HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP PERILAKU MENYIKAT GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 136 PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM MENDIDIK ANAK MENGGOSOK GIGI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

: Penyuluhan Kesehatan gigi, Pengetahuan,Sikap, dan Keterampilan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DENGAN PERILAKU PENYEBAB KARIES PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAMULYA 01 KECAMATAN SUKATANI, KABUPATEN BEKASI TAHUN

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Jurnal Care Vol.6, No.1,Tahun 2018

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN PEMERIKSAAN DAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TERHADAP PERILAKU IBU MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI ANAK DI KOTA BUKITTINGGI

HUBUNGAN TINDAKAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KEMBARAN KECAMATAN KEMBARAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota Banda Aceh

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

Resti Anggraeni*), UmiAniroh**), Mona Saparwati***)

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

Kris Adityawarman*, Diyah Fatmasari **, Arlina Nurhapsari** ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG GOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK PRASEKOLAH (Studi Di Desa Diwek Kecamatan Jombang)

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATFAL DESA LEBAKSIU LOR

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Fajarina Lathu INTISARI

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI TERHADAP KARIES PADA ANAK SD NEGERI 15 JATI TANAH TINGGI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU ORANG TUA TENTANG PEMBERIAN SUSU BOTOL DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA PRASEKOLAH

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI ARTA DEBORAH SIMANJUNTAK NIM I

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DALAM MEMBIMBING MENYIKAT GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK PRASEKOLAH DI TK AZ-ZAHRA GEDANGAN SIDOARJO

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN CARA MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGRI 06 KECAMATAN PONTIANAK UTARA

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

PERAN ORANGTUA DALAM MEMBIMBING MENYIKAT GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK PRASEKOLAH

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

MEDIA AUDIO VISUAL DAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

ABSTRAK. Kata kunci: pengetahuan orang tua, cara menyikat gigi, tingkat kebersihan rongga mulut. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP PERILAKU MENYIKAT GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 136 PEKANBARU Asih Maysaroh 1, Ganis Indriati 2, Jumaini 3 Email: asih.maysaroh@gmail.com 085269526177 Abstract The aim of this studid was to analyze the correlation between knowledge of the hygiene of mouth and dental school students 136 Pekanbaru. The design of this research is descriptive correlative with cross sectional approach. Questionnaires were distributed to students 10-12 ages with 140 respondents who are choosen by simple stratified random sampling. Instrument that used been was a questionnaire about knowledge and skill. This research used univariate and bivariate analyze with chi-square. The result of this research, there is no correlation (p value>0.05). The research for elementary school age students are expected to be able to increase their knowledge about mouth and tooth health and awareness of the important to keep mouth and tooth health. Keywords : Knowladge, skill, health of mouth and teeth, brush teeth. PENDAHULUAN Kebersihan gigi dan mulut merupakan sebagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan yang lainnya, sebab kebersihan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan seluruh tubuh kita (Oktarianda, 2011). Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan karena dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit rongga mulut (WHO, 2012 a). Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu aspek pendukung paradigma sehat dan merupakan strategi pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 (Kementrian kesehatan RI, 2007). Kebersihan gigi dan mulut yang tidak terawat akan menyebabkan berbagai masalah seperti bau mulut, karang gigi, karies gigi, dan plak-plak pada gigi. Basha dan Swamy (2012) yang melakukan penelitian di India menyatakan bahwa 60-90% dari anak-anak usia sekolah mengalami karies gigi yang disebabkan oleh kebersihan gigi dan mulut sangat kurang pada anak. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia ( 2007) mengatakan prevalensi karies gigi aktif di Indonesia sebanyak 43,4%, sedangkan prevalensi karies gigi di Riau diatas 43,3%. Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia (Rini, 2007). Karies gigi yang tidak dilakukan perawatan akan berlanjut mencapai bagian pulpa dan mengakibatkan peradangan pada pulpa. Proses peradangan pada pulpa yang berlanjut dapat menyebabkan kelainan pada jaringan periapikal, yaitu lesi periapikal yang dikelompokkan menjadi periodontitis simptomatik apikalis, periodontitis asimptomatik apikalis, dan

