BAB V PEMBAHASAN. A. Biaya Administrasi Perkawinan di Kantor Urusan Agama Kecamatan

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENAG. Pajak. PNBP. Nikah. Rujuk. Di Luar KUA. Pengelolaan. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan ujung tombak Kementerian

IV. GAMBARAN UMUM. Implementasi merupakan suatu kajian mengenai kebijakan yang mengarah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENCATATAN PERNIKAHAN DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 2

2 menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agama: Mengingat : 1.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Mam MAKALAH ISLAM. PP dan PMA , Menuju KUA Berintegritas

BAB III PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BIAYA NIKAH DI KUA WILYAH GRESIK UTARA

menikah akan membentuk keluarga yang sakinah, mawadah warahmah. Dalam pernikahan yang berlandaskan al- Qur an dan Sunnah. Tata cara tersebut antara

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kepustakaan seperti buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, dan lainlain

SIMPULAN DAN SARAN. dengan hasil pengetahuan tidak tahu, mengeluarkan sikap tidak setuju dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGAMA

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

DENGAN RAHMATTUHAN YANGMAHAESA MENTERI AGAMAREPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

INSTRUKSI MENTERI AGAMA R.I. NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENINGKATAN PELAYANAN PERNIKAHAN PADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENINGKATAN PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI KUA SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. faktor lain yang sangat penting yaitu kematangan dalam berfikir dan. anaknya). Hal ini yang sering dilupakan oleh masyarakat.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PERKAWINAN DAN PENCATATAN PERKAWINAN ANAK ADOPSI DI KUA KEC. PRAJURIT KULON KOTA MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENCATATAN PERKAWINAN ANAK ANGKAT DI KUA KEC. SAWAHAN KOTA SURABAYA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

...Humas Kanwil Kemenag Prov. Jabar

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

A. Analisis Terhadap Tingginya Biaya Pelaksanaan Pernikahan di Luar

2013, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis da

,ffi. Mengingat : 1. Menimbang '. a. 7. Peraturan...

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

KEPALA DESA LEMPUYANG KABUPATEN SERANG PERATURAN DESA LEMPUYANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN BPHTB

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

I. PENDAHULUAN. berpasang-pasangan, menjadikan manusia laki-laki berpasangan dengan

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV. Pelaksanaan perkawinan telah diatur di dalam UU No. 1 Tahun Pasal 12 yang berbunyi bahwa tata cara pelaksanaan perkawinan diatur

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 5. Ibid, Pasal 2 ayat (1) 3

BAB III DESKRIPSI UMUM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG BIAYA NIKAH DAN EFEKTIVITAS PENERAPANNYA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2004 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN AGAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN KEDUA SEORANG ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI MENJADI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI

I. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. CONTOH FORMAT RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH RKAS TRIWULAN URAIAN I II III IV JUMLAH (Rp)

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN WALI BAGI MEMPELAI PEREMPUAN YANG LAHIR KURANG DARI 6 BULAN DI KUA GAJAH MUNGKUR

DAFTAR PUSTAKA. A. Munir, dan Sudarsono, 2013, Dasar-Dasar Agama Islam, PT Rineka Cipta, Jakarata.

1 of 6 18/12/ :12

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang terlebih dahulu pernah melakukan penelitian serupa, diantaranya. Bumijaya Kab. Tegal Tahun ) oleh Imam Zakiyudin

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 6 TAHUN 2010 T E N T A N G

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB III KUA KECAMATAN SUKODONO

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar tumbuh dan berkembangnya pembangunan di segala bidang. Dengan berkembangnya pembangunan nasional, tingkat ekonomi dan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BAB IV. pasal 35 dan 36 Undang-undang Nomor 1 tahun Pemisahan harta bersama. harta benda kepada Hakim dalam hal suami dengan berlaku buruk

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PEMBATALAN PERKAWINAN DAN PENCEGAHANNYA Oleh: Faisal 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB IV HASIL PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Biaya Administrasi Perkawinan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung Pernikahan di Indonesia secara formal telah diatur Pemerintah dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang mengatur berbagai hal berkenaan dengan perkawinan di Indonesia, termasuk di dalamnya mengenai pencatatan perkawinan. Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan bagi orang Islam dalam pasal 8 ayat 2 dijelaskan bahwa: kewajiban untuk pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk bagi penduduk yang beragama Islam pada tingkat Kecamatan dilakukan oleh Pegawai Pencatat pada KUA Kecamatan. 1 Dalam hal layanan nikah, KUA memiliki fungsi administratif sebagai lembaga pencatat pernikahan dalam masyarakat beragama islam. Urusan administratif tidak sebatas pada kelengkapan syarat-syarat nikah saja namun juga pengecekan data hingga penerbitan akta nikah. 2 Seiring dengan perkembangan zaman muncul regulasi baru mengenai biaya pencatatan nikah, yang kisarannya telah ditentukan oleh Pemerintah 1 Neng Djubaidah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm 377 2 Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam...,hlm.135 102

