sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dapat berupa katalog elektronik dan/atau sistem informasi tertentu. (4) Sistem pengaksesan kembali untuk DG dan IG cetak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat berupa katalog, sistem informasi, dan/atau lemari penyimpanan yang terorganisir. Pasal 19 (1) DG dan IG yang disimpan hanya dapat diakses kembali oleh pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk mengakses kembali. (2) Penyelenggara DG dan IG menetapkan klasifikasi DG dan IG yang disimpan dan pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk mengakses kembali sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Ketujuh...

-10- Bagian Ketujuh Prosedur Penyimpanan Pasal 20 Prosedur penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f dalam media penyimpanan untuk DG dan IG yang berbentuk digital meliputi: a. pendataan yang dilakukan untuk mengetahui secara pasti jenis-jenis DG dan IG digital yang ada di penyelenggara IG; b. penataan yang dilakukan melalui pemeriksaan, penetapan indeks, penandaan kategori, dan pemodelan unsur geografis; c. pembakuan format dan sistem referensi geospasial atas DG dan IG digital yang dilakukan melalui proses transformasi ke dalam format penyimpanan DG dan IG digital sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau Standar Nasional Indonesia; d. penempatan ke dalam basisdata yang sesuai dengan struktur penyimpanan DG dan IG digital; e. penyusunan metadata dan/atau riwayat data DG dan IG; dan f. pengamanan DG dan IG digital melalui perencanaan, pendataan, pembuatan duplikat, autentikasi oleh unit kliring dan unit produksi data penyelenggara IG, serta penempatan duplikat. Pasal 21 Prosedur penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f dalam media penyimpanan untuk DG dan IG yang berbentuk cetakan meliputi: a. pendataan yang dilakukan untuk mengetahui secara pasti jenis-jenis DG dan IG cetak yang ada di penyelenggara IG; b.penataan...

-11- b. penataan melalui pemeriksaan, penetapan indeks, penandaan jenis media, pelabelan, dan penempatan DG dan IG; c. penyusunan metadata dan/atau riwayat data DG dan IG cetak; d. penyusunan katalog DG dan IG cetak yang mengandung informasi tentang DG dan IG ke dalam bentuk formulir sesuai dengan spesifikasi dari lembaga yang berwenang; dan e. pengamanan DG dan IG cetak melalui perencanaan, pendataan, pembuatan duplikat, alih media, autentikasi oleh unit kliring dan unit produksi data penyelenggara IG, serta penempatan duplikat. BAB III MEKANISME PENYIMPANAN UNTUK PENGARSIPAN DATA GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL Pasal 22 (1) Mekanisme penyimpanan untuk pengarsipan DG dan IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3 ) huruf b merupakan tata cara manajemen pengarsipan DG dan IG dalam hal menjamin penemuan kembali arsip DG dan IG dan penggunaannya di masa-masa yang akan datang. (2) Mekanisme penyimpanan untuk pengarsipan DG dan IG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menjamin ketersediaan, aksesibilitas, kualitas, konsistensi, auditabilitas dan keamanan DG dan IG. (3) Mekanisme penyimpanan untuk pengarsipan DG dan IG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kearsipan. Pasal 23...

-12- Pasal 23 (1) Penyimpanan untuk pengarsipan DG dan IG dilaksanakan oleh satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penyelengaraan kearsipan DG dan IG. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penyelengaraan kearsipan DG dan IG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV PENYERAHAN DUPLIKAT INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK Pasal 24 (1) Instansi Pemerintah menyerahkan duplikat IG Tematik yang diselenggarakannya kepada Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab di bidang perpustakaan nasional dan di bidang arsip nasional dan dapat mengaksesnya kembali. (2) Pemerintah daerah menyerahkan duplikat IGT yang diselenggarakannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang perpustakaan daerah dan di bidang arsip daerah dan dapat mengaksesnya kembali. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan duplikat IGT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 25...

-13- Pasal 25 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Cibinong pada tanggal 30 September 2013 KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, ttd. ASEP KARSIDI Salinan sesuai dengan aslinya Plt. Kepala Bagian Hukum, ttd. Sora Lokita

-14- PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PENYIMPANAN DAN MEKANISME PENYIMPANAN UNTUK PENGARSIPAN DATA GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL I. UMUM Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial mengamanahkan adanya suatu peraturan yang mengatur tentang standar prosedur penyimpanan dan mekanisme penyimpanan untuk pengarsipan Data Geospasial (DG) dan Informasi Geospasial (IG). DG dan IG sendiri merupakan alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. DG dan IG sangat berguna sebagai sistem pendukung pengambilan kebijakan dalam rangka mengoptimalkan pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan ketahanan nasional, khususnya pengelolaan sumber daya alam, penyusunan rencana tata ruang, perencanaan lokasi investasi dan bisnis perekonomian, penentuan garis batas wilayah, pertanahan, dan kepariwisataan. IG, yang disusun dari kumpulan DG, juga merupakan informasi yang amat diperlukan dalam penanggulangan bencana, pelestarian lingkungan hidup, dan pertahanan keamanan. Dengan menyadari pentingnya DG dan IG dalam pembangunan di berbagai sektor pembangunan, maka penyimpanan DG dan IG menjadi suatu bagian yang sangat penting. Penyimpanan DG dan IG bertujuan agar DG dan IG aman dan tidak rusak atau hilang sehingga ketersediaan IG untuk digunakan di kemudian hari akan terjamin. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2...

-15- Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan diantaranya perundangan terkait dengan sertifikasi di bidang IG, pegawai negeri sipil, dan/atau kearsipan. Pasal 9 Pasal 10 Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan kontrol lingkungan adalah upaya pengendalian terhadap suhu dan kelembaban, cahaya dan kualitas udara di dalam ruang penyimpanan. Pengendalian faktor-faktor tersebut dimaksudkan agar supaya arsip terjamin keamanan dan terjaga dari faktorfaktor perusak DG dan IG yang disimpan. Huruf c...

-16- Huruf c Yang dimaksud dengan potensi bahaya adalah suatu kondisi atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan dan/atau kehilangan DG dan IG. Pasal 11 Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Pasal 14 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan media lepas misalnya kaset, disket, dan DVD. Pasal 15 Pasal 16 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan secara visual, misalnya pada kertas atau media transparan. Pasal 17 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3)...

-17- Ayat (3) Ayat (4) Yang dimaksud dengan sumber daya manusia pengamanan diantaranya satpam, petugas khusus keamanan, dsb. Yang dimaksud dengan perangkat keras pengamanan diantaranya kunci, gembok, teralis, alat pemadam kebakaran, dsb. Pasal 18 Pasal 19 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan adalah perundangan terkait dengan kearsipan, penyimpanan duplikat IG Tematik, keterbukaan informasi publik, dll. Pasal 20 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e...

-18- Huruf e Yang dimaksud dengan metadata dan/atau riwayat data DG dan IG merupakan format baku metadata DG dan IG yang harus mengacu kepada Standar Nasional Indonesia. Huruf f Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Ayat (1) Yang dimaksud dengan penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lainnya. Ayat (2) Pasal 24 Pasal 25