abses periapikal (Risya, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwisari dan Amanah (2011) te ntang hubungan status gizi dengan dengan angular cheilitis pada anak usia 6-11 tahun di Puskesmas Cendrawasih Makasar terlihat 70% mempunyai gizi buruk berdasarkan perhitungan antropometri berat badan/umur anak. Anak dengan status gizi yang sedang dalam proses perbaikan dijumpai 63,33% menderita angular cheilitis dan 36,67% tidak menderita angular cheilitis. Sedangkan anak dengan status gizi buruk dijumpai 57,14% menderita angular cheilitis dan 42,86% tidak menderita angular cheilitis. Status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku, dan pelayanan kesehatan (Anitasari & Rahayu, 2005). Salah satu faktor yang memegang peranan penting yang mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut adalah faktor perilaku atau sikap (Notoatmodjo, 2004). Menyikat gigi yang benar untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut dapat dilatih sejak usia dini, yaitu pada usia sekolah (6-12 tahun) karena pada usia 6 tahun gigi primer akan lepas dan diganti oleh gigi permanen pertama yang akan tumbuh pada usia sekolah (Wong, Hockenberry & Wilson, 2003). Gigi permanen yang tumbuh pada usia sekolah menyebabkan kebersihan gigi dan mulut menjadi perhatian yang penting karena gigi permanen ini menjadi gigi utama selama hidup anak kelak dan kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga maka akan menyebabkan karies gigi. Wong, Hockenberry dan Wilson (2003) mengatakan bahwa pada usia ini walaupun kemampuan motorik halus dan kasar sudah mengalami kemajuan tetapi anak belum mampu menyikat gigi dengan baik dalam mencapai kebersihkan gigi mereka. Teori perkembangan Piaget (1969) menyatakan bahwa anak usia sekolah berada pada tahap perkembangan operasional konkrit, dimana cara berfikir mereka sudah mulai logis dan masuk akal, sehingga apabila anak diberi pendidikan tentang sesuatu maka anak akan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melakukan sesuatu tersebut (Wong, Hockenberry, Wilson, & Winkelstein, 2008). Anak usia sekolah yang diajari tentang kebersihan gigi dan mulut serta cara untuk menjaganya maka anak akan mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga kesehatan gigi mereka yaitu dengan menyikat gigi (Potter & Perry, 2005). Menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. Tekun artinya menyikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguhsungguh, teliti artinya menyikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah setelah selesai makan dan sebelum tidur malam (Betty, 2011). Rumusan masalah penelitian berdasarkan fenomena diatas adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan kebersihan gigi dan mulut terhadap perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah? TUJUAN PENELITIAN Untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah.

METODE Desain Penelitian: Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang umumnya digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Nursalam (2003) menyatakan bahwa desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang memungkinkan peneliti mengontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil penelitian. Penelitian dengan judul hubungan tingkat pengetahuan kebersihan gigi dan mulut terhdap perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dan pendekatan cross sectional. Sampel: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 140 orang responden dengan kriteria inklusi berusia 10-12 tahun, bersedia menjadi responden, bisa membaca dan menulis serta kooperatif. Instrument: Instrument yang digunakan berupa kuesioner hubungan tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap perilaku menyikat gigi yang telah di uji validitas isi. Kuesioner untuk pengetahuan sebanyak 15 pertanyaan dan kuesioner untuk perilaku 14 pertanyaan. Prosedur: Tahap awal peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari PSIK Universitas Riau yang selanjutnya diterusan ke Kesehatan Bangsa dan Politik untuk mendapatkan surat izin pengambilan data ke Dinas Kesehatan setelah mendapatkan datanya, kemudian peneliti mengurus surat izin ke Dinas Pendidikan untuk melakukan penelitian ke SDN 136 Pekanbaru. HASIL PENELITIAN Analisa Univariat Tabel 1. Distribusi reponden menurut umur Tabel 1 diketahui bahwa dari 140 responden menurut usia yang terbanyak adalah umur 10 tahun dengan jumlah 78 orang responden (55,7%), sedangkan usia responden yang paling sedikit adalah 12 tahun dengan jumlah responden 30 orang (21,4%). Tabel 2 Distribusi responden menurut tingkatan kelas Tabel 2 diketahui bahwa dari 140 responden menurut kelas yang terbanyak adalah kelas 4 dengan jumlah 83 orang responden (59,3%), sedangkan kelas responden yang paling sedikit adalah kelas 6 dengan jumlah responden 7 orang (5%).