103 dalam peraturan-peraturannya. Besaran biaya nikah berubah-ubah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 diberlakukan PP. Nomor 47 Tahun 2004 Tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Departemen Agama. Dalam PP ini disebutkan bahwa: Biaya pencatatan nikah ditentukan sebesar Rp 30.000, perperistiwa. 3 Tentang biaya transport penghulu dan pembantu PPN juga tidak diatur sama sekali. Selanjutnya pada tahun 2014 terbit PP Nomor 48 tahun 2014 Tentang Perubahan atas PP Nomor 47 Tahun 2004 Tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Departemen Agama. Pada peraturan ini ditetapkan bahwa biaya pencatatan nikah ditiadakan. Namun untuk perkawinan yang dilaksanakan di luar KUA dan diluar hari/jam dinas dikenakan biaya transportasi dan jasa profesi sebesar Rp 600.000,- sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). 4 Yang terakhir adalah PP No.19 Tahun 2015 sebagai pengukuh dari PP No.48 tahun 2014 yang mana isi dan substansinya dengan pencatatan nikah pada PP No.48 tahun 2014 adalah sama. Berdasarkan temuan penelitian yang didapatkan pada KUA Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung mengenai biaya administrasi perkawinan di KUA Kecamatan Tulungagung, pencatatan nikah tidak dipungut biaya apapun atau gratis. Perbedaannya jika nikah dilakukan di KUA tidak dipungut biaya apapun, namun jika dilakukan di luar KUA ada 3 PP. Nomor 47 Tahun 2004 Tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Departemen Agama 4 PP Nomor 48 tahun 2014 Tentang Perubahan atas PP Nomor 47 Tahun 2004 Tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Departemen Agama.

104 biaya tambahan sebesar Rp 600.000,00 sebagai biaya transportasi dan jasa kepenghuluan. Biaya Rp 600.000,00 tersebut bukan tanpa alasan jika harus dibebankan pada calon pengantin yang menikah di luar kantor KUA, karena dalam hal ini penghulu harus mendatangi lokasi tempat akad dilaksanakan, karena pencatatan nikah harus dilakukan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) sesuai dengan yang dinyatakan pada Pasal 6 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam: Untuk memenuhi ketentuan dalam Pasal 5, setiap perkawinan harus dilangsungkan di hadapan dan di bawah pengawasan Pegaiwai Pencatat Nikah. 5 Namun, seringkali yang terjadi di masyarakat adalah pengurusan pendaftaran perkawinan dilakukan orang ke tiga dalam hal ini biasanya dilakukan oleh modin. Dalam masyarakat sudah menjadi tradisi jika pendaftaran pertama yang dilakukan adalah melaui modin atau dulu dikenal sebagai P3N (Pembantu Pegawai Pencatat Nikah). Alasan kepraktisan dan tradisi dipilih untuk menggunakan jasa modin dalam hal pengurusan pendaftaran nikah di KUA. Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007 pasal 1 ayat 4 tentang Pencatatan Nikah dijelaskan bahwa yang dimaksud P3N adalah anggota masyarakat tertentu yang diangkat oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk membantu tugas-tugas PPN di desa tertentu. 6 Namun hal ini sudah tidak berlaku lagi karena sejak Nikah 5 Kompilasi Hukum Islam..., hlm.15 6 Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007 pasal 1 ayat 4 tentang Pencatatan

105 tahun 2013, SK modin atau P3N sudah tidak berlaku lagi sehingga modin secara kewenangan sudah tidak berhubungan lagi dengan KUA. Dengan menggunakan jasa modin, biaya akan membengkak lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan, karena modin juga menambah biaya jasa untuk pengurusan nikah tersebut. Namun dalam hal ini perlu dicermati lagi ketika tarif yang di patok terlalu tinggi dan calon pengantin merasa dirugikan, maka sudah sepatutnya hal tersebut dilaporkan ke Kementerian Agama sebagai lembaga yang berwenang. B. Biaya Administrasi Perkawinan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung ditinjau dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2015 Seiring dengan pentingnya pencatatan nikah, Pemerintah juga mengatur mengenai biaya administrasi nikah, khususnya dalam hal ini adalah pencatatan nikah pada Kantor Urusan Agama. Regulasi hukum terbaru mengenai biaya pencatatan nikah adalah PP No.19 Tahun 2015 tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Kementerian Agama. Berikut ini pasal dalam PP No 19 tahun 2015 yang membahas mengenai pencatatan nikah dan rujuk. 7 Pasal 5 7 http://bimasislam.kemenag.go.id/post/regulasi/peraturan-pemerintah/pp-no-19-th-2015 diakses pada 15 Maret 2017 pukul 10.00 WIB