Tabel 3 Distribusi responden menurut jenis kelamin Tabel 5 Distribusi responden menurut perilaku menykat gigi Tabel 3 diketahui bahwa dari 140 responden menurut jeniskelaminyang terbanyakadalah laki-lakidengan jumlah 80 orang responden (57,1%). Tabel 4 Distribusi responden menurut pengetahuan Tentang kebersihan gigi dan mulut Tabel 5 diketahui bahwa dari 140 responden menurut perilaku yang terbanyak adalah perilaku tentang menyikat gigi yang baik dengan jumlah 72 orang responden (51,4%). Tabel 6 Hubungan tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap perilaku menyikat gigi Tabel 4 diketahui bahwa dari 140 responden menurut pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang terbanyak adalah pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang baik dengan jumlah 109 orang responden (77,9%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik dengan jumlah responen paling sedikit adalah 5 orang responden (3,6%). Tabel 6 diatas menggambarkan hubungan antara pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah di SDN 136 Pekanbaru. Ada 109 responden yang memiliki pengetahuan baik dengan perilaku baik sebanyak 58 responden (53,2%), dan sisanya 51 orang (46,8%) dengan perilaku kurang baik. Responden dengan pengetahuan kurang baik ada 31 orang responden dengan perilaku baik sebanyak 14 orang (45,2%) dan sisanya 17 orang (54,8%) dengan perilaku kurang baik. Hasil dari uji Chi-

Square didapatkan pv 0,557> 0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan siswa dan siswi yang memiliki pengetahuan baik dapat mencegah 0,724 kali untuk menerapkan perilaku kurang baik. PEMBAHASAN ANALISA UNIVARIAT Penelitian yang telah dilakukan terhadap 140 orang responden didapatkan hasil bahwa 55,7% (78 orang) anak yang mempunyai umur 10 tahun, 22,9% (32 orang) yang memiliki umur 11 tahun dan 21,4% (30 orang) yang memiliki umur 12 tahun. Hurlock (2007) menyatakan bahwa umur seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan, semakin lanjut umur seseorang maka kemungkinan semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Usia 10-12 tahun merupakan usia yang tepat dalam melakukan sesuatu secara bijaksana dan berlaku sesuai aturan dibandingkan usia yang dibawahnya. Semakin dewasa umur seseorang maka akan semakin lebih matang dan lebih baik dalam berpikir dan bertindak dengan peningkatan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan akan bertambah, tetapi bila tidak didukung oleh faktor-faktor seperti informasi ataupun pengalaman maka tingginya umur seseorang tidak menjamin baiknya tingkat pengetahuan seseorang. Jika dilihat dari jumlah jenis kelamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih banyak dari pada responden perempuan dengan jumlah 80 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa dan siswi SDN 136 Pekanbaru tergolong baik dengan jumlah 109 responden (77,9%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (pendidikan, motivasi dan persepsi), serta faktor yang berasal dari luar (informasi, sosial, budaya, dan lingkungan). Informasi tidak hanya bersifat formal, tetapi banyak sumber informasi lain yang bisa didapatkan yaitu dari media cetak dan elektronik. Semakin banyak informasi yang didapatkan, maka semakin tinggi pengetahuan seseorang tersebut tentang suatu hal (Blais, Hay es, Kozier & Erb, 2006). Definisi pengetahuan menurut kamus Oxford Inggris (2013) ada lah sebagai keahlian, dan keterampilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan, pemahaman teoritis atau praktis dari suatu subjek. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pengamatan yang penulis lakukan di SDN 136 Pekanbaru bahwa siswa dan siswi SDN 136 Pekanbaru berpengetahuan baik. Pengetahuan yang baik itu mungkin mereka dapat dari pengalaman dan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku siswa siswi SDN 136 Pekanbaru tergolong baik dengan jumlah 72 responden (51,4%). Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007 ). Perilaku seseorang itu dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya tingkat pendidikan, pengetahuan, tradisi, kepercayaan, nilai, sistem dan pengalaman. Faktor-faktor ini dapat menjadikan seseorang berperilaku positif dan negatif. Perilaku yang baik dari hasil penelitian ini mungkin di dukung dengan pengalaman dan peran orang tua. ANALISA BIVARIAT Analisa bivariat adalah membandingkan 2 variabel. Pada penelitian ini yang dibandingkan adalah variabel tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dan variabel perilaku menyikat gigi. Hasil analisa dari uji Chi square didapatkan hasil penelitian nilai p value 0,557 yang berarti dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap perilaku menyikat gigi. Hal ini terjadi karena perilaku seseorang itu dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya tingkat pendidikan, pengetahuan, tradisi, kepercayaan, nilai, sistem dan pengalaman. Keadaan ini mungkin disebabkan karena pengetahuan dan perilaku yang diperoleh siswa dan siswi SDN 136 Pekanbaru berbeda-beda. Siswa dan siswimungkin pernah mendapat pengetahuan yang baik dari orang tua, tetapi karena orang tua kurang mampu mengawasi kesehatan gigi anaknya sehingga perilaku mereka dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutnya bisa saja negatif, misalnya sebagian siswa dan siswi tahu bahwa setelah makan harus menyikat gigi tetapi mereka tidak mengerjakannya karena malas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengetahuan siswa dan siswi yang baik tentang kesehatan gigi dan mulut tidak menentukan siswa dan siswi tersebut memiliki perilaku baik, begitu juga sebaliknya kurangnya pengetahuan siswa dan siswi tentang kesehatan gigi dan mulut tidak menentukan mereka memiliki perilaku yang buruk juga. Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurniati (2011) yang berjudul hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku menyikat gigi dengan kejadian karies gigi pada murid kelas VI Di Kecamatan Jombang dengan hasil p value 0,810 untuk hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi menunjukkan tidak ada hubungan yang berarti. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Amalia (2011) yang menyatakan bahwa promosi kesehatan gigi dan mulut pada anak merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan gigi, dimana konsep tersebut tidak sekadar proses memberikan kesadaran bagi anak agar meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, namun juga menjembatani perubahan perilaku anak sehingga promosi kesehatan dapat membawa hasil yang lebih mendalam, maksudnya jika anak memiliki pengetahuan yang baik maka perilaku anak akan baik juga jika ada kesadaran diri dalam diri sendiri. Penelitian Kurniati (2011) dan Amalia (2011) didukung oleh Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan, sikap seharusnya berjalan sinergis dengan

perilaku. Hal ini terjadi karena terbentuknya perilaku baru akan dimulai dari dominan kognitif atau pengetahuan yang selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap dan akan dibuktikan dengan adanya tindakan, perilaku atau praktik agar hasil dan tujuan menjadi optimal sesuai yang diharapkan, akan tetapi pengetahuan tidak selalu akan diikuti oleh adanya sikap, tindakan dan perilaku yang optimal. KESIMPULAN Hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah di SDN 136 Pekanbaru, menemukan bahwa karakteristik respondenya rata-rata adalah anak laki-laki yang berjumlah 80 responden (57,1%) yang kebanyakan berusia 10 tahun yang berjumlah 78 orang (55,7%) dan rata-rata duduk di kelas 4 SD yang berjumlah 83 responden (59,3%). Penelitian pada 140 responden, menemukan bahwa ada 109 responden yang memiliki pengetahuan baik dengan dengan perilaku baik sebanyak 58 responden ( 53,2%), dan sisanya 51 orang (46,8%) dengan perilaku kurang baik. Responden dengan pengetahuan kurang baik ada 31 orang dengan perilaku baik sebanyak 14 orang (45,2%) dan sisanya 17 orang (54,8%) yang memiliki perilaku kurang baik. Hasil dari uji Chi-Square menemukan tidak adanya hubungan antara pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah (p 0,562 > 0,05). SARAN 1. Pihak Puskesmas Puskesmas agarr lebih ditingkatkan lagi program Unit Kesehatan Gigi Sekolah di setiap sekolah dalam wilayah kerja puskesmas. 2. Peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat menjadi informasi atau data dasar tentang pengetahuan kebersihan gigi dan mulut serta perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut sehingga dapat dilakukan penelitian-penelitian lain yang terkait seperti menghubungkan antar faktor yang mempengaruhi perilaku menyikat gigi. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya mencantumkan lembar observasi untuk variabel perilaku. 1. Asih Maysaroh, S.Kep. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau 2. Ns. Ganis Indriati, M.Kep, Sp.Kep.An. Dosen Departemen Keperawatan Anak Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau 3. Ns. Jumaini, M.Kep, Sp.J. Dosen Departemen Keperawatan Jiwa Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