106 1. Setiap warga Negara yang melaksanakan nikah atau rujuk di Kantor Urusan Agama Kecamatan atau di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b tidak dikenakan biaya pencatatan nikah atau rujuk. 2. Dalam hal nikah atau rujuk dilaksanakan di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan dikenakan biaya transportasi dan jasa profesi sebagai penerimaan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini. 3. Terhadap warga Negara yang tidak mampu secara ekonomi dan/atau korban bencana yang melaksanakan nikah atau rujuk di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah). 4. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara untuk dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah) kepada warga Negara yang tidak mampu secara ekonomi dan/atau korban bencana yang melaksanakan nikah atau rujuk di luar Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri Agama setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Pasal 6 Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agama wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara. Pasal 7 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 149 Dalam PP. No. 19 tahun 2015 pada Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 568 dijelaskan mengenai tarif Kantor Urusan Agama Kecamatan per peristiwa nikah atau rujuk adalah Rp 600.000,00. Mengenai pendayagunaan dana ini, KUA tidak menerima seluruhnya karena sebagaimana dijelaskan dalm pasal 6 PP. No. 19 Tahun 2015 bahwa Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agama

107 wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara. 8 Sehingga pihak KUA tidak menerima uang dari calon pengantin, dan pembayaran langsung dilakukan melalui Bank yang ditunjuk dan telah bekerjasama dengan Kementerian Agama. Dari total setoran nikah luar kantor sebesar Rp 600.000,00 uang yang kembali ke KUA Kecamatan Tulungagung berkisar Rp 275.000 per peristiwa nikah luar kantor sebagai biaya transportasi dan biaya jasa penghulu. Jika didasarkan pada regulasi hukum terbaru, KUA Kecamatan Tulungagung sebagai lembaga di bawah naungan Kementerian Agama telah menjalankan aturan sesuai dengan Peraturan Pemerintah. Hal ini terlihat dari data-data yag ada di KUA Kecamatan Tulungagung, seperti slip pembayaran dari Bankk. Biaya nikah yang disetor ke Bendahara Penerimaan yang selanjutnya disetorkan ke Kas Negara yang menggunakan mekanisme Penerimaan Negara Bukan Pajak (BNBP) sehingga memungkinkan sebagian besar setoran tersebut dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tertuang dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). Perlu diketahui bahwa ada 2 model PNBP, pertama PNBP terpusat yaitu penyetoran, pencatatan, pembukuan, dan pelaporannya dilakukan oleh kantor pusat kementerian dan penggunaan dananya dialokasikan pada kantor-kantor daerah dan pencairannya melalui surat edaran Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Kedua, PNBP yang tidak terpusat yaitu penyetoran, pencatatan, pembukuan, dan 8 PP. No. 19 tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agama

108 pelaporannya dilakukan oleh masing-masing kantor dan langsung bisa digunakan. Dalam hal ini PP. No. 19 Tahun 2015 tentang pencatatan nikah dan rujuk memakai jenis setoran BNBP terpusat, sehingga seluruh setoran langsung tepat sasaran dan bebas dari penyelewengan. Namun setoran terpusat juga memiliki kekurangan diantaranya adalah lambatnya proses pencairan dan pencairan yang tidak tepat waktu. Hal ini perlu diperhatikan karena menyebabkan kurangnya kesejahteraan bagi penghulu, sehingga perlu adanya revisi terkait pencairan dana tersebut sehingga kesejahteraan penghulu meningkat, dan pelayanan pada masyarakat dapat lebih optimal. C. Biaya Administrasi Perkawinan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung ditinjau dari Hukum Islam Meskipun pencatatan perkawinan tidak terdapat pada rukun nikah, tetapi dalam perkembangannya pencatatan perkawinan dianggap sebagai hal mutlak yang dilakukan. 9 Suatu hal yang harus dipahami bahwa Al-qur an dan Hadis sangat terbatas, sedangkan tingkah laku manusia semakin hari semakin beragam, dan peristiwa hukum dari hari ke-hari semain banyak, sementara aturan hukum yang mengaturnya belum ada. Sehingga untuk mengatasinya diperlukan suatu ijtihad. 10 Pencatatan perkawinan sebagai produk hukum baru dalam pembaharuan hukum keluarga Islam di Indonesia, hal ini karena pada zaman 9 Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum Nasional, Cet. Kedua, (Jakarta: RM Books, 2014), hlm. 129 10 M. Hasbi umar, Nalar Fiqh kontemporer, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2007), hlm. 2