DAFTAR PUSTAKA Amalia, R. (2011). Tingkatkan kesadaran pentingnya kesehatan gigi dan mulut anak. Diperoleh tanggal 21 Mei 2013 dari http://www.umy.ac.id. Anitasari, S & Rahayu, N.E. (2005). Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Diperoleh tanggal 12 Oktober 2012 dari http//maj. Ked. Gigi (Dent. J.) journal.unair.ac.id. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Riset kesehatan dasar. Diperoleh tanggal 10 Oktober 2012 dari http://digilib.litbang.depkes.go.id. Basha S & Swamy HS. (2012). Dental caries experience, tooth surface distributionand associated factors in 6- and 13- year- old school children from Davangere,India. Journal section: Community and Preventive Dentistry. Diperoleh tanggal 31 Oktober 2012 dari http://www.medicinaoral.com. Betty, L. (2011). Kepedulian terhadap kesehatan gigi. Harian analisa. Diperoleh tanggal 12 Oktober 2012 dari http://www.analisadaily.com. Blais, K. K., Hayes, J. S., Kozier, B., & Erb, G. (2006). Praktik keperawatan professional: konsep dan perspektif. Jakarta: EGC. Hidayat, A.A.A. (2007). Metode penelitian kebidanan & teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika. Hurlock, A. (2007). Promosi kesehatan bayi dan balita. Jakarta: Salemba Medika. Kementrian Kesehatan RI. (2007). Pola tariff rumah sakit dan badan layanan umum. Diperoleh tanggal 12 Oktober 2012 dari http://depkes.go.id. Kurniati, E. (2011). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Karies Gigi Dan Perilaku Menggosok gigi Dengan Kejadian Karies gigi Pada Murid Kelas VI Sekolah Dasar Di Kecamatan Jombang. Diperoleh pada tanggal 1 Mei 2013 dari http://pasca.uns.ac.id. Nursalam. (2003). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Oktarianda, B. (2011). Hubungan waktu, teknik menggosok gigi dan jenis makanan dengan kejadian karies gigi. Diperoleh tanggal 12 Oktober 2012 dari http://eprints.undip.ac.id. Oxford dictionaries. (2013). Science. The world s most trusted dictionaries. Diperoleh tanggal 16 Juni 2013 dari http://oxforddictionaries.com. Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan:

konsep, proses, dan praktik (4 th ed. Vol. 1). Jakarta: EGC. Pratiwisari & Amanah. (2011). Hubungan antara status gizi dengan angular cheilitis pada anak usia 6-11 tahun di Puskesmas Cendrawasih. Diperoleh tanggal 13 Februari 2013 dari http://respiratori.unhas.ac.id. Rini, Z. (2007). Pentingnya kesehatan gigi dan mulut edisi79. Jakarta: Gemari. Risya. (2008). Karies gigi. Diperoleh tanggal 15 Oktober 2012 dari http://fk.uns.ac.id. Wong, D.L., Hockenberry, M., & Wilson, D. (2003). Nursing care for infants and children edisi 7. St. Louise: Mosby. Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik vol 1. Jakarta: EGC. WHO. (2012a). Oral and dental health. Diperoleh tanggal 1 Oktober 2012 dari http://www.afro.who.int/en.