109 Rasulullah belum dikenal adanya pencatatan. Namun untuk mewujudkan kemaslahatan bagi pasangan dan keluarga, pencatatan diatur dalam Undangundang di beberapa negara muslim. Meskipun detail dalam membuat peraturan tersebut efektif berbeda-beda, aturan pencatatan dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi keluarga, isteri dan anak-anak. Berdasarkan temuan terhadap biaya nikah di KUA Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung yakni biaya pencatatan nikah gratis bagi yang melaksanakan di Kantor KUA, serta membayar Rp 600.000,00 bagi orang yang melakukan pernikahan di luar Kantor KUA dimana pembayaran tersebut sebagai biaya transportasi dan jasa penghulu. Kesalahan persepsi pada masyarakat adalah biaya nikah itu berbeda antara di kantor dan di luar kantor. Faktanya biaya tersebut sama saja yaitu gratis, yang membedakan adalah jika pernikahan dilakukan di luar kantor KUA Kecamatan maka calon pengantin harus membayar biaya sebesar Rp 600.000,00 sebagai biaya transport dan jasa penghulu. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa biaya tersebut merupakan upah atas jasa penghulu. Dalam Islam, upah, sewa, jasa, imbalan disebut juga dengan ujrah (upah) yag timbul karena Ijarah. Ijarah bisa diartikan upah, sewa, jasa atau imbalan. 11 Begitu juga biaya yang dikeluarkan dari calon pengantin kepada modin desa selaku fasilitator dalam pendaftaran perkawinannya di KUA. Biaya yang dikeluarkan jika memakai jasa modin lebih dari ketentuan pemerintah, hal ini dikarenakan ada tambahan biaya-biaya 11 M. Ali hasan, Berbagai macam transaksi dalam Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 227

110 lain untuk modin juga tambahan uang intensif/uang lelah karena sudah membantu mengurus persyaratan pendaftaran. Hal ini sah-sah saja dilakukan, karena bisa dikatakan bahwa modin sebagai penyedia jasa dan masyarakat sebagai penyewa jasa dan wajib membayarnya. Ujrah (upah) merupakan akibat dari Ijarah. Adapun syarat yang berkaitan dengan upah (ujrah) adalah sebagai berikut: 12 1. Upah harus mal mutaqawwin yang diketahui. Syarat ini disepakati oleh para ulama. Syarat mal mutaqawwin diperlukan dalam ijarah, karena upah (ujrah) merupakan harga atas manfaat, sama seperti harga barang dalam jual beli. Kejelasan tentang upah ini diperlukan untuk menghilangkan perselisihan antara kedua belah pihak. Penentuan upah atau sewa ini boleh didasarkan kepada urf atau adat kebiasaan. 2. Upah atau sewa tidak boleh sama dengan jenis manfaat ma qud alaih. Apabila upah atau sewa sama dengan jenis manfaat barang yang disewa, maka ijarah tidak sah. Misalnya menyewa rumah untuk tempat tinggal yang dibayar dengan tempat tinggal rumah si penyewa, menyewa kendaraan dengan kendaraan, tanah dengan tanah pertanian. Hal ini merupakan pendapat Hanafiah. Akan tetapi, Syafi iyah tidak memasukkan syarat ini sebagai syarat ujrah. Suatu akad dikatakan sah dan boleh jika rukunnya terpenuhi. Dalam hal ini akad dalam pembayaran nikah di luar kantor sebesar Rp 600.000,00 harus diketahui oleh calon pengantin untuk apa dan apa 12 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah..., hlm. 326-327

111 manfaat dari biaya tersebut. Begitu pula dengan biaya yang dibayarkan ke modin, dalam hal ini modin harus menjelaskan secara rinci mengenai bagaimana ketentuan biaya sebenarnya dari KUA, dan uang tambahan lain digunakan untuk apa. Meskipun demikian praktek yang terjadi di masyarakat masih sebatas ketentuan biaya yang dijelaskan tanpa disertai penjelasan rincian biaya. Oleh karena itu upaya sosialisasi dari KUA amat sangat diperlukan sehingga masyarakat luas dapat mengetahui, dan pembayaran biaya jasa dapat sesuai dengan syariat Islam.